Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Saturday, May 18, 2013

Kalimat Inspiratif 24 (tanpa cinta)



Hidup tanpa cinta
adalah hidup dengan
separuh jiwa

 (Rosalia Sus)

Tanpamu


Seandainya saja, ingin kukatakan
Kalo tidak ada kamu apa jadinya aku?
Tapi sampai kini, belum kutahu kamu
Belum bisa kurasakan nyata hadirmu

Aku memang belum jadi apa-apa
Itu karena tanpa dukungan darimu
Kurasakan jiwaku hanya separuh
Separuh lagi masih kamu bawa

Selalu saja aku bertanya
Selalu saja aku menunggu
Siapa dan dari manakah kamu? 
Bilakah kamu datang temui aku?

Selama ini pun tak kutemui kamu
Saat ini pun juga tidak
Esok, apakah kamu akan datang?
Atau selamanya kamu tidak ada?















Bila demikian
Siapakah yang kutunggu?
Mengapa menunggu terlalu lama?
Bila pada akhirnya kamu tak datang

Atau kamu sedang singgah di perjalanan?
Atau kamu direbut seseorang di sana?
Atau kamu tidak tahu jalan 'tuk temui aku?
Atau kamu sebenarnya memang tidak ada?

Belahan jiwaku
Siapakah sebenarnya kamu? 
Di manakah kamu berada sekarang?
Atau aku memang tak punya belahan jiwa

Mengapa? Mengapa?

Friday, May 17, 2013

Kalimat Inspiratif 23 (pandai)


Pandai di bidang akademik dan 
pandai dalam menyiasati hidup
adalah dua hal yang berbeda
(Rosalia Sus)

Wednesday, May 15, 2013

3 Jaksa


3 Jaksa
     
 Aku datang terlambat 30 menit dari waktu yang sudah dijanjikan. Maklumlah perjalanannya jauh. Dalam perjalanan tadi aku ternyata sudah ditelpon untuk konfirmasi kedatangan dan juga disms. Hanya sms yang sempat kubalas, kukatakan sebentar lagi aku sampai.
        Begitu sampai pertama-tama tentu aku bertanya pada petugas yang berdiri di depan gerbang kemudian aku melapor dan mendapatkan id card. Aku buru-buru menuju gedung pengawasan dan naik ke lantai 4 dengan tangga biasa. Aduh! Akhirnya kutemui juga bu jaksa yang mengundangku.
        Aku memasuki sebuah ruangan dan duduk langsung berhadapan dengan 2 pak jaksa dan 1 bu jaksa bagian pengawasan. Sebelumnya mesti mencari dulu ruangan yang kosong tapi tidak ada, akhirnya meminjam satu ruangan kerja di situ. Aneh, namanya gedung pengawasan tapi tidak ada ruangan khusus untuk itu.
        Mereka mencecarku dengan berbagai pertanyaan seputar pernikahanku. Klarifikasi katanya, tapi bagiku lebih ke penyelidikan. 2 jaksa bertanya berbarengan atau malah 3 jaksa bertanya berbarengan, bikin telingaku bingung mendengarkan dan kepalaku pusing. 
        Pagi tadi aku sempat bertanya pada mantanku: "Kemarin kamu ditanya apa aja?" eh dijawab: "Ditanya udah makan belum?" Sesantai itu jawabnya. Kok bisa? Aku aja yang bukan apa-apanya merasa sangat cemas, dia malah santai.
Memang kuakui ketiga jaksa tersebut ramah dan hormat kepadaku. Ah aku jadi  merasa tak pantas dihormati seperti itu, karena aku belum sukses.


        Pemanggilan aku ke sini berkaitan dengan pengaduanku dulu, tapi yang kurasakan kenapa lebih banyak ke klarifikasinya. Tapi pada akhirnya aku meminta tolong pada mereka untuk mengingatkan dan menghimbau mantanku mengenai kesepakatan dulu agar segera direalisasi. Ini memang sisi kemanusiaan bukan sisi hukumnya. Mereka juga menanyakan apa lagi yang perlu 
disampaikan ke mantanku, kujawab cukup hal itu saja.
        Aku sangat mencemaskan karier mantanku, tapi toh aku hanya menjawab semua pertanyaan dengan jujur. Lagipula semua data sebenarnya sudah ada pada berkas yang kukirimkan dulu. Benar, bahwa mereka hanya klarifikasi. Tapi yang aku pikirkan justru dampaknya bagi mantanku. Lagi-lagi aku lebih memikirkan orang lain daripada diriku sendiri. Aneh!
        Kalaupun ada pelanggaran yang dilakukan mantanku semoga itu tak berdampak pada kariernya. Kupikir posisinya sekarang sangat strategis karena dekat dengan pimpinan. Sebagai staf khusus pimpinan (Kajagung) tentu dia dekatnya intens dengan pimpinannya itu, apalagi suka diajak saat berkunjung ke daerah-daerah. 
        Hal yang aku tangkap saat berada di gedung pengawasan adalah mereka para jaksa yang ramah, juga hubungan antar merekapun baik maupun antara pimpinan dan bawahan sama baiknya.
        Sepulang dari Kejagung, aku sms mantanku: "Wis". Dia membalas: "Yo, trims. Aq lg ono tugas ke setneg".  Kok GR aku kan gak minta diantar atau ketemuan, lagipula aku sudah keluar dari lingkungan Kejagung kok. Dan "trims" untuk apa? 
Mengapa sesantai itu? Bukankah kedatanganku justru bisa saja mengancam kariernya? Tapi jelas aku tak bermaksud begitu. Sungguh!
        Sebenarnya aku biasa menyederhanakan masalah bukannya merumitkan masalah seperti ini. Mendengarkan pendapat sekelilingku membuatku terpaksa menjalani semua ini dan juga keputusan yang payah. Pada akhirnya aku yang capai sendiri dan menanggung kecemasan yang amat sangat ini. Barangkali aku bertanya pada orang yang kurang tepat. Semua telah terjadi, aku tunggu saja keputusan Tuhan selanjutnya.  
       

Sunday, May 12, 2013

Segenggan Asa


 













Mengapa aku yang harus merasakan nestapa ini?
Rasanya sudah tak sanggup lagi menanggungnya
Air mata yang jatuh berderai-derai membasahi pipi
semakin lama semakin memburamkan pandanganku

Mengapa orang-orang lain bisa tertawa bahagia?
sementara aku masih saja menekuri nasib yang tak pasti
Kukumpulkan asa demi asa yang tergilas kesedihan
hanya kumiliki segenggam asa 'tuk raih bahagia


Kapankah bahagia itu 'kan menjemputku?
Bila sekedar pura-pura bahagia apalah artinya
hanya semakin membuatku merasa pilu
Mengapa tak bisa kubendung tangis ini?

Aku bagai terjatuh di jurang yang dalam
dan terjerembab pada kubangan air
Bagaimana cara agar aku lepas dari siksa ini?
Jelas kubutuhkan tangan-tangan yang kokoh