Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Tuesday, July 29, 2014

Menghalau Galau

Menghalau Galau

Galau adalah sebuah perasaan yang sangat tidak nyaman, siapa pun tak mau dihampiri oleh sang galau. Namun bila galau menghampiri, entah karena dikecewakan, patah hati, kenyataan tak sesuai dengan harapan , dan sebagainya, maka berdiam diri saja sangat tidak dianjurkan. Maaf ini menurutku, karena bila hanya berdiam diri saja maka rasa galau akan dirasakan semakin mendalam.

Memang sangat disarankan ( baca: saranku) untuk menumpahkan kegalauan tersebut, misalnya dengan menangis, berteriak maupun dengan menuliskan kegalauan tersebut, dan sebagainya. Tentu saja sebatas yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Menangislah bila perlu karena dengan menangis beban kegalauan akan berkurang. Paling tidak seperti itu.

Berdoa adalah hal terpenting untuk menghalau rasa galau itu. Menyerahkan segala persoalan dan beban hidup pada Tuhan, sudah sepantasnya. Berbicara langsung dengan Tuhan dalam bentuk doa cukup meringankan beban.

Melupakan penyebab galau dan hal yang berhubungan dengan kegalauan tersebut memang tidak secara instan begitu saja, namun butuh waktu. Harap maklum.

Jadi cobalah menghalau (menghilangkan) galau dengan :
  1. bertemu atau menghubungi orang lain;
  2. menikmati udara di luar rumah;
  3. mencari aktifitas di rumah, misalnya membersihkan rumah, menata rumah, berkebun, dsb;
  4. melakukan yang menjadi hobinya, misalnya menjahit, memancing;
  5. dan sebagainya.
Yang penting adalah pikiran menjadi teralihkan, sehingga lama-kelamaan rasa galau menghilang. Setelah melakukan aktifitas yang melelahkan, maka tidur bisa lelap dan nyenyak. Pikiran galau pun menghilang sedikit demi sedikit. Sibukkan diri dengan aktifitas yang bermanfaat dan alihkan pikiran pada kesibukan tersebut. Bila sudah mengantuk, maka bisa langsung tertidur tanpa banyak pikiran lagi, dan mungkin tanpa air mata lagi.

Hal penting lain yang disarankan adalah:
  1. Bila itu menyangkut patah hati, cinta yang bertepuk sebelah tangan, maka pantas untuk dipertimbangkan lagi pilihan tersebut, lupakan saja bila memang tak bersambut;
  2. Bila gagal dalam usaha, periksa kembali mulai dari rencana usaha sampai dengan kegagalannya, tentu ada hal yang diusahakan secara kurang maksimal;
  3. Bila gagal dalam pilihan legislatif, mungkin kurang sosialisasi, kurang bermasyarakat, dsb;
  4. Dan sebagainya.
Jangan galau lagi ya ( saran untuk diriku sendiri) wk wk wk ......

Sunday, July 27, 2014

Makna Lebaran Bagi Kita


Hikmah Lebaran Bagi Kita

Sendirian di rumah bangun agak siang. Solat Ied berkumandang, aku buru-buru mandi. Laptop lebih menarik bagiku daripada berdandan. Eh ada tetangga yang mengetuk pintu yang belum aku buka. Tetanggaku mengantar seperangkat menu lebaran lengkap berupa 3 buah lontong besar, opor ayam, pindang telur dan sambal goreng. Di rumah ini cuma ada aku doang tapi makanan yang dikirim banyak banget. Syukurlah, aku juga belum memasak jadi tak ada apapun yang bisa kumakan pagi ini.

Kemarin juga ada yang ngantar ketupat dan opor ayam ke rumah. Nanti sore aku disuruh makan lagi di sana. Tentu saja menunya sama, yaitu opor ayam. Terus terang opor ayam bukanlah makanan favoritku. Tapi mau bagaimana lagi sebab opor ayam adalah makanan tradisi saat lebaran. Di mana-mana hampir dipastikan dijumpai opor ayam lengkap dengan saudara-saudaranya. Ini khususnya di Pulau Jawa ya. Kalau di luar Jawa aku tak begitu mengerti.

Lebaran ternyata milik semua kalangan dan semua agama. Liburan bersama tentu saja juga dimanfaatkan oleh yang non muslim. Yang non muslim juga biasa memasak hidangan lebaran seperti yang muslim. Kemarin yang ngantar makanan adalah orang Kristen. Dia memasak hidangan lebaran karena banyak familinya yang muslim yang biasa datang berlebaran pada ibunya. Mau gak mau dia menyediakan juga hal itu kan?

Lebaran juga bermakna bahwa kita harus saling memaafkan. Rencananya aku berkunjung ke Semarang, tapi rencana gagal karena "temanku" tidak jadi datang kali ini. Ya udahlah gpp. Tadi aku toh udah nelpon kerabat (keluarga mantanku) di Semarang. Bermaaf-maafan sudah tentu. Semoga dengan bermaaf-maafan seperti itu dosa kita dihapuskan. 

Bagaimana pun manusia tak bisa lepas dari salah dan dosa terhadap satu sama lain. Bisa saja orang merasa tak pernah bersalah. Mungkin saja begitu, tetapi kesalahan yang dibuat secara tak sengaja adalah juga salah namanya. Janganlah menjadi orang yang sombong yang merasa bersih dari segala salah dan dosa. Lebih baik kita merendahkan hati kita untuk meminta maaf dari yang lain.

Dari kotbah yang sering aku dengarkan dikatakan bahwa lebaran bermakna kemenangan bagi yang telah menjalankan puasa sebulan penuh. Dikatakan juga bahwa mereka akan kembali fitri seperti bayi yang baru lahir, suci lagi. 

Semoga saja setelah berpuasa sebulan menjadikan terbiasa untuk menahan hawa nafsu, makan tidak berlebihan dan berempati pada yang membutuhkan pertolongan kita. Dan, tentu saja juga semakin menjadikan hubungan kita semua menjadi lebih baik. Semoga.

Membuat Rok Seragam Sendiri


Membuat Rok Seragam Sendiri

Di setiap awal tahun ajaran baru di sekolah yang baru, orangtua selalu disibukkan antara lain dengan menjahitkan seragam baru juga. Untuk itu sepulang mendapatkan kain seragam, kami mampir ke Beteng Trade Center (BTC) bermaksud menjahitkan seragam di sana. Tapi ternyata untuk satu potong saja dikenai ongkos Rp. 60.000,-. Ini ada 4 stel ditambah sebuah jas, jadi lumayan juga ongkosnya.

Setelah dipikir-pikir akhirnya untuk 4 kemeja dan 1 jas aku serahkan pada penjahit kampung dekat rumah yang memang biasa mengerjakan kemeja. Bahkan si bapak itu juga biasa menerima jahitan dari pabrik-pabrik batik ternama di Solo, bahkan menerima juga orderan partai besar dari luar kota terutama Jakarta. Tentu saja aku sangat percaya akan kualitas jahitannya.


4 Kemeja dan 1 jas langsung aku serahkan kepada penjahit tersebut, sementara 4 roknya akan aku buat sendiri. Ceritanya mau ngirit gitu deh. Tidak biasanya aku membuat baju apalagi ini adalah seragam sekolah. Kalau hasilnya jelek tentu Dinda tidak mau memakainya karena tidak nyaman. Seragam sekolah harus nyaman dikenakan karena dipakai seharian. 

Membuat Rok Seragam Sendiri

Dengan rasa percaya diri yang kubuat-buat akhirnya aku potongi kain-kain tersebut. Mesin jahit portabel sudah punya, hanya masalahnya injakan dinamonya ikut terjual ke loak waktu mau pindah rumah dulu. Aku sungguh teledor, aku kira itu barang yang sudah tidak terpakai, ternyata masih dipakai. Waduh! Gpplah toh beli juga murah aja kok.

Esoknya aku ke toko mesin jahit untuk membeli injakan dinamonya, tapi aku dibuatnya terkejut bukan alang kepalang. Pertama-tama penjaga toko bilang tidak punya yang seperti itu, tapi setelah tanya temannya akhirnya didapat jugalah barang yang kumaksud itu. Namun saudara-saudara .............. harganya tiga ratus lima puluh ribu rupiah! Ampun deh! Tapi ya gimana lagi, mau gak mau dengan sangat terpaksa aku beli juga tuh injakan dinamonya. Kalo gini bukan ngirit tapi malah ngorot-orot alias tekooooor!

Ya sudahlah. Akhirnya dengan try and error alias jahit dedel jahit dedel,berhasil juga aku selesaikan 4 rok seragam tersebut. Sebelum aku finishing, dicoba dulu sama Dinda. Begitu sudah sreg dan enak dikenakan, maka aku selesaikan sudah. Coba kalau hasilnya jelek tentu saja Dinda akan ngambeg. Dinda jadi terlihat langsing mengenakan rok seragam tersebut. Syukurlah, satu langkah telah kulalui.

Temen-temenku bilang jahitanku halus, syukurlah. Sebelumnya mereka gak percaya aku bisa menjahit. Mereka bilang aku bisa terima jahitan. Emoh! Menjahit bagiku adalah hobi, sekarang. Namun suatu saat bila ada modal, bolehlah aku membuat konfeksi. Apalagi toko-toko batik di mana aku pernah menjadi supplier mereka, masih membuka kesempatan untukku. Kalau dulu aku membuat batik handicraft, saat ini aku ingin  membuat batik fashion. Semoga terlaksana. Amin.

Dengan adanya mesin jahit yang jarang aku gunakan ditambah injakan dinamonya yang mahal, maka aku bertekad akan menjahit bajuku sendiri. Tinggal membeli kain atau memenfaatkan kain-kain sisa produksi dulu, maka akan jadilah baju yang bisa dikenakan. Ngirit daripada beli di departemen store, apa-apa sudah mahal sekarang. Lagipula modelnya tidak pasaran, tidak ada yang akan menyamai. Paling tidak seperti itu.

Nasi Dos Hantaran

Nasi Dos Hantaran

Bisa masuk ke sekolah negeri bagi sebagian masyarakat merupakan suatu kebanggan tersendiri. Begitu pun dengan keluarga mantanku yang masih mengagung-agungkan sekolah negeri. Sekolah negeri selain berbeaya murah juga berkualitas baik. Kualitas akademis anak akan terlihat dari sekolah negeri mana yang berhasil dimasuki.

Aku pun bertekad agar anakku, Dinda dapat masuk ke SMAN di Solo. Syukurlah Dinda berhasil diterima di SMAN 2 Solo jurusan IIS karena nantinya akan melanjutkan ke Fakultas Hukum UNS (semoga berhasil). Cita-citanya adalah menjadi jaksa seperti papanya.

Seperti ketika Dinda berhasil masuk ke SMPN 27 Solo, begitu pun ketika berhasil masuk ke SMAN 2 Solo aku membuat syukuran kecil-kecilan. Syukuran itu berupa beberapa nasi dos yang aku bagi-bagikan ke tetangga sekitar. Sedangkan SD-nya bukan SDN melainkan kumasukkan Dinda ke SD Tarakanita Solo Baru. Hal ini dimaksudkan agar Dinda mendapatkan dasar-dasar agama Katholik yang memadai. Selanjutnya aku menginginkan Dinda bersekolah di sekolah-sekolah negeri, toh pendidikan agamanya juga tersendiri sesuai agamanya.Bukan fanatik lho, tapi begitulah baiknya menurutku.

Untuk syukuran kali ini aku akan menyajikan nasi ayam lengkap dengan sambal lalap, dll. Semula aku agak kebingungan menentukan jenis ayam goreng apa yang paling cocok. Pertama-tama aku mencobanya dulu memasak dan memakannya sendiri. Ayam goreng Kalasan yang kucoba ternyata tak sesuai dengan lidahku, dan kurang umum. Selanjutnya aku mencoba memasak ayam goreng kremes ala Mbok Berek. Nah, yang kali ini ayam gorengnya cukup garing dan enak rasanya. Jadilah aku memilih menu ini untuk sajian syukuran kali ini.

Sehari sebelumnya aku belanja segala kebutuhan di Pasar Gemblegan,sedangkan ayamnya aku beli di Pasar Gede pagi harinya karena aku bisa mendapatkan ayam yang sama besarnya. Karena ini adalah bulan puasa, maka aku membuat sambalnya sehari sebelumnya, pada malam hari Aku tidak mau mengganggu orang yang sedang berpuasa dengan aroma sambalku yang menyengat. Semua kukerjakan sendiri, aku tidak suka dibantu kalau sedang memasak. Sebenarnya bukan tidak mau dibantu,tetapi aku butuh ketenangan saat memasak. Terkadang orang mengomentari cara kita memasak padahal cara orang memasak itu berbeda-beda. Aku tidak mau kehilangan mood saat memasak sesuatu yang penting.

Resep Ayam Goreng Kremes ala Mbok Berek kudapatkan dari sini. Resepnya adalah sebagai berikut :

Bahan :
1ekor ayam kampung/pejantan/buras
1000 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2 lembar daun salam
2 tangkai serai dimemarkan

Bumbu halus :
6 siung bawang putih
5 siung bawang merah
4 butir kemiri
1/2 sendok makan ketumbar
2 ruas jari kunyit
1/2 sendok makan garam
1 sendok teh bumbu kaldu bubuk rasa ayam
1 sendok teh gula pasir

Bahan kremesan :
350 ml air rebusan ayam
3 sendok makan tepung beras

Bahan sambal :
5 siung bawang merah
6 buah cabe merah
3 buah cabe rawit merah
1 sendok teh terasi
1 buah tomat
1 sendok teh gula merah
garam secukupnya

Cara membuat :
Rebus ayam, bumbu halus dan semua bumbu lain dalam santan. Ungkep dengan api kecil sampai matang, sampai jangan sampai santannya habis ya sisakan 350m ml untuk bikin kremesan.
Saring sisa rebusan ayam dan ukur 350 ml, lalu tambahkan tepung beras. Aduk rata.
Celupkan ayam ke adonan kremesan, lalu goreng hingga kuning keemasan.
Hidangkan dengan sambal dan lalap.

Cara membuat sambal :
Goreng semua bahan hingga matang, kecuali garam dan gula. Uleg dan tambahkan garam dan gula lalu tumis lagi hingga matang. Sajikan.

Aku sengaja membeli dos yang berukuran paling besar untuk nasi dos hantaran, lengkap dengan tempat sambal, tempat kue, tissue dan ucapan syukurnya. Dos itu berisi nasi, ayam goreng, sambal, lalap (ketimun, kemangi, tomat dan selada), mie goreng, krupuk udang, emping, kue mandarin, dan pisang.

Aku puas dengan nasi dos buatanku, hanya saja kue mandarinnya kurang empuk. Tadinya rencana akan menambahkan kue tiramisu yang agak aneh, tetapi hari sudah terlalu siang dan mendung jadilah aku mengambil kue seadanya di supermarket.

Orang-orang yang memakan masakanku bilang kalau ayam gorengnya enak, mie gorengnya juga enak, bahkan sambalnya pas tidak terlalu pedas, pokoknya pas. Padahal sebagai pecinta rasa pedas, aku selalu membuat sambal yang super pedas. Ini kan untuk umum jadi kubuatlah sambal yang sedang pedasnya. Hanya satu saja yang kurang enak, yaitu kue mandarinnya. Benar kan sesuai kataku? Ya sudahlah, toh tak ada yang sempurna seratus persen. Ada aja kurangnya. Yang terpenting masakan buatanku sendiri dinilai enak oleh semua yang memakannya. Terima kasih Tuhan.

Ayam goreng adalah makanan favorit keluarga kami. Kalau biasanya membumbui ayam goreng hanya dengan bawang putih, ketumbar dan garam saja, kini ada resep andalan yang bisa dibanggakan. Terima kasih Diah Didi’s Kitchen.

Mutiara Yang Berharga

Mutiara Yang Berharga

Misa pagi jam 08.00 ini dipandu Romo Billy, seorang romo yang ganteng yang kata anakku seperti artis Sultan Jorghi. Seperti biasa Romo Billy berkotbah (homili) sambil berjalan menuruni altar mendekati umatnya. 
Beberapa pertanyaan dilontarkannya, terkadang gurauannya yang ringan membuatku tertawa. 
Banyak yang sedang mudik mengangkat tangannya saat romo menanyakannya. Ada yang dari luar kota bahkan dari luar pulau. Ada yang rela menempuh perjalanan darat selama 30 jam. Itu dilakukan semata ingin berkumpul dengan keluarganya, menengok keluarganya atau karena pengin pulang ke tempat asalnya, Solo. 

Pantaslah bila di misa Minggu pagi ini banyak umat yang hadir. Beberapa orang nampak terlambat masuk gereja. Hampir semua bangku penuh dengan umat. Tua, muda dan anak-anak bercampur menjadi satu.

Berkumpul bersama keluarga adalah tujuan orang-orang mudik. Mereka rela berkorban dengan membeli segala kebutuhan, bahkan rela berdesak-desakan agar bisa sampai ke kampung halamannya. Keluarga menjadi sangat berarti dan berharga bagi mereka. Romo Billy mengibaratkannya sebagai mutiara yang berharga, yang pantas diperjuangkan dan berkorban untuk dapat menjumpai mereka.

Begitu juga pedagang yang tertarik dengan mutiara yang berharga akan rela berkorban untuk mendapatkannya. Mutiara yang berharga bisa diartikan apa saja. 
Anak jelas merupakan mutiara yang sangat berharga, di mana kita harus mendidiknya dengan baik sehingga bisa menjadikannya anak yang bisa dibanggakan. 
Seorang pria akan berkorban dan berjuang entah bagaimana caranya untuk bisa menemui kekasihnya, tentu saja bila kekasihnya dianggapnya sebagai yang spesial seperti mutiara yang berharga.

Aku jadi teringat dengan masalahku sendiri, menantikan kedatangan kekasih yang tak kunjung datang. Segalanya telah kupersiapkan untuk menyambut kedatangannya, jadi pantaslah kalau aku kecewa berat. Apalagi jarak Jakarta - Solo bukanlah jarak yang sangat jauh.

Aku juga sudah tidak punya keluarga lagi, satu-satunya keluargaku adalah Dinda, anakku. Kedua orangtuaku dan semua kakakku sudah dipanggilNya, aku pun juga sudah bercerai. Lengkaplah sudah penderitaanku, kini.

Mendengarkan lagu persiapan persembahan “Ambillah, Tuhan” yang dinyanyikan secara perlahan dan syahdu membuat airmataku menetes deras. 

"Hanya rahmat dan kasih dariMu yang kumohon menjadi hartaku 
Hanya rahmat dan kasih dariMu kumohon menjadi hartaku"

Kurasakan beratnya hidupku .............................. 
Kapan ya berakhir, Tuhan ?