Menjejak pantai kini kurasakan lagi setelah sekian lama. Pagi
beranjak siang ketika kujejakkan kakiku di pantai berpasir hitam ini. Matahari
mulai naik, sinarnya menyilaukan mata. Tak heran bila panas terasakan oleh
kulitku yang sensitif. Namun pasir terasa dingin dan lembut di tangan. Kulihat
gulungan ombak silih berganti seolah saling berlomba mencapai pantai.
Pantai ini tak begitu luas, tapi
cukuplah untuk melepas lelah dengan memandangi lautan luas dan segala aktifitas
orang-orang di situ.Pantai Depok Yogyakarta |
Di sana sini kulihat orang-orang sibuk dengan aktifitasnya
masing-masing. Ada segerombol orang
sedang duduk-duduk di pantai beralaskan tikar. Barangkali itu sebuah keluarga
besar, nampak dari usia mereka yang beragam dan keakraban yang terlihat.
Segerombol orang duduk di pantai |
Duduk-duduk
sambil bercengkerama dan makan adalah hal yang indah dalam keluarga. Apalagi
bila ditambah dengan menikmati pemandangan alam pantai dan bisa memandang
lautan yang jauh, rasanya segala stres
hilang.
Ayah dan anak bermain APV |
Ada juga beberapa orang ayah yang menaiki APV dengan satu
anaknya menyusuri pantai. APV ini disewakan
dengan tarif sewa Rp. 25.000,- per 15 menit. Beberapa pasang ayah-anak terlihat
menikmati mainan ini.
Beberapa orang nampak berfoto-foto dengan back ground
indahnya laut yang berwarna biru muda. Cuaca sangat cerah hari ini. Langit
berwarna biru muda ditingkahi sedikit awan putih dipadu warna laut yang juga
biru. Berjalan-jalan menyusuri pantai , alangkah nikmatnya.
Aku dan mbak Yani |
Sayang, aku tak
membawa pelindung muka, seperti payung, topi atau kacamata. Karena panas sangat
menyengat, jadi aku tidak berlama-lama di pantai. Sebetulnya ada sih penjual
kacamata di sini.
Ada juga nelayan yang mau melaut. Aku agak heran, hari sudah
menjelang siang, tapi kenapa ada nelayan yang mau melaut.
Mau melaut 2 |
Bukankah biasanya
mereka melaut pada sore atau malam hari dan kembali ke pantai pagi harinya?
Mau melaut 3 |
Apa
siklus cuaca yang berubah mempengaruhi
jam kerja mereka? Aku belum sempat bertanya soal ini pada mereka.
Mau melaut 4 |
Aku melihat ada sebuah perahu nelayan yang
didorong oleh sebelas nelayan menuju laut. Pelan namun pasti kesebelas nelayan
itu mendorong perahu sampai ke laut sampai tersisa dua nelayan saja yang
membawa perahu tersebut ke laut lepas.
Mataku mengikuti perahu itu sampai tak
terlihat lagi.
Ketika melewati perahu nelayan, ada seorang nelayan yang
menawarkan ikan segarnya. Dan mbak Yani membeli satu plastik berisi ikan segar
aneka jenis harganya cuma Rp. 25.000,- murah sekali.
Membeli ikan langsung darii nelayan |
Selama tawar menawar
berlangsung ada seorang ibu yang menawarkan jasa memasaknya. Warung makan ibu
itu berada tepat di pinggir pantai. Agak menyesal kami menolak halus, karena
sudah ada yang memasakkan untuk kami.
Banyak penjual
menjajakan dagangannya di sini, seperti misalnya jagung bakar, rujak,
minuman, makanan ringan, dan sebagainya. Pokoknya tak akan kelaparan berada di
pantai ini.
Suasana di Pantai Depok |
Pantai ini bernama Pantai Depok, terletak di dekat Pantai
Parangtritis. Jelasnya tepat sebelum mencapai gerbang Pantai Parangtritis,
kemudian belok ke kanan melewati jalan
desa yang sudah beraspal halus.
Pasar Ikan Segar Pantai Depok |
Tidak berapa lama akan sampai di pantai ini.
Namun tadi kami mampir dulu membeli ikan di Pasar Ikan Segar tak jauh dari pantai. Pasar ini berupa satu
los panjang dengan kanan kiri dipenuhi pedagang ikan segar bermacam jenis.
Pasar Ikan Segar Pantai Depok |
Sewaktu kami memasuki pasar ini, ada seorang ibu yang mengikuti dengan
menawarkan jasa memasak ikan yang kami beli. Aku membeli tiga ikan bawal agak besar
dan seperempat cumi-cumi pesanan Dinda,
anakku. Kemudian kami berjalan mengikuti ibu yang akan memasakkan ikan dan
cumu-cumi yang tadi dibeli. Sayangnya, warung makan ibu itu tidak persis berada
di pinggir pantai, jadi tidak bisa makan sambil memandangi pantai.
Kami menuju pantai sambil menunggu menu makan siang tersaji.
Setelah puas memandangi pantai, kami pun kembali menuju
warung makan dan makan siang pun sudah siap untuk disantap. Tak lupa mbak Yani
menyerahkan satu plastik ikan segar yang tadi dibeli langsung dari nelayan. Mbak Yani adalah menantu dari mBah Joyo yang sedang aku tengok karena sudah tua 89 tahun.
Menu makan siang kali ini adalah ikan bawal bakar, cumu-cumi asam manis pedas,
sambal dan lalap serta cah kangkung
sebagai bonusnya. Tadi belum sarapan, tapi makanan ini membuat perutku kenyang
sekali. Kami duduk-duduk dulu karena
kekenyangan sambil menunggu masakan episode kedua matang. Masakan ini akan kami bawa pulang buat
oleh-oleh. Sebagian masakan ini akhirnya
aku bawa pulang ke Solo, karena sorenya aku langsung pulang.
Pantai Depok Parangtritis Bantul Yogyakarta |
Pantai Depok yang baru aku kenal dan kunjungi , aku
rekomendasikan buat yang ingin menikmati pantai sambil makan makanan hasil laut
yang masih segar. Di sini ada kebiasaan, pembeli membeli sendiri ikan atau jenis hasil laut yang lain,
kemudian akan ada yang menawarkan jasa untuk memasak. Kalo di Pantai
Parangtritis tidak dijumpai warung makan – warung makan seperti ini, lagipula
pasar ikannya terletak di Pantai Depok ini.
Buat yang belum pernah berkunjung ke pantai ini, silahkan mengunjunginya sekali waktu. Tiket masuk ke pantai ini hanya Rp. 5.000,- per orang. Jasa memasak ikan Rp. 10.000,- per kilogramnya. Aku kira tak terlalu mahal, karena di sini bisa menikmati pemandangan yang lumayan indah sambil melepas lelah dari pekerjaan sehari-hari sekaligus menghilangkan stres.
2 comments:
Makan siangnya itu lho, bikin lapar.. :)
Salam..
Iya pak, makanan segitu bertiga udah bikin kenyang banget.
Post a Comment