Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Showing posts with label ga. Show all posts
Showing posts with label ga. Show all posts

Monday, March 31, 2014

Hi Nyah! Hati-hati Dengan Kontenmu!

Hai Nyah! Hati-hati Dengan Kontenmu!


Hi Nyah! 

Belum banyak yang aku ketahui dari blogmu. Ini karena sedang ada gangguan dengan loading yang terlalu lama. Namun demikian aku sudah menangkap maksud dan tujuanmu. Oke, jadilah aku ikutan GA-mu Nyonya Besar. 
Tak banyak yang aku ketahui tentang seluk beluk ngeblog, seperti tampilan blog, widget, SEO atau yang lainnya. Aku hanya akan mengulik sedikit tentang kontennya aja, itupun juga bukan tentang bagaimana menulis yang bagus. Soal itu pun aku tak begitu paham. Jelas bahwa aku tak hendak mengajari atau menggurui dan memberi contoh tentang konten yang bagus. 


Hi Nyah! 

Dengan mempunyai blog pribadi, terkadang kita tergoda untuk menuliskan segala yang dirasakan dan segala kejadian yang kita alami. Itu sah-sah saja. Namun tahukah bahwa ada orang-orang yang mungkin saja tidak terima dengan apa yang kita tulis. Pernahkah kita meminta ijin dulu pada mereka yang terlibat dalam tulisan kita? Meskipun itu adalah teman dekat, bahkan saudara sekalipun? Apalagi bila menyangkut hal-hal yang sensitif. 


Hi Nyah! 

Tahukah bahwa saat ini aku sedang menghadapi ancaman akan dilaporkan ke polisi gara-gara konten tulisanku yang menyinggung perasaan satu keluarga? Sebetulnya aku tak hendak berbuat demikian. Semua yang aku tuliskan adalah kebenaran semata, tak ada yang ditambah-tambahi. 

Aku menuliskan tentang beberapa dari mereka karena terdorong keluar dari perasaan terdalamku yang sudah tidak kuat lagi menanggung semua ini. Ini aku yang merasakan, bukan mereka. Bila tidak aku tuliskan, barangkali aku sudah gila. Menulis bagiku adalah juga sebagai terapi bagi jiwaku agar tak terlalu larut dengan masalah. 

Bila dipikir lebih lanjut, semua ini menyangkut masalah sudut pandang terhadap suatu masalah. Dan tentu saja tentang pemahaman dan pengertian terhadap masalah tersebut. Bukankah tak semua orang bisa mengerti orang lain? Atau tak mau mengerti? Tepatnya seperti itu. Keberpihakan yang terkadang salah tempat. Sungguh ironis bila kejujuran dan kebenaran digugat. 

Pengaruh gaya hidup perkotaan membuat sebagian orang menjadi egois. Egois mementingkan diri, kelompok atau keluarga sendiri, tak mau merugi secara materi dan tak mau tahu tentang nasib orang lain yang sebenarnya masih menjadi tanggungjawab dari seorang keluarganya. 

Aku tak hendak berbicara tentang apa yang menjadi masalahku, cukup aku saja yang tahu. Yang jelas kita mesti berhati-hati menulis bila itu ada sangkut pautnya dengan pihak lain. Barangkali meminta ijin terlebih dahulu ada baiknya. Namun ide bisa saja menjadi batal dituliskan karena masalah perijinan yang lama. 


Hi Nyah! 

Itu saja yang ingin kuungkapkan tentang menuliskan konten blog. Ke-hati-hati-an adalah hal mutlak. 


 "Postingan ini diikutkan dalam Nyonya Besar Give Away"



Friday, January 24, 2014

Sabtu Merindu

gambar diambil dari sini



 Ini adalah hari Sabtu, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu. Tak ada yang kutunggu datang di hari Sabtu ini, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu. Juga tak ada yang akan kutemui di hari Sabtu ini, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu.

Sabtu siang ini mendung menggantung di langit, hitam kelabu. Ini pertanda akan turun hujan, entah siang ini, sore atau malam nanti. Bila hari Sabtu hujan, aku hanya bisa membayangkan pasangan kekasih yang saling berdekapan mengusir rasa dingin atau suami istri dan anak-anak bercengkerama dengan riangnya melepas rindu lama tak bertemu. Dan aku? Di manakah posisiku sekarang? Sebagai kekasih bukan, sebagai istripun bukan, lalu sebagai apa? Ada rasa kosong menyergapku, menari-nari di lorong-lorong gelap perasaanku. 

Ketukan palu dengan sukses memutuskan tali perkawinan antara aku dan dia. Kini, aku dan dia bukanlah apa-apa. Dia hanyalah orang lain, yang kebetulan adalah ayah dari anakku. Tak banyak kenangan indahku bersamanya. Hari Sabtu demi hari Sabtu kulalui sepi tanpanya yang bekerja di luar kota bahkan luar pulau. Dan, kini tak kuharapkan lagi dia ada bersamaku di hari Sabtu. Semua sudah berlalu mengikuti jalannya takdir. Telah kulupakan segala kenangan bersamanya. Itu harus dan harus.

Di hari Sabtu ini, dalam kesendirian aku merindukan seorang kekasih. Benar-benar Sabtu merindu ini menyiksaku.
Di manakah engkau, wahai kekasih? Aku telah menunggumu sekian lama, bahkan puluhan tahun. 
Tidakkah engkau mendengar jeritan batinku memanggilmu? Atau kau tulikan telingamu? 

Wahai kekasih, di manakah engkau berada sekarang?
Kekasih, apakah engkau benar-benar ada? Nyata?
Kucari-cari gambaran tentang engkau, seperti apakah rupamu?
Apakah engkau ada di antara teman-teman facebookku?
Atau engkau ada di twoo, lovetime, twitter, topface, dan lainnya?
Atau engkau sebenarnya suka mengikuti blogku tanpa kusadari?
Aku tak melihatmu berada di mana pun itu. Aku tak mengerti.

Katakan, wahai kekasih, di manakah engkau bersembunyi?
Segera keluarlah dari persembunyianmu
Aku sudah tak tahan ingin melihat raut mukamu.
Datanglah di hari Sabtu besok
Aku akan menyambutmu dengan segala suka cita

Tuesday, January 21, 2014

Masuk Neraka Siapa Takut?


Aku tertarik untuk mengikuti Give Away-nya Cak Cholik meskipun hanya diberi waktu selama dua hari untuk menuliskannya. Dan, besok pukul 20.00 WIB adalah deadline-nya. Aku harus menyelesaikannya malam ini juga sebagai deadline-ku sendiri.  

Topik yang kupilih adalah "Masuk Neraka Siapa Takut?". Meskipun artikel ini dibuat oleh Cak Cholik untuk mengikuti Fiesta Tali Asih dari Blognya Pak Hariyanto Wijoyo, namun inti ceritanya yang sederhana itu yang membuatku terkesan.

Bagaimana tidak, hanya ngerjain teman-temannya yang sedang tidur dengan mengolesi obat wahing (obat bersin) saja kok takut masuk neraka. Itu kan hal sangat sepele cak. Aku rasa itu sebuah ketakutan yang berlebihan.  Apalagi bila hal itu dibandingkan dengan kenekatan-kenekatan yang dilakukan oleh orang-orang di jaman sekarang. Injak sana injak sini, sikut sana sikut sini sudah dianggap hal yang lumrah. Meskipun dampak dari perbuatan ini sangat bisa jadi membuat orang-orang lain menderita, tetapi mereka terkesan dan mungkin juga disengaja untuk "tutup mata" dan "tutup telinga" juga "tutup hati". Satu kata yang pantas untuk melukiskannya adalah KEJAM. 

Hati nurani tak lagi ada, mati terlindas keinginan duniawi semata. Orang-orang tertawa sampai tergelak-gelak di atas penderitaan orang lain. Sungguh ironis. Apalagi bila hal itu dilakukan oleh orang-orang yang ahli agama, menyandang gelar-gelar keagamaan. Satu pertanyaanku : "Mengapa mereka tak takut masuk neraka?" Barangkali mereka sudah menganggap diri kebal, karena sudah terbiasa kebal hukum, kebal senjata, kebal malu dan sebagainya. 

Tidakkah mereka berpikir tentang dampak dari perbuatan, perkataan dan pemikiran mereka bagi orang-orang lain?
Apakah masih belum cukup sejahtera dan bahagia, sehingga segala cara dijalaninya? Yang merupakan hak orang lainpun dirampasnya, dengan cara tidak memberikan sebagaimana seharusnya. Bukankah hal-hal semacam ini dinamakan sebagai perbuatan zalim, zolim atau dlolim? Lalu sadarkah apa hukuman bagi orang-orang yang berbuat zalim? Tentu saja yang aku maksud adalah hukuman di akherat, hukuman sesudah di dunia ini.

Sepertinya mengingatkan kekeliruan mereka takkan digubrisnya, malah kita yang dimarahinya atau lebih ekstrim lagi, dimaki-makinya. Bila memang demikian adanya, cukup dibiarkan sajalah. Toh niat baik tak selalu diterima dengan baik. Bisa-bisa hubungan pertemanan ataupun persaudaraan malah menjadi putus dengan kenangan yang tidak baik. Jadi, ya sudahlah.