Thursday, January 16, 2014

Maafkan Aku, Kucing-kucingku

Posisi tidur Jelita
 
Bayi Jelita

Dengan sangat terpaksa aku meninggalkan kalian di sana. Sesungguhnya aku tak tega, tapi apa dayaku? Rumah yang kutempati sekarang tak memungkinkan membawa kalian berlima ikut serta. Aku sungguh tak tega dan masih kepikiran terutama pada si kecil Jelita. 

Jelita mencengkeram erat bajuku
Saat aku memasuki rumah yang telah kosong dari perabotan itu, kulihat Jelita berada di dapur, melangkah pelan dan duduk mendekam di pinggir pintu. Kulihat matanya kuyu, kuangkat wajahnya ada air mata di situ. Aku segera menggendongnya. Jari-jari tangannya mencengkeram erat bajuku. Sepertinya dia ketakutan. Kuajak ngobrol sambil kutepuk-tepuk badannya yang gemuk. Secara perlahan dia mendaki dan bertengger di bahuku. Itu memang kebiasaannya. Kemudian kubiarkan dia makan nasi bandeng bungkus yang sengaja aku beli di pasar tadi. Dia makan bersama saudara-saudaranya. Mereka makan dengan lahapnya. Aku tahu mereka masih menungguku dengan tetap berada di rumah. Bagong, Connie, Bitty, Dotty dan Jelita masih setia menungguku. Sebentar kemudian Jelita mulai berlarian dengan girang seperti anak kecil. Aku tak tega meninggalkannya yang tak terbiasa keluar rumah.

Jelita bertengger di bahuku

Sebenarnya ada satu kucing lagi yang masih bayi, tapi kemungkinan besar sudah mati. Itu adalah anaknya Bitty atau Tante Bitty. Karena Bitty tak bisa merawat anaknya, maka sudah dua kali melahirkan, anak-anaknya mati semua. Kini Tante Bitty menganggap Jelita, keponakannya, sebagai anaknya sendiri, menyusui dan merawatnya. Barangkali Bitty ini terlalu melindungi anaknya, tapi tidak tahu caranya. Jadi dia bawa anak-anaknya ke suatu tempat dengan menggigit tengkuknya begitu erat, itulah yang menyebabkan anak-anaknya mati.

Kemarin, sesaat setelah mobil pengangkut perabotan yang terakhir meninggalkan rumah, kucing-kucingku masuk ke rumah dengan mengeong keras (melolong) seperti ketakutan dan kebingungan. Aku mengerti, mereka terbiasa hidup enak. Terkadang mereka tidur di kasur atau sofa dengan makanan enak yang telah tersedia. Dan, kini mereka harus bisa "survive" dengan hidupnya, entah akan berlindung di mana dan akan memakan apa. 

Connie dan kedua anaknya: Dotty dan Jelita
Kuakui aku memang memanjakan mereka. Aku sangat berharap akan ada yang mau mengadopsi, menampung kucing-kucingku yang manis, cantik, ganteng, lucu dan nakal tentu saja. Aku juga berharap ada tangan-tangan yang sudi memberi sisa-sisa makannya untuk mereka. Kasihani mereka. Jangan sia-siakan mereka. 

Connie, Bitty, Jelita, Dotty dan Bagong
Dua kali aku datang memberi makan mereka sambil mengambil barang-barang yang masih tertinggal. Pada kedatanganku berikutnya ke rumah itu, kudapati rumah kosong. Aku menyesal menempatkan mereka di teras dengan semua pintu terkunci. Aku mencari mereka ke belakang rumah. Akhirnya satu persatu mereka muncul juga. Lega rasanya. Ternyata Jelita berada di dapur ketakutan dengan kedatanganku. Mungkin disangkanya aku orang lain. Jelita bisa berada di dalam rumah, tentu karena ada kucing entah Connie atau Bitty yang membawanya ke dalam, mengamankannya. Ketika kuberi makan, mereka tak selahap sebelumnya. Kupikir sudah ada yang memberi makan mereka. Syukurlah. 

Mami Hane
Tadinya aku hanya membawa Hane. si Mami Hane. Namun kemudian Hane beranak pinak tanpa bisa kucegah. Terakhir, dua hari setelah melahirkan ketiga anaknya, paginya Hane kudapati terkapar mati di kamar belakang. Ketiga anaknya tak bisa kuselamatkan karena aku tidak bisa memberinya makan. Hane adalah kucing lokal tapi warna bulunya abu-abu seperti kucing Persia. Dan, anaknya yang terakhir itupun ada yang sewarna seperti itu tapi sayang karena ikutan mati. 

Biasanya kucing-kucing jantan akan merantau dan tak kembali lagi. Begitupun dengan Bagong yang ganteng. Bagong adalah saudara kembar Gery si ganteng yang telah mati dianiaya bapaknya. 

Bagong dan Botty
Sering kulihat Bagong berada di rumah tetangga. Namun suatu saat Bagong pulang ke rumah, dan sejak itu dia lebih sering berada di rumah. Rupanya Bagong terpikat pada Dotty, keponakannya. Bagong ini gimana sih? Dotty kan masih kecil. 
 
Bagong menyukai Dotty keponakannya

Tentu saat ini Dotty udah dijaga sama Bagong. Begitu juga Jelita dijaga sama Tante Bitty.
Bitty ini adalah kucingku yang paling cantik dengan warna bulunya yang perpaduan tiga warna, ekornya panjang sempurna, gemuk tapi amat galak. Kuharap dia benar-benar menganggap Jelita sebagai anaknya. 

Bitty si cantik
Jelita sebenarnya adalah anak Connie, si Ugly. Connie meskipun bertampang blo'on tapi sangat pandai merawat anak-anaknya. 

Connie sedang menyeboki anaknya si bayi Jelita
Barangkali dia relakan Jelita anaknya untuk diasuh Bitty adiknya. 

Sekali lagi, maafkan aku, kucing-kucingku tersayang.

0 comments: