Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label curhat. Show all posts
Showing posts with label curhat. Show all posts

Monday, August 24, 2015

Waspadai Penipuan di ATM

Waspadai Penipuan di ATM

Aku baru menyadari ada sebuah sms pesanan yang masuk, sms itu dikirim pukul 11.00 lebih. Aku membuka sms itu pukul 2.30 lewat tengah malam. Langsung aku balas sms tersebut. Tapi setelah aku baca sms lagi ternyata aku disuruh membalas sms ke nomor yang lain, dan aku juga membalas ke nomor lain tersebut. 

Tadi malam aku memang lembur mengganti tampilan blog hingga membuatku asyik. Aku masih sempatkan menyeterika seragam Dinda yang akan dipakai keesokan harinya, hari Senin. Setelah itu barulah aku menghempaskan badanku ke tempat tidur dan menyadari ada sms pesanan tersebut. 

Begitu aku selesai balas sms, calon pembeli itu langsung menelponku. Suaranya renyah, enak di telinga, Nampak dari logatnya seperti bukan orang Jawa. Orang Batakkah? Dia akhirnya memesan 18 kasur kucing dan sebuah kandang lipat. Total Rp. 740.000,- tapi dia bulatkan menjadi Rp 750.000,- Wow! Adakah pembeli sebaik itu? Dia juga sempat mencandaiku tentang aku yang “sendiri”. Dia juga tahu kalo aku punya anak. Mungkin saja dia memang kasihan sama aku. Mungkinkah dia teman dari si dia? Dia bilang dari Surabaya. Dan, pesanan akan diambil oleh adiknya karena dia sedang berada di luar kota. Dia juga akan membuka pet shop lagi. Bila demikian dia akan menjadi pelangganku yang potensial. 

Pesanan akan diambil oleh adiknya dua hari lagi. Tapi bukankah dua hari lagi bukan hari libur? Pikiranku saling merangkai sana sini. Mungkinkah si dia yag akan datang mengambil pesanan? Oh bila demikian aku harus membereskan rumah yang terkadang berantakan. Dua hari lagi? Pastilah pesanan sudah siap diambil. Aku berencana membeli beberapa kandang lagi, siapa tahu akan dibelinya juga. Dan, yang lebih penting lagi akan bertemu si dia. Olala. 

Aku sedang sibuk menggunting busa untuk kasur kucing ketika ada telpon masuk. Orang itu bilang bahwa dia sudah transfer uang muka Rp. 500.000,- Aku tidak minta DP ini tapi dia tetap transfer. Dia meminta aku segera cek transferannya itu. Aku buru-buru mandi karena suaranya terdengar khawatir. Dia minta aku segera telpon dia begitu sampai atm. Aku langsung ke atm Mandiri terdekat. Setelah aku cek ternyata transferannya belum masuk. 

Aku baru tadi pagi melapor ke Mandiri kalau aku lupa username dan password internet banking, maklum lama tak dipakai. Pihak Mandiri baru menghapus internet bankingku namun butuh waktu dua hari untuk mendaftar lagi. Sementara aku kelupaan tentang minta sms banking.

Aku keluar dari atm dan menjauhi pom bensin untuk menelponnya. Aku katakana bahwa uang belum masuk. Dia telpon aku dan meyakinkan bahwa dia sudah transfer beneran. Yang mengherankanku adalah bahwa suaranya berbeda dengan suara yang tadi malam. Kemudian dia menelponku menyuruhku menunggu sementara dia telpon Hallo BCA untuk complain. Begitu tersambung ke BCA, terdengar suara wanita dari Hallo BCA kemudian suara pria. Pria ini juga berbicara denganku dan akan membantu supaya transferan masuk ke rekeningku. Lho bukankah BCA itu bank terbaik di Indonesia, mengapa caranya seperti ini? Bukankah begitu transfer maka uang akan beralih ke rekening tujuan? 

Kemudian aku disuruh masuk lagi ke atm dengan HP masih tersambung. Aku turuti kemauannya. Namun ketika aku disuruh memencet beberapa nomor layaknya transfer uang, aku berhenti. Ini adalah bentuk penipuan. Aku keluar atm dan pulang. Sepanjang perjalanan pulang terdengar deringan di HPku, aku biarkan saja. 

Sesampai di rumah dia masih telpon aku, dia minta nomor rekening bank yang lain untuk transfer lagi. Katanya Hallo BCA minta demikian, tapi menurutku tidak demikian. Aku katakan tak ada nomor rekening lain. Anehnya di saat dia telpon, di suara latar terdengar suara pria yang lain tadi berbicara yang sama seperti denganku tadi, masih tentang rekening bank. Aku semakin yakin ini adalah bentuk penipuan. 

Beberapa kali dia miscall, biar sajalah. Ini penipuan yang mungkin saja ditujukan pada orang-orang yang punya online shop sepertiku. Modusnya adalah memesan barang, tapi berakhir menipu. 

Jadi solusinya bagi para pemilik online shop menurutku adalah : 
1. Pembayaran dilakukan melalui pihak ketiga seperti Tokopedia; 
2. Bila transaksi melalui facebook atao bbm maka mintalah dikirim bukti pembayarannya;
3. Bila melakukan COD, maka ada uang baru barang diserahkan. 

Yang harus diwaspadai adalah : 
1. Waspadalah terhadap bentuk-bentuk penipuan dari calon pembeli online shop; 
2. Waspadalah terhadap berbagai penipuan di dalam ruang ATM yang dikendalikan oleh orang luar lewat HP.

Tuesday, August 18, 2015

Menjalankan Usaha

Menjalankan Usaha

Akhir-akhir ini aku merasa dikejar-kejar oleh sang waktu. Sudah seharusnya aku berada di zona aman dan nyaman, tapi ini? Owh! Aku masih berjuang memperjuangkan hidupku. 
Usaha baru juga masih kemarin sore, namun udah ada yang beli. Lumayan sebenarnya karena usaha ini tergolong masih baru aja dijalankan. Tapi eh tapi harusnya aku udah berlari dalam perjalanan bisnisku. Nyatanya aku masih berjalan pelan-pelan. Tapi jika demikian sepertinya aku kagak bersyukur. Aku bersyukur kok. Cuman aku banyak membandingkan diriku dengan teman-teman sebayaku sekuliahan dulu yang udah pada sukses manis. 

Setelah kupikir dan kupikir tentunya teman-temanku dulu yang sekarang belum sukses kemungkinan juga akan menyembunyikan dirinya, malu. Ah sudahlah. Bila kebanyakan berpikir malah aku menjadi kurang fokus di usaha. Sekarang aku konsentrasikan pikiranku ke usaha, tapi …. Ternyata ada aja yang masih mengganggu pikiranku, lebih tepatnya mengganggu hatiku. Gak usah galau lagi ah. Kerja dan kerja yang professional, itu lebih baik. Meskipun ini berupa usaha sendiri tetap dibutuhkan sikap professional. 

Berbagai kursus online maupun offline aku ikuti, semua ini demi kemajuan hidupku. Maklumlah aku belum memiliki segala yang aku inginkan. Dulu pernah kumiliki tetapi sekarang sudah musnah. Dengan demikian aku harus bisa mendapatkannya kembali, maksudku membeli lagi.

Mauku usaha ini berjalan lancer, sukses dan menghasilkan banyak uang. Semoga.

Monday, August 17, 2015

Menunggu

Menunggu

Sekilas terlihat ada yang sedang membaca tulisanku berjdul "Jadilah Yang Kau Mampu" dan "Maafkan Aku". Kembali aku membuka kedua postinganku tersebut. Airmataku menetes deras. Beginikah maumu? Seandainya yang membuka adalah kamu.

Aku memang belum menjadi apa-apa seperti yang kuinginkan. Aku masih merintis usaha baruku yang sudah berjalan sejak akhir bulan lalu. Sangatlah jauh penghasilanku dibandingkan dengan penghasilanmu sekarang. Aku sedang berusaha mensejajarkan diriku dengan dirimu, bisakah?

Akupun merasa belum menjadi apa-apa selama ini. Terlalu banyak kendala dalam perjalanan hidupku. Haruskah aku selalu menyalahkan orang lain? Aku saja yang tak bisa tegas terhadap bujuk rayu orang lain terhadapku. Terlalu mudah bagiku merasa jatuh kasihan. Pada akhirnya akulah yang menjadi kerepotan dan sakit hati. Terlalu sering aku diperlakukan seperti ini. Aku gak tegas terhadap mereka yang hanya ingin memanfaatkanku semata. Kukira dengan menolong orang lain, maka aku akan mendapatkan saudara. Lho? Bukankah mereka sudah memiliki banyak saudara?

Terlalu banyak kekecewaan dalam hidupku. Apa lagi yang harus kuperbuat, semua telah lewat. Hanya rasa belas kasih mereka saja yang kuharapkan dan juga terutama kasih Tuhan. Aku yang selama ini banyak mengalah terhadap orang lain termasuk mantanku, merasa dimanfaatkan saja. Kewajibannya pun belum dilunasinya padahal aku sangat mengharapkan uang itu. Duh!

Lalu apa ya hubungannya dengan kedua postingan di atas? Yang pertama, aku merasa masih harus memperjuangkan hidupku. Gak cuma seperti ini sajalah hidupku, banyak cita-citaku yang belum kesampaian. Yang kedua, aku merasa dicampakkan begitu saja, diabaikan begitu saja, dilepaskan begitu saja. Mungkin saja karena aku belum menjadi siapa-siapa. Ah kasihannya diriku dan terutama hatiku.

Kenapa ya aku selalu mencintai seseorang secara total? Barangkali ini salahku semata. Tak mudah pindah ke lain hati adalah kelemahanku. Aku terlalu setia, itu saja. Bagaimana ya cara agar mudah jatuh cinta, mudah berganti-ganti pasangan? Barangkali dengan demikian maka aku akan lebih mudah menikmati hidup. Menganggap hidup ringan seringan angin yang berlalu. Kok bisa ya?

Terlalu lama menunggunya yang janji datang. Entah kapan ...
Bukankah hidup terlalu pendek untuk menunggu? Aku masih menunggunya. Gile bener ...

Tuesday, August 11, 2015

Tangga Menuju Sukses


Pak Mario kira-kira bilang bahwa yang dapat mengobati luka sakit hati adalah pacar baru. Ngomong memang enak pak, yang menjalani ini yang kagak enak. 

Terus terang tak semudah omongan Pak Mario. Gak cuma aku tapi mungkin banyak orang yang merasakan hal yang sama dengan aku. Lain halnya bila orang itu memang sering gonta-ganti pacar. Dia akan dengan enteng saja menyatakan setuju dengan omongan Pak Mario. 

Bagiku pribadi, luka hati mungkin akan hilang terkikis oleh berjalannya waktu. Hilang seiring berjalannya waktu. Tentu butuh waktu yang tak singkat tergantung dengan bagaimana dalamnya cinta terhadap seseorang tersebut. 

Aku tak berusaha mencari pengganti. Aku sudah lelah. Pasrah pada kehendakNya sajalah yang kini kujalani. Pikiranku lebih mengarah pada usaha baruku yang kurintis sejak akhir bulan lalu. Aku harus fokus agar usahaku berjalan seperti yang kuharapkan. 

Inilah pengganti dari cinta yang “hilang” itu. Kualihkan segenap pikiranku ke arah bagaimana mengembangkan usaha baruku ini. Pembeli sudah mulai berdatangan. Tentu saja bukan datang ke toko fisikku, tetapi ke toko online-ku. Aku belum memiliki toko fisik. Selain karena aku tinggal di dalam perumahan, tentang modal pun belum mencukupi. Jualan secara offline pun juga kujalani, ada beberapa yang membeli. Aku yakin semakin lama akan semakin banyak pembeli maupun pelanggan baik secara online maupun secara offline. Semoga.

Sebuah grup di facebook untuk para wanita yang berbisnis yang mengadakan kursus online pun aku ikuti. Aku sangat membutuhkan ilmu-ilmu dalam berbisnis, khususnya bisnis online. Di grup ini aku diterima dengan sangat baik oleh dua orang ibu yang mengurusi grup ini. Dukungan semacam inilah yang sangat aku butuhkan. Seorang di antara keduanya adalah single parent juga sepertiku. Aku semakin tertantang untuk bisa mewujudkan keinginanku bahwa sebagai single parent pun bisa sukses. 

Namun sepertinya aku tak mendapat dukungan dari mantanku. Dulu sewaktu usaha handicraft mau bangkrut, dia pun membiarkan saja tanpa memberikan suntikan dana yang aku minta. Kali inipun dia diam saja. Bukankah uangku masih di sana puluhan juta lagi? Dia belum penuhi semua janjinya. Dan, uang mingguan untuk anak yang seharusnya diberikan Jumat kemarin, sampai hari ini pun belum kudapatkan. 

Keadaan-keadaan seperti inilah yang membuatku dendam. Aku dendam dengan keadaan yang seperti ini. Maka dari itu aku harus bisa bangkit segera. Beberapa seminar telah kuikuti. Aku semakin terpecut untuk segera “action” mengamalkan ilmunya dan segera memetik hasilnya. Ketakutan yang ada di diriku harus aku hilangkan. Merasa tak punya backingan, inilah penyebabnya. Sudahlah, para mentor tentu akan membantu dengan suka rela. 

Aku sudah memulai langkah pertama menuju tangga menuju sukses berikutnya. Aku harus kuat menjalaninya. Hal ini untuk aku pribadi dan untuk anakku semata wayang.
Aku harus sukses dengan segera, mengabarkan pada dunia bahwa aku bisa.

Monday, July 20, 2015

Kamu

Kamu

Aku mengenalnya lewat media social yang masih favorit di Indonesia ini, yaitu facebook. Itu lebih dari tiga tahun yang lalu. Tak usahlah lagi aku menceritakan tentang awal aku mengenalnya karena telah berulang kali aku menuliskannya di sini, di blogku ini. 

Singkat cerita sudah setahun lebih aku jadian dengannya, tentu saja jadian di udara. Kami belum pernah bertemu sejauh ini. Dulu dia memang tinggal dan kerja di Jakarta, selingkungan kantor dengan mantanku. Kemudian dia pindah ke Surabaya sementara mantanku pindah ke Ciamis. 

Dia dan mantanku pernah selingkungan kantor bahkan mungkin juga satu gedung, bahkan mungkin juga satu ruang, siapa tahu.Dengan demikian tentu saja mereka saling mengenal. Dia jelas mengenal mantan suamiku, mungkin juga mengenal istrinya yang sekarang. Ah! 

Pernah suatu kali aku menceritakan kedekatanku dengannya ke mantanku. Mantan cuma mengomentari bahwa aku sedang bermimpi. “Ngimpiiiiiiii”, begitulah katanya. Aku ingin sekali membuktikan bahwa perkataannya itu tidaklah benar. Ingin sekali aku dan dia pergi ke Semarang dimana dia masih berada di sana, di tempat ibunya. Ingin sekali aku melihat reaksi wajahnya yang melongo. 

Ah hal itu belum kesampaian juga. Dia masih juga belum mengunjungiku. Tiga kesempatan dia lewatkan begitu saja, liburan lebaran tahun lalu, liburan Natal dan yang sekarang. Ada apa? Ada apa gerangan? 

Berbagai tanya dan bayangan berseliweran di benakku. Aku mencoba berpikir positif selama ini, tapi … tapi … Semakin lama aku semakin merasa hanya di-PHP saja. Aku yang sudah berumur ini masih bisa di-PHP, oh tega nian sikapnya. Sebenarnya salahku juga mengapa percaya begitu saja padanya. 

Dia tak bisa dipercaya, cukup banyak hal yang membuktikan hal tersebut. Gak bisa datang atau ingkar janji tapi tak sepatah katapun yang terucap lewat SMS atau BBM sekalipun. BBM cuma centang dan telpon tak aktif. 

 Lalu kenapa dia pernah bertanya tentang niatnya untuk menikah di gereja Katholik? Bila tidak denganku lalu siapa yang dimaksud? Pertanyaan ini juga masih di bulan ini kok. Oh PHP kok keterlaluan banget kayak gini. Terus kenapa dia tak juga datang mengunjungiku? 

Tuhan, aku pasrahkan semua masalah ini kepadaMu.

Thursday, July 16, 2015

Datanglah Wahai Kekasihku


Sedih … hanya itu yang bisa terucap dengan air mata yang menetes di mataku. Mengapa sudah lebih dari seminggu tak ada kabar darinya? Mengapa dan ada apa? Aku berusaha introspeksi diriku, apa salahku? Apakah aku telah membuatnya semakin tenggelam dalam masalah? Apakah kata-kataku hanya menambah masalahnya saja? Dia sedang ada masalah besar di pekerjaan, itu katanya waktu itu. 

Bukankah dia sedang menjalani liburan bersama? Hari ini sudah mulai libur. Harusnya tak lagi disibukkan oleh pekerjaan. Tapi mengapa tak ada bbm, sms terlebih telponnya? Aku semakin terpuruk dalam kesedihan yang dalam. 

Jelas bahwa aku kecewa. Sekian lama aku menantikan pertemuan dengannya. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Telah kurajut asa untuk bisa bersamanya. Aku pun setia selama ini. Tak cukupkah?

Mungkin memang tak cukup. Aku pun harus bisa membuktikan bahwa diriku bisa sukses. Naskah bukuku belum diterbitkan. Semoga di tahun ini bukuku diterbitkan sehingga ada label di belakang namaku sebagai penulis, meski masih penulis pemula. 

Usaha lain juga akan aku jalankan sehabis lebaran, tentunya masih di bulan Juli ini. Usaha ini berhubungan dengan kebutuhan anjing dan kucing. Aku yakin usaha baru ini sangat menjanjikan karena hampir tak ada saingan di bidang pakan dan susu untuk anjing dan kucing, dan juga produk pendukung lainnya yang sebisanaya aku produksi sendiri meskipun lewat teman-teman. Aku sudah mendapatkan empat agen untuk usaha baruku ini, walau belum dijalankan. 

Aku tetap butuh cintanya agar aku bisa berdiri tegak, agar aku tak lunglai dalam menjalani semua ini khususnya untuk usaha-usaha yang sedang aku rintis. Untuk itu aku sangat mengharapkan kedatangannya. 

Dia bilang akan datang di lebaran ini, bahkan dia menyanggupi akan mengantar aku dan Dinda, anakku ke Semarang ke tempat eyangnya sekaligus mantan mertuaku. Nyatanya Dinda kemarin siang sudah pergi sendiri ke Semarang. Tentu saja janjinya untuk datang ke sini masih kuharapkan walau belum ada kabar darinya.

Datanglah wahai kekasihku. Aku menunggumu.

Wednesday, June 3, 2015

Kegiatanku Kini



Aku sangat berharap agar naskah bukuku tentang smock yang telah dikirim ke Elexmedia segera diterbitkan. Elexmedia adalah anak perusahaan Gramedia, jadi tentu saja bila diterbitkan maka buku perdanaku akan mejeng di TB Gramedia. Wow!

Yang mengirimkan naskah bukan aku tetapi pimpinan sebuah grup menulis yang sangat aku percaya. Tak ada sedikit pun revisi darinya yang harus aku kerjakan untuk naskahku. Semoga saja pihak Elexmedia juga tidak menyuruhku untuk me-revisi naskahku. Aku tahu saat ini di toko buku hanya ada satu buku smock sainganku, itupun tidak sebagus dan selengkap naskahku. Beneran lho, bukannya aku memuji diri sendiri.

Kini, di saat aku banyak dikecewakan orang dan masih menunggu peluang usaha berikutnya, aku gunakan waktu untuk menulis naskah buku smock yang kedua atau lanjutan dari buku pertama. Eh buku pertama, masih berupa naskah tuh belum terbit. Semoga saja segera terbit. Bila naskah bukuku terbit maka embel-embel namaku adalah penulis, meski masih penulis pemula.

Kemarin-kemarin aku sibuk googling mencari data-data untuk naskah bukuku ini. Kini data-data tersebut sudah aku dapatkan dan kumpulkan. Besok aku mulai menggambar sekitar lima puluh pola smock yang berbeda dengan empat puluh pola smock di naskah buku pertama. Lagi pula peruntukan smock kali ini adalah untuk busana dan perlengkapannya. Busana yang memakai smock adalah meliputi dari busana bayi, anak, remaja sampai dewasa. Sementara pelengkap busana meliputi dompet, tas, apron, bandana, jilbab, topi dan sebagainya.

Setelah menggambar maka yang aku lakukan adalah membuat contoh nyata sekitar lima puluh macam smock yang telah aku gambar tersebut. Yang satu ini memang membutuhkan waktu dan konsentrasi. Di naskah buku smock kedua ini juga akan aku lengkapi dengan sekitar sepuluh macam busana yang memakai hiasan smock dan sekitar sepuluh pelengkap busana yang memakai hiasan smock juga.

Ah banyak juga pekerjaanku dalam membuat naskah buku smock kedua ini. Rencananya salah satu busana dengan hiasan smock akan aku pakai sendiri, yaitu yang berupa rok panjang bersmock. Aku sudah membeli blus putih polos rangkap dua dengan hiasan manik-manik putih di lehernya. Blus ini sangat serasi bila dipadukan dengan rok panjang smock yang akan aku buat.

Aku manfaatkan saja kain-kain yang masih tersisa dari usaha yang lalu. Ada beberapa lembar kain tipis yang sudah dilukis dan beberapa helai lainnya masih polos namun berwarna macam-macam. Inilah kegiatanku kali ini yang akan segera aku lakukan. Lupakan saja orang-orang yang tak memedulikanku.

Kecewa Lagi



Lagi-lagi dia tak bisa mengantarku ke kota itu. Sibuk dan sibuk lagi.
Beberapa waktu yang lalu dia ternyata opname berbarengan waktu denganku selama 7 hari karena tipus  sementara aku selama 6 hari, juga di rumah sakit yang sama. Eh di saat aku udah sehat dan bisa pergi ternyata gantian kedua anaknya yang dirawat di rumah sakit yang sama karena terkena demam berdarah. Tentu saja aku sabar menunggu waktu yang tepat sampai dia bisa mengantar aku ke pabrik tersebut.

Waktu telah lama berlalu, semuanya sudah sehat. Sekarang gantian dia sibuk dengan pekerjaannya. Janji hari Sabtu ternyata dia tak bisa, kemudian ganti hari Senin eh hari udah terlalu sore jadinya gagal lagi. Kemudian dia janji hari Rabu yah gak jadi juga karena kesibukannya. Sementara di hari libur aku tahu diri dong, waktunya pasti untuk keluarga.

Untuk hal ini aku kecewa karena usahaku mundur lagi dimulai. Aku belum tahu dimana letak pabrik berada di kota itu, hanya temanku ini yang tahu. Aku berteman dengannya sekilas saja tak begitu akrab sementara dia mempunyai suatu peluang bisnis yang bagus. Aku tentu saja tak bisa memaksanya untuk mengantarku, aku hanya menunggu waktunya yang longgar sehingga bisa ngantar aku ke kota tersebut.

Pabrik yang aku tuju adalah pabrik pengolah ayam sisa dari pabrik sosis terkenal. Pabrik ini mengolah pakan basah dan susu kaleng untuk kucing dan anjing.
Aku belum pernah melihat produk ini di kotaku. Kebetulan aku menerima dua kilo daging ayam basah pemberiannya. Dulu ketiga kucingku sangat senang melahap pakan basah ini. Bau ayamnya segar sehingga kucing-kucingku gemar sekali. Katanya di dalamnya sudah terkandung vitamin dan kalsium. Sementara untuk susu kalengnya aku belum pernah melihatnya.

Aku sangat optimis penjualan pakan basah dan susu kaleng ini sangat bagus. Banyak yang memelihara kucing dan anjing di kota ini. Syukur-syukur pelangganku adalah peternak-peternak kucing maupun anjing.

Sayangnya aku lebih dulu menemukan rumah ini dibanding usahanya, jadi lokasinya kurang strategis untuk usaha. Maka dari itu aku mau tak mau harus menyediakan layanan pesan antar. Kendaraannya baru ada sepeda motor, yah tak apalah capek sedikit. Yang aku harap sebenarnya segera mendapatkan pelunasan dari janji mantan yang masih kurang sekitar tujuh puluh jutaan, ini untuk membeli mobil seken yang masih bagus kondisinya. Mobil ini sangat aku butuhkan untuk menunjang usahaku mengantar pesanan pelanggan. Kapan ya dia itu sadar, tentang uangnya kukira dia udah ada, cuma masalahnya pelit yang minta ampun. Bukankah itu udah jadi kewajibannya apalagi dia udah nikah lagi dan cerainya udah lebih dari dua tahun lalu. Sampai kapan dia mau menyiksaku? Puas mungkin kalo menyiksaku. Duh Gusti!

Tuesday, June 2, 2015

Arti Menunggumu

Arti Menunggumu


Apalah (Arti Menunggu)

Telah lama aku bertahan 
Demi cinta wujudkan sebuah harapan 
Namun ku rasa cukup ku menunggu 
Semua rasa tlah hilang
 
Sekarang aku tersadar 
 Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang 
Apalah arti aku menunggu 
Bila kamu tak cinta lagi
 
Namun ku rasa cukup ku menunggu
 Semua rasa tlah hilang
 
Sekarang aku tersadar 
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang 
Apalah arti aku menunggu 
 Bila kamu tak cinta lagi
 
Dahulu kaulah segalanya 
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku 
Namun sekarang aku mengerti 
 Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
 
Sekarang aku tersadar 
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang 
Apalah arti aku menunggu 
 Bila kamu tak cinta lagi
 
Sekarang aku tersadar 
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang 
Apalah arti aku menunggu 
Bila kamu tak cinta lagi

(Lagu dari Raisa)

Mendengar lagu ini di konser Raisa tadi malam sebagai lagu terakhir membuatku masih terngiang-ngiang liriknya yang begitu menyentuhku. Iya memang benar lirik lagu ini tentang menunggu seseorang yang dicintainya yang tak kunjung datang. 

Bila aku hubungkan dengan kejadian-kejadian yang kualami, lirik lagu ini sangat cocok dan seolah mengingatkanku untuk tak usah terlalu lama menunggu orang yang tak mencintaiku. Kupikir begitu adanya. 

Bagaimana tidak, terakhir dia ucapkan selamat ultah untuk anakku, atas permintaanku tentu saja karena papanya belum mengucapkan. Itu tanggal 25 Mei malam lalu, kemudian dilanjutkan dengan menelponku sebentar. Setelah itu belum ada kabar beritanya lagi, padahal dia bilang cuti tanggal 28 dan 29 Mei dan rencananya akan mengunjungi kami di Solo tapi kenyataannya tidak. Terus terang aku kecewa, mungkin juga anakku kecewa, entahlah.

Tak ada yang harus kukatakan lagi, cukuplah sudah.



 

Sunday, May 31, 2015

Aku Ingin Melupakannya Sejenak, Bisakah?

Aku Ingin Melupakannya Sejenak, Bisakah?

Untuk ketiga kalinya dia ingkari janjinya sendiri untuk datang mengunjungiku. Sampai detik ini tanpa kabar darinya. Kalo dibilang sibuk dengan pekerjaan, apa salahnya mengirim sedikit kabar untukku? Sekedar SMS saja masak tidak bisa? Terus terang aku meragukan kesungguhannya. Pernah aku berpikir, dia manusia nyata atau bukan ya? 

Hanya sedikit informasi yang kudapat tentangnya. Dia berasal dari luar Jawa, berinisial M dan Sarjana Hukum, persis seperti ramalan di sini. Dia bahkan pernah sekantor atau se-lingkungan kantor dengan mantanku sewaktu di Jakarta. Sekarang mantanku pindah ke Ciamis sementara dia pindah ke Surabaya. Dia lebih muda sembilan tahun dari mantanku. Muda banget, memang iya. Sekarang aku angkat tangan. 

Lebih baik memang aku harus fokus pada usaha baruku. Besok semoga saja temanku bisa mengantar aku ke sebuah kota dimana pabrik tersebut berada. Bila usaha sudah berjalan dan menghasilkan banyak uang, tentu jodoh akan datang dengan sendirinya. 

Sebenarnya bukan hanya dia yang mendekatiku, tetapi aku tak bisa menerima yang lainnya. Inilah sifatku yang hanya bisa mencintai seorang saja, tak bisa berbagi. Pesonanya berhasil menjerat hatiku. Sakit rasanya bila diabaikan seperti ini. 

Sekarang semuanya kuserahkan pada Tuhan semata, aku harus fokus pada usaha baruku. Usaha pakan ternak basah dan susu kaleng untuk kucing dan anjing adalah pilihanku. Aku memang pecinta kucing sejati. Namun sayang, saat ini aku tak memiliki seekor kucing pun. Ketiga kucingku mati di saat aku dirawat di rumah sakit, kemungkinan terkena penyakit menular yang mematikan. Maklumlah ketiganya belum aku vaksinkan. Ini memang salahku. Ada perasaan bersalah pada ketiga kucingku itu.

 Aku ingin melupakan dia sejenak, bisakah?

Friday, May 29, 2015

Tentang Pria Ini

Tentang Pria Ini


Barangkali memang aku tak cukup berharga bagimu. SMS2ku tak kau balas. Kau tak hiraukan aku, padahal kemarin kau janji akan datang ke Solo. Bukankah jarak Surabaya - Solo cukup dekat? Cukup ditempuh sekitar lima jam perjalanan darat. Kamu bawa mobil sendiri kan?

Bukankah kamu bilang cuti di tanggal 28 dan 29 Mei ini? Atau saat cuti pun kamu disibukkan dengan pekerjaanmu? Aku tahu Sabtu - Minggu pun kamu bekerja di luar jam kerja tentu saja. Bila demikian, mengapa tidak kau katakan saja terus terang? Aku menunggumu sejak kemarin bahkan di dua kesempatan janji datang pun kau ingkari.

Saat lebaran tahun lalu dan saat Natal tahun lalu aku sangat kau kecewakan karena ingkar janji. Dan, tanpa ada kabar sedikit pun darimu. Kau abaikan aku begitu saja, padahal aku sangat mendambakan saat2 bertemu denganmu. Kita belum pernah bertemu, sayang.

Betapa begonya aku, aku hanya bisa memikirkanmu tidak yang lain, padahal begitu banyak yang menawarkan cintanya untukku. Aku tak bisa menerima mereka, entah kenapa. 
Aku juga tak memberi harapan2 palsu pada mereka, kasihan bila mereka diberi harapan palsu. Tetapi mengapa kamu tega memberiku berbagai harapan palsu? 
Sampai kapan aku harus bersabar, seperti permintaanmu? 
Di mana kamu saat ini? Bersama siapa kamu saat ini? Sedang apa kamu saat ini?

Badanku lemas karena hal ini, seolah harapan sirna semua. 
Lebih banyak waktu kuhabiskan untuk tidur agar tak lagi memikirkanmu.

Kuserahkan semua pada kebijaksanaan Tuhan saja. 
Aku pasrah pada kehendak Tuhan saja. 
Aku sudah cukup berusaha tentang hal ini. Kesabaranku pun terbatas.

Monday, May 25, 2015

Persembahan Untuk Mereka


Aku telah memberi pada tiga orang yang menolongku waktu kecelakaan itu. Ada yang berupa uang saja, ada yang berupa uang dan hem batik dan ada yang berupa hem biasa bermerk. Tinggal dua orang lagi yang belum aku berikan ucapan terima kasih, yaitu seorang tetanggaku yang sampai menemani tidur Dinda di ICU dan orang yang membawa kami ke rumah sakit. 


Tadinya aku tak mengerti siapa orang yang telah membawa kami ke rumah sakit. Namun ternyata Tuhan secara tidak sengaja mempertemukan kami di suatu tempat tak terduga. Waktu itu aku mengantar Dinda ke salon untuk perawatan muka. Ternyata Dinda bersebelahan ranjang dengan si bapak yang telah menolong tersebut. Kemudian Dinda SMS aku, aku lanjutkan dengan bertanya ke mbak2 penjaga salon tentang siapa si bapak itu. Mereka hanya memberikan alamat singkat saja dan di mana si bapak bekerja. Aku menunggu si bapak turun selesai perawatan, lalu bertemulah kami. Aku ucapkan terima kasih pada si bapak ini dan bertanya alamat sebenarnya dia tinggal. Aku bilang kapan2 aku akan ke rumahnya. Aku senang telah mendapatkan siapa orang yang telah menolongku beserta alamat rumahnya. 


Kini yang aku pikirkan adalah bingkisan apa yang sekiranya pantas untuk aku persembahkan untuk kedua orang yang berlainan ini. Karena kedua orang ini mempunyai mobil, maka aku putuskan untuk membuatkan mereka sandaran kepala untuk mobil dan tutup tempat tisu dari kerajinan smock dengan warna yang sesuai dengan mereka. 

Persembahan untuk mereka


Kemudian aku membeli kain saten berwarna biru tua dan berwarna pink keungunan, entah apa nama warna ini. Warna pink keungunan ini aku sesuaikan dengan blus batik cap karena warnanya senada. Berhari2 aku sibuk membuat smock, terkadang salah pola hingga aku harus mengulanginya lagi. Pada akhirnya siap sudah kedua set perlengkapan mobil dari smock ini. 

Keesokan paginya sebelum karyawan2nya berdatangan, aku serahkan bingkisan sekeranjang berselubung plastik berisi sehelai blus batik cap, sepasang sandaran kepala untuk mobil dan tutup tempat tisu beserta sekotak tisu baru. Temanku senang menerimanya sampai memelukku segala. Katanya orang baik akan ditolong oleh orang baik juga, tidak ditelantarkan begitu saja. Maksudnya karena aku orang baik, maka waktu kecelakaan ditolong juga oleh orang2 baik, tidak dibiarkan begitu saja. 



Sorenya aku dan Dinda membawa sekeranjang bingkisan berselubung plastik berupa sepasang sandaran kepala untuk mobil, tutup kotak tisu beserta sekotak tisu baru, sepasang penutup safety belt dan dua bungkus makanan oleh2 khas Solo. Sesampai di perumahan cluster yang hanya berisi 18 rumah itu, aku bertanya pada kerumunan ibu2 yang sedang ngrumpi. Ternyata di situlah rumah yang aku maksud. Seorang ibu yang mengenakan daster tanpa lengan mempersilahkan kami masuk. 

Persembahan untuk mereka


Sepintas aku melihat seorang bapak yang aku kenal sebagai sesama orangtua murid waktu Dinda SD 
dulu sedang bertamu dan segera pamit pulang. Dan, ternyata dia orangtua murid dari teman Dinda yang aku kenal.  Tadinya aku tak mengenal si ibu nyonya rumah ini, tetapi begitu dia memakai kacamatanya maka terbukalah semua. Dia mengenali Dinda sebagai mantan muridnya. Oalah dia ternyata mantan guru Dinda juga sewaktu SD.  Aku dan Dinda ternyata sama2 pangling, mungkin karena penampilannya
berbeda dengan bila memakai seragam guru, rambutnya pun sekarang dipotong pendek. Jadi yang menolong waktu kecelakaan itu adalah suami dari bu guru ini. Dunia ternyata sempit ya.

Mantanku Menengokku atau Tidak Ya?

Mantan Menengokku atau Tidak Ya?


Tiba saatnya ambil rapot hasil ulangan tengah semester kemarin. Jelas aku belum bisa mengambilnya. Meskipun aku sudah keluar dari rumah sakit tetapi wajahku masih nampak memar. Untuk hal itu Dinda meminta papanya untuk mengambilnya di sekolah. 

Pada akhirnya papanya memang datang ke Solo bersama istri barunya. Siang itu papanya langsung ke sekolah untuk ambil rapot setelah sebelumnya buat janji dulu dengan guru walinya. 

Mereka menginap semalam di Hotel Sahid Jaya Solo. Malahan Dinda disuruh menginap di hotel juga bersama mereka. Katanya tarif perkamarnya 1,7 juta. Wow! Kegiatan mereka, aku tak tahu pasti. Berbelanja, itu pasti. 

Aku bersiap jika sewaktu-waktu dia atau mereka datang menengokku. Ternyata sampai waktu mereka check out dari hotel dan terbang kembali ke Jakarta, tak ada tanda2 dia atau mereka akan datang. Ya sudahlah tak apa-apa. 

Sebenarnya dia, mantan suamiku itu sudah berada di Solo namun sayang tak ada keinginannya untuk menengokku. Tadinya ada SMS dari Dinda kalau dia dan papanya akan datang, tapi ternyata enggak jadi datang, bingkisan atau entah apa pun juga tak dititipkan lewat Dinda. 

Kata teman di WA, salah satu perempuan yang patut dihargai adalah perempuan yang melahirkan anak2nya. Aku kan telah melahirkan anak semata wayangnya, kok gak dihargai ya? 

Ah, pemikiran manusia memang berbeda-beda. Kalau dia membenciku, sangat membenciku, atas dasar apa? Aku sangat sangat tak mengerti. Seakan permusuhan saja yang dibentangkan denganku. Bukankah aku sudah penuhi semua keinginannya? Mengapa tak dibalas dengan pengertiannya?Otakku tak habis berpikir tentang hal ini. Aku tak mengerti jalan pikirannya.

Sunday, May 24, 2015

Saat Aku di Rumah Sakit


Aku sangat hargai bagaimana kiprah Dinda, anakku dalam menanganiku yang sedang tak berdaya. Aku sangat mengerti bagaimana paniknya dia sesaat begitu kjecelakaan terjadi. Aku yang pingsan tentu tak tahu menahu tentang hal ini. 

Beruntunglah tak banyak kendaraan besar yang lewat. Beruntunglah ada mas tukang parkir dan mas penjual burung yang saling berseberangan tempat yang turut membantu Dinda. Waktu sudah malam dan hujan lagi, maka tentunya jalanan menjadi sepi. Dan, ada sebuah mobil yang kemudian membawa kami ke RS dr Oen agar aku segera ditangani. 

Beberapa orang terdekat dan family pun segera dihubungi agar menengokku. Yang menghubungi beberapa pihak adalah orang yang mengantar aku dengan mobilnya, HPku yang dipakai. Ada satu family yang menuduh si bapak sebagai penipu. Oh maafkanlah dia. Keesokan harinya family Semarang yang merupakan keluarga mantanku berdatangan dengan dua buah mobil. Family dari Yogyakarta pun berdatangan sesudahnya. Aku ucapkan terima kasih khususnya kepada keluarga mantan Semarang yang sudah jauh2 datang membawa uang dan makanan, bahkan ada yang membelikan guling dan karpet untuk Dinda tidur saat menjagaku. 

Yang aku ingat aku terjaga ketika sedang dibawa dari ruang ICU ke ruang rawat inap. Syukurlah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku baik2 saja. Beberapa tetanggaku yang baru dan teman2ku berdatangan menengokku. Syukurlah. Beberapa hari Dinda tak dapat masuk sekolah, papanya yang di Ciamis menelpon ke gurunya memintakan ijin. Beberapa teman Dinda pun ikut menengokku. 

Namun ada hal yang sangat mengkhawatirkan yaitu bahwa kucingku bernama Melly mati di rumah baru. Temenku bilang bahwa Melly udah diserahkan ke tukang kebun perumahan untuk dikuburkan. Dinda kemudian membawa dua kucing yang masih hidup untuk diperiksakan dan dititipkan ke klinik kucing. Aku maklum taka da yang mengurus kucing2 itu kecuali aku. Dan, Melly memang terlihat lemah saat aku beli di pasar hewan.

 Setelah dirawat selama 6 hari, akhirnya aku diperbolehkan pulang untuk kemudian kontrol ke dokter di waktu yang ditentukan. Sehari di rumah, aku ditelpon klinik hewan kalau salah satu kucingku tak bertahan lagi. Aku sedih banget. Sekarang giliran Micko yang pinter mijit yang mati. Aku menyerahkan penguburan Micko ke pihak klinik. Tak sanggup rasanya aku melihatnya. Sementara Mella aku bawa pulang. Namun beberapa hari kemudian Mella pun terlihat semakin lemah. Dinda mengusulkan membawanya ke dokter hewan terdekat, iyalah. Dokter segera memberi suntikan dan infus, namun seakan tindakan2 itu semakin memperlemah Mella saja. Akhirnya Mella pun tak tertolong. Mella yang paling lincah pun meninggalkan aku. Kini, aku tak punya kucing seekor pun. 

Aku berkonsentrasi pada penyembuhanku dulu sebelum menangani proyek lain, eh proyek kerennya. Mulai menulis naskah buku lanjutan dari yang sudah dikirim ke penerbit dan mulai usaha pakan ternak aku tunda dulu. Semua toh belum memungkinkan.