Tuesday, August 11, 2015

Tangga Menuju Sukses


Pak Mario kira-kira bilang bahwa yang dapat mengobati luka sakit hati adalah pacar baru. Ngomong memang enak pak, yang menjalani ini yang kagak enak. 

Terus terang tak semudah omongan Pak Mario. Gak cuma aku tapi mungkin banyak orang yang merasakan hal yang sama dengan aku. Lain halnya bila orang itu memang sering gonta-ganti pacar. Dia akan dengan enteng saja menyatakan setuju dengan omongan Pak Mario. 

Bagiku pribadi, luka hati mungkin akan hilang terkikis oleh berjalannya waktu. Hilang seiring berjalannya waktu. Tentu butuh waktu yang tak singkat tergantung dengan bagaimana dalamnya cinta terhadap seseorang tersebut. 

Aku tak berusaha mencari pengganti. Aku sudah lelah. Pasrah pada kehendakNya sajalah yang kini kujalani. Pikiranku lebih mengarah pada usaha baruku yang kurintis sejak akhir bulan lalu. Aku harus fokus agar usahaku berjalan seperti yang kuharapkan. 

Inilah pengganti dari cinta yang “hilang” itu. Kualihkan segenap pikiranku ke arah bagaimana mengembangkan usaha baruku ini. Pembeli sudah mulai berdatangan. Tentu saja bukan datang ke toko fisikku, tetapi ke toko online-ku. Aku belum memiliki toko fisik. Selain karena aku tinggal di dalam perumahan, tentang modal pun belum mencukupi. Jualan secara offline pun juga kujalani, ada beberapa yang membeli. Aku yakin semakin lama akan semakin banyak pembeli maupun pelanggan baik secara online maupun secara offline. Semoga.

Sebuah grup di facebook untuk para wanita yang berbisnis yang mengadakan kursus online pun aku ikuti. Aku sangat membutuhkan ilmu-ilmu dalam berbisnis, khususnya bisnis online. Di grup ini aku diterima dengan sangat baik oleh dua orang ibu yang mengurusi grup ini. Dukungan semacam inilah yang sangat aku butuhkan. Seorang di antara keduanya adalah single parent juga sepertiku. Aku semakin tertantang untuk bisa mewujudkan keinginanku bahwa sebagai single parent pun bisa sukses. 

Namun sepertinya aku tak mendapat dukungan dari mantanku. Dulu sewaktu usaha handicraft mau bangkrut, dia pun membiarkan saja tanpa memberikan suntikan dana yang aku minta. Kali inipun dia diam saja. Bukankah uangku masih di sana puluhan juta lagi? Dia belum penuhi semua janjinya. Dan, uang mingguan untuk anak yang seharusnya diberikan Jumat kemarin, sampai hari ini pun belum kudapatkan. 

Keadaan-keadaan seperti inilah yang membuatku dendam. Aku dendam dengan keadaan yang seperti ini. Maka dari itu aku harus bisa bangkit segera. Beberapa seminar telah kuikuti. Aku semakin terpecut untuk segera “action” mengamalkan ilmunya dan segera memetik hasilnya. Ketakutan yang ada di diriku harus aku hilangkan. Merasa tak punya backingan, inilah penyebabnya. Sudahlah, para mentor tentu akan membantu dengan suka rela. 

Aku sudah memulai langkah pertama menuju tangga menuju sukses berikutnya. Aku harus kuat menjalaninya. Hal ini untuk aku pribadi dan untuk anakku semata wayang.
Aku harus sukses dengan segera, mengabarkan pada dunia bahwa aku bisa.

0 comments: