Tuesday, January 28, 2014

Menjejak Pantai



Menjejak pantai kini kurasakan lagi setelah sekian lama. Pagi beranjak siang ketika kujejakkan kakiku di pantai berpasir hitam ini. Matahari mulai naik, sinarnya menyilaukan mata. Tak heran bila panas terasakan oleh kulitku yang sensitif. Namun pasir terasa dingin dan lembut di tangan. Kulihat gulungan ombak silih berganti seolah saling berlomba mencapai pantai.
Pantai ini tak begitu luas, tapi cukuplah untuk melepas lelah dengan memandangi lautan luas dan segala aktifitas orang-orang di situ.

Pantai Depok Yogyakarta

Di sana sini kulihat orang-orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.  Ada segerombol orang sedang duduk-duduk di pantai beralaskan tikar. Barangkali itu sebuah keluarga besar, nampak dari usia mereka yang beragam dan keakraban yang terlihat. 
 
Segerombol orang duduk di pantai
Duduk-duduk sambil bercengkerama dan makan adalah hal yang indah dalam keluarga. Apalagi bila ditambah dengan menikmati pemandangan alam pantai dan bisa memandang lautan yang  jauh, rasanya segala stres hilang.

Ayah dan anak bermain APV

Ada juga beberapa orang ayah yang menaiki APV dengan satu anaknya menyusuri pantai.  APV ini disewakan dengan tarif sewa Rp. 25.000,- per 15 menit. Beberapa pasang ayah-anak terlihat menikmati mainan ini.

Aku dan Dinda, anakku

Beberapa orang nampak berfoto-foto dengan back ground indahnya laut yang berwarna biru muda. Cuaca sangat cerah hari ini. Langit berwarna biru muda ditingkahi sedikit awan putih dipadu warna laut yang juga biru. Berjalan-jalan menyusuri pantai , alangkah nikmatnya. 

Aku dan mbak Yani
Sayang, aku tak membawa pelindung muka, seperti payung, topi atau kacamata. Karena panas sangat menyengat, jadi aku tidak berlama-lama di pantai. Sebetulnya ada sih penjual kacamata di sini.
 
Mau melaut 1

Ada juga nelayan yang mau melaut. Aku agak heran, hari sudah menjelang siang, tapi kenapa ada nelayan yang mau melaut. 

Mau melaut 2
Bukankah biasanya mereka melaut pada sore atau malam hari dan kembali ke pantai pagi harinya? 

Mau melaut 3
Apa siklus cuaca yang berubah mempengaruhi  jam kerja mereka? Aku belum sempat bertanya soal ini pada mereka.   

Mau melaut 4
Aku melihat ada sebuah perahu nelayan yang didorong oleh sebelas nelayan menuju laut. Pelan namun pasti kesebelas nelayan itu mendorong perahu sampai ke laut sampai tersisa dua nelayan saja yang membawa perahu tersebut ke laut lepas. 

Mau melaut 5
Mataku mengikuti perahu itu sampai tak terlihat lagi.


Ketika melewati perahu nelayan, ada seorang nelayan yang menawarkan ikan segarnya. Dan mbak Yani membeli satu plastik berisi ikan segar aneka jenis harganya cuma Rp. 25.000,- murah sekali. 

Membeli ikan langsung darii nelayan
Selama tawar menawar berlangsung ada seorang ibu yang menawarkan jasa memasaknya. Warung makan ibu itu berada tepat di pinggir pantai. Agak menyesal kami menolak halus, karena sudah ada yang memasakkan untuk kami.



Banyak penjual  menjajakan dagangannya di sini, seperti misalnya jagung bakar, rujak, minuman, makanan ringan, dan sebagainya. Pokoknya tak akan kelaparan berada di pantai ini.


Suasana di Pantai Depok
Pantai ini bernama Pantai Depok, terletak di dekat Pantai Parangtritis. Jelasnya tepat sebelum mencapai gerbang Pantai Parangtritis, kemudian belok ke kanan melewati  jalan desa yang sudah beraspal halus. 

Pasar Ikan Segar Pantai Depok
Tidak berapa lama akan sampai di pantai ini. Namun tadi kami mampir dulu membeli ikan di Pasar Ikan Segar  tak jauh dari pantai. Pasar ini berupa satu los panjang dengan kanan kiri dipenuhi pedagang ikan segar bermacam jenis. 

Pasar Ikan Segar Pantai Depok
Sewaktu kami memasuki pasar ini, ada seorang ibu yang mengikuti dengan menawarkan jasa memasak ikan yang kami beli. Aku membeli tiga ikan bawal agak besar dan seperempat  cumi-cumi pesanan Dinda, anakku. Kemudian kami berjalan mengikuti ibu yang akan memasakkan ikan dan cumu-cumi yang tadi dibeli. Sayangnya, warung makan ibu itu tidak persis berada di pinggir pantai, jadi tidak bisa makan sambil memandangi pantai.


Kami menuju pantai sambil menunggu menu makan siang tersaji.  

Setelah puas memandangi pantai, kami pun kembali menuju warung makan dan makan siang pun sudah siap untuk disantap. Tak lupa mbak Yani menyerahkan satu plastik ikan segar yang tadi dibeli langsung dari nelayan. Mbak Yani adalah menantu dari mBah Joyo yang sedang aku tengok karena sudah tua 89 tahun.

Menu makan siang di Pantai Depok
Menu makan siang kali ini adalah ikan bawal bakar, cumu-cumi asam manis pedas, sambal  dan lalap serta cah kangkung sebagai bonusnya. Tadi belum sarapan, tapi makanan ini membuat perutku kenyang sekali.  Kami duduk-duduk dulu karena kekenyangan sambil menunggu masakan episode kedua matang.  Masakan ini akan kami bawa pulang buat oleh-oleh.  Sebagian masakan ini akhirnya aku bawa pulang ke Solo, karena sorenya aku langsung pulang.

Pantai Depok Parangtritis Bantul Yogyakarta

Pantai Depok yang baru aku kenal dan kunjungi , aku rekomendasikan buat yang ingin menikmati pantai sambil makan makanan hasil laut yang masih segar. Di sini ada kebiasaan, pembeli membeli  sendiri ikan atau jenis hasil laut yang lain, kemudian akan ada yang menawarkan jasa untuk memasak. Kalo di Pantai Parangtritis tidak dijumpai warung makan – warung makan seperti ini, lagipula pasar ikannya terletak di Pantai Depok ini.

Buat yang belum pernah berkunjung ke pantai ini, silahkan  mengunjunginya sekali waktu. Tiket masuk ke pantai ini hanya Rp. 5.000,- per orang. Jasa memasak ikan Rp. 10.000,- per kilogramnya. Aku kira tak terlalu mahal, karena di sini bisa menikmati pemandangan yang lumayan indah sambil melepas lelah dari pekerjaan sehari-hari sekaligus menghilangkan stres.

2 comments:

Kopiah Putih said...

Makan siangnya itu lho, bikin lapar.. :)

Salam..

Unknown said...

Iya pak, makanan segitu bertiga udah bikin kenyang banget.