Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label opini. Show all posts
Showing posts with label opini. Show all posts

Monday, December 8, 2014

Penulis dan Kompetensinya

Menulis Dan Kompetensinya


“............ itulah mengapa ikut menulis di buku antologi itu penting” 

Kalimat di atas lebih ditujukan kepada diriku sendiri yang tidak mempunyai kompetensi apapun dalam penulisan buku apapun. 

Kemarin pagi aku datangi sebuah kantor penerbitan besar di kotaku untuk menawarkan naskah buku ketrampilan membuat aksesori wanita. Beberapa saat aku menunggu di sofa ruang pamer buku, kemudian datang seorang pria yang menerima kedatanganku. Naskah dan surat-surat dikeluarkan dari amplop. Dia memandangi sekilas sampul naskah dan mulai membuka naskahku. Aku merasa dia tak tertarik, yang dapat dilihat dari wajahnya yang lempeng-lempeng saja. Itu memang benar. 

Dia mengatakan bahwa penyerapan pasar untuk buku seperti ini kurang banyak. Memang penerbit ini pernah menerbitkan buku ketrampilan tetapi disertai dengan perhitungan peluang bisnisnya, pokoknya dihubungkan dengan bisnis. Kemudian aku tawarkan bagaimana kalau aku tambahkan perhitungan bisnisnya, dia menolak. Kemudian dia bertanya apakah aku bergelut di dunia ini, aku jawab tidak, hanya hobi. Aku mengatakan pernah mempunyai usaha di bidang handicraft dari batik. Ah itu tidak relevan. 

Ya sudah. Aku akan tawarkan ke penerbit yang lain lagi. Mungkin perlu ada yang dikoreksi, diperbaiki atau ditambahkan. Aku sudah bosan membacanya berulang kali. Yang jelas dalam hal ini aku tak mempunyai kompeten di bidang yang aku tulis. Aku bukan pelaku usaha di bidang ini. Penerbit melihat siapa penulisnya. Jadi biografi penulis yang meskipun sekilas dibaca sangat menentukan sebuah naskah pantas diterbitkan atau tidak. 

Aku mulai berpikir, bagi orang sepertiku yang tak mempunyai kompeten di bidang apapun cukup sulit untuk menulis bidang-bidang tertentu. Lalu kalau menulis fiksi? Tentu juga akan ditanya apakah pernah menulis sebelumnya. Seperti halnya orang yang melamar pekerjaan akan ditanya tentang pengalaman kerjanya, begitu juga penulis. Pengalaman menulis buku dan atau kompetensi penulis, itulah yang menjadi pertimbangan penerbit. Tentang isi tulisan? Mungkin bobotnya cuma lima puluh persen, yang lima puluh persen lagi adalah kompetensi dan atau pengalaman menulis buku. 

Maka dari itu, ikut menulis di buku antologi atau buku bareng-bareng itu sangat penting terutama bagi penulis pemula. Hal ini tentu bisa menjadi pertimbangan penerbit. Aku harus lebih aktif menulis di buku antologi dulu baru menulis buku solo. Sebetulnya sudah empat kesempatan menulis di buku antologi yang aku ikuti tetapi semuanya masih dalam proses diterbitkan. Sementara dua naskah buku ketrampilanku pun sudah selesai. Naskah kedua akan aku kirimkan ke penerbit dalam waktu dekat, semoga bisa diterbitkan.

Thursday, November 13, 2014

Kolom Agama di KTP Dan Perkawinan Beda Agama

Kolom Agama di KTP Dan Perkawinan Beda Agama

Aku mengetahui lewat televisi bahwa kolom agama di KTP akan dihilangkan, benarkah? Bukankah negara kita, INDONESIA adalah negara yang berketuhanan? Dengan demikian maka setiap warga negara diharapkan memeluk salah satu agama. Memang ada beberapa agama yang tidak diakui di Indonesia. Indonesia hanya mengakui enam agama, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu. 

Wapres Jusuf Kalla dalam menanggapi hal ini mengatakan bahwa tidak akan ada peraturan seperti itu, yang ada hanya kolom agama di KTP dikosongkan bila orang menganut agama yang tidak diakui di Indonesia. Dasar pemikirannya adalah hak asazi manusia. Kalo memang itu tujuan pengosongan di kolom agama, menurutku tidak apa-apa. Jadi tidak ada pemaksaan bagi warga negara yang menganut agama tertentu yang tidak diakui di Indonesia untuk mengisi kolom agama dengan salah satu dari keenam agama yang diakui. Yang jelas kolom agama di KTP masih tetap ada. 

Lalu bagaimana bila kolom agama di KTP benar-benar ditiadakan? Bukankah agama merupakan salah satu ciri atau identitas dari seseorang? Terkadang aku melirik orang yang sedang membawa KTP, antara lain untuk mengetahui agamanya. Menurutku mengetahui agama yang dianut seseorang sangat penting. Dengan mengetahui agama orang lain, maka kita dapat berhati-hati bila terlibat dalam pembicaraan yang menyangkut agamanya. Dalam hal ini toleransi antar agama sangat penting. Identitas agama juga penting untuk orang yang sakit bahkan meninggal dunia, sehubungan dengan tata cara mendoakan. 

Selain kedua hal tersebut, ada hal sangat penting mengapa kita harus mengetahui agama orang lain, yaitu tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam mencari jodoh. Menurutku hal pertama yang harus diketahui adalah agama yang dianutnya. Tentang bagaimana sebuah hubungan akan berlanjut atau tidak, toh hal terpenting sudah diketahui yaitu agamanya. 

Hukum di Indonesia tidak mengatur tentang perkawinan bega agama. Perkawinan beda agama hanya ada di Gereja Katholik. Dalam hal ini, bagaimana dengan penganut agama yang lain? Barangkali saja penganut agama yang lain tidak akan menganggap sah perkawinan beda agama tersebut. Sejauh ini belum ada peraturan resmi dari pemerintah tentang hal ini. 

Bila memang kolom agama di KTP akan dihilangkan karena melanggar hak asazi manusia, maka seharusnya perkawinan beda agama di Indonesia dibuatkan peraturan secara khusus. Perkawinan beda agama merupakan hak asazi manusia juga. Janganlah kita sebagai Warga Negara Indonesia dikotak-kotakkan berdasar agamanya. Jadi kesimpulannya adalah bila kolom agama dihilangkan, maka perkawinan beda agama diizinkan. 

Tuesday, October 28, 2014

Susi Yang Kontroversial

Susi Yang Kontroversial

Bicara tentang KABINET KERJA bentukan Jokowi-JK, menurutku cukup bagus dalam pembagian menurut keterwakilan masyarakat di kementerian. Maksudku bahwa adanya 8 menteri perempuan sudah mewakili prosentase masyarakat menurut gender. 
Perlu diingat bahwa penduduk Indonesia sebenarnya lebih banyak perempuannya dibandingkan laki-laki, tetapi keterwakilan 8 menteri perempuan sudah cukup memadai. 
Begitu pun dilihat dari segi agamanya, yang aku lihat lebih banyak yang beragama Islam, 2 Kristen Protestan, 1 Katholik dan 1 Hindu. (Itu kalau aku tidak salah lihat). Agama terbesar kedua di Indonesia setelah Islam memang Kristen Protestan menyusul Katholik kemudian 3 agama yang lainnya. 
Dari segi domisili, nyatanya ada yang berasal dari Papua. Kalau dari segi partai pendukung, sudah terwakili semua. 

Ada satu menteri perempuan yang sangat menyolok, yaitu Susi Pudjiastuti si pemilik Susi Air dan sebagai pengusaha ekspor hasil kelautan. Salah satu hal yang menjadi kritikan publik adalah tentang gambarnya yang sedang duduk di bawah sambil merokok padahal dia sudah ditunjuk sebagai menteri. Sikapnya dinilai kontroversial. 

Banyak yang meragukan kemampuan Susi dalam memimpin di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kalau tentang perikanan memang menjadi bagian dari hidupnya, namun yang banyak diragukan masyarakat adalah bahwa dia dinilai tidak memahami tentang kelautan. Hal ini disanggahnya. Susi mengatakan dengan memiliki Susi Air yang sudah beroperasi dari Sabang sampai Merauke dengan 200 penerbangan setiap harinya, dia tahu persis tipologi dan geografis kelautan di Nusantara. Jadi, kita buktikan saja nanti. 


Hal-hal yang menginspirasi dari seorang Susi adalah : 

  1. Dia hanya lulusan SMP tetapi sukses di usahanya. Dia sebagai pengusaha ekspor hasil kelautan sukses yang dirintis dari bawah. Dia juga sebagai CEO Susi Air yang dimilikinya; 
  2. Meskipun hanya lulusan SMP tetapi kemampuan Bahasa Inggrisnya tak diragukan lagi; 
  3. Sikapnya apa adanya, tidak jaim (jaga image); 
  4. Sehari setelah dilantik, dia langsung membuat peraturan di kantornya dengan mengajukan jam kerjanya menjadi pukul 07.00 – 15.00, dalam arti langsung siap bekerja; 
  5. Dia pekerja keras; 
  6. Dengar-dengar suaminya ada 3, itu menginspirasi tidak ya? Paling tidak dia itu menarik bagi laki-laki. Suaminya ada yang bule; 
  7. Dan sebagainya. 

Terobosan-terobosan yang akan diambil terutama merubah mindset menjadi “to be business mindset” dari kalangan birokrat sampai para nelayan yang menjadi tanggungjawab kementeriannya. Selain itu membuat peraturan-peraturan yang bersifat “to make easy”. 

Aku sangat berharap para menteri yang dipilih tidak bersikap “jaim”, apa adanya lebih manusiawi dan lebih bisa diterima masyarakat. Yang masih terlihat jaim, mending bekerja keras saja mengembangkan fungsi dari kementeriannya untuk lebih banyak menjangkau dan memberikan solusi dari berbagai kepentingan di masyarakat. 

Hidup sederhana yang sudah dicontohkan oleh Presiden Jokowi juga patut diikuti. Dengan demikian masyarakat pun akan mengikuti gaya hidup sederhana namun bekerja keras. 

SUKSES KABINET KERJA JOKOWI-JK

Monday, October 27, 2014

Jupe Oh Jupe

Jupe Oh Jupe

Bagi aku yang sering nonton berita selebriti, cukup prihatin dengan nasib Jupe yang baneol itu. Betapa tidak, di umurnya sekarang yang sudah menginjak tiga puluh empat tahun masih belum menikah dan belum punya anak. 

Jupe pernah dekat dengan seorang pemain sepak bola dari luar yang nampaknya mereka saling mencintai. Namun rencana pernikahan menjadi terkendala karena ibunya Jupe tidak merestui hubungan tersebut. Alasan yang dikemukan ibunya adalah karena calon menantunya seorang pemain sepak bola seperti mantan suaminya. Mengapa dia menyamaratakan bahwa semua pemain sepak bola pasti tidak bisa membahagiakan istrinya? Apakah nasib ibunya akan menurun juga pada anaknya? Kalau yang dikemukakan adalah masalah beda agama barangkali saja masih bisa diterima. 

Baru saja aku nonton beritanya bahwa Jupe menderita kanker serviks stadium 2A. Dengan penyakit yang dideritanya tersebut, maka Jupe akan sangat kesulitan untuk hamil dan melahirkan. Oleh karenanya dia akan meminjam rahim adiknya untuk mengandung benihnya yang telah dibuahi oleh pria yang entah siapa. Untuk menikah dengan pria pendonor sprema tersebut, kukira tidak akan terjadi. Sepelik itukah masalahnya? Lalu bagaimana dengan hukum yang berlaku di Indonesia bagi si anak tersebut? Dan, bagaimana pula tanggapan dari ahli agama Islam? Bukankah di agama Islam tidak diperbolehkan adanya penanaman embrio yang bukan hasil dari pasangan suami istri apalagi dengan meminjam rahim orang lain, meski itu adalah adiknya sendiri? 

Aku sebagai penonton ulah para selebriti menilai adanya ke-tidak harmonis-an hubungan antara anak dan ibu. Aku sangat bingung ketika ibunya Jupe dengan keras kepala menolak pernikahan Jupe dengan Gaston, padahal segalanya telah disiapkan. Dan aku yakin Jupe dan Gaston saling mencintai, waktu itu. Kini segalanya telah berubah. Jupe dan Gaston telah berpisah, meski Gaston masih di hati Jupe. Itu hasil pengamatanku. 

Terus terang aku merasa kasihan pada Jupe. Keberadaan anak bagi siapa pun sangat berarti, apalagi bila anak itu dilahirkan dari rahimnya sendiri. Terutama bagi wanita yang telah berumur lebih dari 30 tahun, maka kehadiran anak menjadi begitu penting. Mengapa ibunya Jupe tak berpikir ke arah tersebut? Kebingunganku yang kedua pada ibunya Jupe adalah mengapa dia menolak pernikahan anaknya, sementara dia membiarkan saja pergaulan mereka. Bukankah membiarkan mereka menikah itu lebih baik? Penyakit kanker serviks biasanya akibat dari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti atau karena pasangannyalah yang suka berganti-ganti pasangan. Itu yang aku tahu, maaf kalo aku salah.

Menurut pengamatanku, Jupe sangat menyayangi ibunya. Barangkali karena ibunya menjadi single parent setelah bercerai dengan ayah Jupe yang pemain sepak bola itu, maka Jupe mengikuti saja keinginan ibunya. Semua dilakukan Jupe tentu sebagai bentuk bakti anak terhadap orangtuanya. Di sinilah terletak adanya buah simalakama, sebuah dilema yang nyaris tak terpecahkan. Bila sudah demikian, mau apa lagi? Nasi sudah menjadi bubur. 

Setiap orang menanggung akibat dari pilihan yang telah diputuskannya. Tetapi bagaimana bila orangtualah yang selalu memaksakan kehendaknya sendiri tanpa memperhatikan apakah si anak akan berbahagia atau tidak? Tak semua orangtua memikirkan kebahagiaan anaknya, terkadang kebahagiaannya sendirilah yang lebih penting. ITU!