Tadi malam aku baru berangkat tidur pukul 02.00 dini hari. Aku langsung tertidur pulas dan bermimpi. Dalam mimpiku, ketika aku mau masuk ke kamar ada tiga orang yang berdiri kaku, yaitu bapak, ibu dan nenek. Aku sadar bahwa mereka bertiga telah dipanggil Tuhan belasan bahkan puluhan tahun lampau. Aku buru-buru dengan sekuat tenaga membuka mataku. Ketika kulihat jam dinding menunjukkan pukul 02.30, artinya aku baru tertidur setengah jam lalu. Aku sudah lupa dan tepatnya berusaha melupakan cerita dalam mimpiku semalam. Aku takut, itu jelas. Kemudian aku melanjutkan tidurku kembali, kali ini aku menghadap yang berlawanan dengan hadap tidurku semula. Jam 05.00 pagi harus bangun lagi, dan aku tak terlambat bangun. Ada alarm yang mengingatkan.
Tadi siang aku sudah tidur siang dua jam, tapi kepenatan pikiranku memaksaku untuk tidur lagi setelah terdengar acara Rising Star di RCTI. Dan, lagi-lagi aku bermimpi didatangi bapak. Ceritanya di rumah di sebuah kamar terlihat ada seseorang sedang tidur tapi kakinya diikat kain putih, kain kafan mungkin. Wajahnya menghadap ke kiri. Aku kira itu adalah teman wanitaku, tapi ternyata itu adalah bapak. Buru-buru aku ke rumah teman di depan rumah yang kebetulan sedang berkumpul beberapa temanku. Aku meminta mereka datang ke rumah karena aku takut sendirian. Mereka termasuk seorang teman spesial yang sedang mendiamkanku ikut datang ke rumah. Kami langsung masuk ke kamar, ternyata bapak sedang berada di bawah di samping tempat tidur. Dengan tertatih-tatih bapak menaiki tempat tidur dan tidur menelungkup seperti tadi di sampingku. Bapak sangat senang melihatku. Mungkin bapak kangen aku (itu jelas) atau ingin membantuku. Teman-temanku pun sangat ramah menyambut bapak seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya. Aku pegang jemari bapak yang ternyata sangat dingin sedingin es. Bau melati seolah menyergap hidungku ketika aku terbangun. Jam dinding menunjukkan pukul 22.05.
Biasanya mimpiku tak seperti ini. Hanya dulu sewaktu aku habis memperbaiki makam bapak dan nenek, kemudian aku bermimpi tentang bapak dan nenek yang sedang berjalan-jalan di sebuah taman. Mungkin mereka ingin mengucap terima kasih. Apa karena postinganku yang ini yang menyebabkan mereka merasa?
Bapak, ibu dan nenek, aku tidak apa-apa kok, aku baik-baik saja. Kalian tak perlu merisaukanku lagi. Tenang-tenanglah kalian di sana. Maafkan aku yang telah memposting cerita tentang kalian. Aku hanya ingin curhat saja di blog, bukan maksudku ingin menjelek-jelekkan kalian.
Memang keadaanku sekarang sudah bercerai, didiamkan orang spesial dan sedang terpuruk. Bapak, ibu dan nenek tak perlu memikirkanku seperti ini, cukup doakan aku saja. Aku pasti akan melewati semua ujian ini dengan baik. Aku berjanji akan berusaha semaksimal mungkin agar hidupku sejahtera dan bahagia. Maafkan aku yang belum berhasil menjadi orang yang bisa dibanggakan.
Terima kasih untuk bapak, ibu dan nenek.
Sungkem dan peluk dariku.