Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label gado-gado. Show all posts
Showing posts with label gado-gado. Show all posts

Friday, December 20, 2013

Aura Ular

Aura Ular

Tiba-tiba ada teriakan kecil dari kamar : "Lho!" Dinda, anakku beranjak dari tempat tidur sambil menoleh ke belakang, ke atas kasur. Kukira kucingnya berbuat usil. Buru-buru aku melihat ke arah yang ditoleh Dinda. tapi aduh! darahku tersirap, jantungku berdetak keras sekali. Ketakutan, itu pasti. Mana tidak ada laki-laki lagi di rumah ini. Aku langsung berteriak-teriak, tapi Dinda menyuruhku diam. Bagaimana mungkin aku bisa diam, sementara di atas kasur itu, yang sedang dimain-mainin kucingku itu. Aduh tak sanggup aku menyebut apa itu namanya. Aku paling takut sama binatang satu itu. 
Ular itu sedang melingkar karena dibuat mainan kucingku. Ada ular lumayan besar dengan panjang sekitar satu meter. di kasurku. Kalo tidak dimainin kucingku barangkali ular itu akan berlari masuk ke kolong tempat tidurku, dan pasti aku takkan bisa tidur semalaman. Untunglah ada kucing yang ikut menjaganya. Karena tak ada orang yang datang, kuberanikan diri mengatasi masalah ini secepatnya. Sedangkan Dinda tampak tenang di ruang tamu, tidak gusar sedikitpun. Ada dua selimut di situ, kuambil satu selimut kemudian kututupkan pada ular itu, kubungkus dan kubuang ke halaman depan. Baru ada orang yang datang, tapi masalah udah selesai. Ular itupun kemudian berjalan pelan keluar dari selimut dan pergi entah ke mana. 

Lantas aku berpikir, pertanda apa ini ya? Tadi aku sibuk di sekitar depan kamar, jadi kalo ada ular masuk kamar pasti aku lihat apalagi yang sepanjang itu. Dinda pun juga berada di dalam kamar sedari tadi. Kalopun ular itu jatuh dari atap rumah, pasti berbunyi. Jadi dari mana datangnya?
Sekarang aku ingat sebab musababnya. Aku belum memandikan kedua kerisku. Keris itu beraura ular, aku juga tahu sejak dulu. Ini masih Bulan Sura (Bulan Jawa), biasanya keris-keris dimandikan di bulan ini. Aku belum sempat. Sebenarnya aku punya minyak khusus untuk itu, tapi mau memandikan atau mencuci sendiri belum sempat. Aku masih sibuk dengan urusan beres-beres rumah, maklumlah mau pindah rumah. Kupikir nantilah kalo aku sudah punya waktu longgar aku cuci sendiri, tapi udah keburu ada kejadian itu. Akhirnya keesokan harinya aku bawa kedua kerisku ke orang yang biasa memandikan keris. Ternyata si bapak tersebut sudah meninggal tiga tahun lalu, sekarang yang bertugas memandikan keris adalah anaknya. Ya tidak apa-apa, aku tinggal kedua kerisku agar dimandikan.


Pernah juga kualami, pagi-pagi kudapati kedua kerisku sudah berjajar rapi di bawah di luar lemari yang tertutup. Aku ingat semalam terdengar suara gaduh glodhak-glodhak dari arah kamar belakang, oh ini to sebabnya. Lemari memang belum kubersihkan benar, barangkali masih ada darah yang tercecer bekas kucingku yang beranak mencari tempat aman dan tersembunyi. Dan, keris-kerisku tidak suka tempat yang kotor.

Aku memperoleh kedua keris ini dari bapakku, warisan dari bapakku. Aku tidak begitu mengerti dengan keberadaan keris-keris ini, sampai pada suatu hari di Magelang. Waktu itu aku  menjual sebuah lemari yang kupastikan tidak ada barang lagi di dalamnya. Lemari sudah dibawa ke rumah si pembeli tapi kemudian seorang ibu Tionghoa, pembeli lemari tersebut datang ke rumah dengan tergopoh-gopoh. Dia bilang:" Itu ... itu ada yang .... berdiri .... di dalam lemari" sambil kedua tangannya dilipat memeragakan keadaan berdiri. Dia nampak sangat ketakutan. Aku tidak mengerti ngomong apa sih ibu itu? Pelan-pelan dia jelaskan juga kalo ada dua keris yang berdiri di dalam lemari. Hah?! Aku tetap tidak mengerti masak ada keris bisa berdiri? Jadi bapak punya dua keris ya? Baru aku sadar dan meminta tolong orang untuk mengambil kedua keris tersebut. Akhirnya aku mendapatkan kedua keris tersebut. 

Keris Sabuk Inten

Kedua keris itu aku bawa ke rumahku di Solo. Pernah satu keris dibawa suamiku (waktu itu masih suamiku) ke kota tempat kerjanya. Tapi ketika dia dimutasi keluar Jawa, keris dikembalikan kepadaku karena katanya keris bila melintasi lautan akan berkurang khasiatnya (?).



Keris Brojol

Aku pernah bermimpi, ketika sedang tidur didatangi banyak sekali ular yang datang dari berbagai arah. Mimpi yang sangat menakutkan. Ketika aku ceritakan pada tetangga, ada seorang ibu yang bercerita juga  kalo dia pernah rumahnya kemasukan ular dan langsung dia sadar bahwa kerisnya belum dimandikan. Ibu itu, sekarang sudah almarhumah adalah masih keturunan Keraton Kasunanan. Tentu saja aku langsung tersadar bahwa akupun juga punya dua keris yang belum pernah aku mandikan. 

Aku membawa kedua keris itu pada Ki Joko, dan dia menyaarankan agar aku membawa kedua keris tersebut pada seorang abdi dalem keraton yang biasa memandikan keris-keris di keraton.
Kedua kerisku itu bernama Keris Sabuk Inten dan Keris Brojol. Keris Sabuk Inten dibuat di abad X111, sementara Keris Brojol dibuat di abad XVII. 
Aku berjanji akan merawat keris-keris peninggalan bapakku ini sebaik-baiknya, meski tentang manfaatnya belum begitu aku rasakan. 

Mengenai keris-keris akan dibicarakan lebih lanjut di postingan berikutnya.

Thursday, November 28, 2013

Sehari Tanpa Gadget: Melahap Buku


Sehari tanpa gadget? Aku bayangin dulu ya ..... mau ngapain ya aku? Hmm.... kayaknya aku mau.... baca novel, kumpulan cerpen, buku motivasi atau buku apa aja tapi pasti yang bagus dong.
Tapi cuma sehari doang ya, sepertinya gak cukup waktunya buat melahap semua itu. 

Kalo gitu mending baca satu  atau dua buku aja yang menarik, menginspirasi dan yang dapat mengajariku jadi penulis beken. Eit eh maaf ini masih keinginan kok. 
Sekedar keinginan dulu kan gak apa-apa to? Tapi siapa tahu bisa terwujud.

Udah lama banget aku pengin jadi penulis, pertama pengin buat buku kerajinan yang aku kuasai karena dulu aku pernah usaha di bidang itu tapi sekarang bangkrut krut he he he memalukan.
Tapi meskipun yang namanya jatuh itu sakit, tetep usahakan buat bangkit. 
Eh ngajarin, diri sendiri aja masih kayak gini. Maaf ya.

Tiap hari lebih banyak waktu kulewatkan dengan laptop dan jari-jemari yang menari-nari di atasnya.
Kucing-kucingku yang manis, lucu, nakal dan banyak tingkah selalu menemaniku.
Jadi bila sehari tanpa laptop, aku akan lebih banyak bermain dengan kucing-kucingku
Tapi misi utamaku tetep dong, baca buku buat belajar biar jadi penulis beneran.

Seandainya aku jadi penulis buku best seller. wah gimana ya rasanya? Tak terbayangkan. 
Ditunggu fans buat jumpa fans dan dimintai tanda tangan. Bisa jadi top dong gue.
Sebagai manusia biasa aku harus mencoba dan mencoba, belajar dan belajar.
Toh Tuhan mendengart semua keinginan kita, melihat semua usaha kita.




Sunday, October 27, 2013

Facebook Anti Galau

Dulu sekali seorang temanku pernah menasehatiku agar tidak keseringan memposting status yang galau, karena katanya hanya akan ditertawakan orang saja. Beberapa hari yang lalu aku membaca satu status teman yang isinya senada seperti itu. Lagi-lagi memakai istilah "ditertawakan". Sebetulnya aku sangat tidak mengerti mengapa ditertawakan? Kegalauan atau kesedihan orang ditertawakan? Kukira sangat sangat sangat tidak manusiawi. Apakah bangsa Indonesia yang mempunyai dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran yang begitu luhur, ternyata tidak mempunyai kepekaan rasa, sehingga menutup mata, hati dan pikiran terhadap permasalahan sesamanya?

Semula aku mengira facebook bisa untuk sharing dan berharap akan mendapatkan solusi, tapi ternyata aku keliru besar. Facebook cenderung hanya untuk bersenang-senang.
Lebih sering dibicarakan masalah-masalah aktual, misalnya masalah politik. Pada usia muda cenderung ke masalah cinta, namun pada usia tertentu lebih sering membicarakan tentang keluarga, karier, kegiatan keseharian, dakwah/kotbah, pandangan hidup, doa, curhatan, puisi, dsb.
Ya macam-macamlah yang ingin diungkapkan orang. Sebetulnya terserah sajalah. Kalo kita suka ya dibaca kalo kagak suka ya sudah. Sebenarnya itu juga hak setiap facebooker.

Tapi sebetulnya yang bikin aku tidak suka adalah bila sudah memberi komentar atas status orang atau kirim ucapan ulang tahun atau ucapan apa, tapi tidak dibalas atau ditanggapi. Apa sih beratnya?  Kalo tidak punya waktu untuk memberi komentar balik ya cukuplah dengan memberi like saja.  Pada pemberitahuan lewat seluler di saat ada yang memberikan komentar atas status kita, maka di bagian bawah ada pesan: : Balas dengan komentar atau "like".Mungkin inilah peraturan sopan santun di facebook. Tapi kan orang Indonesia mempunyai aturan sopan santun sendiri. Eh!. Orang memberi ucapan atau komentar itu adalah wujud adanya  perhatian, jadi mengapa tidak berusaha menghargai perhatian orang atau orang-orang itu? Yah, semua kembali pada sifat masing-masing facebooker. Arogan atau tidak, itu saja.

Sekarang kembali pada pembicaraan di awal tadi mengenai facebooker yang tidak suka terhadap kegalauan orang. Kalo dipikir-pikir, dunia facebooker dan dunia nyata adalah sama. Di mana ada teman yang sedang kesulitan, maka teman-teman menjadi menjauh. Begitu juga sebaliknya bila ada teman yang "kejatuhan durian runtuh", maka banyak teman yang mendekat. Apakah  itu manusiawi? Menurutku tidak sama sekali. Itu adalah bentuk keegoisan diri atau bentuk lain dari hedonisme.

Memang sebaiknya buat status yang bisa memberi semangat, menginspirasi secara positif dan yang bersifat ringan-ringan saja. Menurutku bila ingin mmembuat status yang galau, sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terasa galaunya tetapi misi sudah dilaksanakan.Tak perlu membohongi diri sendiri dengan membuat status palsu. Bila status apa adanya tak layak, ya sudah sementara keluar dulu dari orbit facebook.
Namun semua kembali pada facebooker masing-masing.

Facebook adalah fenomena yang dahsyat, yang bisa mempertemukan antar teman yang telah lama hilang hubungan dan bisa memperkenalkan kita dengan teman-teman baru yang berasal dari manapun juga. Di facebook juga bisa ditemukan cinta, jodoh, rekanan bisnis, pembeli, dsb. Fungsi-fungsi positif dari facebook inilah yang selayaknya kita manfaatkan.
Sekian dulu ya, salam facebooker.

Sunday, October 20, 2013

Pengakuan Dosa

Pengakuan Dosa



Masih sangat awal ketika aku menginjakkan kaki lagi di gereja setelah tadi pagi aku sowan Romo. Setelah mengantar Dinda les, langsung aku menuju gereja. Sore ini aku akan mengaku dosa, setelah belasan tahun lampau.

Suasana sore tanggal 18 Oktober ini sungguh teduh. Aku bertemu dengan Pak Pardi penjaga gereja yang sedang bersih-bersih. Katanya Romo sedang sare, jadi aku menunggu di Goa Maria sambil berdoa Rosario. Hutang doaku masih 3, jd kalo sekarang aku doa rosario berarti masih kurang 2 lagi. Aku ingin menuntaskan bulan Oktober sbg BulanMaria dengan berdoa Rosario setiap hari selama sebulan.

Masih kurang 2 Doa Salam Maria lagi ketika Pak Pardi mengingatkanku bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 5 seperti janjiku dengan Romo. Setelah aku selesaikan Doa Rosarioku, Pak Pardi segera bergegas naik untuk memberitahu Romo. Pak Pardi kemudian turun dan mengatakan bahwa Romo sedang siram, jadi aku menunggu di di ruang tamu paroki. Aku bertanya tentang meja tamu yang berbeda dengan ketika aku datang tadi pagi. Katanya tadi ada yang menikah jadi meja itu dibuat untuk akad nikah secara catatan sipil. Berarti bila suatu saat nanti aku menikah di gereja ini, aku duduk di ruangan ini dengan susunan meja kursi seperti itu. Tentu saja setelah pemberkatan nikah di gereja oleh Romo. Anganku melayang, dengan siapa ya aku juga belum tahu.
Aku duduk dengan buku Puji Syukur dan kacamata di tangan. Sudah kusiapkan daftar dosa dan halaman doa untuk pengakuan dosa.

Akhirnya Romo turun juga, bergegas dia menuju sebuah kamar yang selalu tertutup. Romo duduk kemudian membersihkan meja dari debu sambil bertanya :”Sudah berapa lama tidak mengaku dosa?” Aku yang duduk di hadapannya menjawab sambil tersenyum: “Sudah belasan tahun”. Lalu aku terdiam, menunggu aba-aba darinya.
Pengakuan dosa pun dimulai. Kubuka buku Puji Syukurku dan kubaca :” Bapa, pengakuan saya yang terakhir adalah ..............................................” Kemudian Romo memberi semacam kotbah atau nasehat singkat. Romo ngendika bahwa dosa-dosaku sudah dihapuskan dan bahwa Allah selalu menerima anak-anak hilang yang pulang kembali. Kemudian Romo memberitahu tentang laku tobat yang mesti kulakukan. Sejak saat itu akupun sudah diperbolehkan menerima Komuni lagi. Ini adalah hidupku yang baru.

Aku jadi teringat salah satu bacaan Injil tentang anak yang hilang yang ragu-ragu untuk kembali kepada bapanya, namun ternyata kepulangannya justru disambut bapanya dengan diberikannya pakaian yang bagus-bagus, disembelihnya domba yang tambun dan pesta meriah. Lalu aku, apa ya yang telah disiapkan Allah Bapa bagiku? Aku bukan GR, tapi aku percaya bahwa Tuhan akan memberiku semua yang sangat kubutuhkan selama ini. Tentu, semoga, amin.

Karena masih ada waktu sebelum menjemput Dinda, jadi kupikir sekalian saja melaksanakan laku tobat dari Romo tadi di gereja. Aku masuk ke gereja dan duduk di bangku paling ujung yang terhalang dari pandangan orang. Di tengah-tengah doa terdengar petir bergemuruh keras sekali beberapa kali bersahut-sahutan. Tadi perasaan cuaca tidak begitu gelap, entahlah. Sesudah selesai berdoa aku bergegas menuju parkiran motor dan segera meninggalkan gereja padahal ada dua orang yang juga naik motor menunda kepergiannya karena takut petir. Hujan mulai jatuh semakin lama semakin deras. Kupinggirkan motorku dan kupakai jas hujanku. 

Kembali menuju rumah bersama Dinda dalam lebatnya hujan. Biasa kalo Solo sering mati lampu di saat hujan, begitu juga malam ini. Sepanjang jalan gelap gulita hanya lampu motorku yang menerangi jalan dibantu dengan lampu-lampu kendaraan lain yang kebetulan lewat.

Air hujan jatuh menerpa-nerpa wajahku, rasanya semua basah terkena air. Beginilah berjalan dalam kegelapan dan kehujanan mesti berhati-hati dan perlahan. Begitu juga bila sedang menjalani hidup dalam kegelapan dan tak tahu ke mana akan melangkah, satu hal terpenting adalah mencari sinar atau cahaya agar tak jatuh terperosok. Sinar atau cahaya kehidupan itu bisa kita dapatkan dari Tuhan. Bertekun dalam doa, apapun agama kita, tentu sangat membantu kita berjalan mengarungi kehidupan yang penuh misteri ini.

Artikel Terkait : Kawin Campur