Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Wednesday, December 31, 2014

Semangat Baru di Tahun Baru


Semangat Bari di Tahun Baru


Kemarin2 aku sangat berharap bisa menikmati malam tahun baru yang beda yang ceria penuh kegembiraan, namun nyatanya masih saja sama seperti tahun2 yang lalu. Penginnya memulai hari pertama di tahun yang baru penuh keceriaan dan semangat baru, namun masih saja ada airmata yang menetes. 

Kekecewaan yang bertumpuk-tumpuk dari tahun ke tahun, ditambah juga dengan masalah demi masalah yang dari dulu sampai sekarang pun belum tuntas. Harusnya setiap masalah bisa diselesaikan pada waktunya, dahulu. Sayangnya masih saja numpuk dan membuat pikiran penuh dengan masalah. Ditambah tidak pernah melakukan refreshing, membuatku terkadang merasa linglung. Ibarat komputer, maka memorinya sudah penuh mesti ganti memori atau tambah space memori lagi.

Aku ingin tahun ini berbeda dengan tahun2 sebelumnya. Aku harus lebih berani mencapai impian2ku. Tentang caranya aku masih belum mengerti, untuk beberapa hal. Bahkan sangat tak dimengerti. Semoga saja Tuhan berkenan menuntun jalanku agar segera tercapai segala keinginanku dan cita2ku di tahun ini terwujud.

Aku sering sekali membayangkan diriku tidur meringkuk dalam pelukan seorang pria. Nyatanya aku belum punya suami lagi. Seseorang yang berjanji datang itupun tak jadi datang, entah karena apa. Apakah itu merupakan kepuasan tersendiri bisa membuat aku yang tulus menyayanginya menjadi kecewa?Aku tak mengerti.

Yang jelas aku ingin mandiri secara ekonomi, tak melulu tergantung dari kiriman mantan. Keinginan menjadi penulis buku telah aku upayakan, semoga buku2ku baik yang bareng2 maupun yang solo bisa terbit secara mayor tahun ini. Segera aku juga akan mencari seekor kucing ras betina yang nantinya akan menjadi indukan, karena aku yang penyayang kucing ini ingin mempunyai usaha ternak kucing ras. Eh siapa tahu ada yang mau ngasih, aku nggak nolak lho. Bisnis online juga akan aku kerjakan lagi dengan produk2ku sendiri. Aku juga akan membuat produk untuk dipasarkan anakku di instagram, sebagai produk variasi saja.

Meskipun hari ini diawali dengan tangis kecewa, namun kuharap tahun ini tidak mengecewakanku. Juga orang2 yang pernah mengecewakanku akan berbalik menghargaiku dan segera memenuhi semua janjinya. Ini menyangkut seseorang yang janji mau datang kemarin. Oh ya masih ada beberapa hari lagi sebelum liburan PNS berakhir, semoga masih ada waktu untuk bertemu. Eh masih ngarep juga. Dan, satu lagi tentang mantanku semoga segera melunasi janjinya dalam segi keuangan karena hal itu sangat berarti bagiku.

Menjalani tahun yang baru dengan segala keinginan dan cita2 bukanlah sesuatu yang mudah. Untuk itu sangat dibutuhkan semangat, semangat baru khususnya untuk menggali segala kreatifitas. Bila tak ada yang memberi semangat, maka semangat perlu ditumbuhkan di diri sendiri karena semangat adalah bahan bakar untuk bekerja. Semangat bisa diciptakan karena adanya keinginan dan cita2 yang ingin segera dicapai.

Semoga Tuhan memberkati kita semua. Amin.
 

Malam Tahun Baruku

Malam Tahun Baruku


Hari ini adalah hari terakhir tahun 2014, besok adalah hari pertama tahun 2015. Itu berarti malam ini adalah malam tahun baru. Seperti malam-malam tahun baru di tahun-tahun lalu, selalu saja aku lewatkan dalam sepi hanya berdua dengan anak saja dan tidak ada acara khusus juga tidak ke mana-mana. Sepi dan muram untuk memulai tahun yang baru, selalu seperti itu. Terlebih malam ini tambah muram lagi karena anakku sedang berlibur di Jakarta ke rumah papanya, mantanku. 

Tadinya aku begitu antusias saat seseorang berjanji akan berlibur denganku di Jogjakarta selama Natal – Tahun Baru. Namun itu hanyalah isapan jempol semata, dia tak kunjung tiba sampai detik ini. Dia, kekasihku (owh) mengaku telah berada di Jogjakarta tetapi begitu teganya tak menghampiriku yang berada di Solo yang hanya berjarak 65 KM dari Jogjakarta. 

Aku sangat kecewa telah diabaikannya. Ini adalah kali ketiga dia mengingkari janjinya untuk ketemu denganku di sini. Entah apa alasannya sehingga dia tidak menemuiku padahal sudah berada di Jogja. Aku pusing memikirkannya. Aku merasa dipencundangi dan dianggap remeh. Bukankah aku ini manusia yang mempunyai perasaan juga sepertinya? Mengapa dia setega itu terhadapku? Tak habis pikir aku jadinya. 

Malam ini entah apa yang akan kulakukan. Barangkali saja aku akan mendatangi mall besar yang sering mengadakan acara tahun baru berupa pesta kembang api serta makan di pinggir jalan. Oh kasihannya diriku ini. 

Eh iya malam ini ada pelatihan perdana Writing training Center pukul 21.00, jadi ya aku ikuti pelatihan aja. Kemudian kemungkinan aku akan selesaikan cerpen untuk buku antologi malam ini juga. Itu bila moodku baik dan bila aku ada ide bagus.

Tuesday, December 30, 2014

Resolusiku di Tahun 2015

Resolusiku di Tahun 2015
Gambar dari sini

Dua hari lagi kita memasuki tahun baru 2015. Rasanya cepat sekali tahun 2014 berlalu, tak terasa. Belum banyak yang aku capai di tahun 2014. Di tahun 2013 aku memposting resolusiku untuk tahun 2014, antara lain :
  1. Membuat buku kumpulan puisi dan buku ketrampilan.
  2. Membuat cerita pendek (cerpen).
  3. Menikah 

Aku telah menyelesaikan dua naskah buku ketrampilan, yaitu tutorial aksesori wanita dan tutorial smock. Kedua naskah masih tersimpan menunggu buku-buku antologiku terbit, jadi ada catatan bahwa aku pernah menulis meskipun di buku bareng-bareng. Sedangkan untuk buku kumpulan puisi, naskah juga sudah selesai 75%. Aku ragu untuk menyelasaikan naskah ini karena buku kumpulan puisi kurang mendapat perhatian pasar atau kurang menyerap pasar.

Tentang cerpen, sudah ada empat cerpen di blogku dan beberapa yang aku kirimkan untuk naskah buku antologi.

Menikah? Boro-boro menikah, aku bahkan belum menemukan jodoh sejatiku sampai detik ini.

Dengan demikian berarti aku masih belum menggenapi janjiku untuk bisa terlaksana di tahun 2014 ini. Selanjutnya aku akan membuat beberapa resolusi untuk tahun 2015 mendatang.

Resolusiku di tahun 2015 adalah :
  1. Rajin mengikuti program menulis bersama untuk buku antologi. 
  2. Menulis buku non fiksi untuk dikirimkan ke penerbit untuk diterbitkan, termasuk kedua naskah buku sebelumnya. Untuk ini aku sedang mengikuti pelatihan di Writing Training Center secara online selama dua bulan mendatang. Di pelatihan ini peserta selain dilatih menulis juga naskahnya akan ditawarkan ke penerbit mayor sampai diterbitkan dan semua royalti untuk penulisnya. 
  3. Menulis novel dan diterbitkan secara mayor. 
  4. Membuka bisnis online lagi dengan produk sendiri dan membuat produk untuk dipasarkan anakku di instagramnya. 
  5. Usaha ternak kucing ras dan pakan ternak. 
  6. Menemukan jodoh sejatiku dan menikah.
Demikian keenam resolusiku di tahun 2015. Semoga aku bisa mencapai semuanya di tahun 2015.

Monday, December 29, 2014

Pasar Klewer Kini

Malam Minggu, 27 Desember 2014 pukul 19.00 Pasar Klewer terbakar hebat. Api pertama kali terlihat di lantai II pasar kemudian semakin membesar dan merembet ke hampir seluruh bangunan pasar.Pedagang yang kiosnya belum terbakar sibuk mengamankan barang dagangannya keluar pasar. Hujan yang turun tidak berpengaruh meredakan amukan si jago merah. Sementara sebelum hujan turun, angin bertiup cukup kencang justru semakin mengobarkan amukan api. 

Pasar Klewer Kini
Puncak amukan api di Pasar Klewer

 Sampai pagi harinya api masih belum bisa dipadamkan padahal sudah sekitar 30 mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan. HPPK (himpunan pedagang pasar klewer) mengungkapkan bahwa kebakaran bukan disebabkan oleh adanya korsleting listrik, karena sejak empat tahun lalu pihak HPPK sudah mengkondisikan kelistrikan dengan sistem baru. Maksud dari sistem baru adalah bahwa aliran listrik otomatis akan padam bila tidak ada aktifitas di pasar. Rel listrik pun bisa dikontrol dengan handle. Jadi pihak HPPS menyatakan bahwa kebakaran bukan karena adanya korsleiting listrik. 


Pasar Klewer Kini
Keadaan Pasar Klewer Minggu, 28 Desember 2014 pkl 16.00

Dari kebakaran hebat ini selain berakibat musnahnya barang dagangan yang bernilai trilunan rupaih juga ada seorang korban meninggal, yaitu seorang pedagang pemilik kios yang jatuh pingsan saat memindahkan barang dagangannya. Korban meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit karena penyakit jantung. Diduga korban shock dengan adanya kebakaran tersebut. Tentang Pasar Klewer belum pernah aku perkenalkan di blog ini, rencana sih sudah ada tapi sayang sekali dengan adanya kejadian ini. Namun demikian aku akan menceritakan tentang Pasar Klewer ini. 

Disebut Pasar Klewer karena pada waktu itu orang-orang membawa dagangannya yang berupa kain batik dengan cara menaruhnya di bahu sehingga kain tersebut seperti terjatuh atau disebut “kleweran. Dari kata kleweran tersebut jadilah nama Pasar Klewer.

Pasar Klewer Kini
Gambar diambil dari sini
Pasar Klewer. Pasar Klewer terletak di Solo atau Surakarta, Jawa Tengah. Pasar ini bersebelahan dengan Keraton Surakarta Hadiningrat. Di pasar ini lebih banyak dijumpai kain batik dan pakaian batik karena memang pasar ini terkenal sebagai pasar batik terbesar di Indonesia. Pasar tempat kulakan kain batik serta produk tekstil lainnya ini sangat terkenal dan beromzet milyaran rupiah setiap harinya. Di sini dapat dijumpai kain batik dari yang murah sampai kain batik tulis yang mahal. Berbeda dengan jika membeli di PGS (Pusat Grosir Solo) maupun di BTC (Beteng Trade Center) yang berharga pas, maka di Pasar Klewer pembeli bisa menawar untuk mendapatkan harga yang jauh lebih murah. Tentu saja tergantung dari kepandaian menawar barang. Selain kain batik dan pakaian batik, juga tersedia pakaian non batik, kaos, jin, peralatan jahit, kain non batik, handicraft, sanggul, pakaian pengantin, makanan, oleh-oleh, emas, perbankan, buah-buahan, dan lain sebagainya.

Sudah sejak lama pasar ini akan direnovasi, namun para pedagang pemilik kios keberatan dengan harga kios baru nantinya. Aku sendiri pernah menanyakan tentang hal ini dengan pemilik kios di lantai II yang adalah langganan aku membeli kain belacu. Hal inilah yang menyebabkan pasar tidak juga direnovasi padahal keadaan sangat kurang memadai karena gang-gang pasar yang terlalu sempit sehingga pembeli maupun pengunjung harus menepikan tubuhnya bila berpapasan dengan kuli dan gerobaknya yang membawa barang dagangan. Tempat parkir pun selalu penuh apalagi bila menjelang hari raya, parkir sangat sulit. Parkir motor terletak di sebelah belakang, kanan dan kiri dari pasar, sementara parkir mobil terletak di tempat parkir tersendiri yang agak jauh dari pasar. Mau tidak mau pasar harus segera direnovasi karena sudah tidak nyaman lagi, terutama bagi pengunjung.

Sunday, December 28, 2014

Menangis Tertahan di Gereja

Menangis Tertahan di Gereja

Aku telah melewatkan malam Natal karena menunggu seseorang yang berjanji datang sore harinya namun hingga larut malam pun tak datang. Esoknya aku juga tak ke gereja karena misanya untuk anak-anak.

Hari Minggunya aku ke gereja jam 08.00 sendirian. Lagi-lagi aku mendapati diriku penuh tangis di gereja. Ini pas homili (kotbah). Romo mengajak umat yang hadir yang kebetulan sekeluarga untuk berdiri. Romo kemudian mengajak para istri untuk menyanyikan lagu Topi Saya Bundar dengan plesetan :

“Suami saya baik, baik suami saya
Kalau tidak baik, bukan suami saya”
Begitu juga para suami disuruh menyanyikan untuk istrinya, anak-anak menyanyikan untuk ayahnya dan juga untuk ibunya. Aku hanya diam saja, duduk saja. Tentu saja, aku kan datang sendirian. Aku menangis.

Ternyata tangisku tak berhenti di situ. Sehabis Homili, setelah Syahadat biasanya dilanjutkan dengan Doa Umat, tetapi kali ini sebelum Doa Umat ada acara Penyegaran Janji Hidup Berkeluarga. Owh! Umat berdiri.
Aku hanya duduk, toh aku bukan bagian dari acara itu. Pada saat mambaharui janji hidup berkeluarga, pasangan suami istri disuruh saling berjabat tangan dan mengucapkan janji sebagai berikut :

Imam :

“Tibalah saatnya kini para pasutri untuk membaharui janji hidup berkeluarga. Silahkan saling berjabat tangan dengan pasangan anda masing-masing dan mengucapkan janji dengan menjawab pertanyaan berikut :
Para suami, apakah anda bersedia untuk tetap menerima istrimu, setia kepadanya dalam untung dan malang, sehat dan sakit, suka dan duka, serta selalu mencintai dan menghormatinya seumur hidupmu, sehingga menjadi berkat baginya, anakanakmu, geraja dan masyarakat?”

Para suami :
“Ya kami sanggup”

Imam :

“Para istri, apakah anda bersedia untuk tetap menerima suamimu, setia kepadanya dalam untung dan malang, sehat dan sakit, suka dan duka, serta selalu mencintai dan menghormatinya seumur hidupmu, sehingga menjadi berkat baginya, anak-anakmu, gereja dan masyarakat”

Para istri :
”Ya kami sanggup”

Imam :

“Terimakasih atas kesanggupan anda yang telah anda ucapkan sebagai tanda kesetiaan anda terhadap pasangan. Namun anda juga menyadari bahwa dengan perkawinan anda menjadi mitra Tuhan untuk pendidikan anak-anak yang telah dipercayakan kepada anda untuk dikuduskan. Oleh karena itu, silahkan secara bersama-sama mengucapkan janji dan doa anda sebagai orangtua”

Suami dan istri :

“Tuhan Yesus telah menyatukan kami dalam hidup perkawinan. Tuhan Yesus telah mempercayakan kepada kami anak-anak yang harus dikuduskan. Kami berjanji untuk terus mendidik anak-anak kami dengan sungguh-sungguh, terutama di dalam iman kepada Yesus. Sebab anak-anak kami sungguh menjadi berkat bagi keluarga, gereja dan masyarakat pada umumnya, semoga Tuhan berkenan menerimanya.”

Imam :

“Terimakasih atas janji dan doa yang telah saudara ucapkan bersama. Semoga Tuhan berkenan untuk mengabulkannya. Sebaliknya bagi anak-anak pasti punya harapan dan doa bagi kedua orangtua. Untuk itu secara bersama silahkan untuk mengucapkannya.”

Anak-anak :

“Kepada ayah dan ibu, kami bersama mengucapkan terimakasih yang tulus, karenaa ayah dan ibu telah membesarkan, merawat, mendampingi serta mendidik kami dengan penuh tanggungjawab. Maka di hadapan Tuhan, kami berjanji akan selalu setia, hormat, menghargai dan bertanggungjawab atas diri kami masing-masing. Dan kami selalu berdoa untuk ayah dan ibu. Semoga Tuhan selalu melindungi, menjaga dalam keselamatan, memberi kesabaran, kekuatan terlebih dalam mendampingi kami semua. Demikian janji dan doa kami semoga Tuhan berkenan mengabulkannya.”

Selama penyegaran janji tersebut aku menangis. Suasana itu sangat sukses membuatku menangis dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Aku lupa membawa sapu tangan. Aku tahan agar bahuku tak bergerak, tangisku tak bersuara, dan gerakan tanganku mengusap air mata yang terlihat. Aku sedih bukan main. Aku melihat seorang bapak tua yang duduk di sebelahku juga mengusap kedua matanya, entah kenapa. Barangkali ingat istrinya atau keluarganya tak bahagia, entahlah.

Saat ini anakku bersama dua keponakan sedang berlibur ke Jakarta ke tempat papanya dan mak tirinya dan saudara tirinya. Tinggallah aku sendirian di rumah. Perkawinan kami gagal dan aku belum merasakan bahagia itu. Entah kapan ada bahagia untukku.

Saturday, December 27, 2014

Vakum Menulis

Vakum Menulis

Sudah hampir tiga minggu aku tidak nulis di blog sejak naskahku yang pertama ditolak penerbit untuk yang kedua kalinya. Ada rasa kecewa yang mendalam karena aku sudah mengeluarkan waktu, pikiran, tenaga dan beaya untuk menyusunnya. Memang benar bahwa naskah ditolak itu biasa, tapi masih saja rasanya tetap “sakitnya tuh di sini”. 

Naskahku yang kedua masih aku simpan. Kedua naskahku masih rapi tersimpan menunggu buku-buku antologiku terbit biar ada catatan kalo aku pernah menulis meskipun di buku bareng-bareng. 

Saat ini aku mulai mengikuti pelatihan menulis lagi secara online. Aku berharap dengan mengikuti pelatihan ini aku semakin percaya diri dalam menulis, dan bisa menghasilkan buku-buku yang berbobot. Apalagi di pelatihan ini dibuka kesempatan bahwa naskah bukunya akan ditawarkan ke penerbit mayor sampai diterbitkan. Semua royalti akan menjadi milik penulisnya. 

Aku orangnya sangat moody jadi aku membutuhkan orang-orang yang dapat memberiku spirit untuk terus berkarya. Saat ini aku sedang vakum sementara, pikiranku sedang terganggu he he.

Monday, December 8, 2014

Penulis dan Kompetensinya

Menulis Dan Kompetensinya


“............ itulah mengapa ikut menulis di buku antologi itu penting” 

Kalimat di atas lebih ditujukan kepada diriku sendiri yang tidak mempunyai kompetensi apapun dalam penulisan buku apapun. 

Kemarin pagi aku datangi sebuah kantor penerbitan besar di kotaku untuk menawarkan naskah buku ketrampilan membuat aksesori wanita. Beberapa saat aku menunggu di sofa ruang pamer buku, kemudian datang seorang pria yang menerima kedatanganku. Naskah dan surat-surat dikeluarkan dari amplop. Dia memandangi sekilas sampul naskah dan mulai membuka naskahku. Aku merasa dia tak tertarik, yang dapat dilihat dari wajahnya yang lempeng-lempeng saja. Itu memang benar. 

Dia mengatakan bahwa penyerapan pasar untuk buku seperti ini kurang banyak. Memang penerbit ini pernah menerbitkan buku ketrampilan tetapi disertai dengan perhitungan peluang bisnisnya, pokoknya dihubungkan dengan bisnis. Kemudian aku tawarkan bagaimana kalau aku tambahkan perhitungan bisnisnya, dia menolak. Kemudian dia bertanya apakah aku bergelut di dunia ini, aku jawab tidak, hanya hobi. Aku mengatakan pernah mempunyai usaha di bidang handicraft dari batik. Ah itu tidak relevan. 

Ya sudah. Aku akan tawarkan ke penerbit yang lain lagi. Mungkin perlu ada yang dikoreksi, diperbaiki atau ditambahkan. Aku sudah bosan membacanya berulang kali. Yang jelas dalam hal ini aku tak mempunyai kompeten di bidang yang aku tulis. Aku bukan pelaku usaha di bidang ini. Penerbit melihat siapa penulisnya. Jadi biografi penulis yang meskipun sekilas dibaca sangat menentukan sebuah naskah pantas diterbitkan atau tidak. 

Aku mulai berpikir, bagi orang sepertiku yang tak mempunyai kompeten di bidang apapun cukup sulit untuk menulis bidang-bidang tertentu. Lalu kalau menulis fiksi? Tentu juga akan ditanya apakah pernah menulis sebelumnya. Seperti halnya orang yang melamar pekerjaan akan ditanya tentang pengalaman kerjanya, begitu juga penulis. Pengalaman menulis buku dan atau kompetensi penulis, itulah yang menjadi pertimbangan penerbit. Tentang isi tulisan? Mungkin bobotnya cuma lima puluh persen, yang lima puluh persen lagi adalah kompetensi dan atau pengalaman menulis buku. 

Maka dari itu, ikut menulis di buku antologi atau buku bareng-bareng itu sangat penting terutama bagi penulis pemula. Hal ini tentu bisa menjadi pertimbangan penerbit. Aku harus lebih aktif menulis di buku antologi dulu baru menulis buku solo. Sebetulnya sudah empat kesempatan menulis di buku antologi yang aku ikuti tetapi semuanya masih dalam proses diterbitkan. Sementara dua naskah buku ketrampilanku pun sudah selesai. Naskah kedua akan aku kirimkan ke penerbit dalam waktu dekat, semoga bisa diterbitkan.

Friday, December 5, 2014

Pria pun Pesolek

pria pun pesolek

Ketika aku memasuki salon langgananku bareng anakku, suasana masih sepi. Tetapi baru beberapa menit duduk, mulai banyak pelanggan yang datang. Tak hanya wanita yang melakukan perawatan wajah tetapi juga pria. Aku hitung ada sekitar lima pria yang melakukan perawatan wajah atau sekedar membeli krem saja. Ini adalah salon khusus perawatan wajah untuk kelas menengah. 

Kalau dilihat dari penmpilannya, mereka para pria itu bukanlah setengah pria setengah wanita. Mereka pria tulen, beberapa dengan postur tinggi besar dan gagah. Wow! Aku jadi malu sendiri bila kalah dengan mereka dalam hal merawat wajah. 

Kedatanganku adalah mengantar anakku facial karena keluhan jerawat di wajahnya. Sementara aku sendiri Cuma mau complain sama dokternya. Aku merasa kecewa dengan penanganan dokternya untuk suatu perawatan khusus yang dikerjakannya terhadapku tetapi hasilnya gak terlihat. Padahal aku udah menyisihkan uang dan mengambil dari pos lain, untuk itu. 

Sebenarnya sehabis perawatan dulu pun aku tidak melihat perubahan apapun, tetapi aku masih menunggu barangkali prosesnya sedang berjalan. Ternyata seiring berjalannya waktu masih belum ada perubahan. Padahal waktu ditangani sama dokter yang sedang cuti hamil, hasilnya langsung kelihatan dan sangat memuaskan. Katanya dokter tersebut mulai masuk kerja lagi akhir Januari. Jadi aku akan menemuinya awal Pebruari nanti. 

Aku ingin nampak dua puluh tahun lebih muda dari usiaku sebenarnya. Hal itu pasti bisa diusahakan. Meskipun uang masih pas-pasan namun aku harus usahakan untuk mendapatkan perawatan wajah yang memadai.

Wednesday, December 3, 2014

Ramalan Jodoh

ramalan jodoh


Aku ingat di suatu waktu di masa lalu aku pernah bertanya lewat Harian Solopos tentang jodohku. Beberapa waktu kemudian aku mendapatkan jawaban lewat harian itu dari rubrik konsultasi paranormal. Judul rubriknya aku sudah lupa. Yang jelas yang menjawab adalah seorang sesepuh dari keraton Solo. 

Waktu itu aku masih dekat dengan mantanku tapi belum menikah. Dia pun juga tahu kalau aku bertanya tentang hal ini. Dia membaca pertanyaannya dan juga jawabannya. Jawabannya ada tiga ciri, yaitu bahwa jodohku adalah orang luar Jawa, sarjana hukum dan namanya berinisial M atau H. Lalu aku mulai berpikir, nama pacarku saat itu berinisial P atau B. Berarti bukan dia, tetapi bisa saja bila dia naik haji akan bergelar haji atau disingkat H maka akan berinisial H juga. Aku berusaha menawar. 

Seiring berjalannya waktu, bila ada yang mendekatiku maka aku akan melihat kesesuaiannya dengan ciri-ciri tersebut. Tak ada. Sementara mantanku pun hanya memiliki 1 ciri tersebut, dan nyatanya dia bukan jodoh sejatiku. Saat ini bahkan lebih dari dua tahun ini aku memikirkan sebuah nama, hanya dia. Orang luar Jawa, sarjana hukum dan berinisial M. Aku sempat berpikir apakah nama tengahnya berinisial H misalnya Honoluan? Eh emang nama itu ada gak ya? 

Dia, orangnya ganteng, cerdas dan masih muda. Rasanya aku tak pantas mendampinginya. Apalah aku ini ... 

Bertahun-tahun aku berusaha melupakannya, namun tak bisa. Selalu kepikiran tentangnya. Ini menyiksaku. Aku merasakan kondisi hubungan yang naik turun. Aku juga merasa hanya di-PHP. Janji-janjinya untuk datang belum terlaksana juga, padahal jarak Jakarta-Solo lumayan dekat. Aku menyangsikan kesungguhannya. 

Lebih baik memang dilupakan saja, tetapi mengapa selalu sulit melupakannya?Aku tahu bahwa dia pun mengikutiku di berbagai media sosial, meski dalam diam. Bila aku berusaha mengalihkan perhatianku ke orang lain, seakan pandanganku dipaksa untuk melihat hanya dia saja. Aku semakin bingung dan tersiksa. 

Tuhan, 
Bila dia memang jodohku dekatkanlah 
Bila dia bukan jodohku jauhkanlah

Sunday, November 30, 2014

Berkata Jujur Pada Tuhan

berkata jujur pada tuhan

Maafkan aku Tuhan, hari Minggu ini aku tidak ke gereja dan tidak menerima tubuh Kristus. Aku berpikir barangkali saja Engkau tidak mau mendengarkan permohonanku atau sudah muak dengan segala keluh kesahku selama ini. Memang segalanya hanya akulah yang salah. Aku bodoh, kuakui hal itu. Tetapi mengapa? 

Apa sebenarnya yang salah pada diriku sehingga Engkau memberiku cobaan bertubi-tubi? Ampuni aku Tuhan bila aku banyak salah. Tetapi aku berpikir, seberapa besar salah dan dosaku dibandingkan dengan mereka yang seakan lebih Engkau perhatikan? Aku merasa selalu hidup di jalanMu. Bila jatah bahagiaku belum juga sampai ke tanganku, lantas kapan ya Tuhan? Mengapa Engkau seakan selalu memberi jatahku yang terakhir? Aku telah lelah memohon dan tak lagi sabar menunggu. 

Mohon jujurlah padaku, ada apa sebenarnya? Aku sungguh tak paham, pikiranku tak cukup untuk memahaminya. Apakah aku harus berpura-pura bahagia dulu baru Engkau akan memberiku bahagia yang sesungguhnya? Aku terlalu polos untuk berpura-pura. Beginilah aku yang apa adanya. 

Tuhan, mohon kali ini berikanlah jatahku terlebih dahulu dibandingkan yang lain. Aku sudah tak kuat menunggu lebih lama lagi.

Berburu Buku

Berburu Buku
8 Buku hasil buruanku

Inilah buku-buku yang aku beli kemarin di Solo Book Fair di Goro Assalam dan tadi di Gramedia. Kisaran harga bukunya adalah 5.ooo,- sampai 95.000,- 

Letak Goro Assalam Hypermarket Foursquare lumayan jauh dari rumah tapi harus ke sana karena penasaran. Terus terang aku penasaran dengan jenis buku dan harga buku yang dipamerkan yang katanya murah. Memang benar, buku termurah dijual seharga 5.000,- aja. Kebanyakan yang dipamerkan adalah buku-buku muslim, termasuk Al Quran. Aku kira hampir semua adalah buku muslim, 90 % lah. Aku dan anakku membeli tiga buah di sana, buku umum tentu saja.

Sepulang dari Goro Assalam, mata kami tertumbuk pada iklan promosi diskon besar-besaran di TB Togamas. Mampirlah kami ke situ. Kebanyakan buku-buku pelajaran. Aku mencoba mencari novel dewasa tetapi aku hanya menemukan satu novel saja karangan Maria A Sarjono, sementara 95% lainnya adalah novel remaja. Terus yang emak-emak baca novel apa dong? 

Tadi aku dan anakku ke Gramedia, aku bermaksud mencari buku tentang kucing dan buku blog mininya Pakde tapi yang ini tidak ketemu. Buku tentang kucing sangat berguna bagiku yang ingin beternak kucing ras, apalagi pengarangnya memang seorang yang bergelut di dunia perkucingan. 

Jadilah hasil buruanku adalah Ungkapan Kata-kata Paling Romantisnya Kahlil Gibran;Perawatan Rambut; Membaca Cepat Rahasia Garis Tangan dan Wajah; Novel Rindunya Tere Liye; Kucing; novel remaja De Journey, dan majalah Cosmo Girl. 

Melihat buku-buku yang ada di Gramedia bagus-bagus sebanding juga dengan harganya. Tapi bagaimana ya dengan yang seharga lima ribu rupiah kemarin di pameran? Lalu bila demikian pengarangnya cuma dapat lima ratus rupiah aja perbukunya? Kan pendapatannya sepuluh persen dari harga buku. Tapi yang seharga lima ribu rupiah kemarin bukanlah buku karyanya sendiri melainkan hasil saduran, dan bukunya juga kecil. 

Sebagai penulis pemula banget, nampaknya banyak juga saingannya, dan bagus-bagus pula. Aku acungin jempol buat penulis yang bukunya mejeng di toko-toko buku terkenal dan laris pula. Sedangkan aku baru saja hampir menyelesaikan naskah bukuku yang kedua. Karena naskah pertamaku ditolak penerbit ditambah masalahku kemarin membuatku jadi malas merampungkan naskahku yang kedua. Aku memang orangnya moody. Sekarang badanku masih lemas akibat dampak sakit hati. Sebenarnya aku butuh pendorong yang bisa menyemangati tapi itu tak ada. Jadi di halaman Ucapan Terima kasih, siapa yang harus ditulis di situ? 

Tujuanku membeli tiga buku tersebut adalah untuk belajar menulis novel dan tentang kucing adalah untuk belajar memelihara kucing ras. Aku dengan serius ingin menjadi peternak kucing ras, mengingat aku adalah pecinta kucing sejati. Katanya pekerjaan yang ditekuni sebaiknya yang kita sukai. Aku suka menulis, memelihara kucing dan mengamati rumah. Untuk yang terakhir nanti dulu.

Saturday, November 29, 2014

Masa itu Telah Berlalu

Masa itu telah berlalu

Masa itu telah berlalu, ketika aku masih saja mendambakan datangnya orang yang kucintai di hadapanku. Di usiaku kini rasanya sudah sangat memalukan bicara soal cinta. 

Masa itu telah berlalu, orang-orang seusiaku telah menikmatinya di masa lalu. Dan aku? Belum sama sekali. Mungkin masa itu tak akan datang untukku, atau mungkin juga masa itu datang terlambat untukku. Tak ada kata terlambat bukan? Aku masih menunggu bila jatah cinta untukku masih akan datang. 

Masa itu telah berlalu ketika aku menginginkan datang di acara konser musik. 
Masa itu telah berlalu tanpa aku sempat menikmatinya. Pernah waktu SMA aku datang ke acara konser musik rock bersama bapak. Rasanya agak aneh dan tentu saja tak bebas. Aku menjadi kapok dan tak mengulangi lagi. 

Pernah beberapa tahun lalu aku datang ke konser musik ADA Band bersama seorang teman yang duduk di belakangku karena tempat duduk penuh. Seorang remaja di sebelahku bertanya:”Ibu datang sendirian?” Oh! Aku menyeringai. Rupanya masa itu benar-benar telah berlalu. 

Beberapa tahun lalu aku pernah membeli tiket konser musik tapi tiket itu kemudian dijual kembali sama temanku karena dirasakannya sebagai hal yang tak pantas. Ya dengerin musiknya cukup di rumah saja di kamar sendirian pula. 

Bila semua masa telah berlalu lalu mengapa aku masih saja di bumi ini? Bumi yang serasa memandang segala yang kuinginkan sebagai hal yang tak pantas kunikmati lagi? 

Barangkali ketika masa itu datang untukku, maka semua menjadi tak berarti lagi. 
Bukankah masa itu telah berlalu?

Thursday, November 27, 2014

Pernikahan Itu

Pernikahan Itu

Belakangan ini badanku terasa sangat lemah. Pegal-pegal di sekujur tubuhku. Barangkali pijat akan mengembalikan staminaku. Bagaimana pun bila hati yang sakit itu akan menjalar secara fisik. Aku lunglai. Untuk berdiri tegak pun terasa berat. Tetapi bukankah kehidupan ini harus terus berjalan? Telah aku kuat-kuatkan diriku telah aku tabah-tabahkan hatiku menerima segala kenyataan pahit ini. 

Dia,mantan suamiku kini telah menikah dengan perempuan itu. Mereka menikah Hari Minggu lalu di Jakarta. Tak ada pemberiahuan ke aku. Dinda menghadiri acara itu bersama segenap keluarga dari pihak mantanku. Katanya Dinda mengenakan kain dan kebaya seperti saudaranya yang lain. Aku tak sedikit pun ingin melihat foto-foto tersebut. Aku meragukan kekuatan hatiku. 

Itu memang haknya untuk menikah. Tapi perempuan itu ... aku melihat gambar mereka berdua di facebook jauh sebelum perceraianku. Aku bersedia mengajukan gugatan cerai atas permintaannya. Sebenarnya aku sudah lama tidak tahan dengan perkawinan kami. Perhatiannya nyaris tak ada, baik kepadaku maupun kepada anak satu-satunya. Juga nafkah lahir dan batin tidak aku terima. Nafkah lahir sama sekali belum pernah aku terima. Aku bekerja sendiri waktu itu. Kebiasaannya bermain perempuan juga sangat menyiksa batinku. Kini dia menikah dengan perempuan yang telah merampasnya dariku. 

Seakan aku ikut memuluskan jalan mereka melenggang menuju ke pelaminan. Betapa bodohnya aku. Harusnya aku tahan saja tidak mau diceraikan agar dia tak bisa menikah secara terang-terangan seperti itu. Tapi semakin lama dalam perkawinan dengannya semakin batinku tersiksa. Aku menyetujui mau mengajukan gugatan cerai karena terdesak akan kebutuhan secara ekonomi. Aku pikir setelah palu diketukkan maka dia segera memberiku sejumlah uang yang bisa aku gunakan untuk melanjutkan usahaku, ternyata tidak. Dia baru mulai memberi uang cerai beberapa bulan sesudah palu diketuk, dan selanjutanya dicicil. Sampai sekarang pun belum lunas.Harus bersabar? Barangkali saja dia memang suka menyiksaku secara batin. Aku semakin tersungkur dengan perceraian ini. Kini dia telah menikah.

Aku hanya membayangkan bagaimana dia memberikan persembahan untuk istrinya tersebut yang tidak pernah diberikannya kepadaku, dulu. Mengapa bisa berbahagia di atas penderitaan orang lain? Aku merasa telah dijadikannya tumbal demi kenyamanan hidupnya. 

Bukan aku cemburu atau tak rela, bukan itu. Aku cuma menyesali nasibku sendiri yang seperti ini. Terlebih keluarganya yang masih kuanggap sebagai keluarga sendiri pun tak mengabariku. Seakan wajahku tertampar dan badanku terjatuh kelimpungan. Aku mengerti bahwa mereka tak lagi menganggapku sebagai bagian dari keluarganya lagi, kecuali Dinda. Tentu saja. Mulai saat ini aku tak lagi menelpon mereka di hari raya, menitipkan oleh-oleh lewat Dinda kalo ke Semarang atau curhat ke mereka, apalagi datang ke rumah mereka. Padahal sebenarnya aku dengan tulus masih menganggap mereka sebagai keluargaku. Hal ini dikarenakan aku tak lagi mempunyai orangtua dan saudara lagi. 

Hanya tiga orang saja dari mereka yang masih peduli padaku, dan tentu saja aku akan tetap menjalin tali silaturahim dengan mereka. Ketiganya tak datang ke Jakarta menghadiri resepsi pernikahan mantanku.

Monday, November 24, 2014

Aku Mencoba

Aku Mencoba
Aku mencoba tak rasakan apapun 
Aku mencoba tak pikirkan apapun 
Aku mencoba tak bayangkan apapun 
Tapi ... airmataku yang jatuh satu demi satu telah mengatakan apapun 
Bila dikata sakit ya memang sakit 
Lebih sakit lagi bila tak lagi dianggap ada 
Ada atau tiada memang telah lama kurasakan
Beginilah bila bersangkutan dengan mereka yang tak punya rasa 
Hanya rasa egois yang utama dan hal duniawi yang diagungkan 
Cukup sudah semua ini tapi bagaimana dengan janjinya? 
Janji adalah hutang yang harus ditepati apalagi bila itu adalah hal penting 
Rasa kepahitan ini masih tersimpan di hati, memberontak ingin lepas 
Ingin kulepaskan akar kepahitan ini cepat 
Ingin kuraih bahagia entah dengan siapa

Jawaban Dari Tanya Dalam Hati

Jawaban Dari Tanya Dalam Hati

Menyambung postinganku kemarin Anakku memang diajak pergi ke Jakarta tentu saja untuk bertemu ayahnya, jadi mesti minta izin tidak masuk sekolah hari Sabtu dan Senin. Ya mesti gak masuk dua hari, tumben-tumbennya. 

Selama anakku pergi tak ada komunikasi antara aku dengan anakku maupun ayahnya, mantanku. Baru sore tadi mantanku mengabarkan bahwa anakku akan pulang dengan Lion Air jam enam sore. 

Baru kali ini anakku naik pesawat, sendirian pula. Setiba di Bandara Adi Sumarmo, anakku melanjutkan perjalanan ke rumah dengan naik taxi. 

Karena hujan gerimis maka aku menunggu kedatangannya di jalan raya dengan payung. Tak banyak yang dibawa, hanya satu travelling bag dan satu tas berisi sepatu sport baru. Sesampai di rumah dia membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa produk dari The Body Shop. Barang perawatan badan dan parfum yang mahal menurutku dan sangat mahal untuk ukuran remaja seusianya dalam kondisi ekonomi yang seperti ini. Sementara tak ada satupun barang untukku. 

Ternyata benar dugaanku, dia menikah, ya mantanku menikah kemarin di sebuah gedung di Jakarta. Itu adalah jawaban pasti dengan tanya dalam hatiku kemarin.

Kata anakku, keluarga Semarang berangkat dengan naik kereta dan pulangnya dengan pesawat. Anakku hanya singgah di rumah mantanku di Cibubur, tetapi menginap di hotel. Acaranya di sebuah gedung di Jakarta. 

Kata anakku, ayahnya masih ngontrak rumah, sementara mobil pun masih mobil dinas dari kejaksaan. Percaya? Oh oh oh!

Tadi pagi dia mengirim uang 30 juta untuk mengontrak rumah yang layak dan sisanya untuk modal usaha agar aku mempunyai penghasilan. Itu masih jauh dari yang dijanjikannya. Sekarang dia sudah beristri .... 

Tentu aku akan segera pindah dari sini, anakku memang membutuhkan penyegaran agar enak dalam belajar. Tentang usaha ... pikiranku lagi bebal tak bisa jernih berpikkir apapun. 

Hal yang sangat sangat aku herankan adalah mengapa aku sebagai mantan istrinya dan aku sebagai mantan keluarganya tak diberitahu sama sekali? Apakah dengan diberitahu aku akan menimbulkan keributan? Toh selama ini aku diam-diam saja tak banyak berulah. Bila demikian sangat pantas bila aku simpulkan keluarga eh maaf masih menyebut keluarga, maksudku keluarga Semarang sudah tidak menganggapku sebagai bagian keluarga lagi. Tali silaturahim yang katanya masih ada yang dikatakan dengan tegas, ternyata itu bukan buat aku tetapi buat anakku. Tentu saja. 

Maaf tulisanku tak karuan....

Sunday, November 23, 2014

Tanya Dalam Hati

Tanya Dalam Hati

Tiga orang yang aku hubungi belum membalas sms dan bbmku. Terlihat seorang di antaranya telah membaca bbmku tapi kemudian menandainya sebagai belum terbaca, D. Pikiranku semakin melayang-layang tak karuan. Benarkah ada acara pernikahan itu seperti yang aku pikirkan? 

Kemarin budhenya sms aku, sms yang kedua berbunyi:”Mbak lia saya bude susi pakde cuma pusing kayak migren kalau ditinggal kasihan padahal sudah jahit baju ha haha mbak wiwik juga nggak ikut katanya juga sakit kapan2 ketemu ya”. Lalu aku bertanya:”Sy jg pengin ketemu budhe, emang ada acara apa?” Tak dijawab. Kemudian aku sms lagi:” Nikahan ato apa?” Lagi-lagi tak dijawab. Aku menjadi berpikir yang tidak-tidak. 

Aku mencoba menganalisa sms dari budhe. Kata-kata menjahit baju, tentu ada acara spesial sampai budhe menyempatkan menjahitkan baju yang memang untuk acara itu. Ditinggal seberapa lama emangnya? Kalo cuma di dalam kota aja toh tak membutuhkan waktu lama. Mbak Wiwik memang gak akan mendukung dengan hal-hal yang tak disukainya. 

Benarkah mantanku menikah? Sebetulnya itu bukan urusanku lagi sih, tapi kenapa tak ada kata-kata sedikit pun untukku? Bukankah ini menyangkut anakku dengannya? Boleh saja tak menganggap aku tapi lunasi dulu semua janjinya. 

Ketika anakku menyampaikan kebosanannya di rumah dan keluhannya akan ayahnya yang tak pernah menjenguknya, kemudian dia mengajak anakku berlibur ke Jakarta. Dia menyuruh anakku mengajukan izin tidak masuk sekolah hari Sabtu dan Senin ini. 

Lalu apa ada hubungannya dengan sms dari budhe kemarin? 

Hari Senin ini anakku pulang ke Solo, aku menunggu ada kabar apa aja.

Saturday, November 22, 2014

Bagaimana Mungkin?

Bagaimana mungkin .... ?

Pernah di suatu pagi menjelang siang yang cerah di hari Minggu, aku dan Dinda anakku bermaksud makan di tempat makan yang beda dari biasanya. Sebuah warung makan telah kami sepakati untuk datangi. Aku mendapatkannya dari internet. 

Setelah mencari dan mencari akhirnya sampai juga di tempat yang dimaksud. Sebuah warung terbuat dari pagar bambu terletak di pinggir jalan besar dan sedang ramai pengunjung. Yang nampak hanyalah mobil dan mobil, aku mencari parkiran sepeda motor tapi tidak terlihat, tukang parpir pun juga tidak terlihat. Aku menjadi ragu untuk memarkir motorku. 

Terdengar canda tawa anak-anak, juga obrolan orangtua. Cukup riuh. Tiba-tiba aku menjad jengah. Pada akhirnya aku pun ragu untuk makan di tempat itu. Dinda pun bersikap yang sama. Akhirnya aku tidak jadi memarkir motorku di situ. Diam-diam aku balikkan arah motorku menuju ke jalan besar. 

Bukan tentang harga makanannya yang mungkin juga lebih mahal dari biasanya kami makan, tetapi ada hal yang lebih dari itu yang menjadi pemikiran kami. Barangkali Dinda pun berpikir yang sama. Kami merasa bukan menjadi bagian dari kebahagiaan mereka yang sedang makan di situ. Keluarga-keluarga bahagia yang datang bersama anak-anak mengendarai mobil dan bisa bercanda bebas menikmati artinya berkeluarga. Tiba-tiba air mataku menenes, mungkin begitu juga dengan Dinda. 

Bagaimana mungkin aku dan Dinda makan di situ dengan mendengarkan celotehan dan obrolan bahagia mereka, sementara kami bukanlah keluarga yang utuh, sejahtera dan bahagia seperti itu? Cengeng? Itu hanya pikiran orang yang tak mengerti saja. Bagaimana hati kami meronta selama ini mendapatkan perlakuan yang begini rupa dari mantanku. 

Air mataku menetes deras ...... saat ini.

Thursday, November 13, 2014

Kolom Agama di KTP Dan Perkawinan Beda Agama

Kolom Agama di KTP Dan Perkawinan Beda Agama

Aku mengetahui lewat televisi bahwa kolom agama di KTP akan dihilangkan, benarkah? Bukankah negara kita, INDONESIA adalah negara yang berketuhanan? Dengan demikian maka setiap warga negara diharapkan memeluk salah satu agama. Memang ada beberapa agama yang tidak diakui di Indonesia. Indonesia hanya mengakui enam agama, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu. 

Wapres Jusuf Kalla dalam menanggapi hal ini mengatakan bahwa tidak akan ada peraturan seperti itu, yang ada hanya kolom agama di KTP dikosongkan bila orang menganut agama yang tidak diakui di Indonesia. Dasar pemikirannya adalah hak asazi manusia. Kalo memang itu tujuan pengosongan di kolom agama, menurutku tidak apa-apa. Jadi tidak ada pemaksaan bagi warga negara yang menganut agama tertentu yang tidak diakui di Indonesia untuk mengisi kolom agama dengan salah satu dari keenam agama yang diakui. Yang jelas kolom agama di KTP masih tetap ada. 

Lalu bagaimana bila kolom agama di KTP benar-benar ditiadakan? Bukankah agama merupakan salah satu ciri atau identitas dari seseorang? Terkadang aku melirik orang yang sedang membawa KTP, antara lain untuk mengetahui agamanya. Menurutku mengetahui agama yang dianut seseorang sangat penting. Dengan mengetahui agama orang lain, maka kita dapat berhati-hati bila terlibat dalam pembicaraan yang menyangkut agamanya. Dalam hal ini toleransi antar agama sangat penting. Identitas agama juga penting untuk orang yang sakit bahkan meninggal dunia, sehubungan dengan tata cara mendoakan. 

Selain kedua hal tersebut, ada hal sangat penting mengapa kita harus mengetahui agama orang lain, yaitu tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam mencari jodoh. Menurutku hal pertama yang harus diketahui adalah agama yang dianutnya. Tentang bagaimana sebuah hubungan akan berlanjut atau tidak, toh hal terpenting sudah diketahui yaitu agamanya. 

Hukum di Indonesia tidak mengatur tentang perkawinan bega agama. Perkawinan beda agama hanya ada di Gereja Katholik. Dalam hal ini, bagaimana dengan penganut agama yang lain? Barangkali saja penganut agama yang lain tidak akan menganggap sah perkawinan beda agama tersebut. Sejauh ini belum ada peraturan resmi dari pemerintah tentang hal ini. 

Bila memang kolom agama di KTP akan dihilangkan karena melanggar hak asazi manusia, maka seharusnya perkawinan beda agama di Indonesia dibuatkan peraturan secara khusus. Perkawinan beda agama merupakan hak asazi manusia juga. Janganlah kita sebagai Warga Negara Indonesia dikotak-kotakkan berdasar agamanya. Jadi kesimpulannya adalah bila kolom agama dihilangkan, maka perkawinan beda agama diizinkan. 

Sunday, November 9, 2014

Aku Kangen Binggo

Aku Kangen Binggo

Binggo adalah seekor kucing blasteran liar yang suka main ke rumah bersama kedua temannya. Tapi sekarang Binggo tak ada lagi, kemungkinan besar sudah dibuang tetanggaku. Memang benar bahwa Binggo bukanlah kucingku tapi aku sudah terlanjur sayang padanya. 

Sudah dua kali aku membelikannya sekantung besar makanan kucing, Wiskas dan makanan kucing kiloan yang aku beli di petshop. Dia suka sekali memakannya. Hanya Binggo saja yang kuberi makanan itu, sementara kedua kucing lainnya hanya aku kasih icip-icip aja. Kini Binggo telah raib. 

Sudah dua kali pula aku menyelamatkan Binggo yang tercebur sumur. 
Pertama, aku hanya membantu mengangkatnya dari ember timba yang baru saja dinaikkan dari dalam sumur. 
Kedua, aku benar-benar menyelamatkannya sendirian, yang lain cuma nonton. Binggo terjatuh dari atap karena berkejar-kejaran dengan temannya atau musuhnya. Suara bedebum byur sangat mengagetkanku. Saking bingungnya, bukannya aku menengok sumur dekat rumah tapi aku malah lari ke belakang sumur itu dengan jalan memutar. Tentu saja tak ada yang jatuh di sumur belakang itu. Aku buru-buru balik ke rumah. Terlihat beberapa tetangga sudah berkumpul mengelilingi sumur dengan lampu yang terang banget. Ternyata Binggo yang terjatuh. Benar dugaanku. Aku sangat panik. Aku mengambil alih memegang timba. Aku ayun-ayunkan ember timba agar dekat dengan tubuhnya. Berkali-kali gagal karena Binggo berubah-ubah posisi, mungkin sama paniknya denganku. Akhirnya Binggo berhasil memegang tali timba dengan kedua cakarnya yang mencengkeram. Syukurlah Binggo selamat. Segera aku handuki dan aku peluk. Binggo bukan jenis kucing yang manja, jadi dia tidak mau diperlakukan seperti itu. Binggo berlari masuk rumah. 

Oh Binggoku sayang. Kini tak ada Binggo lagi. Terkadang aku melihat ada kucing yang mirip Binggo, blasteran anggora juga. Bisa dipastikan itu saudara-saudaranya. Binggoku sayang, kucing yang baik hati kini telah pergi entah ke mana. 

Aku yakin sekali bahwa Binggo sengaja dibuang. Tak mengertikah mereka bahwa Binggo sangat berarti bagiku yang kesepian. Tidakkah mereka pernah mendengar bahwa Binggo sering aku “kudang-kudang” seperti ke anak kecil? Tidak punya perasaankah mereka sehingga tega berbuat seperti itu kepadaku, kepada Binggo dan kepada si hitam? Kalo membuang kenapa tidak keduanya sekaligus jadi Binggo dan si hitam bisa bersama meski di tempat yang jauh? Si hitam itu sangat lemah sangat tergantung pada Binggo, sering bersikap menyusu pada Binggo padahal Binggo kan kucing cowok. Binggo adal ah kucing paling baik hati yang pernah kutemui. Ditarik bulunya pun tidak marah, diinjak pun tidak marah. Aku kangen Binggo. 

Setiap pulang ke rumah, Binggo selalu berlari mendekat seolah minta oleh-oleh. Binggolah yang pertama kali aku cari bila pulang ke rumah. Kini Binggo tak ada lagi, entah di mana. Kuharap Binggo dan si hitam diberi makanan yang cukup, diberi perlindungan, diberi tempat tinggal yang layak dan semoga ada yang mengadopsi keduanya, meski terpisah. 

Pertama kali aku tinggal di rumah ini, kucing-kucing itu suka main ke rumah. Barangkali saja karena aku sangat familiar dengan kucing, jadi mereka merasa nyaman dan aman. Para tetangga beranggapan bahwa akulah yang memelihara mereka, padahal aku sekedar memberi mereka makan. 

Suatu pagi aku sangat kaget karena ada seorang tetangga yang bilang : “Mbak kucingnya itu lho berak di depan rumah”. Aku terkejut dan terpana, tak seucap kata pun yang keluar dari bibirku. Aku tak mau bersitegang dengan tetangga sendiri. Aku sangat heran baru kemarin aku datangi rumahnya menjenguk nya yang habis melahirkan dan tentu saja aku membawa bingkisan. Eh paginya dia kok seperti itu. Perasaanku mengatakan ada yang tak beres. Pada tetanggaku yang lain yang masih familinya, aku mengelak memelihara mereka, aku hanya memberi mereka makan. 

Aku mengerti bahwa kami tinggal di daerah kumuh yang sempit yang tidak memungkinkan untuk memelihara binatang. Maka dari itu aku meninggalkan kucing-kucingku di rumah yang lama. Terpaksa. 

Beberapa lama kemudian aku mendengar ada tetangga yang menawarkan ke tamu siapa yang mau mengambil kucing itu. Tetangga ini adalah bulik dari orang itu dan mengasuh bayinya di saat dia bekerja. Di lain waktu aku mendengar desas desus dari keluarga tersebut bahwa sebaiknya kucing-kucing itu dibuang saja. Namanya juga kucing jadi berak di tempat sembarangan. Sebenarnya kalo dibiasakan atau dikasih tahu, kucing juga bisa berak di tempat tertentu saja seperti kucing-kucingku di rumah yang lama. Kusadari Binggo hilang setelah lebaran. Pertama si hitam dulu yang hilang. Barangkali saja mereka mengira saat lebaranlah yang tepat untuk membuang kucing-kucing itu karena aku mudik. Nyatanya lebaran pun aku masih di rumah. Jadi entah kapan mereka dibuang. 

Barangkali sudah menjadi watak dasar manusia, yaitu EGOIS. Aku tahu bahwa dia yang habis 
melahirkan itu tidak mau direpotkan dengan hal lain yang dapat mengganggu kebahagiaannya. Lalu orang lainlah yang dirugikan, yang notabene adalah aku. Aku tahu bahwa dia MASIH punya suami, punya anak cewek dan anak cowok, sudah punya rumah yang sedang dibangun, suaminya diberi kepeercayaan boleh membawa mobil sedan dari kantor, keduanya pun bekerja. Lengkap sudah kebahagiaannya. Paling tidak itu yang terlihat. Coba bandingkan dengan aku ... hu hu hu ... Dia tak mau kebahagiaannya terganggu. Dia maunya orang lain mendukung kebahagiaannya, persetan dengan orang lain. Padahal Binggo adalah sebagian dari kebahagiaanku yang sedang kesepian. Jelas dia tak mau berpikir sejauh itu, pikirannya tak sampai. Ya sudahlah tak apa-apa. Aku pun juga tak menanyakan pada mereka tentang Binggo dan si hitam. 

Keinginanku suatu saat bila aku dapat menempati rumah sendiri yang lumayan besar, aku akan memelihara kucing-kucing Persia atau Anggora untuk dikembangbiakkan dan dijual.Adalah merupakan hobiku memelihara kucing. Aku adalah pecinta kucing sejati, kucing di jalan pun aku sapa. Semoga aku dapat mewujudkan keinginanku ini, hobi yang menghasilkan.

Friday, November 7, 2014

Aku dan Para Pria

Aku dan Para Pria

Ini ceritanya tentang para pria yang coba mendekatiku dalam seminggu terakhir ini. 

Satu 

Suatu hari aku bermaksud mengunjungi seorang teman maya yang sedang mondok di rumah sakit di kotaku, sementara dia berasal dari kota lain. Sebelumnya aku bertanya :”Pengin dibawain apa?” Eh dia minta dibawain gado-gado tanpa bumbu sambal dan mayonaise. 
Pagi-pagi aku cari gado-gado dulu sampai agak jauh dari rumah. Masih pagi jadi belum banyak warung makan yang sudah siap gado-gadonya. 
Akhirnya aku dapatkan juga warung yang jual gado-gado dan sudah siap saji. Aku membeli dua bungkus gado-gado tanpa bumbu sambal, kemudian mampir ke sebuah mini market untuk membeli sebotol besar mayonaise, adanya ukuran yang segiitu. 

Sesampai rumah sakit aku mesti menunggu sampai jam bezuk. Sebenarnya aku udah diberitahu teman tentang jam bezuknya, tapi temanku ini ngeyel katanya aku boleh masuk dengan mengaku sebagai keluarganya. 
Sampai di portal dekat ruangannya ternyata ada satpam yang menanyaiku dan memintaku menunjukkan kartu, tentu saja aku tidak membawa kartu yang dimaksud. Aku menunggu sebentar, baru kemudian satpam tersebut mempersilahkan aku masuk. 

Temanku ternyata baru saja pindah ruangan ke ruangan vip. Ruangan ber-ac dan tv serta kamar mandi, juga dilengkapi sofa itu kumasuki. Baru kali ini lho aku dan dia ketemu, maklumlah dia teman di dumay. Rencananya aku akan bezuk bareng temen, tapi dia maunya aku datang sendirian. Ya sudah. Aku menyerahkan pesanannya, dia senang menerima kedatanganku. Eit eit sakit kok gitu sih? Tangannya itu lho. Piye to iki? Ya aku menolak secara halus. 

Dia bilang keluarganya tidak ada yang menengok., bahkan dia datang sendirian ke rumah sakit itu. Ada apa ya? Mungkin juga karena sudah biasa seperti itu, ada kesibukan atau ada masalah. Tak pentinglah bicara soal itu. 

Beberapa hari setelah dia pulang, dia sms ngajak ketemuan karena dia mesti kontrol ke rumah sakit itu. Awalnya aku menyanggupi tapi pada akhirnya aku menolak. Dia kan mau ngajak bercinta, jadi aku tidak maulah. Aku bukan janda gatel, kalo gatel ya digaruk sendiri he he he becanda. 

Bagaimana pun aku mesti memberi contoh yang baik buat anak gadisku. Aku tidak boleh sembarangan apalagi bercinta dengan sembarang pria. Enaknya Cuma sebentar tapi bisa-bisa akibatnya berkepanjangan. Iya kalo enak, kalo tidak enak dan ada akibatnya? Berabe. Jadi mending gak usah macam-macamlah. 


Dua 

Temenku yang biasa benerin komputer/laptop memang sudah biasa mampir ke rumah sekedar ngopi. Dia kerja sebagai marketing property jadi waktu untuk keluar kantor tentunya fleksibel. Kemarin dia ke rumah langsung masuk aja dan langsung ke kamar melihatku sedang tidur dengan daster yang tersingkap. Aduh! Barangkali saja dia sudah lama melihatku begitu sebelum kemudian memanggilku.
Katanya aku seksi memakai daster itu.Ya iyalah dia melihat pahaku. 

Aku memang terbiasa membuka pintu depan dan samping meskipun aku sedang tidur. Rasanya kok sumpek kalo ada pintu yang tertutup. 
Aku percaya tak akan pencuri yang masuk. Tapi ... ya begitulah, bukan pencuri barang kok. 


Tiga 

Tadi ada tetangga yang bilang kalo familinya mau nikahin aku, anaknya pun sudah setuju. Yang ini bukan tetanggaku dulu itu yang pernah aku ceritakan.Tapi katanya aku harus mau pindah agama. Jelas aku tidak mau pindah agama. Aku kembali ke agamaku saja ada pengorbananku secara materi kok. Apalagi dia hanya mampu mengontrakkan rumah untukku, padahal aku penginnya bisa kembali memiliki rumah sendiri. Bahkan cita-citaku adalah bisnis di bidang property dengan cara membeli dan menjual kembali rumah tersebut, begitu seterusnya. 

Tuesday, November 4, 2014

Bisakah?

Bisakah?

Aku tahu kamu masih melihatku dari sana, dengan jelas. Namun sayang, kini seolah ada jarak yang memisahkan kita. Barangkali anggapanku tentangmu adalah benar, barangkali juga salah.

Kini tak ada pelukan hangatmu yang bisa redakan gelisahku. Barangkali saja kamu sibuk dengan pelukan yang lain. Aku selalu berprasangka, itu katamu.

Kini tak ada kudengar suaramu yang menentramkan batinku. Barangkali saja kamu sibuk dengan rayuan yang lain. Aku cemburu, itu pasti kamu tahu.

Kini tak kulihat lagi gambarmu di wall handphoneku, aku berusaha melupakanmu. Aku tak bisa.

Rindu ini masih milikmu.

Hati ini masih milikmu.

Aku akan berikan hatiku pada pendamba yang lain, bisakah?

Aku tak akan merindukanmu lagi, bisakah?

Aku akan bercinta dengan yang lain, sementara kita pun belum pernah.

Jarak semakin membuahkan jarak. Dekat itu terasa sangat jauh. 

Solo,  05-11-2014

Monday, November 3, 2014

Surga Belanja Di Solo : Pusat Grosir Solo (PGS)

PGS

Selain Betemg Trade Center (BTC), surga belanja dI Solo satu lagi adalah PGS ( Pusat Grosir Solo). Letak PGS bersebelahan dengan BTC. Keduanya sama-sama ramai terutama di hari libur dan menjelang hari raya.

Pusat Grosir Solo merupakan salah satu pusat batik di Kota Solo, terletak di daerah Gladag Solo. Tempatnya lumayan nyaman sehingga para pengunjung dapat dengan leluasa berbelanja di sini.

Surga Belanja Di Solo : Pusat Grosir Solo (PGS)
Benteng Vastenberg dilihat dari lantai teratas PGS
Lokasi PGS sangat strategis. PGS selain berdekatan dengan BTC, juga berdekatan dengan Benteng Vastenberg lokasi diadakannya berbagai event Kota Solo. Selain itu, PGS juga berdekatan dengan Keraton Kasunanan Solo. Dan, hotel yang paling dekat dengan PGS adalah Hotel The Royal Surakarta. Hotel The Royal Surakarta sebelumnya bernama Hotel Best Western Premier. Dari hotel tersebut ke PGS tinggal jalan kaki saja.

Hotel The Royal Surakarta (gambar diambil dari PGS lantai teratas)


Selain batik yang memang paling dominan, produk lain yang disediakan di sini adalah : kaos, pakaian impor, pakaian muslim, tas, sepatu, mainan anak-anak, suvenir, kerajinan tangan (handicraft), jam, jasa pijat, makanan dan minuman, kain batik, sprei, handuk, dan sebagainya.

Banyak pengunjung yang datang dari luar kota sekedar membeli batik, karena batik memang menjadi “trademark” di sini.

Mari kita mulai melihat-lihat apa saja yang dijual di PGS.

Pakaian batik






Kebaya
Pakaian anak
Jean
Handicraft


Kaos
Surga Belanja Di Solo : Pusat Grosir Solo (PGS)
Pakaian dalam eceran

Surga Belanja Di Solo : Pusat Grosir Solo (PGS)

Pakaian muslim






Barbie lover
Suvenir
Pijat refleksi
Tas dan sepatu


Permainan anak

surga belanja di solo : pusat grosir solo (pgs)
Sega Pulen di lantai bawah
Di lantai atas tersedia pijat refleksi dan permainan anak. Sementara di lantai paling atas terdapat pusat makanan yang dinamakan Sega Pulen. Namun sayang tempat makan ini menjadi terbengkalai karena sepinya pengunjung. Hanya beberapa counter saja yang buka.

Sebenarnya Sega Pulen di lantai atas ini cukup bagus penataannya. Ada stage untuk life musik, jenis makanannya pun beragam.
Lokasinya berbatasan langsung dengan tempat parkir mobil paling atas. Dulu pernah diadakan acara life musik dan pameran berbagai makanan di tempat parkir atas itu.
Sekarang sebagian besar counter Sega Pulen pindah di lantai bawah.

PGS tetap ramai pengunjung, ada saja yang dibeli di sini. Jadi, selamat berbelanja di Pusat Grosir Solo.

Sunday, November 2, 2014

selamat berbahagia kekasih

selamat berbahagia kekasih

selamat berbahagia kekasih bersama kekasihmu yang baru 
aku menginginkan kebahagiaanmu dengan tulus 
aku mengerti siapa aku dan bagaimana aku 
keadaanku ini menjadi tak pantas untukmu yang hebat 
harapan palsu pun sudah membuatku melambung 
sungguh kasihan penuh harap diriku yang hina ini 
takkan lagi kuharapkan kebersamaan bersamamu 
itu terlalu tinggi untuk ukuranku yang kerdil 
barangkali itulah yang terbaik yang diberikan tuhan untukmu 
lupakan aku yang hina dina dan tak pantas bagimu 

solo 02 11 14