Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Thursday, August 28, 2014

Hanya Kamu

Hanya Kamu

Sayang,
Malam kian larut namun tak bisa juga kupejamkan mataku 
Hanya dirimulah yang selalu terbayang memenuhi pandangan hatiku 
Mengapa ya hatiku memilih kamu di antara yang lain? Hanya kamu 
Tak bisa kupungkiri bahwa pesonamu itu yang membuatku gila 

Sayang, 
Andai kamu ada di sisiku sekarang akan kupeluk erat dirimu 
Namun nyatanya kamu tak ada di sini, bahkan belum pernah ada di sini 
Percintaan kita adalah percintaan jarak jauh, itu kondisi kita saat ini 
Hati ini selalu merindumu sayang, bukan yang lain

Sayang, 
Dengan berani kukatakan pada dunia bahwa kamulah kekasih hatiku 
Aku selalu setia seperti setiaku pada kekasih-kekasih hatiku sebelumnya 
Aku berani katakan bahwa kamulah satu-satunya kekasihku 
Begitu juga yang selalu kuharapkan darimu, seperti katamu kemarin 

Sayang, 
Hatiku bergejolak hebat saat kamu nyatakan perasaanmu kepadaku 
Aku percaya bahwa kamulah jodoh yang dikirimkan Tuhan untukku 
Sekian lama aku menanti, dan kinilah saatnya kutemukan dirimu 
Kamu adalah pemenang di hatiku, dan tlah kututup hatiku bagi yang lain 

Sayang, 
Penuhilah hatiku selalu dengan kehangatan cintamu 
Rindukan aku sayang, sebagaimana aku merindukanmu 
Percayalah padaku yang tak pernah berbohong padamu 
Mintalah pada Tuhan untuk segera mempersatukan kita

Monday, August 25, 2014

Katresnanku kuwi ... sliramu!


Katresnanku kuwi ... sliramu!

Luwih seka rong taun olehe aku ngenteni sliramu. Suwe tenan yo? Ananging aku ora kendhat-kendhat olehku ngenteni. Opo wis edan tenan to aku iki? Sing jelas aku kedanan sliramu. Wah! Sopo to sakjane sliramu kuwi sing iso marai aku nandang bronto? Ora biasane aku iso kaya ngene. Ajaib tenan kuwi jenenge. 

Rasa seneng lan susah wis tak alami, sanadyan kabeh kuwi tanpa aku ketemu sliramu. Munggah medhune rasa seneng lan kuciwaku wis tak rasakke. Aku ketemu sliramu yo mung ono ing donya maya, nganti saiki. Sliramu durung sido nemoni aku wingi lan wingine. Aku rapopo .... 

Tak ugemi kabeh sing mbok kandhakake, utamane dek wingenane. Opo yo tenan pangandikanmu kuwi kangmas pepujene ati? Sliramu ngandhakake menowo sliramu bakal nyanding ing sisihku. 

Oh Gusti ingkang handarbeni jagad, mugi Gusti kersa mujudaken menapa ingkang dados angen-angenipun kula lan piyambakipun. Nuwun.

Wednesday, August 20, 2014

Jadilah Yang Kau Mampu

Jadilah Yang Kau Mampu


Kalau engkau tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit, maka jadilah belukar saja,
namun jadilah belukar terbaik yang tumbuh di tepi danau. 

Kalau kau tak sanggup menjadi belukar, maka jadilah engkau rumput,
namun jadilah rumput yang terbaik yang mampu memperkuat tanggul pinggiran jalan. 

Kalau kau tak mampu menjadi jalan raya, cukup menjadi jalan kecil saja,
namun engkau adalah jalan kecil terbaik yang membawa orang menuju mata air.

Tak semua orang menjadi nakhoda, tentu harus ada yang menjadi awaknya. Ingatlah, bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu. Maka jadilah saja dirimu, namun sebaik-baiknya dirimu.

(Disalin dari tulisan seseorang)

Monday, August 18, 2014

Rindu Ini Untuk Kamu

Rindu Ini Untuk Kamu

Kusimpan rindu ini sekian lama, memenuh membuncah dalam hatiku. Rindu ini masih untuk kamu, seorang. Katamu kamu akan datang menemuiku beberapa bulan yang lalu, tapi gagal kamu penuhi. Kamu berjanji lagi akan datang menemuiku saat libur lebaran, tapi lagi-lagi kamu gagal memenuhi janjimu sendiri. Dan, anehnya aku juga lagi-lagi mau bersabar, seperti permintaanmu. 

Alasan-alasan yang kamu kemukakan membuatku maklum dan aku percaya saja. Biarlah aku bersabar sebentar lagi. Barangkali saja tepat di hari ulang tahunku kamu akan muncul di hadapanku. Bila tak juga kamu lakukan, rasanya kesabaranku harus aku piker ulang Bagaimana pun aku manusia yang tak selalu harus bersabar untuk sesuatu yang tak pasti. 

Aku tahu bahwa kamu memikirkanku sebagaimana aku juga memikirkanmu. Aku percaya akan hal itu. Tanda-tanda seperti itu dapat aku rasakan. 

Seharusnya di usiaku sekarang aku tak lagi memikirkan tentang cinta. Tapi bagaimana lagi? Bukankah cinta adalah suatu kebutuhan hakiki seorang manusia? Hewan pun mempunyai cintanya sendiri, mengapa manusia tidak? 

Memang belum ada empat bulan kita jadian. Waduh kayak ABG ya, tepatnya ABG tua bener.Daripada semakin lama semakin kayak ABG beneran mending aku “cut” aja ceritanya buat disambung entah kapan nanti. 

Aku penasaran dengan akhir dari percintaan dunia maya-ku. Kuserahkan semua pada kebijaksaan Tuhan semata.

Sunday, August 17, 2014

Sudahkah Kita Merdeka?

Sudahkah Kita Merdeka?

Kita memang sudah merdeka, penjajah asing telah lari tunggang-langgang 
Tapi hanya sebatas itukah arti kemerdekaan bagi kita? 
Benarkah kita sudah merdeka? 
Sudahkah kita merrdeka secara finnsial? 
Sudahkah kita merdeka memiliki rumah pribadi? 
Sudahkah kita merdeka dari hutang? 
Sudahkah kita merdeka dari penindasan oleh bangsa sendiri? 
Sudahkah kita merdeka dari pelecehan seksual? 
Sudahkah kita merdeka dari perlakuan yang tak adil? 
Sudahkah kita merdeka dari perselingkuhan? 
Sudahkah kita merdeka dari pergunjingan yang usil? 
Sudahkah kita merdeka dalam usaha? 
Sudahkah kita merdeka dalam menjalankan ibadah? 
Sudahkah kita merdeka memiliki pasangan yang baik? 
Sudahkah kita merdeka dalam menentukan busana yang dikenakan? 
Sudahkah kita merdeka dari prasangka buruk orang lain? 
Sudahkah kita merdeka dalam menempuh pendidikan? 
Sudahkah kita merdeka dari rasa cemburu? 
Sudahkah kita merdeka dari rasa gelisah? 
Sudahkah kita merdeka dalam meraih impian? 
Sudahkah kita merdeka dari pengaruh buruk orang lain? 
Sudahkah kita merdeka dari berbagai penyakit? 
Sudahkah kita merdeka dari keberpihakan? 
Nyatanya kita masih belum merdeka 
Banyak orang masih berada dalam belenggu 
Terlalu mudah memekikkan kata merdeka 
Namun benarkah itu keluar dari hati yang terdalam? 
Kata merdeka masih menjadi sesuatu yang mahal 
Jerih payah, isak tangis, bahkan menggadai rasa malu 
Semua itu demi untuk mendapatkan kemerdekaan semu 
Lalu di manakah letak kemerdekaan sejati? 
Manusia dalam wujud daging dan roh seringkali bertentangan 
Daging menentang roh, begitu pun roh menentang daging 
Baiknya kita dapat merdeka secara kedagingan dan secara roh kebaikan 
Merdeka kita upayakan setiap saat dalam setiap tarikan nafas 
 Ini pertanda kita masih belum merdeka secara hakiki 
Pekikan merdeka yang lantang dikumandangkan hanyalah tabir 
Tabir penutup segala kegelisahan manusia di bumi Indonesia

Aku Menunggumu

Aku Menunggumu

Kau katakan bahwa kau sayang 
Kau katakan bahwa kau rindu 
Kau pastikan bahwa kau akan datang 
Dan kau memintaku untuk bersabar 

Aku memelukmu dalam hatiku 
Menepis rasa kecewa yang seringkali hadir 
Tetap menyayangi dan merindukanmu 
Aku bersabar karena telah terbiasa 

Yang bisa kulakukan hanyalah membayangkanmu 
Dirimu yang belum pernah kujumpai 
Hanya sebuah gambar yang selalu kupandangi 
Ini untuk menepis segala rinduku padamu 

Harapku …. 
 Mengertilah aku selalu 
Peluklah aku dalam hatimu yang hangat 
Sadarilah bahwa aku menunggumu ....

Friday, August 8, 2014

DUA TAHUN SUDAH

DUA TAHUN SUDAH

Dua tahun sudah kuharapkan saat-saat itu 
Saat kamu dan aku dapat bertemu di sini atau di mana pun 
Namun ................................... 
Dua kali sudah kamu ingkari janjimu bertemu denganku 
Kamu paksa aku ‘tuk mengerti alasan-alasanmu 
Ya aku mengerti dan memahami 
Hanya bersabar yang bisa kulakukan terhadapmu 
Meski sebenarnya air mata tertumpah ruah, karenamu 
Kamu membuatku sangat kecewa 
Pahamkah kamu akan perasaanku? 
Mengertikah kamu dengan semua kekecewaan yang kamu buat? 
Di hari ulang tahunku nanti, aku sangat berharap kamu akan datang menemuiku 
Bila itu pun tidak kamu lakukan, cukuplah sudah bagiku 
Tak ada guna lagi menunggumu

Wednesday, August 6, 2014

MELUPAKANMU

Melupakanmu


Ketika semua tanya tak terjawab, saat itulah aku harus berpikir ulang .....menimbang-nimbang segala harapku padamu semata. Barangkali semua ini adalah firasat bahwa aku harus segera mengkahiri semua ini.

Barangkali semua ini tak lagi berarti untukmu, bahkan sejak semula pun tak berarti bagimu. Barangkali hanya akulah yang suka memaksamu tanpa terasa, terlibat pertemanan yang seperti ini. Namun bagaimana lagi bila hatiku mengarah hanya padamu?

Barangkali aku yang salah, barangkali hatiku yang salah, barangkali semua kejadian ini yang salah. Bila demikian lalu mengapa? Mengapa dengan semua ini? Aku tak berhenti bertanya, dan aku selalu tak temukan jawaban berarti.

Biarlah aku mencoba melupakanmu, di sana. Aku sadari diriku yang seperti ini, tak berarti bagimu yang hebat. Aku angkat topi untuk semua kesuksesanmu. Kini saatnya aku balik badan, pergi meninggalkanmu.

Tuesday, August 5, 2014

Aku Mengerti


Aku Mengerti

Jadi alasannya karena itu? Aku sangat mengerti, tapi mengapa kamu tak balas semua sms dan telponku? Apa kamu takut moodmu menjadi hilang gara-gara membaca smsku? Seharusnya kamu tahu bahwa aku sangat pengertian. Mestiya kamu tahu itu.

Orangtuamu berlima beserta saudara-saudaramu mengunjungimu di Jakarta. Tentu saja sebagai anak yang berbakti kamulah yang menemani mereka dan membeayai mereka selama di Jakarta. Sekali lagi, aku mengerti.

Yang tak aku mengerti adalah bahwa kamu sama sekali tidak meminta maaf telah mengecewakanku dengan sangat. Kamu baru meminta maaf setelah aku ingatkan. Ya sudahlah, gak papa.

Kamu sudah sms aku juga sudah telpon aku, syukurlah bahwa kamu baik-baik saja.

Hari kerja sudah dimulai lagi. Aku mengerti bahwa kamu akan disibukkan lagi dengan pekerjaanmu. Sedang banyak kasus, itu katamu. Aku mengerti. Aku harap kamu berhati-hati dalam menangani kasus-kasus tersebut.

Semoga saja September kamu jadi datang mengunjungiku ke Solo. Itu hari ulang tahunku, sayang. 
Bahwa kamu memintaku agar menjaga diriku, tentu saja aku turuti.

Bla bla bla ........................

Selamat bekerja.


Peluk ciumku untukmu sayang.

Saturday, August 2, 2014

Menghalau Galau II


Menghalau Galau II

Ini bukan tentang puisi. Bagaimana pun harus kuhadapi semua kenyataan yang ada, sepahit apapun. Meski rasa pahit cukup sering kukecap, namun rasa pahit yang ini sangat pahit terasa. Deraian air mata tertumpah sudah. Kesedihan dan kegalauan coba kuhempas sejauh mungkin. Yang tersisa memanglah kenyataan pahit ini, kecewa berat.

Tak baik bila terlalu lama larut dalam kesedihan, maka aku harus menghalau galau ini. Aku harus mencari kegiatan yang dapat mengalihkan pikiranku meski sejenak.Aku ingat masih ada beberapa potong kain yang bisa aku jadikan pakaian. Selendang, bagian dari set kain India akan aku buat blus kelelawar, sementara kain tenun ikat pemberiannya akan aku buat sebuah rok panjang dan sebuah sackdress.

Menghalau Galau II

Blus kelelawar warna oranye selesai sudah aku jahit. Esoknya aku pakai ke gereja. Temanku bilang blusku bagus sekali warnanya. Dia kagum waktu aku bilang blus itu aku jahit sendiri dan blus itu sebenarnya adalah sebuah selendang. Aku kreatif, katanya.

Kain tenunnya aku potongi untuk dijadikan rok panjang yang dipadukan atasannya dengan kain polos, entah kebaya atau baju kurung. Setelan seperti ini bisa dipakai saat menghadiri acara formal.
Sisa kain tenunnya akan aku jadikan sackdress dengan memadukannya dengan kain tenun polos, sisa dari Batik Keris. Sebetulnya masih ada sebuah selendang padunan dari kain tenun tersebut, namun aku membiarkan saja selendangnya untuk difungsikan tetap sebagai selendang.

Menghalau Galau II

Barangkali kain tenun ini dibuat secara ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) jadi mudah terurai benangnya. Aku menyiasatinya dengan mengobras sisi kainnya secepat mungkin. Kain tenun ini berwarna hijau, sebuah warna yang mulanya tak aku suka. Makanya begitu lamanya kain  tenun ini teronggok di lemari. Namun ternyata warna kulitku cocok juga bila mengenakan baju berwarna hijau. Dan, aku mulai jatuih cinta dengan warna hijau. Apalagi shio-ku adalah naga kayu yang memang cocok dengan warna hijau. Semoga saja warna hijau membawa hoki.

Kalo membuat pakaian paling males sebenarnya kalo harus buat pola, karena ada hitung-hitungannya. Cukup rumit. Tapi ya harus dikerjakan mau tak mau karena pola adalah hal terpenting dalam membuat pakaian. Kalo ukuran badan berubah-ubah maka pola pun ikut berubag-ubah.

Masih banyak kain yang bisa dimanfaatkan menjadi pakaian. Aku mengambil dua potong kain lagi, kain sisa produksi dulu. Keduanya aku buat dua buah rok : pendek dan panjang.

Menghalau Galau II

Rok panjang yang terbuat dari kain jarit batik ini bisa dipadukan dengan kebaya untuk acara resmi.
Untuk kebaya atau blusnya biar kapana-kapan aku mencari kainnya dulu di toko kain. Aku akan mencoba membuatnya sendiri. Kesulitan yang kualami adalah bila harus membuat pola lengan, itu saja.

Siapa tahu dari hobi yang aku kerjakan secara iseng guna menghalau galau ini bisa menghasilkan sesuatu yang berharga ekonomis. Semoga. Amin.