Wednesday, March 26, 2014

Wanita Yang Kuat

Wanita Yang Kuat

Kau angkat ku di atas gunung batu
Kau angkat ku melewati badai

Menjadi kuat karna Kau penolongku
Lebih dari yang dapat kuperbuat

Kembali aku hadiri lagi Ibadah untuk Kaum Wanita, lanjutan dari bulan lalu. Kali ini temanya adalah "Wanita yang Kuat".

Ibadah diawali dengan beberapa lagu pujian yang riang tepat pukul 18.00. Jemaat diajak bernyanyi dan bergoyang. Hmm, barangkali hanya aku yang berdiri mematung, sementara yang lainnya turut menggoyangkan badannya seirama musik yang terdengar. Suaranya hingar bingar penuh semangat dan suka cita. 

Nyaris semua jemaat ikut mengangkat tangannya sambil bergoyang. Ketauan gak ya kalo aku ini aslinya bukan jemaatnya? Mungkin saja sedikit kelihatan. Tapi yang jelas tak ada cap di dahiku apakah aku ini orang katolik atau orang kristen. Jadi pasti orang tak mengerti kecuali beberapa teman yang kukenal. 

Sebelum masuk ke acara inti, yaitu mendengarkan firman Tuhan, ada sedikit selingan yang penting untuk kaum wanita. Ini tentang seputar masalah kewanitaan, yaitu pentingnya seledri bagi penderita tekanan darah tinggi dan cara diet. 

Cara memanfaatkan seledri adalah seledri dicuci bersih kemudian dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke sebuah wadah lalu disimpan di kulkas. Bila makan nasi maka seledri disertakan sebagai lalapan. Cara ini lebih praktis dan enak ketimbang harus membuat dan meminum jus seledri, yang belum tentu setiap orang bisa mengkonsumsi.

Cara diet yang cocok terutama bagi penderita maag, yaitu dengan mengurangi porsi nasi, mengurangi roti dan gorengan, dan tidak memasukkan unsur gula ke dalam tubuh kita. Bila haus cukup minum air putih saja.
Pembicara telah membuktikan cara diet ini selama 24 hari dan kenyataan menurunkan berat badannya sebanyak 7 kilogram.

Sekarang masuk ke acara inti, yaitu mendengarkan firman Tuhan yang dibawakan oleh Ny. Obaja.


Wanita yang kuat

Wanita ditetapkan untuk menjadi penolong bagi pasangannya. Oleh karena itu wanita harus menjadi kuat, kalau tidak kuat maka tidak akan bisa menjadi penolong.
Wanita diibaratkan sebagai leher, sementara pria dibaratkan sebagai kepala. Bila wanita tidak dapat menopang kepala, maka kepala tidak dapat bekerja dengan baik. 
Wanita harus kuat, kalau tidak kuat tidak dapat dipakai oleh Tuhan.

Wanita yang kuat didefinisikan sebagai wamita yang kuat menolong suaminya sehingga suaminya bisa menjadi pria yang bertanggungjawab. Tugasnya adalah mendukung dan memperjuangkan suaminya.
Contohnya adalah istri Nabi Nuh. Saat Tuhan memberikan tugas membangun sebuah bahtera besar kepada Nabi Nuh, istrinya kuat menolong suaminya sampai bahtera selesai.
Contoh wanita yang tidak kuat untuk menolong suaminya adalah Hawa yang tergoda. 

Contoh lain adalah Ratu Wasti. Karena kecantikannya maka dia dijadikan ratu atau permaisuri saja. Namun dia tidak dapat menolong suaminya tetapi hanya mementingkan dirinya sendiri. 
Pada saat raja mengadakan perjamuan kerajaan, ternyata istrinya juga mengadakan pesta juga. Pada saat raja memanggil permaisuri untuk dikenalkan pada para tetamu, dia menolak. Itu artinya bahwa ratu atau permaisuri tidak tunduk dan taat pada suaminya. Akhirnya dia dibuang tidak dijadikan ratu lagi, rugilah dia. 

Kuncinya adalah mata, telinga dan perkataan. Mata janganlah melihat yang tidak-tidak, telinga jangan untuk mendengarkan gosip saja, dan perkataan haruslah perkataan berdasarkan iman.

Pada Amsal 16 ayat 32 dikatakan bahwa:
"Orang yang bisa menguasai dirinya
melebihi orang yang merebut kota"

Kuat di dalam mengasihi dan memberi. Jangan malah melarikan diri dari kenyataan hidup, melainkan bisa memberi maaf dan pengampunan. 
Contohnya adalah istri yang memaafkan suaminya yang membawa selingkuhannya ke rumah mereka. Istri ini berdoa pada Tuhan dan menyerahkan permasalahannya pada Tuhan. Pada akhirnya suaminya melihat sendiri wanita selingkuhannya tersebut pergi berduaan dengan pria lain. Istri tersebut adalah wanita yang kuat yang bersedia memaafkan kesalahan suaminya. Akhirnya suami meminta maaf pada istrinya dan mereka kembali hidup rukun.

Pada saat mendengarkan cerita ini temanku melirikku beberapa kali, dan akhirnya mengatakan bahwa aku sangat kuat. Iya, kuakui hal itu, sebab yang lain ada juga yang bilang begitu.

Wanita juga harus trampil mengatur dan mengelola rumah tangganya dengan baik, ini juga salah satu wanita yang kuat.

Wanita seharusnya tidak lari dari masalah tapi berani menghadapi masalah tersebut sampai ia menang terhadap masalahnya.

Cara menjadi wanita yang kuat:
  1. membangun hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan;
  2. berpegang teguh pada Tuhan dan menjadi firman Tuhan.
Adalah merupakan anugrah bagi kita apabila menjadi wanita kuat maka suami akan menjadi pria yang sukses.
Aku berbisik pada temanku: "Setelah sukses ditinggal pergi he he he". Aku menertawakan nasibku sendiri. Temanku hanya tersenyum.
 
Ibadah Kaum Wanita berakhir di pukul 20.15.

Artikel Terkait :

2 comments:

Christanty Putri Arty said...

TUlisannya sangat menginspiirasi diri banget, Tengkyu yaaa mbak :)

Unknown said...

Makasih kembali mbak, sering2 mampir ya.