Friday, July 5, 2013
Thursday, July 4, 2013
Aku dan Kuliner di Solo
07:03
artikel, kuliner khas, kuliner murah, kuliner solo, makanan khas, makanan murah, solo, tentang solo
No comments
Setelah pada catatan edisi lalu aku cerita tentang makanan khas Solo, maka kali ini aku akan cerita tentang tempat2 kuliner di Solo yang sering aku kunjungi.
Sebenarnya aku tidak begitu jelajah soal kuliner ini, hanya ada beberapa tempat saja yang aku kenal dengan baik.
Solo memang terkenal dengan makanannya yang enak2, jadi kalo berkunjung ke Solo pasti tidak sulit mencari tempat2 makan yang enak. Lebih mudah bila mendatangi food court di pusat2 belanja yang menyediakan bermacam2 kuliner khas Solo dsb.
Bila malam tiba maka di depan BTC (Beteng Trade Center) dan PGS (Pusat Grosir Solo) akan digelar parade kuliner yang bernama GALABO (Gladag Langen Boga). Di Galabo ini banyak dijumpai kuliner yang mungkin di daerah2 lain tidak ditemui, seperti hik atau angkringan, timlo, gudeg ceker, sate kere, dan banyak lagi yang lainnya. Galabo hanya buka pada malam hari mulai pukul 17.00 sampai pukul 05.00.
Pada malam akhir pekan, tak hanya sajian makanan dan minuman khas Solo saja yang ada, tetapi juga sajian live music yang dapat dinikmati pengunjung secara cuma2 dan adanya fasilitas hotspot.
Pada siang harinya, tempat tersebut berganti dengan keramaian pengunjung pada dua pusat perbelanjaan, yaitu Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo.
Kembali pada bahasan tadi, tentang tempat2 kuliner sederhana yang biasa aku kunjungi, yaitu:
1. Sop Sip terletak di daerah Gajahan Solo. Biasanya aku makan sop ayam dengan otak goreng berikut sambal tentunya. Di sini hanya ada satu menu yaitu sop ayam, dengan kuahnya yang gurih dan menghangatkan. Lauk yang disajikan bermacam2, yang dapat dipesan sudah berupa irisan2 kecil.
2. Hik Pak Item terletak di daerah Solo Baru. Di hik atau angkringan ini, pembeli makan secara lesehan dengan meja kecil di depannya. Yang disediakan di hik ini adalah makanan2 khas hik namun sangat beragam dan tidak dibungkus satu2. Pembeli tinggal memilih makanan2 yang nantinya akan digoreng kembali, seperti ayam, jerohan sapi, macam2 sate, lele, burung puyuh, misoa, dsb. Juga ada sayur oseng2, soun, dsb. Gorengan camilan juga ada. Minumanpun bermacam2.
3. Sate kere Yu Rebi yang terletak di jalan Kebangkitan Nasional Solo.
Sate kere yang satu ini juga merupakan tempat makan favorit Jokowi. Isi dari sate kere ini adalah daging, jerohan sapi seperti ginjal, babat, ati, terpedo, dan tempe gembus. Dahulu isi sate kere hanyalah tempe gembus, seiring berjalannya waktu, isi sate kere bertambah dengan daging dan jerohan sapi.
4. Timlo Sastro adalah timlo Solo yang terletak di belakang Pasar Gede Solo.
Bagi yang belum pernah mencicipi timlo, mungkin sulit membayangkan seperti apa rasa masakan ini. Gampangnya, rasa masakan ini gurih-gurih segar seperti soto. Namun, ada juga sebagian orang yang menyebut rasa timlo seperti sup atau bahkan gabungan rasa sup dan soto.
Kuah timlo yang terbuat dari kaldu ayam pekat ini dihidangkan dengan berbagai macam isi, seperti ati ampela, semur telur bebek berwarna kecoklatan, potongan daging ayam, dan sosis. Yang suka pedas bisa menambahkan sambal kecap kental yang rasanya menyengat dan menambah manisnya rasa kuah timlo.
Makan timlo lebih enak bila dimakan dengan kerupuk kulit yang melar bila terkena kuah hangat.
5. Bebek Goreng H. Slamet Kartasura
Bebek goreng yang satu ini disukai Pak Bondan.
Menu yang disediakan adalah
Bebek Goreng (Paha, Dada, Kepala, Ceker, Ampela, Hati), Paha dan Dada remuk, Sambal Korek Special dan Lalap segar.
Lokasi bebek goreng H Slamet yang terdekat adalah yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional Solo.
6. Rawon Penjara
Rawon Bu Har terletak di Jl Slamet Riyadi sebelah penjara.
Rawon atau nasi rawon (karena selalu disajikan dengan nasi) adalah menu berupa sup daging dengan bumbu khas karena mengandung kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur, dikenal pula oleh masyarakat Solo).
Penampilan rawon memang berwarna hitam karena pengaruh bumbu yang bernama kluwek. Rawon disajikan bersama taoge kecil, daun kemangi dan tentu saja sambal.
7. Rujak Cingur Prabu
Tempat yang satu ini terletak di gang sempit di daerah Widuran Solo, namun demikian banyak orang rela antri untuk mendapatkan kuliner khas Jawa Timur ini. Rujak cingur terdiri dari lontong, tahu, tempe, cingur, irisan beberapa jenis buah-buahan seperti ketimun, mangga muda, bengkoang, dan nenas serta tak ketinggalan beberapa jenis sayur-mayur seperti kecambah/tauge, kangkung, dan kacang panjang. Kuliner ini berwarna kehitaman karena salah satu bumbu khasnya adalah petis udang yang memang berwarna hitam. Meskipun hitam tapi rasanya nikmat apalagi bila cabenya banyak, wah mantap.
8. Ketoprak Yu Nani
Ketoprak Yu Nani sudah lama berdiri, terletak di dekat lapangan Kartopuran, tempatnya di daerah gang dari jalan Gatot Subroto ke arah Barat. Mie Kethoprak berisi irisan daging sapi, ditambah sosis solo dan bihun, disajikan di atas piring dituang dengan kuah kaldu. Ciri khas ketoprak Yu Nani adalah kuahnya yang melimpah. Sangat cocok dihidangkan di siang hari, pasti segarrrr..
9. Shi Jack
Letaknya di depan Wisma Boga Solo Baru. Shi Jack hanya buka pada malam hari dan dapat ditemui di beberapa lokasi di kota Solo.
Shi Jack menyajikan andalannya yaitu susu segar berbagai rasa (susu segar asli boyolali), roti bakar, telur setengah matang, nasi bungkus, pisang owol, dan berbagai lauk pauk yang tersedia di meja.
10. Sop Kaki Kambing
Terletak di dekat pasar Kembang, menu
andalan di sini adalah kaki kaki kambing, selain juga daging dan jerohan kambing. Jangan khawatir untuk memilih
sendiri daging kambing yang ada di gerobak, penjual bisa menilai banyak
sedikit daging yang diambil, sehingga harga per porsi bisa bervariasi,
namun tentu kita puas dengan pilihan kita sendiri tentunya. Kuahnya yang banyak dengan dihiasi tomat potong dan emping goreng, menjadikan kuliner ini sangat segar meskipun di makan pada malam hari. Sop kaki kambing hanya buka pada malam hari.
11. Rado Yam Cha Dim Sum
Kuliner khas China ini terletak di Solo Baru. Dengan makan satu porsi bubur dan satu porsi dimsum pun sudah mengenyangkan. Selain bubur dan dimsum juga tersedia berbagai kuliner China lainnya.
11. Rado Yam Cha Dim Sum
Kuliner khas China ini terletak di Solo Baru. Dengan makan satu porsi bubur dan satu porsi dimsum pun sudah mengenyangkan. Selain bubur dan dimsum juga tersedia berbagai kuliner China lainnya.
Sebetulnya masih ada lagi kuliner favoritku tapi kurang pantas untuk dituliskan di sini karena ini kuliner yang ekstrim. Aku suka makan kuliner ini dengan ditemani sambal bawangnya yang pedas, juga lalap mentimun dan daun kemangi. Kuliner ini terletak di depan Pasar Kembang, buka pada malam hari setelah pasar tutup.
Demikian beberapa tempat kuliner yang sering aku kunjungi. Tentang ayam goreng dan nasi liwet belum ada yang spesial karena di mana2 juga mudah ditemui.
Dikatakan kuliner sederhana karena untuk makan berdua tidak sampai mengeluarkan uang lima puluh ribu rupiah.
Yang aku tuliskan di sini hanyalah tempat2 kuliner yang aku rekomendasikan. Meskipun aku pernah juga ke tempat kuliner tertentu yang sudah dikenal masyarakat, namun tidak aku tuliskan disini karena sesuatu hal (yang berhubungan dengan masakannya) tidak aku rekomendasikan.
Pada catatan selanjutnya akan aku ceritakan pengalaman2 kuliner yang lain, juga tentang tempat kuliner di Solo secara umum.
Wednesday, July 3, 2013
Keras
"Kalo kita tidak keras pada diri sendiri, maka keadaan yang akan menjadi keras pada kita"
Ini menyangkut hal2 yang bersifat duniawi. Bagaimanapun kita masih hidup di dunia yang banyak tuntutan ini. Kita harus selalu berusaha agar dapat terus seiring seirama dengan nafas kehidupan ini. Maksudnya saat kita masih belajar, kita dituntut untuk rajin belajar agar mendapatkan nilai2 yang baik. Begitu juga saat kita bekerja, harus dapat memenuhi segala kriteria, pekerjaan dan peraturan di tempat kita bekerja. Tuntutan kehidupan terhadap kita memang keras. Bila kita melawan kerasnya hidup, maka kesejahteraan hidup tak akan membaik. Malas adalah salah satu bentuk nyata. Kukira tak ada orang malas yang tiba2 mendapatkan "durian runtuh", kecuali mukjizat tentu saja. Banyak hal2 yang mesti diusahakan untuk dapat menjalani kerasnya hidup. Selalu ada jalan bila kita mau berusaha.
Tuesday, July 2, 2013
Nnormal
"Bila anak dididik secara tidak normal, maka untuk menjadi normal saja butuh perjuangan apalagi menjadi sukses"
Ini tentang masa kecilku. Waktu aku kecil sampe lulus SMA segala tingkah laku sangat dipantau orangtua. Rasanya sesak sekali hidupku, bahkan untuk bernafas aja aku tidak bebas. Menghela nafas panjang yang dihentakpun tidak boleh. Repot sungguh repot.
Terus terang sejak aku kecil aku selalu dipingit, sementara saudara yang serumahpun tak ada. Hanya ada orangtua, terkadang nenek, pembantu rumah tangga dan tukang kebun. Jelas aku sangat kesepian, aku kuper. Masa balitaku, aku hanya dapat menonton dari balik jendela kaca teman2 bermain di luar rumah malam2. Ingin seperti mereka tapi tak bisa. Teman2 yang boleh main ke rumahpun dipilih2 dan dibatasi, dan pada akhirnya semua tak masuk hitungan alias gak ada teman yang main ke rumah. Kebetulan ada kucing sedang beranak di atas rumah, sejak itu aku berteman sangat dekat dengan kucing sampe sekarang.
Bahkan ketika SMA ketika ada teman yang datang, seakan2 sangat dipantau. Aku merasa jengah. Keluar rumahpun tak boleh.
Aku pernah ingin bunuh diri saat SMP, karena tak tahan dengan semua keadaan itu. Aku sulit berteman dan pendiam. Aku tak punya prestasi apapun.
Semua trauma itu membekas sampe saat ini. Sering aku berpikir, pantaskah aku berteman dengan mereka?
Aku ini siapa? Aku ini apa? Teringat dulu sewaktu orangtuaku membeda2kan teman2ku.
Kini, udah setua ini trauma itu masih saja ada padahal aku ini kan wiraswasta yang harusnya dituntut untuk berteman dengan sebanyak mungkin orang. Terus terang saat ini aku minder, apalagi dengan status baruku dan juga usahaku yang belum lancar ini.
Namun aku terpaksa untuk nekat demi mewujudkan masa depan impianku. Tidak perlu malu untuk belajar dan bertanya pada siapapun, sementara untuk meminta tolong aku masih sungkan takut ditolak.