Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Tuesday, April 29, 2014

Cerita Yang Tertunda

Cerita Yang Tertunda

Rasanya ingin dapat kuceritakan kepadamu tentang sebuah perasaan, tapi aku tak bisa. Beberapa kali aku mengotak-atik kata demi kata, namun selalu saja kutemui jalan buntu. Barangkali karena cerita ini terlalu dini untuk aku bagikan ke kamu. Namun demikian, ada rasa yang menyentak-nyentak ingin segera metuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Tapi sekali lagi, aku merasa belum pantas menceritakannya sekarang. 

Aneh, tak ada satupun puisi yang bisa kutulis, juga tak ada rangkaian kalimat yang bisa kujadikan cerita. Usut punya usut barangkali karena aku merasa trauma. Dahulu aku begitu blak-blakan tentang perasaanku kepadanya lewat status-status facebook. Dan, itu sempat membuatnya marah dan mendiamkanku. Jadi kini aku sangat berhati-hati tentang hal ini. 

Jelas aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama lagi. Masalah pantas tak pantas menjadi prioritasku sekarang. Aku tahu perasaannya halus, demikian juga diriku. Terkadang dibutuhkan jeda sejenak dari menulis tentangnya. Walau sebenarnya sangat banyak yang ingin aku ceritakan tentangnya. 

Kupikir ini adalah buah dari kesetiaanku padanya selama ini. Setia pada sebuah fatamorgana sekian lama. Kini fatamorgana hampir menjelma menjadi kenyataan. Dia bagaikan seorang dewa yang akan menghampiriku ‘tuk menjadi pasangan hidupku.Takkan kuusik dengan ceritaku yang lebay. Aku sangat mengharapkannya, demikian juga dia sangat mengharapkanku. Begitulah adanya. 

Semoga segera terwujud keinginan kami ini. Amin.

Saturday, April 26, 2014

Mengampuni Adalah Keputusan, Bukan Perasaan

Mengampuni Adalah Keputusan

Mengampuni adalah keputusan, bukan perasaan.

Pernahkah kita disakiti atau dikecewakan oleh pasangan kita sampai keterlaluan? Atau pernahkah kita dicurangi oleh teman bisnis kita yang membawa kabur modal yang telah kita serahkan? Atau pernahkan kita difitnah tanpa kita melakukan hal yang difitnahkan tersebut? Banyak sekali hal yang dapat membuat kira terluka dan sakit hati. 

Namun demikian, kita perlu untuk membebaskan segala belenggu sakit hati tersebut. Caranya adalah dengan mengampuni. Mungkin ada yang bilang :”Lha kok enak. Dia udah khianati aku kenapa dibiarkan pergi begitu aja?” Percayalah bila kita telah mengampuni dengan ikhlas dan tulus , maka kita serahkan semua permasalahan itu kepada Tuhan biar Tuhan yang atur segalanya. Kita percayakan saja masalah kita kepada Tuhan. 

Perlakuan buruk yang kita dapatkan biasanya justru dilakukan oleh orang-orang terdekat kita, misalnya pasangan kita, saudara kita atau teman kita.Rasanya kita ditantang untuk bisa mengampuni mereka. Memang tak semudah mengatakannya. Perlu waktu untuk dapat melaksanakan niat mengampuni tersebut. Bagaimana pun mengampuni adalah sebuah keputusan, bukanlah suatu perasaan. Bila kita selalu mengikuti perasaan, maka kemauan tubuh/daging akan selalu melawan kemauan roh baik. 

Tadi malam di sebuah acara Ibadat Kristen di El Betel Tawang Mangu, pendeta mengajak untuk mengampuni siapa pun yang telah menyakiti. Aku mengikuti dengan mengampuni tiga orang yang salah satunya adalah mantan suamiku. Aku benar-benar bisa mengampuni mereka, air mataku menetes satu satu. Ada rasa plong sesudahnya. 
Akan tetapi tadi siang, mantanku sms yang isinya membuatku sakit hati lagi. Kuanggap ini sebagai cobaan saja. Kini, sudah kuserahkan ketiganya pada kebijaksanaan Tuhan semata. Apa lagi yang bisa kuusahakan, aku hanyalah manusia biasa.

Tentang mengampuni tertulis di beberapa bagian Alkitab berikut ini:
Efesus 4:32 menyatakan, 
 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” 

Kolose 3:13 mengatakan, 
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” 

Dalam Doa Bapa Kami, 
“....................Ampunilah kesalahan kami seperti kamipun telah mengampuni yang bersalah kepada kami....................” 
       (Mateus 6:12) 

Dalam Matius 6:14-15 Yesus berkata, 
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." 

Matius 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: 
“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” 
Itu berarti menganmpuni adalah hal yang tanpa syarat, tanpa batas dan tuntas. (mengampuni dalam kristen) 

Ibrani 12 : 14 - 15 "
"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang"

Mengapa harus mengampuni? Apa arti mengampuni? 
Mengampuni berarti : 
  1. Mengakui adanya sakit hati - tidak ada penyangkalan sakit hati yang kita alami. Terlalu banyak orang sombong saat ini yang mengatakan tidak namun sebenarnya ya. 
  2. Menjaga mata tetap terbuka - bersikap jujur dan bergerak maju. Mengampuni tidak berarti menutup mata akan masalah yang pernah timbul tapi melihat dengan benar akar masalah yang menimbulkan masalah dalam hati kita. 
  3. Menunjukkan kemurahan hati kita karena kemurahan hati adalah buah dari pengampunan. Jika kita mengatakan bahwa kita murah hati maka pengampunan adalah bagian atas hidup kita. 
  4. Tidak mengingat kesalahan yang pernah dibuat yang artinya mengubur dan tidak menggalinya lagi. Mungkin sulit melupakan tetapi saat kita berbicara tentang hal yang pernah terjadi maka emosi dalam diri kita tidak terusik kembali. 
  5. Mengampuni berarti sebuah sikap / pilihan. Banyak orang yang tersakiti mengatakan bahwa mereka hanyalah korban jadi bukan mereka yang harus datang lebih dahulu namun pelakunyalah yang harus datang lebih dahulu. Mengampuni adalah sikap hati yang keluar dari dalam diri Anda bukan dari orang lain. 
  6. Gaya hidup kita sebagai ciptaan baru dalam Kristus adalah hal ini walaupun banyak orang percaya tidak mempedulikannya namun hidup ini hanya bisa dinikmati saat kita memiliki gaya hidup mengampuni. Menjadi ini suatu kebiasaan bukan berdasarkan pertimbangan untung/rugi tetapi jadilah teladan dan berkat bagi banyak orang. 

Mengampuni Adalah Keputusan


Lalu apa untungnya mengampuni orang yang pernah melukai perasaan / hati kita : 
  1. Menerima pengampunan Allah bagi kita ( Matius 6:14; Kolose 3:13) 
  2. Persembahan kita diterima Allah (Matius 5 : 23-24) 
  3. Doa-Doa kita didengar Allah / Hubungan dengan Tuhan dipulihkan (Yesaya 59 : 1-2; Markus 11: 25-26) 
  4. Baik untuk kesehatan . Survey kesehatan di AS atas penderita penyakit kanker ditemukan 80 % penderita bermasalah dengan hati mereka yang berhubungan dengan pengampunan. 
  5. Hidup lebih indah dan penuh suka cita. Tidak ada hidup yang terindah dan terbaik yang bisa kita nikmati jika kita selalu menyimpan penyakit hati dalam diri kita terhadap orang lain. 
Kita pernah mendengar firman, "mata ganti mata, gigi ganti gigi" tapi Aku berkata kepadamu," janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu..(Mateus.5:38-39). 

Yesus menawarkan konsep "murah hati/kasih dlm menghadapi perkara (baca ayat2 sesudahnya dlm Mat.5:38-42). Murah hati tak sama dgn sikap murahan, sebab murahan itu sesuatu yang sangat gampang dimiliki/didapatkan/dirasakan. Sedangkan murah hati justru sebaliknya, untuk memilikinya/ merasakannya/mendapatkannya tidaklah mudah, namun demikian sulit, tidak gampang, tak setiap org dapat/mampu dengan mudah memiliki sikap seperti itu (murah hati). 

Jadi siapkah kita untuk mengasihi dan mengampuni orang yang menyakiti kita ? 
Tuhan Memberkati. 

Daftar Pustaka:
http://www.gotquestions.org/Indonesia/mengampuni-orang.html
http://gksbsjambi.blogspot.com/2013/04/sakit-hati-dan-mengampuni.html 


                    

Friday, April 25, 2014

Yang Terlewat

Tang Terlewat

Sudah lebih dari sepuluh hari aku tidak bisa membuat postingan di blog ini. Paling tidak ada dua hal yang terlewat. Satu hal tentang meninggalnya Pak Sauman, pemilik rumah ini yang tinggalnya hanya berbatasan tembok denganku, dan hal lainnya adalah tentang perkembangan cintaku. 

Biasanya aku membuat postingan malam-malam, bahkan sampai lewat tengah malam aku masih saja asyik dengan laptopku. Namun beberapa malam aku tak berani sendirian di kamar ini apalagi begadang sambil nulis. Tetapi setelah aku mengunjungi makamnya Minggu kemarin, rasanya jadi ringan dan terbebas dari rasa takut. 

Bagaimana pun aku sangat baik terhadap almarhum, jadi tentu beliau tak akan tega menggangguku. Bahkan semasa hidupnya beliau pernah mengatakan beberapa kali:
"Panjenengan kok kados malaikat"
 ("Kamu kok seperti malaikat") 
Barangkali karena aku selalu sigap dengan bantuanku, tetapi semua yang kulakukan kuanggap sebagai suatu hal biasa saja. Apa salahnya membantu bila hal itu bisa dilakukan?

Dulu beliau sangat ingin bertemu dengan mantanku atau pacarku, yang sampai meninggalnya tidak sempat kesampaian. Aku sudah mengganggap almarhum sebagai keluargaku sendiri, begitupun beliau. Oleh karena itu hubungan pun terjalin dengan baik.

Pernah ada yang mendekatiku, namun beliau tidak setuju karena beberapa alasan yang masuk akal. Beliau kemudian menasehatiku tentang masalah pasangan ini. Dan, aku akui wawasannya cukup luas. Bahkan beliau akan mencarikan pasangan untukku, karena kemudian meninggal tentu saja maksudnya tak kesampaian.

Aku doakan semoga Pak Sauman diberi tempat yang layak di sisi-Nya, diberi kebahagiaan dan diampuni segala dosa dan kesalahan selama hidup di dunia ini. Amin.

Karena sewaktu hidupnya beliau mempunyai seorang asisten rumah tangga, maka dengan meninggalnya beliau aku sangat berkewajiban untuk membantunya. Kadang dia datang siang hari, bila aku belum memasak maka aku minta dia yang memasak. Aku bolehkan dia makan sesukanya, bahkan bila dia tak melakukan pekerjaan apapun. Biarlah dia makan hasil masakanku.

Sore dia datang lagi ke rumah sekedar nonton tv sampai malam hari dan juga makan bila dia belum makan. Aku sungguh tak keberatan membantunya. Dia telah berumur lebih dari lima puluh tahun tapi belum juga menikah. Dalam membantu aku tak ada pamrih apapun.


Sunday, April 13, 2014

Ceritanya Menjadi Saksi

Ceritanya Menjadi Saksi

Bermula dari seorang tetangga jauh yang memintaku atau tepatnya menawariku menjadi saksi dari sebuah parpol besar. Tawaran itu langsung saja aku ambil. Mengapa tidak? Aku anggap ini sebagai kerja sosial dan mencari pengalaman baru. 

Aku tinggal di tempat ini baru sekitar tiga setengah bulan. Namun demikian aku berusaha menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh. Ajang menjadi saksi aku gunakan untuk lebih mengenal mereka. Tentu belum banyak tetangga yang tahu tentang keberadaanku di sini. 

Beberapa orang mengira aku adalah anak atau famili dari yang punya rumah kontrakan ini atau famili dari tetangga jauh yang sekarang sudah seperti saudara. Aku tak ada hubungan persaudaraan dengan mereka, tetapi aku menganggap mereka sebagai familiku. 

Caleg di mana aku menjadi saksi ini kebetulan adalah tiga orang dari satu keluarga besar di lingkungan keraton. Mereka mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPR RI, DPRD Tingkat I dan DRPD Tingkat II. Mereka adalah seorang ayah berdarah biru yang mempunyai wibawa khas pejabat di jaman Orde Baru, anaknya dan adiknya. Nepotisme? Kukira bukan nepotisme karena baik anak maupun adiknya sama-sama berjuang secara pribadi untuk bisa mendapatkan “kursi”. 

Dua kali pertemuan antara mereka bertiga dengan kami warga sekitar tempat tinggalnya telah berlangsung dengan baik. Berbagai hadiah yang disediakan adalah pemikat bagi kami. Kuakui mereka berbicara bahasa Jawa dengan sangat santun, tepatnya mereka menggunakan bahasa Jawa krama inggil kepada kami, kawula alit. Tidak semestinya seperti itu, tapi mungkin ini adalah salah satu cara untuk memikat kami agar mendukung mereka. 

Tepat pada hari pencoblosan, tanggal 9 April 2014 pukul 6.30 aku sampai di TPS dekat rumah, di rumah mantan RT. Ketika aku melongok ke dalam, dia bilang :”Belum buka”, aku hanya tersenyum. Padahal sebenarnya malamnya aku meyerahkan Surat Tugas ke TPS 11 ini tapi dia tidak ada. Jadi dia tidak tahu kalau aku menjadi saksi, maklumlah aku terhitung warga baru di sini. Saksi-saksi pun belum banyak yang datang. 

Acara dimulai pada pukul 07.30 diawali dengan pengambilan sumpah untuk para KPPS yang berjumlah 7 orang. Pengambilan sumpah disaksikan oleh para saksi yang berjumlah 8 orang , petugas keamanan dan beberapa orang yang akan memberikan suaranya. Orang-orang mulai berdatangan, duduk rapi di kursi-kursi yang berderet di halaman rumah. Sebuah tenda pun dipasang. Ini mirip dengan perhelatan, tetapi ini bernama pesta demokrasi. Satu persatu pemilih dipanggil memasuki bilik pemungutan suara untuk mencoblos gambar partai atau orang yang dipilihnya. 

Jumlah pemilih sesuai yang tercantum di DPT ada 248 orang, tetapi yang hadir memberikan suaranya hanya sebanyak 176 orang. Berarti yang tidak memberikan suaranya, memberikan suaranya di tempat lain atau yang golput sebanyak 72 orang. Di TPS 11 ini orang yang memberikan suaranya total berjumlah 179 orang terdiri dari 92 laki-laki dan 87 perempuan. Sementara yang 3 orang lagi menggunakan KTP untuk mendaftarkan diri, termasuk aku yang belum terdaftar di DPT setempat. Dari 179 suara tersebut, kemudian diketahui bahwa 16 suara dinyatakan tidak sah. Proses pemungutan suara berjalan sangat lancar. Seorang anggota KPPS sibuk dengan candaannya kepada para pemilih yang akan atau sedang memberikan suaranya, sehingga menimbulkan suasana ceria dan menghilangkan kantuk kami. 

Tepat pukul 13.00 kami beristirahat setengah jam. Kami harus kembali stand by pukul 13.30 untuk melakukan penghitungan suara. Penghitungan suara pun berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Para saksi dinilai kooperatif dan baik-baik. Kami segera mengetahui partai apa yang unggul dan caleg mana yang banyak mendapatkan suara. 

Proses penghitungan suara kira-kira berakhir pada pukul 21.00. Di TPS 11 ini, PDIP menduduki peringkat pertama disusul dengan Golkar di urutan kedua. Nampak sekali ada fanatisme terhadap partai tertentu. Dan, dengan adanya perbedaan perolehan suara pada caleg antara DPR RI, DPRD I dan DPRD II, maka terlihat bahwa orang sekarang cenderung memilih orang ketimbang memilih partai, kecuali adanya fanatisme yang mencolok pada partai tertentu. 

Tepat pukul 22.15 berakhir sudah semua proses. Proses terakhir adalah penandatanganan Formulir Model C, C1 dan Lampiran Formulir C1. Kemudian laporan penghitungan suara beserta berkas tersebut aku serahkan kepada orang yang memberikan tugas /mandat sebagai saksi yang telah duduk menunggu di luar ruangan. 

Keesokan harinya baru aku ketahui bahwa ada dua TPS di sekitar sini yang proses penghitungan suaranya diulang lagi, hingga mereka harus pulang pada pukul 03.00 dini hari. Ini adalah pengalamanku menjadi saksi di TPS pada PEMILU CALEG 2014. 

Catatan : 
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara 
DPT : Daftar Pemilih Tetap 
TPS : Tempat Pemungutan Suara 


Saturday, April 12, 2014

Nyanyian Rindu

Nyanyian Rindu

Jika kau katakan rindu, aku pun juga sama merasakan 
Setiap tanda kehadiranmu membuatku terhenyak 
Meski kehadiran itu hanya berupa bayang-bayang 
Akan selalu kusambut dengan segenap senyuman 

Barangkali ada rencana Tuhan yang tersembunyi 
Nyatanya Tuhan telah perpendek jarak antara kita 
Kini kita telah berada di sini di pulau yang sama 
Jarak kita pun hanya lima ratus enam puluh kilometer 

Kita telah sepakat untuk bertemu suatu saat nanti 
Pada waktu yang nyaman tanpa menyisakan beban 
Terasa begitu lamanya waktu berputar dalam penantian 
Segala gejolak dalam diri kita tak tertahankan lagi 

Kubayangkan binar-binar dalam matamu saat kita bertemu 
Kemudian kedua tanganmu terbuka untuk memelukku 
Ingin kutumpahkan semua yang membuncah dalam dada 
Selama ini aku merindumu seperti kamu merinduku 

Puisi Terkait :