Tuesday, March 25, 2014

Pengin Pergi

Pengin Pergi


Kalo ada GA tentang perjalanan ke mana yang kamu inginkan atau perjalanan yang pernah dilakukan yang mengesankan ...................... aku pasti gak ikutan. Pengin ikutan, itung-itung buat ngisi blogku, tapi apa yang mau diceritakan? 

Bukannya aku tak pernah pergi, tapi ..... rasanya semua perjalanan yang aku lakukan tak berkesan dan tak pantas buat diceritakan. 
Di dalam negri, tempat paling jauh di mana aku pernah menjejakkan kaki adalah Pulau Bali, sementara di luar negri adalah Singapura dan Malaysia. Tak ada yang berkesan, semua terasa biasa-biasa saja. 

Bicara tentang perjalanan, maka aku pasti teringat waktu aku masih SMA. Waktu itu akan diadakan semacam karya wisata ke Kediri. Yossie, ketua OSIS yang waktu itu naksir aku, demikian juga aku sebaliknya, mendatangi kelasku. Dia menyatakan kegirangannya saat tahu kalo aku mau ikutan. Tetapi ternyata orangtuaku tak membolehkan aku ikut. Dan, acara itupun juga bukanlah merupakan kewajiban bagi seluruh siswa. 

Tibalah waktu untuk pergi ke Kediri, aku gak jadi ikut. Rasa kecewa mendalam sangat kurasakan sampai detik ini bila mengingatnya. Ibuku hanya memberiku sebuah majalah remaja. Aku membaca tapi cemberut, kuhela nafas panjang beberapa kali. Melihat itu ibuku marah-marah. 

Sementara di sana, Yossie selalu mendekati teman sekelasku Evi, bertanya-tanya tentang aku. Hal ini aku ketahui karena Evi menceritakan semuanya. Tetapi tentu Evi tak bercerita tentang fitnah-fitnah tentangku yang diceritakan pada Yossie. Sejak itu Yossie tak mendekatiku lagi. Cinta pertamaku kandas sudah. 

Padahal Yossie adalah satu-satunya "orang dekat" yang seiman. Setelahnya belum pernah aku temukan "teman dekat" yang seiman lagi. Kabar terakhir beberapa tahun yang aku tahu lewat facebook, dia sekarang bekerja di Mabes Polri Jakarta. Lagi-lagi orang hukum, dan lagi-lagi Jakarta. Betapa Jakarta banyak menyimpan cinta.

Cukup, aku tak mau cerita lagi tentang hal itu. Hidup itu harus berjalan, sementara aku tak pernah merasakan adanya cinta pertama. Aku melewatinya begitu saja, tapi ini bukan mauku. 

Betapa iriku saat mendengar mereka dengan riangnya menceritakan tentang pengalaman mereka bepergian dengan yang dicinta. Meskipun tempat tujuannya bukanlah tempat-tempat yang mewah tapi “bersama dengan siapa” nya itulah yang membuat mereka gembira. 

Pernah aku pergi ke Bali dengan “seseorang”, tapi aku tahu bahwa dia mengenang “seseorang”-nya. Aku lirik, matanya menutup, tapi ketika matanya terbuka, matanya nampak sembab. Jadi buat apa aku pergi “dengannya” jauh-jauh kalo dia memikirkan yang lain yang jauh? Kurasa itu cuma hal percuma. 

Bepergian atau travelling sebenarnya adalah hobiku, tapi apa daya belum ada hal yang mendukung. Ya sudah terima dulu kenyataan ini. 

Suatu saat aku ingin menjejakkan kaki di negri orang–orang lain. Semoga. Dan, tentu bersama “yang dicinta”. Semoga. 

Artikel Terkait :


 <iframe frameborder="0" src="http://kumpulblogger.com/machor.php?b=214763" width="100%" height="200px" marginwidth=0 marginheight=0 ></iframe>
                

0 comments: