Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label prosa. Show all posts
Showing posts with label prosa. Show all posts

Tuesday, March 18, 2014

KEKUATAN CINTA


KEKUATAN CINTA

Pernahkah kau rasakan perasaan yang berubah sekejap mata karena cinta? Ada perasaan senang dan sedih yang diakibatkan karenanya. Di dalam cinta pasti ada pengertian, namun sepeninggalnya yang tertinggal barangkali adalah kekejaman cinta. Kenapa aku menyebut kekejaman cinta? Tahukah? Ya, cinta berubah menjadi kejam bila tak ada lagi rasa toleransi pada yang lain. 
Pengertian dan toleransi seharusnya tetap diperlukan sepeninggal cinta. Perlu menjaga perasaan pada yang ditinggalkan. Mengertilah bahwa ditinggalkan cinta itu menyakitkan dan mengecewakan. Untuk itu diperlukan toleransi dan pemahaman. Sekedar "say hello" pun barangkali sudah cukup menentramkan jiwa yang ditinggalkan.

Cinta adalah laksana kekuatan yang dapat menopang beban yang berat. Cinta menopang tubuh yang letih agar tegak menantang kehidupan. Bila cinta pergi, maka dapat dibayangkan dimana tubuh menjadi lunglai dan beban hidup bertambah berat. 

Cinta adalah sebuah rasa yang aneh, rasa yang tak terlihat, tak teraba, dan tak tercium,  tapi terasakan di hati. Setiap gerak-gerik cinta dapat terpantau dari hati yang cukup peka.

Maka bila cinta itu datang, yang dirasakan adalah seolah menyambut terbitnya mentari pagi dari ufuk timur. Segalanya terasa ringan dan mudah. Semangat hidup melambung, semua pekerjaan selesai dengan mudah.

Sementara perginya cinta dirasakan sebagai dunia luruh bersama hujan dan badai yang menerpa. Semangat hidup menurun, lunglai tak berdaya. Jadi, adakah yang bisa "hidup" tanpa cinta?

Cinta itu memang absurd. Terkadang cinta itu tak masuk akal, tetapi begitulah adanya. 
Harus diakui bahwa kekuatan cinta itu memang ada.
Keberadaan cinta sangat penting bagi kita manusia biasa.



Tuesday, March 4, 2014

Terjebak Banjir di Jalan Notosuman Solo

 
Terjebak Banjir di Jalan Notosuman Solo
Serabi Notosuman

Sehabis ngantar anak les, aku mampir ke Jalan Notosuman yang terkenal dengan serabinya itu, untuk beli pulsa. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya disertai angin yang meliuk-liuk, dan juga guntur yang melengking. Baru beberapa menit saja jalan besar langsung kebanjiran. Semakin lama semakin deras dan tentu saja semakin banjir. 

Aku keluar dari gerai bermaksud nekat pulang saja menembus hujan, tapi banyak orang berdiri di pinggiran ruko menanti hujan reda. Tak hanya pengunjung yang keluar, tapi juga beberapa karyawan dari deretan ruko-ruko tersebut. Nampaknya banjir kali ini menjadi tontonan gratis bagi kami. Banyak yang mengambil gambar keadaan banjir tersebut. Sayang sekali aku tak membawa handphone jadi tak sempat mengambil gambar banjir. 

Aku sempat bertanya pada seorang karyawan dari kantor perwakilan Blackberry, katanya banjir di jalan ini sudah biasa tapi baru kali ini banjir mencapai halaman ruko. Oh begitu.

Orang-orang berdiri menanti hujan reda dan banjir surut. Bila ada sepeda motor yang nampak mogok, mereka bersorak. Yah, masih saja ada tawa di tengah kerepotan sedikit ini.

Kemudian aku berkenalan dengan seorang ibu yang ternyata sebagai agen asuransi. Tentu saja dia menawariku asuransi, jenis asuransi pensiun. Yah, perlu juga tapi nanti dululah.

Hujan akhirnya reda juga, tapi banjir masih belum surut. Beberapa saat kemudian setelah banjir agak surut kuberanikan diri untuk pulang, toh lumayan dekat jaraknya dari rumah. Ternyata Jalan Kalilarangan dan Jalan Yos Sudarso tidak banjir. 

Sedari tadi aku sebetulnya mencemaskan keadaan rumahku eh bukan, tepatnya rumah kontrakanku. Tadi belum sempat pasang ember di ruang tamu yang bocor, jadi kebayang bagaimana nanti aku membersihkannya. 

Kecemasanku terjadi juga, lantai ruang tamuku basah oleh air hujan yang jatuh dari atap yang bocor. Air melimpah-limpah sangat merepotkan. Aku ambil kain pel dan mulai aku bersihkan. Di ruang tamu ada terletak septitank yang di atasnya ada kotak penutup yang tak rapat yang ditutup dengan triplek dan keset karet. Aku buka penutup itu dan ...... banyak kecoak berhamburan keluar, aku sampai panik. Untung ada semprotan pembunuh serangga. Aku habiskan isi botol yang tersisa. Ada kalajengking juga di situ, ngeri pokoknya berperang melawan mereka sendirian.

Aku agak lega setelah mengepel ruang tamu. Aku bermaksud istirahat sambil online di kamar tidur, tapiiii ..............oh ternyata kasurku kebanjiran. Belum pernah seperti ini sebelumnya. Barangkali hanya iternit saja yang diganti tapi genteng tak dibenahi. Percuma.

Jadi mau kesal bagaimana ya? Ya terima kenyataan sepahit apapun. Bagaimana pun Tuhan masih memberi kami tempat untuk bernaung. Meski sebagai mantan keluarga jaksa madya, hal ini sangat tak layak kedengarannya dan dirasakannya.

Kami mencoba mensyukuri apapun yang diberikanNya. Toh kami masih bisa makan, berpakaian layak dan juga bertempat tinggal. Airmata yang jatuh di pipiku membuat pipiku nampak halus saja. Tak boleh berprasangka buruk padaNya. Tuhan itu adil. Kalo bukan kemarin dan sekarang, pasti Tuhan akan memberikannya esok hari. Tuhan pasti mengganti segala kepunyaanku yang telah "dirampasnya".  Itu pasti. 

Rasakan dan nikmati saja kepahitan yang nikmat ini.

"Meminta, bersyukur dan menerima"
        Bukankah itu hukumnya?


Thursday, February 6, 2014

Menulis Dengan Gamang



Entah kenapa akhir-akhir ini pikiranku seolah buntu untuk menulis. Benar-benar kehilangan ide. Betapa begitu banyak yang ingin kutuliskan namun kurasa tak pantas untuk dituliskan. 

Aku menjadi gamang, berdiri kaku tanpa langkah yang jelas. Padahal ide-ide kreatif itu meluap-luap ingin dimuntahkan, tetapi tak boleh. Aku harus lebih hati-hati lagi dalam menulis, setelah beberapa waktu lalu ada beberapa orang yang merasa tersinggung atas tulisan-tulisanku yang sangat jujur apa adanya. 

Memang waktu itu tanpa tedeng aling-aling kumuntahkan hampir semua uneg-unegku karena aku merasa tak tahan lagi dengan semua kejadian yang menimpaku. Ancaman bahwa aku akan diperkarakan atas nama pencemaran nama baik membuat hatiku ciut. 

Kejujuran yang murni tak bisa diterima oleh manusia pada umumnya. Kejujuran mestinya diselubungi kain putih halus hingga kejujuran menjadi bias. 
Alangkah mirisnya bila kejujuran dipermasalahkan. 
Haruskah aku hidup penuh kepura-puraan? 

Aku ingin segera bebas lepas dari semua himpitan dan deraan ini. Aku ingin bebas mengungkapkan semua perasaanku, tapi bisakah? Bisa, tentu saja namun ada semacam tali yang mengikat jari –jemariku agar tak secara liar bermain di atas tuts keyboard. Ada semacam rem agar jari-jemariku tidak bergerak dengan liarnya. Rem itu bernama ketakutan. 

Menulis tak lagi bebas sebebas terbangnya burung merpati. Aku merasa menulis dalam kungkungan. Perasaan yang ada di dalam hati itu tidak boleh dituliskan secara telanjang. Bahasa-bahasa kiasan pun masih bisa dimengerti, atau malah salah dimengerti? 

Biar segala perasaan kusimpan saja sendiri. Tapi bukankah menulis menjadi semacam terapi bagi diriku? 
Bukankah kita akan menjadi lega setelah mencurahkan kegelisahan? Tak semua bisa menerima, terutama yang merasa tersentil bahkan tanpa sengaja. 
Bukankah menulis juga dapat membebaskan diri dari deraan batin? Menulis juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ada yang bilang begitu sih. 

Baik yang tersentil karena menjadi penyebab kebahagiaan, terlebih menjadi penyebab penderitaanan, tak semua bisa menerima. Hidup memang aneh.

Thursday, November 28, 2013

Sehari Tanpa Gadget: Melahap Buku


Sehari tanpa gadget? Aku bayangin dulu ya ..... mau ngapain ya aku? Hmm.... kayaknya aku mau.... baca novel, kumpulan cerpen, buku motivasi atau buku apa aja tapi pasti yang bagus dong.
Tapi cuma sehari doang ya, sepertinya gak cukup waktunya buat melahap semua itu. 

Kalo gitu mending baca satu  atau dua buku aja yang menarik, menginspirasi dan yang dapat mengajariku jadi penulis beken. Eit eh maaf ini masih keinginan kok. 
Sekedar keinginan dulu kan gak apa-apa to? Tapi siapa tahu bisa terwujud.

Udah lama banget aku pengin jadi penulis, pertama pengin buat buku kerajinan yang aku kuasai karena dulu aku pernah usaha di bidang itu tapi sekarang bangkrut krut he he he memalukan.
Tapi meskipun yang namanya jatuh itu sakit, tetep usahakan buat bangkit. 
Eh ngajarin, diri sendiri aja masih kayak gini. Maaf ya.

Tiap hari lebih banyak waktu kulewatkan dengan laptop dan jari-jemari yang menari-nari di atasnya.
Kucing-kucingku yang manis, lucu, nakal dan banyak tingkah selalu menemaniku.
Jadi bila sehari tanpa laptop, aku akan lebih banyak bermain dengan kucing-kucingku
Tapi misi utamaku tetep dong, baca buku buat belajar biar jadi penulis beneran.

Seandainya aku jadi penulis buku best seller. wah gimana ya rasanya? Tak terbayangkan. 
Ditunggu fans buat jumpa fans dan dimintai tanda tangan. Bisa jadi top dong gue.
Sebagai manusia biasa aku harus mencoba dan mencoba, belajar dan belajar.
Toh Tuhan mendengart semua keinginan kita, melihat semua usaha kita.




Sunday, October 27, 2013

Facebook Anti Galau

Dulu sekali seorang temanku pernah menasehatiku agar tidak keseringan memposting status yang galau, karena katanya hanya akan ditertawakan orang saja. Beberapa hari yang lalu aku membaca satu status teman yang isinya senada seperti itu. Lagi-lagi memakai istilah "ditertawakan". Sebetulnya aku sangat tidak mengerti mengapa ditertawakan? Kegalauan atau kesedihan orang ditertawakan? Kukira sangat sangat sangat tidak manusiawi. Apakah bangsa Indonesia yang mempunyai dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran yang begitu luhur, ternyata tidak mempunyai kepekaan rasa, sehingga menutup mata, hati dan pikiran terhadap permasalahan sesamanya?

Semula aku mengira facebook bisa untuk sharing dan berharap akan mendapatkan solusi, tapi ternyata aku keliru besar. Facebook cenderung hanya untuk bersenang-senang.
Lebih sering dibicarakan masalah-masalah aktual, misalnya masalah politik. Pada usia muda cenderung ke masalah cinta, namun pada usia tertentu lebih sering membicarakan tentang keluarga, karier, kegiatan keseharian, dakwah/kotbah, pandangan hidup, doa, curhatan, puisi, dsb.
Ya macam-macamlah yang ingin diungkapkan orang. Sebetulnya terserah sajalah. Kalo kita suka ya dibaca kalo kagak suka ya sudah. Sebenarnya itu juga hak setiap facebooker.

Tapi sebetulnya yang bikin aku tidak suka adalah bila sudah memberi komentar atas status orang atau kirim ucapan ulang tahun atau ucapan apa, tapi tidak dibalas atau ditanggapi. Apa sih beratnya?  Kalo tidak punya waktu untuk memberi komentar balik ya cukuplah dengan memberi like saja.  Pada pemberitahuan lewat seluler di saat ada yang memberikan komentar atas status kita, maka di bagian bawah ada pesan: : Balas dengan komentar atau "like".Mungkin inilah peraturan sopan santun di facebook. Tapi kan orang Indonesia mempunyai aturan sopan santun sendiri. Eh!. Orang memberi ucapan atau komentar itu adalah wujud adanya  perhatian, jadi mengapa tidak berusaha menghargai perhatian orang atau orang-orang itu? Yah, semua kembali pada sifat masing-masing facebooker. Arogan atau tidak, itu saja.

Sekarang kembali pada pembicaraan di awal tadi mengenai facebooker yang tidak suka terhadap kegalauan orang. Kalo dipikir-pikir, dunia facebooker dan dunia nyata adalah sama. Di mana ada teman yang sedang kesulitan, maka teman-teman menjadi menjauh. Begitu juga sebaliknya bila ada teman yang "kejatuhan durian runtuh", maka banyak teman yang mendekat. Apakah  itu manusiawi? Menurutku tidak sama sekali. Itu adalah bentuk keegoisan diri atau bentuk lain dari hedonisme.

Memang sebaiknya buat status yang bisa memberi semangat, menginspirasi secara positif dan yang bersifat ringan-ringan saja. Menurutku bila ingin mmembuat status yang galau, sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terasa galaunya tetapi misi sudah dilaksanakan.Tak perlu membohongi diri sendiri dengan membuat status palsu. Bila status apa adanya tak layak, ya sudah sementara keluar dulu dari orbit facebook.
Namun semua kembali pada facebooker masing-masing.

Facebook adalah fenomena yang dahsyat, yang bisa mempertemukan antar teman yang telah lama hilang hubungan dan bisa memperkenalkan kita dengan teman-teman baru yang berasal dari manapun juga. Di facebook juga bisa ditemukan cinta, jodoh, rekanan bisnis, pembeli, dsb. Fungsi-fungsi positif dari facebook inilah yang selayaknya kita manfaatkan.
Sekian dulu ya, salam facebooker.

Sunday, April 14, 2013

Tradisi Ruwatan di Solo



            Beberapa hari yang lalu aku mendatangi seorang juru ruwat untuk melakukan ruwatan terhadapku. Kehidupan baik yang seolah tidak berpihak kepadaku juga karena statusku telah berubah akibat perceraian inilah yang mendorongku untuk melakukan ruwatan.
       Aku menempuh perjalanan sekitar setengah jam menuju Jalan Palem Perum Fajar Indah Solo ke rumah Ki Joko, seorang paranormal sepuh yang menyediakan diri untuk meruwat orang-orang yang membutuhkan.
       Prosesi ruwatan yang kulaksanakan dimulai dengan mandi bunga kemudian mengenakan hanya pakaian dalam yang baru (bila tidak membawa sendiri sudah disediakan di sana), ditutup dengan kemben dari kain mori dan kimono berwarna putih.
Aku kemudian tidur terlentang di tempat tidur, Ki Joko menutup tubuhku dengan kain mori lagi, kemudian dilakukan prosesi pemercikan air dan doa-doa, kemudian rambut dan kukuku dipotong sedikit. Potongan-potongan tersebut dikumpulkan dengan pakaian dalam yang tadi kukenakan saat mandi. Semua ini akan aku larung (dibuang ke sungai besar) yang nantinya akan menuju ke laut lepas.
       Setelah ritual ruwatan selesai, aku memakai pakaian yang tadi aku kenakan. Ritual belum selesai akan diadakan Pagelaran Wayang Kulit di Kraton Kasunanan Surakarta. Wayangan dengan lakon Murwakala diadakan setiap malam Selasa Kliwon. Aku tidak perlu datang, cukup diwakili dengan kain mori yang tadi kupakai kembenan. Bersama dengan kain-kain mori yang lain milik orang-orang yang habis diruwat, dikumpulkan di kraton saat digelarnya wayang kulit tersebut yang berlangsung sekitar satu setengah jam.
       Ini adalah ruwatan secara sederhana namun tetap memenuhi syarat yang dilakukan oleh Ki Joko. Ki Joko adalah seorang kerabat Kraton Mangkunegaran Surakarta dengan nama lengkap KRMHT Joko Panji Hamijoyo. (KRMHT : Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung). Beliau merupakan keturunan ke 13 dari Mangkunegoro I namun bertugas di Kraton Kasunanan Surakarta dengan pangkat Sentono Dalem Riyo Nginggil atau setara dengan Bupati Sepuh. 
Ki Joko juga melayani ruwatan jarak jauh dengan syarat mengirimkan pakaian lama, foto, weton, tanggal lahir, alamat dan beaya uborampe. Setelah ruwatan dilakukan, maka pakaian tersebut akan dikirim kembali ke almat semula untuk kemudian dilarung (dihanyutkan ke sungai).



       Bila ingin melakukan ruwatan lengkap dengan Pagelaran Wayang Kulit secara langsung, maka bisa mengikuti ritual ruwatan massal di Surakarta yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Suro tiap tahunnya. Pada tahun ini tanggal 10 Suro jatuh pada tanggal 12 November 2013 dilaksanakan pada malam Selasa Kliwon. Di Surakarta, ruwatan massal pada tanggal tersebut diadakan di dua tempat berbeda, yaitu
1. di RRI Surakarta dengan beaya Rp. 450.000,-, dan 
2. di Museum Radya Pustaka Surakarta dengan beaya 
    Rp. 350.000,-

    Dalang yang melakukan ruwatan di RRI adalah Ki Manteb Sudarsono didampingi beberapa juru ruwat.
Bila melakukan ruwatan massal di kedua tempat tersebut, maka tidak hanya menyediakan pakaian dalam baru tetapi semua pakaian harus baru.

 Bila berminat diruwat oleh Ki Joko, bisa datang langsung ke 
Jl. Palem IIINo. 3 Perum Fajar Indah Solo pada jam buka praktek: pkl. 14.00 s/d 17.00.
Hari Minggu tutup.



Bisa juga menghubungi Hpnya : 
08122973544
Ki Joko juga melayani Ruwatan Suro yang dilaksanakan sejak tanggal 10 Suro s/d 29 Suro di rumah Ki Joko, mulai pukul 12.00 s/d 17.00.
Selain melayani ritual ruwatan jarak jauh, Ki Joko juga melayani ritual ruwatan di luar kota lengkap dengan pagelaran wayang kulit.

  


       Bila tadi aku sudah menerangkan mengenai ritual ruwat, maka sekarang aku akan menerangkan mengenai arti ruwatan bagi masyarakat Jawa.

       Ruwatan adalah salah satu ritual sakral di Jawa yang bertujuan:
1. membersihkan sukerta (aura negatif) yang bisa menghambat        
    perjalanan hidup manusia;
2. menghilangkan sengkolo (aura sial) akibat proses kehidupan  
    manusia yang tersenyawa aura negatif.

       Aura-aura negatif tersebut adalah:
1. bawaan lahir, bisa dilihat dari wetonnya;
2. dibikin orang, misalnya santet, gendam, pelet;
3. sengaja menabrak aura negatif, misalnya pindah rumah di hari 
    yang salah (kurang baik), melakukan ijab kabul di hari yang 
    salah;
4. berasal dari akibat komposisi bersaudara:
    a. ontang-anting : anak tunggal;
    b. kembang sepasang : 2 anak perempuan semua;
    c. sendang kapit pancuran : 3 anak laki-laki diapit 2 anak 
        perempuan;
    d. pancuran kapit sendang : 3 anak perempuan diapit 2 anak
        laki-laki;
    e. pendhawa : 5 anak laki-laki semua;
    f. gondhang kasih : 2 anak beda warna kulit< yang satu putih
       dan yang satunya hitam;
       dan sebagainya.



       Mengenai prosesi ritual ruwatan sudah aku terangkan di atas.

       Ruwatan dilakukan oleh juru ruwat sejati dan dalang ruwat sejati. Adapun syarat-syarat menjadi juru ruwat adalah:
1. paranormal sejati, artinya paranormal keturunan ke 3 dan 
    selanjutnya;
2. dalang sejati, artinya dalang keturunan ke 3 dan selanjutnya, 
    tidak lodhang atau harus dalam keadaan mempunyai istri.

       Manfaat setelah diruwat adalah 
1. orang menapaki kehidupan sesuai dengan tulisan nasib yang 
    diberikan Tuhan;
2. terbebas dari gangguan atau hambatan aura negatif alam;
3. mudah tercapai cita-citanya.

       Bagi orang yang mampu, maka ritual ruwatan bisa dilakukan di tempat tinggalnya atau tempat yang dikehendakinya denga prosesi ritual ruwatan lengkap dengan pagelaran wayang kulit.

       Demikian sedikit pengenalan mengenai salah satu adat di Solo, yaitu ruwatan. Semoga bermanfaat.