Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Sunday, March 23, 2014

Sang Penguasa

Sang Penguasa

Berdiri tegak dan gagah di hadapan para petinggi dan rakyat 
Disanding seorang istri yang cantik dan putra yang rupawan 
Berusaha meneguhkan diri sebagai penguasa yang bijaksana
Senyum ditebarkan ke seantero negeri sebagai daya pesona 

Barangkali tak lagi kau ingat bahwa di satu dua sudut negeri ini 
Ada satu dua anak yang kau telantarkan dengan perasaan keji 
Kedua anak perempuan telah lahir sebelum engkau menjadi 
Ratap tangis mereka hanya kau anggap sebagai pengganggu diri 

Sekuat tenaga kau bungkam mulut-mulut yang coba ungkapkan 
Kenyataan itu bagimu hanyalah kekelaman hidup di masa lalumu 
Tak ingin kau akui karena hanya akan mengganjal jalan mulusmu 
Mereka terpaksa mengerti keadaan yang tak mereka mengerti 

Engkau korbankan mereka demi harta, tahta dan wanita 
Kini semua itu telah kau dapatkan dalam genggamanmu 
Telah puaskah kau dengan segala sandiwara keji ini? 
Bagaimana pun suatu saat semua kedokmu ‘kan terbongkar 
 
Cobalah kau bertanya pada hatimu pada kepekaan rasamu 
Sesungguhnya itu semua hanya menyisakan pedih perih 
Bagaimana pun mereka itu adalah juga titipan Tuhan
Sama kedudukannya dengan kedua anakmu yang lain 

Sayang, mereka tak boleh mengakuimu sebagai ayah 
Sebagaimana kau juga tak mengakui mereka sebagai anak 
Jelas bahwa Tuhan mendengar tentang semua berita ini 
Dan, tak takutkah kau pada amarah dan hukumanNya? 

Artikel Terkait :
Menjadi Tumbal Demi Harta, Tahta Dan Wanita 

Saturday, March 22, 2014

Perjalanan Hati

perjalanan hati

Tiba-tiba tabir-tabir pikiranku tertutup 
Senyap dingin malam adalah sahabat 
Tak ada senyum yang terukir di bibir 
Degub itu menghentak-hentak di dada 
Ingin berontak namun tak bisa meronta 
Hasratku terjerat dalam sanubari pilu 

Ini adalah satu babak dari perjalanan hati 
Tak hendak aku berharap dan meminta 
Biar kuikuti aliran sungai kehidupan
Barangkali kali ini aku terantuk batu 
Aku hanya sakit tapi tak terjungkal 
Kembali kuat adalah harapku kini

Kecewa tak harus surutkan langkah 
Ini hanya satu rintangan untuk maju 
Berteman sendiri memanglah sulit 
Ingin kupeluk erat diriku yang sedih 
Bangkit dan bangkitlah aku segera 
Tujuan masih jauh di ujung sana

Monday, March 17, 2014

RASA ITU LAGI

PATAH HATI


Kini kudapati rasa itu lagi
Sebuah rasa yang merobek-robek hati
Ah, sepertinya aku  tidak dapat menulis
Mataku buram oleh deraian air mata
Ku saksikan air mataku jatuh satu satu
Pilu, sedih, sepi, dan sendiri 

Apakah kau dengar?
Bunyi air mataku yang jatuh 
Kakiku basah oleh air mataku
Kenyataan ini mengoyak hatiku
Mencabik-cabik batinku
Teganya kamu memberiku harapan palsu

Kini kudapati rasa itu lagi 
Mengapa ya ini terjadi lagi padaku?
Aku merasa tak rela dibohongi
Ketika kukatupkan mataku
Sepertinya memeras air mataku 
Keluar lebih banyak lagi

Aku tak sanggup dengan rasa sakit ini
Seakan mengoyak luka-luka lama
Menaburi dengan garam-garam baru
Pedih, perih, sepi, dan sendiri
Pernahkah kau rasakan yang seperti ini?
Mengapa kau timpakan rasa ini padaku?

Saturday, March 15, 2014

Cemburu

Cemburu


Ada perasaan cemburu yang menerkamku 
Saat aku tak bisa hubungimu malam ini 

Berbagai bayangan berkecamuk di benakku 
Apakah kau sedang bersanding dengan yang lain? 
Apakah ....... ah, yang terbayang hanya itu 
Menyiksaku dalam kesendirian malam ini 

Tak ingin aku berpikir tentang hal itu 
Namun hanya itulah yang terbayang kini 

Lalu apakah makna dari semua perkataanmu? 
Haruskah aku maklumi bahwa kamu adalah laki-laki? 
Tetapi ini adalah masalah rasaku, masalah hatiku 
Haruskah aku buang semua rasaku padamu selama ini? 

Kaupikir, apakah semua ini sia-sia menurutmu?
 Jadi apa maksud semua perkataanmu selama ini? 

Saturday, March 8, 2014

Oh Tuhan


Oh Tuhan
Oh Tuhan ..............

Ssst bibirku mengatup dari segala bentuk protes dan hujatan 
Biarlah aku terima bila Engkau seolah tak peduli padaku
Biarlah aku terima bila Engkau seolah lebih sayang padanya
Kau beri dia promosi, sementara aku masih saja begini 

Barangkali dengan cara ini Engkau ingin mencambukku
Engkau ingin aku lebih serius lagi dalam segala usahaku
Barangkali ini adalah cara-Mu agar aku segera sadar
Tahun demi tahun cepat berlalu, aku harus memburunya
Berkejaran dengan waktu, kini sangat kurasakan
Namun aku tahu bahwa Engkau selalu menemaniku di sisiku

Tuhan,
Ampuni segala bentuk prasangka burukku pada-Mu
Tak mungkin Engkau akan biarkanku terjerembab jatuh
Tangan-Mu berkuasa untuk menarikku dari segala bahaya
Pun bila aku akan jatuh dalam dosa, Engkau menarikku segera
Aku berjanji Tuhan, akan serius jalani semua ini

Aku percaya,
Ada waktunya bahwa Engkau akan berikan segala yang kumau
Aku tahu bahwa Engkau sedang menunggu keseriusanku 
Inilah hidupku, dan akulah yang bertanggungjawab

Tuhan, 
Mohon beri aku kemudahan dalam meraih segala keinginanku
Mohon lapangkan jalan bagi datangnya rejeki untukku
Mohon segera pertemukan aku dengan jodohku yang baik
Mohon beri aku kekuatan bila aku sedang letih dan lelah

Amin

Thursday, February 27, 2014

Hari - hari Emas

Hari-hari Emas

Bapa,
Aku mencoba meresapi
Kalender yang terus berganti
Hari dan tahun yang berlari
Dengan segala tawa dan tangis

Namun di hati serta ingatan ini
Aku banyak cerita tentang cinta-Mu
Bahwa aku selalu menemukan kasih
Juga setia yang tak menyerah untukku

Setahun yang baru terbuka kini
Untuk kumasuki dengan hati yakin
Bahwa segala hal pasti terhadapi
Ketika Engkau sungguh Raja di hati

Bapa,
Bila Kau bolehkan aku memasuki tahun ini
Ajarku mengenal maunya hati-Mu
Dan biarlah dalam masa hidupku
Muncul hari-hari emas-Mu
Yakni ketika waktu dan dayaku
Bertemu dengan kemuliaan-Mu
Hingga yang lemah padaku
Menjadi kuat karena-Mu
Dan yang sedikit padaku
Menjadi berlimpah bagi mulia-Mu 

(Kaum Wanita GBI Keluarga Allah)
(Solo 2014)

Saturday, February 22, 2014

Di Saat Hati Memilih



Tak ada lagi yang bisa diingkari di saat hati telah jatuhkan pilihan 
Terkadang pilihan itu tak bisa diterima oleh orang lain 
Bahkan juga tak bisa diterima akal sehatnya sendiri 
Tetapi itulah hati, tak bisa dinyana tak bisa diduga 
Terbang melesat dan jatuh memilih pada satu hati 
Tak selamanya hati yang terpilih akan memilihnya juga 
Bila demikian dunia rasanya berputar tak terkira arah 
Namun ada juga hati yang memilih pada beberapa hati sekaligus 
Benarkah hati bisa dibagi-bagi sedemikian rupa? 
Bukankah hati itu utuh satu? 
Bila dibagi-bagi maka akan menjadi serpihan-serpihan hati 
Bila satu hati mendapatkan satu serpihan, bahagiakah? 
Ini sama saja dengan hati yang tersakiti oleh yang terpilih 
Hanya ada satu hati yang terpilih di antara sekian banyak pilihan 
Bila berbagi pada dua, tiga, empat bahkan lima hati sekaligus ..... 
Bisa dipastikan bahwa hanya ada satu hati terpilih di antaranya 
Namun hati juga bisa terbang melesat pada hati yang jauh 
Hati mampu menembus segala bentuk benteng pertahanan 
Hati bisa menembus benteng mahligai, perseteruan, kekuasaan, juga batas usia 
Terkadang hati bergerak melesat tak tentu arah 
Agama dan norma sosiallah yang membatasi geraknya

Hujan


Hujan


Rasa dingin 
Sejak kemarin 

Hujan turun deras 
Membasuh luka yang perih 

Sakit ini masih sakit
Menambah rasa sakit kemarin

Cukup Sudah cukup
Hujan akan menghapus jejakmu

Belahan Jiwa

Belahan Jiwa

Mencoba berjalan dengan digelayuti cinta terlara 
Kangen dan sayang itu hanyalah sekedar tipuan 
Aku bukanlah aku yang sesungguhnya 
Separoh jiwaku sirna terbang melayang 

Betapa berat segala yang kulakukan 
Berat seberat memikul separoh jiwaku 
Aku sedang berada di titik zero kini 
Tak berarah dan tak bertujuan pasti 

Hanya dapat kulihat orang-orang berpasangan 
Tanyaku yang tak pernah berhenti, mengapa bisa? 
Bagaimana cara jiwa menemukan belahannya? 
Di manakah Engkau sembunyikan belahan jiwaku?

TAK LAGI KU BERHARAP

TAK LAGI KU BERHARAP


Aku berjalan di tengah rintik hujan 
Berharap hujan dapat meluruhkan asaku padamu 
Tak perlu sedu sedan tangis pilu 
Aku hanya ingin pergi 

Hati yang terbakar telah menjadi abu
Teronggok di sisi jalan terhapus hujan semalam 
Ini tentang lara sedih luka perih 
Hapuskan ini dariku 

Hujan seakan mengerti hatiku 
Mewakili air mataku yang tak jatuh 
Aku tak mau terjatuh lagi dengan luka 
Cukup sudah semua ini 

Hapuskan kau dari ingatanku
Sekian lama rasa telah terpendam 
Tak perlu lagi berharap bertemu 
Sisakan pedih ini yang kurasa

Thursday, February 20, 2014

Rinduku Terpasung


Rinduku terpasung pada kamar yang pengap ini
Menyiksaku pada malam-malam senyap sendirian
Bintang-gemintang seolah tertawa menyeringai
Tak mengerti mengapa ada rasa rindu ini

Rinduku terpasung pada hilir mudik kendaraan
Yang tak mau menungguku barang sebentar saja
Rinduku padamu tergantung pada awan-gemawan
Rindu ini berwarna biru bercampur putih dan kelabu.

Bilakah kau lepas pasung kerinduan ini?
Nyatanya Tuhan telah memperpendek jarak antara kita
Tak perlu lagi pergi melintasi gelombang lautan
Cukuplah beberapa jam untuk dapat berjabat tangan 

Wednesday, February 12, 2014

Membayangkanmu

Membayangkanmu

Duduk meremang sendiri di sudut ruangan
Aku matikan dian lampu dengan serta merta
Agar dapat kupandangi wajahmu dengan jelas
Melalui mata hatiku yang tak berbohong

Aku menyibak rambut yang menutupi telingaku
Kusorongkan telingaku kutajamkan pendengaranku
Agar dapat kudengar dengan jelas suaramu
 Ritme suara bagai alunan musik yang melenakanku

 Katakanlah apa lagi yang dapat kulakukan kini?
Hanyalah membayangkan wajahmu dan suaramu
Meresapi engkau sampai ke tulang-tulang sumsumku
Namun, bukankah engkau memang ada di sini?

Di sini engkau berada di dalam relung hatiku
Jangan tanyakan lagi mengapa, akupun tak tahu
Bukankah aku pun tak dapat memilih? Dan, kamu?
Barangkali pertanyaan ini juga engkau pertanyakan

Monday, February 10, 2014

Rasa Kosong Itu


Sekali lagi ada rasa kosong itu
Khayalan yang sekilas nampak nyata
Terbang bersama debu-debu beterbangan
Bila semua hanyalah halusinasi, cukuplah sudah
Sakit sudah sakit kurasakan
Bertahun menanti yang tak kunjung tiba
Sudahlah ya sudahlah
Akhiri saja segala penantian kosong ini
Pedih perih telah kurasakan
Mendera dan menggeliat dalam dada
Kejujuranku sangat kental
Bila kau sangka itu adalah kebohongan
Bagiku sangat menyakitkan
Itu memang milikku, bukan milik orang lain
Apakah nampak terlalu muda? Atau terlalu dekil?
Aku tak mengerti arah pembicaraanmu
Bila kau kecewa, ya sudahlah
Aku terlalu naif untuk menangkap makna
Sekali lagi, aku tak mengerti 
Entahlah apa yang sedang kita masalahkan ini

Saturday, February 1, 2014

HUKUM DAN KEADILAN (Kahlil Gibran)



Ketika rohmu sudah mengembara di atas angin, saat kau sendiri, tak berjaga-jaga dan terlena, detik itulah kau berbuat kesalahan pada orang lain, dan karena itu melakukan kesalahan terhadap dirimu sendiri pula. Untuk kesalahan yang telah kau perbuat itu, kau harus mengetuk, demi terbukanya pintu, dan menunggu diam-diam beberapa waktu, di gapura orang-orang yang dikaruniai restu. 

Roh sucimu laksana samudra, yang tiada ternoda sepanjang masa, bagaikan uap ether dia hanya kuasa mengangkat dia yang bersayap ke angkasa. Bagaikan sang suryalah dia, roh sucimu, tak dikenalnya liang-liang tikus, lubang-lubang ularpun dia tak tahu. Namun dalam manusia roh suci tiada sendiri. Dalam dirimu, manusia tetaplah masih manusia, sebagian dari padamu malah masih belum bersifat manusia. 

Dan sesosok bayangan makhluk kerdil tanpa bentuk, yang mengembara dalam tidurnya di tengah kabut, mencari kebangkitannya. Dan tentang dirimu sebagai manusia aku hendak bicara, sebab dialah, dan bukan roh suci dalam pribadi,bukan pula si kerdil yang dalam kabut meraba-raba, yang mengenali arti kejahatan dan hukuman yang menanti. 

Seringkali kudengar kau bicara tentang orang yang bersalah, seolah-olah dia bukan seorang kerabat, tapi asing bagimu, seseorang yang hadir di duniamu, bagai pengganggu. 

Tetapi aku berkata kepadamu, bahwa orang bijaksana dan paling keramat pun, tak mungkin lebih unggul derajatnya daripada percik api tertinggi, yang bersemayam tersembunyi dalam setiap pribadi. 

Maka oleh sebab itu, yang jahatdan paling watak pun, tak mungkin jatuh lebih hina, dariunsur terendah manusia, yang juga bersarang dalam dirimu. 
Dan karena sehelai daun pun tak dapat menguning tanpa sepengetahuan seluruh pohon, walau diam-diam. Demikian pulalah si salah tak dapat berbuat salah, tanpa keinginan nafsu sekalian manusia, walaupun terpendam. 
Laksana iring-iringan kalian berjalan, bersama menuju roh suci, kalian sebagai pejalan, sekaligus perintisjalan itu sendiri. Dan bila seorang di antaramu sampai jatuh tersandung, kejatuhan itu demi kebaikan mereka yang di belakang, sebuah peringatan adanya bahaya, batu yang menghalang. 

Ya, bahkan dia pun telah tersungkur lebih tegap dan lebih mantap, namun telah alpa menyingkirkan batu perintang jalan. Masih ada pesan lagi, walau mungkin ucapanku nanti akan berat membebani hati. Orang yang terbunuh, tidak bebas dari tanggungjawab pembunuhannya. Orang yang dirampok. Tidak terlepas dari sebab musabab perampokannya. Orang yang tertipu tak sepenuhnya suci dari sebab perbuatan si penipu. Dan orang yang jujur, tak seluruhnya bersih dari sebab perbuatan si curang. Ya, si durhaka seringkali jadi korban daripada korbannya. Dan lebih sering lagi di terkutuk menjadi kuda penanggung beban. 

Bagi mereka yang tanpa salah, serta tanpa noda. Tak dapat kita pisahkan antara yang adil dengan yang zalim, antara kebaikan dengan kejahatan, sebab keduanya tergelar di hadapan wajah sang matahari, sebagaimana benang tenun hitam dan putih suci, bersama membentuk sehelai kain. 

Dan bila sesekali putuslah benang hitam, penenun mestilah memeriksa seluruhnya, alat penenun pun diteliti pula. Pabila seseorang akan menghakimi wanita zinah, biaralh ia menimbang dahulu hati suaminya, dengan anak timbangan, dan mengukur jiwanya dengan pita ukuran. Dansilahkanlah ia, yang ingin mencambuk si durhaka menyelami lubuk hati yang dikhianati. 

Dan apabila seseorang akan menjatuhkan hukuman, atas nama Sang Hukum, demi tegaknya Keadilan, dia ayunkan kapak ke arah pohon yang dihinggapi setan, biarlah dia melihat dahulu akan pohon itu. Di sinilah akan didapatkannya, akar-akar kebaikan, akar keburukan, akar yang mengandung kemungkinan harapan, dan akar yang sia-sia, hanya berisi kemandulan. Semua teranyam dalamjalinan mesra di jantung bumi yang diam. 

Dan kalian, o hakim-hakim yang harus adil. Apakah hukuman yang kau jatuhkan padanya, meski jujur di dalam jasmaninya, ternyata curang di dasar hatinya. Putusan apa yang kau berikan kepada dia, yang menyembelih manusia, namun dirinya telah tersembelih dalam jiwa? Dan bagaimana pula kau tuntut si dia, namun juga terlukadan dendam jadinya? 

Dan apa tuntutanmu bagi yang berdosa yang telah tersiksa oleh penyesalan, melebihi besarnya tindak pelanggaran? Bukankah penyesalan merupakanpengadilan, langsung dijatuhkan oleh Sang Hukum, yang sungguh-sungguh ingin kau abdi> Mustahil engkau masukkan rasa penyesalan ke dalam hati orang yang tak bersalah. Pun pula mustahil kau akan mencabut niat taubat dari sanubari insan yang memang bersalah. 

Tanpa diminta, sesal yang pedih akan menyelinap di tengah malam, membangunkan manusia agar terjaga dan mawas diri dari dalam-dalam. Dan kau yang berhasrat memahami keadilan,betapa kau akan mengerti, tanpa meninjau segala perbuatan, dalam terang benderang cahaya surya? Hanyalah demikian kau akan jadi paham, bahwa dia yang tegak dan dia yang jatuh, hanyalah orang yang sama jua. Berdirilah ia di keremangan senja, antara malam si makhluk kerdil, dan siang pribadi roh suci. Pun akan kau sadari, bahwa batu pertama pura tidaklah lebih tinggi dari batu alas yang terendah.

Monday, January 20, 2014

Gandrung Kesumat



Saben weruh sliramu aku mesti kudu ngguyu
Sliramu nganggo klambi sing padha koyo wingine lan wingine
Sliramu ngadeg wae, ora tau lungguh
Nanging esemu ...... muuuuuuach
Sakjane sliramu kuwi sopo yo?
Esuk, awan, sore lan bengi aku tansah kelingan sliramu
Aku ngerti yen sliramu dudu duwekku
Opo yo sliramu arep dadi duwekku?
Wah, pitakon sing angel tak jawab dhewe
Aku ora ngerti
Aku ora arep mikir sing maneka warno
Aku ora wani mikirke bab-bab sing mokal
Ananging kepriye yo?
Sliramu ono ing sakjroning atiku
Suwe ........ wis suwe
Aku nganti golek-golek sopo sing biso ngganteni sliramu  
Nanging durung utowo malah ora ono
Sliramu sing seneng banget manggon ing sakjroning atiku
Kuwi sing marahi sliramu ngerti kabeh kadadeyan lan penggayuhku
Wis ora opo-opo, kabeh mau dudu bab sing wadi
Aku ora duwe bab sing wadi kanggo sliramu, opo wae
Panjalukku, kancanono aku sebab aku kasepen
Kancanono aku sing lagi nandang susah 
Mangertenono aku
Aku ngerti sliramu durung nate lungguh ing sandingku
Sliramu lan aku durung nate mlaku bareng
Sanadyan mangkono, aku ngerti .......
nanging sakjane aku ora ngerti
Ono pitakon-pitakon sing aku ora ngerti bab sliramu lan aku
Ngopo yo? Ngopo?
Sak ngertiku kabeh kadadeyan ing ndonya wis dirancang dening Gusti Panguoso Jagat
Nanging iki jenenge dudu gandrung, percoyo'a
Sepisan meneh iki dudu gandrung
Opo maneh yen diarani gandrung kesumat
O ya dudu to yo

Saturday, January 18, 2014

KEADILAN YANG COMPANG -CAMPING

Keadilan tanpa pandang siapa

Bukan maksud hatiku ingin melukai, entah siapa
Aku hanya ingin mengungkapkan secara jujur dan gamblang
Tentang segala perasaan yang mendera dan menyiksaku kini
Lalu mengapa kamu marah? Dia marah? Kalian marah?
Di sini kukatakan bahwa semua kemarahan kalian itu .....
Ya, kemarahan kalian itu berdasar dari keberpihakan
Keberpihakan kalian melawan aku seorang
Sungguh keadilan yang compang-camping
Kalian marah karena membela seorang atau dua orang
Tapi pertanyaannya adalah.........................
pantaskah dibela?
Bukankah seharusnya orang membela kebenaran dan keadlian?
Lalu di manakah letak kebenaran dan keadilan?
Apakah ada di atas awan-awan di langit?
Ataukah berada di kedalaman bumi?
Harusnya kebenaran dan keadilan ada di hati kita
Namun sungguh sayang, hati manusia tak lagi bersih
Hati manusia sekarang dipenuhi oleh ego dan tuntutan materi
Semua yang bersifat orang lain adalah salah
Apalagi bila merugikan, berani protes, demo, kritis
Yang benar adalah saudaranya, keluarganya, kelompoknya
Persetan dengan pihak lain, biar saja menderita
Tutup mata, tutup hati, tak mau berpaling 
Aku hanya ingin memperbaiki sesuatu yang salah 
Salah menurut banyak orang, bukan menurutku semata
Tapi kalian selalu menganggap diri selalu benar
Kalian tak mau menerima kritikan yang baik sekalipun
Bukannya aku membenci, sama sekali tidak
Justru kritik ini kusampaikan demi kebaikannya
Tentu saja akan berdampak pada adanya kebenaran dan keadilan
Coba buka hati kalian atas nama kebenaran dan keadilan
Bayangkan diri kalian berada di posisiku sekarang
Bayangkan saja dan rasakan .......
Bisakah kalian bayangkan?
Bisakah kalian rasakan?
Betapa pedihnya, bukan?
Bila tidak bisa membayangkan dan merasakan
Barangkali suatu saat akan diberi kesempatan
Kesempatan untuk merasakan secara nyata
Siapkah kalian?
Siapkah kalian untuk menerima penderitaan seperti ini?
Oleh karena itu menyerahlah
Menyerah dari keangkuhan hati yang beku
Mengertilah orang lain, yang adalah aku
Memang tak ada lagi kata maafku yang terucap
Berucap kata maaf bagiku kini adalah khianat bagi hatiku
Hatiku yang terbiasa dengan hunjaman kata-kata menohok
Aku sungguh kasihan pada hatiku yang terdera
Entah apa lagi yang akan kulakukan
Aku sudah lelah dengan semua perjalanan ini
Sudah menderita tapi masih dipersalahkan
Entah kata apa  yang pantas untuk melukiskan
Semoga kalian puas dengan semua kejadian yang menimpaku ini

Thursday, January 16, 2014

Sehabis Turun Hujan


 Aku bersujud di hadapanMu
Memohon ampun atas salah dan dosaku
Dengan diam pun aku bisa berbuat salah
Tanpa berbuat apapun, itupun bisa membuatku berdosa

Mohon tunjukkan padaku jalan akan 
ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan
Aku tahu bahwa materi tak menjamin kebahagiaan
Cinta tak menjamin ketentraman hati
Persahabatan tak menjamin kedamaian antar manusia

Berikanlah kepadaku materi yang aku butuhkan
Dekatkanlah aku dengan seseorang
yang merupakan cinta sejatiku
Ijinkanlah aku mengenal lebih dekat dengan
orang-orang yang mau mengertiku

Mendung masih saja belum beranjak
Hitam kelabu menyelimuti langit
Pertanda hujan sebentar lagi turun
Membasahi bumi yang kian renta

Namun aku tahu bahwa Engkau akan
menghadirkan pelangi sehabis turun hujan
Engkau akan menyibak langit menjadi bersinar
Dedaunan dan bebungaan akan tersenyum menyambutMu

Monday, January 13, 2014

BERTAHAN


Bertahanlah!
Saat kekuatan melemah, bertahanlah.
Saat kenyataan tidak sesuai harapan, bertahanlah.
Saat cobaan melanda hidup, bertahanlah.
Saat kesuksesan belum tiba, bertahanlah.
Saat cinta, kesetiaan dan kebenaran diragukan, bertahanlah.
Yakinlah, badai pasti berlalu, hujan akan berakhir
dan kebaikan akan datang seiring munculnya mentari kehidupan ini.
Ayo bertahan dalam perjuangan hidup ini. (Dikutip dari Petrusp)

Bertahanlah meskipun itu sangat menyiksa kita dalam keadaan yang belum sesuai dengan harapan.
Dengan bertahan dan berusaha, kita akan dapat mewujudkan harapan kita.

Saturday, January 4, 2014

Panggilan Kekasih (Kahlil Gibran)

Di manakah kau, cintaku? Apakah kau dalam Surga kecil, menyiram bunga yang menatapmu bagai bayi menatap dada ibu-ibu mereka?

Atau kau berada di kamarmu, di mana kuil Kebajikan ditempatkan untuk menghormatimu, dan di mana kau menawarkan hati dan jiwaku sebagai persembahan?

Oh, teman sejiwaku, di manakah kau? Apakah kau sedang berdoa di kuil? Atau memanggil alam di ladang, tempat mimpi-mimpimu?

Apakah kau dalam pondok orang miskin, menghibur kepedihan hati dengan manisnya jiwamu, dan mengisi tangan mereka dengan limpahanmu?

Kau adalah roh Tuhan di mana-mana.

Kau lebih kuat daripada waktu.

Apakah kau memiliki kenangan di hari kita bertemu, ketika halo jiwamu mengelilingi kita, dan Malaikat Cinta mengambang, menyanyikan lagu pujian untuk perbuatan jiwa?

Apakah kau mengumpulkan kembali tempat duduk kita di antara ranting pohon, meneduhkan diri dari Umat Manusia, bagai rusuk melindungi jantung rahasia ketuhanan dari luka?

Ingatkah kau pada jalan dan hutan yang kita lalui, dengan tangan bergandengan, dan kepala saling berdempetan, seolah-olah kita sedang bersembunyi dari diri kita dalam diri kita sendiri?

Ingatkah kau saat aku mengucapkan selamat berpisah, dan ciuman Miriamite kau lakukan di bibirku?

Ciuman itu mengajarkanku persatuan bibir cinta menyingkapkan rahasia di mana lidah tidak dapat mengucapkan!

Ciuman itu adalah pengantar desahan yang dalam, seperti napas Yang Kuasa yang mengubah dunia menjadi manusia.

Desahan itu membawa jalanku menuju dunia spiritual, mengumumkan kemenangan jiwaku, dan di sana aku akan mengabadikannya sampai kita bertemu lagi.

Aku ingat  ketika kau menciumku dan menciumku, dengan airmata mengalir di pipimu, dan kau berkata,

"Tubuh duniawi harus sering berpisah untuk tujuan duniawi, dan harus hidup terpisah karena maksud duniawi.

Namun jiwa tetap bersatu aman di tangan Cinta, sampai kematian datang dan mengambil jiwa-jiwa itu untuk Tuhan.

Pergilah, cintaku; Cinta telah memilihmu sebagai wakilnya.

Patuhilah dia, karena ia adalah Keindahan yang menawarkan pada pengikutnya cangkir manisnya kehidupan.

Untuk tangan hampaku, cintamu akan tetap menjadi pengantinku; kenanganmu, pernikahan abadiku".

Di mana kau sekarang, diriku yang lain? Apakah kau bangun dalam keheningan malam?

Biarkan angin sepoi membawakan padamu setiap detak hatiku dan kasih sayangku.

Apakah kau memanjakan wajahku dalam kenanganmu?

Gambaran itu tidak lagi diriku sendiri, karena kepedihan telah menjatuhkan bayangannya di atas paras bahagiaku di masa lalu.

Tangis telah membasahi mataku yang mencerminkan keindahanmu dan mengeringkan bibirku yang kau maniskan dengan ciuman.

Di manakah kau, sayangku? Apakah kau mendengar tangisanku?

Dari luar samudera? Apakah kau mengerti kebutuhanku?

Apakah kau tahu kebesaran kesabaranku?

Apakah ada jiwa di udara yang mampu membawakan kepadamu napas pemuda yang sekarat ini?

Apakah ada komunikasi rahasia antara malaikat yang akan membawa kepadamu keluhanku?

Di manakah kau,bintang indahku? Kesamaan hidup telah melemparkanku pada dadanya; kepedihan telah menaklukanku.

Terbangkan senyummu di udara, ia akan menjaga.

Aku!

Di manakah kau, sayangku?

Oh, betapa agungnya Cinta!

Dan betapa kecilnya aku!

Thursday, December 19, 2013

Rasaku


Aku ingin masuk ke dalam hatimu
Agar ke manapun kamu pergi
Aku ada bersamamu
Terkadang kita berkonflik
Meskipun itu dalam diam
Seperti yang kurasakan saat ini
Aku merasa kamu sedang jauh