Sunday, July 27, 2014

Membuat Rok Seragam Sendiri


Membuat Rok Seragam Sendiri

Di setiap awal tahun ajaran baru di sekolah yang baru, orangtua selalu disibukkan antara lain dengan menjahitkan seragam baru juga. Untuk itu sepulang mendapatkan kain seragam, kami mampir ke Beteng Trade Center (BTC) bermaksud menjahitkan seragam di sana. Tapi ternyata untuk satu potong saja dikenai ongkos Rp. 60.000,-. Ini ada 4 stel ditambah sebuah jas, jadi lumayan juga ongkosnya.

Setelah dipikir-pikir akhirnya untuk 4 kemeja dan 1 jas aku serahkan pada penjahit kampung dekat rumah yang memang biasa mengerjakan kemeja. Bahkan si bapak itu juga biasa menerima jahitan dari pabrik-pabrik batik ternama di Solo, bahkan menerima juga orderan partai besar dari luar kota terutama Jakarta. Tentu saja aku sangat percaya akan kualitas jahitannya.


4 Kemeja dan 1 jas langsung aku serahkan kepada penjahit tersebut, sementara 4 roknya akan aku buat sendiri. Ceritanya mau ngirit gitu deh. Tidak biasanya aku membuat baju apalagi ini adalah seragam sekolah. Kalau hasilnya jelek tentu Dinda tidak mau memakainya karena tidak nyaman. Seragam sekolah harus nyaman dikenakan karena dipakai seharian. 

Membuat Rok Seragam Sendiri

Dengan rasa percaya diri yang kubuat-buat akhirnya aku potongi kain-kain tersebut. Mesin jahit portabel sudah punya, hanya masalahnya injakan dinamonya ikut terjual ke loak waktu mau pindah rumah dulu. Aku sungguh teledor, aku kira itu barang yang sudah tidak terpakai, ternyata masih dipakai. Waduh! Gpplah toh beli juga murah aja kok.

Esoknya aku ke toko mesin jahit untuk membeli injakan dinamonya, tapi aku dibuatnya terkejut bukan alang kepalang. Pertama-tama penjaga toko bilang tidak punya yang seperti itu, tapi setelah tanya temannya akhirnya didapat jugalah barang yang kumaksud itu. Namun saudara-saudara .............. harganya tiga ratus lima puluh ribu rupiah! Ampun deh! Tapi ya gimana lagi, mau gak mau dengan sangat terpaksa aku beli juga tuh injakan dinamonya. Kalo gini bukan ngirit tapi malah ngorot-orot alias tekooooor!

Ya sudahlah. Akhirnya dengan try and error alias jahit dedel jahit dedel,berhasil juga aku selesaikan 4 rok seragam tersebut. Sebelum aku finishing, dicoba dulu sama Dinda. Begitu sudah sreg dan enak dikenakan, maka aku selesaikan sudah. Coba kalau hasilnya jelek tentu saja Dinda akan ngambeg. Dinda jadi terlihat langsing mengenakan rok seragam tersebut. Syukurlah, satu langkah telah kulalui.

Temen-temenku bilang jahitanku halus, syukurlah. Sebelumnya mereka gak percaya aku bisa menjahit. Mereka bilang aku bisa terima jahitan. Emoh! Menjahit bagiku adalah hobi, sekarang. Namun suatu saat bila ada modal, bolehlah aku membuat konfeksi. Apalagi toko-toko batik di mana aku pernah menjadi supplier mereka, masih membuka kesempatan untukku. Kalau dulu aku membuat batik handicraft, saat ini aku ingin  membuat batik fashion. Semoga terlaksana. Amin.

Dengan adanya mesin jahit yang jarang aku gunakan ditambah injakan dinamonya yang mahal, maka aku bertekad akan menjahit bajuku sendiri. Tinggal membeli kain atau memenfaatkan kain-kain sisa produksi dulu, maka akan jadilah baju yang bisa dikenakan. Ngirit daripada beli di departemen store, apa-apa sudah mahal sekarang. Lagipula modelnya tidak pasaran, tidak ada yang akan menyamai. Paling tidak seperti itu.

0 comments: