Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label solo. Show all posts
Showing posts with label solo. Show all posts

Tuesday, April 23, 2013

Perkembangan Kota Solo



          Solo atau Surakarta adalah sebuah "kampung" yang indah. Betapa tidak, Solo dinyatakan sebagai kota besar terbaik kedua dalam hal penataan ruang. Ada sejumlah keunggulan dari kota Solo yang tidak dimiliki kota lain, yaitu keberhasilan memindahkan pedagang kaki lima dari kawasan hijau dan penghuni bantaran sungai dengan cara relokasi.

      Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) 2011 dengan tajuk "langit biru" menampilkan kota Solo sebagai potret indah kota teladan, menjadikan Solo sebagai ikon terbaiknya. Solo tampil dengan kualitas udara terbersih di Indonesia.


     Adapun yang dinilai "langit biru" adalah manajemen lalu lintas kota, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi kendaraan bermotor yang beredar di kota bersangkutan, dan kualitas udara di jalan rayanya. Sedangkan parameter tambahan yang menjadi dasar penilaian, salah satunya adalah penataan kota. Solo menjadi pemenang pertama untuk kategori kota besar disusul dengan Batam (Kepulauan Riau).

     Solo dengan tagline The Spirit of Java adalah kota penuh prestasi dan sebagai tempat favorit untuk ditinggali. Selain itu Solo juga sebagai kota paling ramah terhadap anak-anak, kota impian, kota cyber, kota budaya, kota trem, kota sepeda, dsb.
Solo juga meraih predikat sebagai kota terbaik menurut versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
     Dalam membangun kota Solo Jokowi akan merealisasikan bentuk pembangunan Solo berkarakter dan sekaligus sebagai kota percontohan. Pembangunan kota Solo harus diapresiasi dan menjadikan Solo sebagai ikon pelestarian cagar budaya sebagai bagian implementasi jati diri kota yang kuat. Hal ini mengacu pada pemahaman "Solo Future is Solo Past" (Solo masa depan adalah Solo masa lalu).
Untuk mencegah punahnya kota lama maka Pemkot Solo menggalakkan revitalisasi bangunan kuno yang masih ada, misalnya Masjid Agung, Gedung Bank Indonesia, Stasiun KA Jebres, dsb.



       Di bawah kepemimpinan Jokowi, Solo mengalami kemajuan yang signifikan. Walikota yang sukses dalam pemasaran kota dan piawai merancang program yang berwawasan lingkungan dan budaya. 

      Pembangunan Solo berkarakter bersifat going on activities yang butuh kontinuitas bagi siapapun walikota yang akan memimpin Solo. Pembangunan Solo berkarakter tidak hanya akan meningkatkan citra kota tapi juga dapat memacu daya tarik wisata, terutama wisata sejarah dan budaya. 
Masterplan pembangunan Solo ke depan harus terkait dengan sektor pariwisata.

      Minat investor membangun hotel dan mall serta pusat perbelanjaan lainnya semakin meningkat seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sejumlah infrastruktur.



      Hotel-hotel eksklusif dan apartemen yang ada di Solo antara lain Best Western (27 lantai), Mutiara Garden (20 lantai), Solo Paragon (25 lantai), Solo Center Point (22 lantai), Hotel Harris (22 lantai), Kusuma Mulia Apartemen (25 lantai), dsb.



       Sementara mall yang ada di Solo adalah Solo Paragon Mall, Solo Grand Mall, Solo Square Mall dan Hartono Lifestyle Mall.


       Pusat perbelanjaan lain di Solo yaitu Pasar Klewer, PGS (Pusat Grosir Solo), BTC (Beteng Trade center),  Carrefour, Assalam Hypermart, Singosaren Plaza, Hero Megaland, Luwes Group, King Plaza, Giant Supermarket, dsb.
           Demikian sedikit gambaran tentang kota Solo.
Semoga kamu terpikat dan mau berkunjung ke kota Solo. 
Nantikan catatan Mengenal Solo berikutnya.
 

Sunday, April 21, 2013

Taman Kota di Kota Solo


         Sebelum aku ceritakan tentang keadaan Kota Solo pada saat ini dan juga wisata kulinernya (yang kamu tunggu2 kan?) aku akan ceritakan tentang suatu taman kota di Kota Solo yang sering aku datangi.


Taman Balekambang

       Nama taman kota itu adalah Taman Bale-
kambang. Menurutku Taman Balekambang lebih tepat disebut sebagai hutan kecil di kota karena areanya cukup luas dengan berbagai fasilitas.



       Taman Balekambang dibangun pada tahun1921 oleh KGPAA Mangkunegara VII dan dikenal dengan Partini Tuin. Sebuah nama yang diambil dari nama putri beliau yaitu Partini. Taman Balekambang berkonsep Jawa dan Eropa. 



        Partini Tuin atau Taman Air Partini merupakan area di Balekambang di mana terletak patung di tengah-tengah kolam ikan dengan latar belakang sebuah bangunan yang seolah-olah mengapung yang disebut balekambang. Bale berarti rumah dan kambang artinya mengambang atau mengapung.

       Partinah Bosch atau Hutan Kecil Partinah adalah area taman dengan koleksi bermacam-macam tanaman langka yang mengelilingi patung Partinah dan kolam air mancur.
 
       Dinamakan Balekambang karena di taman itu terdapat kolam sebuah kolam ikan dan kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman dan dikelilingi kebun bunga yang sangat indah. Dulu taman ini hanya dipergunakan oleh keluarga dan kerabat Istana Mangkunegaran untuk bersantai. Baru pada era KGPAA Mangkugegara VIII Taman Balekambang dibuka untuk umum. Pada era tahun 70 an masuk pula hiburan Srimulat yang melahirkan beberapa seniman seperti Timbul, Gepeng, Mamik, Jujuk, Nunung, dsb.

        Taman Balekambang direvitalisasi oleh Pemkot Surakarta pada tahun 2008. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota dan daerah resapan, juga diperuntukkan sebagai public area yang dapat difungsikan sebagai taman seni & budaya, taman botani, taman edukasi dan taman rekreasi tentunya.
  


         Fasilitas yang terdapat di Taman Balekambang adalah 
 1. Gedung ketoprak;
 2. Open stage
 3. Partinah Bosch;
 4. Partinah Tuin;
 5. Danau buatan;
 6. Bale agung;
 7. Kolam renang;
 8. Lokasi outbound;
 9. Kolam kodok;
10.Stage panggung
11. Hotspot;
12. Taman reptil;
13. Pasar Ikan dan Resto;
14. dsb. 
 
        Taman Balekambang terletak di Jl. Bale kambang No. 1 Surakarta. Luas taman ini 9,8 ha yang dibuka umum mulai pkl. 07.00 - 18.00 setiap hari.


      
         Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri taman yang luas dan asri ini, jika sudah lelah bisa duduk-duduk di kursi-kursi taman yang telah disediakan sambil menikmati kicauan burung, beberapa rusa yang jinak, angsa putih sambil minum dan makan snack yang bisa dibeli di sana atau membawa sendiri. Namun harus tetap menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan.

Di taman ini juga tersedia mobil pintar yang menyediakan buku-buku bacaan serta mobil mainan yang dapat disewa. 



        Taman Balekambang tidak hanya digunakan untuk tempat wisata ataupun olah raga, tetapi juga dijadikan tempat untuk foto pre wedding dan juga untuk berlangsungnya pernikahan dengan back ground keasrian Balekambang.

        Taman ini juga menyelenggarakan pertunjukan ketoprak dengan jadwal tertentu. Pertunjukan teater pun bisa digelar di alam terbuka. 




        Bila berkunjung ke Solo mampirlah ke Taman Balekambang ini. Jarang kan ada hutan di tengah kota?
Nantikan catatan Mengenal Solo berikutnya. 
       

Saturday, April 20, 2013

Mengenal Sejarah Solo


          Sebagai pendatang di kota Solo yang mungkin akan menetap lama di kota ini, tentunya aku harus mengenal lebih dalam lagi dan dengan demikian akan membanggakan kota ini. Dengan menulis tentang Solo di blog ini secara tidak langsung akan menambah wawasanku tentang kota Solo. 
Maksud dari penulisan di blog ini adalah agar kalian turut mengenal dan lebih mengenal lagi kota Solo.


Mengenai Solo

       Mungkin ada yang ingin tahu perbedaan dari istilah Solo, Sala, Surakarta dan Solo Raya.
Solo disebut juga sebagai Sala atau Surakarta adalah nama sebuah kota di Jawa Tengah. Sementara Solo Raya adalah sebutan untuk daerah-daerah se eks karesidenan Surakarta yang meliputi 6 kabupaten di sekitar Kotamadya Surakarta.
3 Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kodya Surakarta adalah Sukoharjo, Karang Anyar dan Boyolali. Sementara yang tidak berbatasan langsung dengan Kodya Surakarta adalah Wonogiri, Sragen dan Klaten. 
Itulah sebabnya mengapa orang sering menyebut dirinya tinggal di Solo padahal sebenarnya dia tinggal di Sukoharjo atau Karang Anyar misalnya.
        Luas Kota Solo atau Sala atau Surakarta adalah 44,03 km2 dengan penduduk sebanyak 503.421 jiwa dengan kepadatan penduduk 13.636 jiwa/km2 pada tahun 2010. 


         Ini adalah Pendhapi Gede Balaikota Surakarta yang terletak di Jalan Arifin Surakarta.


Sekilas Sejarah

         Sala adalah sebuah desa yang dipilih oleh Sunan Paku Buwono II, selaku Raja Mataram untuk digunakan sebagai pusat Keraton Mataram.
 Nama Sala atau Solo masih digunakan sampai sekarang. 
         Sementara nama Surakarta mulai dipakai pada saat didirikannya Keraton Kasunanan Hadiningrat. Pada masa sekarang nama Surakarta digunakan dalam situasi formal pemerintahan. 
         Kota Surakarta awalnya adalah wilayah Kerajaan Mataram. Dengan adanya Perjanjian Giyanti (1755) menyebabkan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Surakarta untuk Pakubuwono III dan Yogyakarta untuk Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono I. 
Pemerintahan di Surakarta terpecah lagi karena Perjanjian Salatiga (1767) menjadi Kraton Kasunanan Hadiningrat dan Kraton Mangkunegaran.
         
Inilah adalah Kraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta yang terletak di Jalan Mangkubumen Sasono Mulyo Surakarta





 Ini adalah Kraton Mangkunegaran Surakarta yang terletak di Jalan Ronggowarsito Surakarta


        Demikian sekilas pengenalan singkat tentang Kota Solo atau Sala atau Surakarta. 
Tunggu catatan Mengenal Solo berikutnya. 
  
        

Sunday, April 14, 2013

Mabuk Ciu Dan Wong Solo


      Duduk-duduk mendengarkan musik yang diputar keras-keras sungguh asyik rasanya, bisa menghilangkan stres. Dentaman ketukan gendang yang terdengar keras seolah-olah memukul-mukul hatiku mengenyahkan segala stres di hati. 
Biar saja hanya ada beberapa perempuan dalam hitungan jari yang ikut nonton. Toh menikmati musik bersifat sangat universal. Kenapa sih hanya laki-laki saja yang pantas menikmatinya? Apa karena di situ ada suguhan minuman kerasnya yang tak pantas dilihat sama perempuan? Biar saja kan? Suka-suka.
Nonton pertunjukan dangdut berbaur dengan banyak laki-laki sesekali tercium bau minuman keras dan hembusan asap rokok, tak masalah bagiku.
 
       Saat catatan ini dibuat masih terdengar musik itu yang semakin malam semakin hot saja. Aku yakin penonton perempuan sudah tak ada lagi. Semua didominasi laki-laki. 

       Secara kebetulan acara itu berlangsung tepat di depan rumahku. Ada acara midodareni tadi di tetangga depan rumah. Seperti biasanya sudah menjadi budaya wong Solo, kalau ada hajatan biasanya ada acara "minum-minum" di malam hari. Yang diminum adalah ciu, minuman keras khas Solo.  
 
          Ciu adalah minuman keras khas Solo yang berasal dari Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ciu berbeda dengan arak meskipun mempunyai cara fermentasi yang hampir sama. Ciu berbahan dasar tetes tebu, sedangkan arak berbahan dasar beragam sari buah yang difermentasikan. Industri ciu di Bekonang dan budaya mabuk wong Solo sudah terjadi sejak lama sejak jaman kerajaan.

       Kegiatan pesta miras sudah ada sejak jaman kerajaan, bahkan di Kerajaan Majapahit, minuman keras menjadi bagian dari perjamuan agung keraton.
Dahulu, pada saat keraton mengadakan acara penyambutan tamu kerajaan atau pesta panen raya, maka diadakan pesta dan tarian tradisional seperti tayub. Pada dasarnya tayub tak bisa dilepaskan dari kultur masyarakat petani yang dalam ketidakpastiannya menimbulkan kepercayaan untuk memuja "dewi kesuburan". Hal inilah yang memunculkan "tari kesuburan" yang bernama tayub. Tayub erat hubungannya dengan seks dan miras.

        Ciu produksi Bekonang ini di tahun 1961 - 1964 ada peningkatan kadar alkohol ciu yaitu dari 27% menjadi 37% dengan peralatan yang masih sangat sederhana. Saat ini kadar alkohol pada ciu mencapai 40%. Tak salah bila minuman ini dapat menyebabkan peminumnya mabuk dan "ngomyang" (mengigau).

        Kemunculan ciu Bekonang berkaitan erat dengan berdirinya pabrik gula Tasik Madu di Karang Anyar Solo yang kala itu merupakan aset penting Pura Mangkunegaran Solo. Dari pemrosesan tetes tebu sedemikian rupa terciptalah air memabukkan khas Bekonang yang disebut ciu. 



        Minuman ciu ini dianggap dan disepakati keharamannya karena kandungan alkoholnya yang tidak sedikit.

        Ini adalah resep membuat ciu: cairan berisi campuran gula kelapa dan tape singkong dilarutkan di dalam panci yang dibakar di atas perapian. Panci ditutup, kemudian tutup panci dihubungkan dengan pipa bambu lantas disalurkan melewati air dingin. Di ujung pipa ditempatkan gelas kaca besar berukuran 2-3 liter untuk menampung air hasil sulingannya.

       Pada saat ini ciu mempunyai berbagai rasa tergantung dengan campurannya. Ada beberapa istilah, yaitu: cisprite (ciu + sprite), cicola (ciu + coca cola), ciut (ciu + nutrisari), cias (ciu + wedang asam), ciu tiga dimensi (ciu + bir + kratingdaeng), ciu empat dimensi (ciu + bir + kratingdaeng + sprite) dan kidungan (ciu + air rendaman tanduk kijang). Yang terakhir ini diyakini sebagai obat kuat.

       Harga ciu sangat murah. Dengan bermodal lima ribu saja sudah dapat menikmati "flying on the sky". Meskipun ciu sering dikonotasikan sebagai minuman para preman dan para pekerja kelas rendahan, jika dilihat dari sejarahnya sebenarnya justru berasal dari sebuah budaya menyimpang keraton yang dipengaruhi oleh bujukan para penjajah Belanda.

      Meskipun peredaran ciu sudah dilarang, namun masyarakat tetap mengkonsumsinya secara diam-diam. Saat ini pengendalian miras hanya diatur dalam Keputusan Presiden no. 3 Tahun 1997. Dalam Keppres ini digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: A dengan kandungan alkohol: 0-5%, B dengan kandungan alkohol: 5-20% dan C dengan kandungan alkohol: 20-55%. Sementara UU tentang Miras belum disahkan. 

Tradisi Ruwatan di Solo



            Beberapa hari yang lalu aku mendatangi seorang juru ruwat untuk melakukan ruwatan terhadapku. Kehidupan baik yang seolah tidak berpihak kepadaku juga karena statusku telah berubah akibat perceraian inilah yang mendorongku untuk melakukan ruwatan.
       Aku menempuh perjalanan sekitar setengah jam menuju Jalan Palem Perum Fajar Indah Solo ke rumah Ki Joko, seorang paranormal sepuh yang menyediakan diri untuk meruwat orang-orang yang membutuhkan.
       Prosesi ruwatan yang kulaksanakan dimulai dengan mandi bunga kemudian mengenakan hanya pakaian dalam yang baru (bila tidak membawa sendiri sudah disediakan di sana), ditutup dengan kemben dari kain mori dan kimono berwarna putih.
Aku kemudian tidur terlentang di tempat tidur, Ki Joko menutup tubuhku dengan kain mori lagi, kemudian dilakukan prosesi pemercikan air dan doa-doa, kemudian rambut dan kukuku dipotong sedikit. Potongan-potongan tersebut dikumpulkan dengan pakaian dalam yang tadi kukenakan saat mandi. Semua ini akan aku larung (dibuang ke sungai besar) yang nantinya akan menuju ke laut lepas.
       Setelah ritual ruwatan selesai, aku memakai pakaian yang tadi aku kenakan. Ritual belum selesai akan diadakan Pagelaran Wayang Kulit di Kraton Kasunanan Surakarta. Wayangan dengan lakon Murwakala diadakan setiap malam Selasa Kliwon. Aku tidak perlu datang, cukup diwakili dengan kain mori yang tadi kupakai kembenan. Bersama dengan kain-kain mori yang lain milik orang-orang yang habis diruwat, dikumpulkan di kraton saat digelarnya wayang kulit tersebut yang berlangsung sekitar satu setengah jam.
       Ini adalah ruwatan secara sederhana namun tetap memenuhi syarat yang dilakukan oleh Ki Joko. Ki Joko adalah seorang kerabat Kraton Mangkunegaran Surakarta dengan nama lengkap KRMHT Joko Panji Hamijoyo. (KRMHT : Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung). Beliau merupakan keturunan ke 13 dari Mangkunegoro I namun bertugas di Kraton Kasunanan Surakarta dengan pangkat Sentono Dalem Riyo Nginggil atau setara dengan Bupati Sepuh. 
Ki Joko juga melayani ruwatan jarak jauh dengan syarat mengirimkan pakaian lama, foto, weton, tanggal lahir, alamat dan beaya uborampe. Setelah ruwatan dilakukan, maka pakaian tersebut akan dikirim kembali ke almat semula untuk kemudian dilarung (dihanyutkan ke sungai).



       Bila ingin melakukan ruwatan lengkap dengan Pagelaran Wayang Kulit secara langsung, maka bisa mengikuti ritual ruwatan massal di Surakarta yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Suro tiap tahunnya. Pada tahun ini tanggal 10 Suro jatuh pada tanggal 12 November 2013 dilaksanakan pada malam Selasa Kliwon. Di Surakarta, ruwatan massal pada tanggal tersebut diadakan di dua tempat berbeda, yaitu
1. di RRI Surakarta dengan beaya Rp. 450.000,-, dan 
2. di Museum Radya Pustaka Surakarta dengan beaya 
    Rp. 350.000,-

    Dalang yang melakukan ruwatan di RRI adalah Ki Manteb Sudarsono didampingi beberapa juru ruwat.
Bila melakukan ruwatan massal di kedua tempat tersebut, maka tidak hanya menyediakan pakaian dalam baru tetapi semua pakaian harus baru.

 Bila berminat diruwat oleh Ki Joko, bisa datang langsung ke 
Jl. Palem IIINo. 3 Perum Fajar Indah Solo pada jam buka praktek: pkl. 14.00 s/d 17.00.
Hari Minggu tutup.



Bisa juga menghubungi Hpnya : 
08122973544
Ki Joko juga melayani Ruwatan Suro yang dilaksanakan sejak tanggal 10 Suro s/d 29 Suro di rumah Ki Joko, mulai pukul 12.00 s/d 17.00.
Selain melayani ritual ruwatan jarak jauh, Ki Joko juga melayani ritual ruwatan di luar kota lengkap dengan pagelaran wayang kulit.

  


       Bila tadi aku sudah menerangkan mengenai ritual ruwat, maka sekarang aku akan menerangkan mengenai arti ruwatan bagi masyarakat Jawa.

       Ruwatan adalah salah satu ritual sakral di Jawa yang bertujuan:
1. membersihkan sukerta (aura negatif) yang bisa menghambat        
    perjalanan hidup manusia;
2. menghilangkan sengkolo (aura sial) akibat proses kehidupan  
    manusia yang tersenyawa aura negatif.

       Aura-aura negatif tersebut adalah:
1. bawaan lahir, bisa dilihat dari wetonnya;
2. dibikin orang, misalnya santet, gendam, pelet;
3. sengaja menabrak aura negatif, misalnya pindah rumah di hari 
    yang salah (kurang baik), melakukan ijab kabul di hari yang 
    salah;
4. berasal dari akibat komposisi bersaudara:
    a. ontang-anting : anak tunggal;
    b. kembang sepasang : 2 anak perempuan semua;
    c. sendang kapit pancuran : 3 anak laki-laki diapit 2 anak 
        perempuan;
    d. pancuran kapit sendang : 3 anak perempuan diapit 2 anak
        laki-laki;
    e. pendhawa : 5 anak laki-laki semua;
    f. gondhang kasih : 2 anak beda warna kulit< yang satu putih
       dan yang satunya hitam;
       dan sebagainya.



       Mengenai prosesi ritual ruwatan sudah aku terangkan di atas.

       Ruwatan dilakukan oleh juru ruwat sejati dan dalang ruwat sejati. Adapun syarat-syarat menjadi juru ruwat adalah:
1. paranormal sejati, artinya paranormal keturunan ke 3 dan 
    selanjutnya;
2. dalang sejati, artinya dalang keturunan ke 3 dan selanjutnya, 
    tidak lodhang atau harus dalam keadaan mempunyai istri.

       Manfaat setelah diruwat adalah 
1. orang menapaki kehidupan sesuai dengan tulisan nasib yang 
    diberikan Tuhan;
2. terbebas dari gangguan atau hambatan aura negatif alam;
3. mudah tercapai cita-citanya.

       Bagi orang yang mampu, maka ritual ruwatan bisa dilakukan di tempat tinggalnya atau tempat yang dikehendakinya denga prosesi ritual ruwatan lengkap dengan pagelaran wayang kulit.

       Demikian sedikit pengenalan mengenai salah satu adat di Solo, yaitu ruwatan. Semoga bermanfaat.