Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Thursday, June 19, 2014

Surga Belanja di Solo : Beteng Trade Center (BTC)

Surga Belanja di Solo : Beteng Trade Center (BTC)
Beteng Trade Center (BTC)
BTC atau Beteng Trade Center Solo merupakan salah satu pusat perdagangan di Solo yang sudah terkenal sejak tahun 1992. Pusat perdagangan yang dikelola oleh PT Andalan Propertindo ini terletak di Jalan Mayor Sunaryo, Pasar Kliwon Solo. BTC bersebelahan dengan PGS (Pusat Grosir Solo), sementara Pasar Klewer terletak beberapa ratus meter di sebelah selatannya. 

Surga Belanja di Solo : Beteng Trade Center (BTC)
Sepatu

Lokasi BTC sangat strategis karena berseberangan langsung dengan Benteng Vastenburg, dekat dengan alun-alun Kota Solo, Keraton Kasunanan Solo, dan tentu saja karena berada di pusat Kota Solo. Sementara Benteng Vastenburg sendiri adalah tempat berbagai even budaya digelar. 

Surga Belanja di Solo : Beteng Trade Center (BTC)
Tas
Beteng Trade Center terdiri dari dua lantai, lantai dasar untuk pusat perdagangan kain dinamakan Pusat Kain Solo, sementara lantai satu untuk pusat perdagangan tas dan sepatu dinamakan Pusat Tas dan Sepatu. Akan segera dibuka lantai dua untuk Pusat perdagangan batik dinamakan Pusat Batik Solo. Selain menyediakan produk kain, tas,sepatu dan batik, di BTC juga dapat dijumpai sprei, baju muslim, kebaya, kaos kaki, makanan, minuman, dan lain sebagainya. 

Surga Belanja di Solo : Beteng TradeCenter (BTC)
Baju batik dan muslim
Kemarin aku dan Dinda, anakku yang sedang liburan menyempatkan jalan-jalan ke BTC. Selain sekedar jalan-jalan, ya siapa tahu ada barang bagus, diinginkan dan murah. Setelah putar-putar, akhirnya dapat juga beberapa barang yang memang diinginkan dan tentu saja murah. 

Surga Belanja di Solo ; Beteng Trade Center (BTC)
Sprei dan bed cover
Barang yang pertama dibeli adalah sebuah tas suede imitasi warna coklat dengan penutup motif bunga-bunga yang cocok untuk remaja. Harga tasnya Rp. 60.000,- Tas ini persis seperti yang dijual di toko online. Ketika memasuki kios sepatu, mata Dinda tertumbuk pada sepasang sepatu model crocs motif leopard, harga banderolnya Rp. 150.000,- tapi boleh dibawa pulang dengan harga Rp. 50.000,- saja. Karena Dinda sedang getol naik motor, maka dibelinya juga sepasang sarung tangan seharga cuma Rp. 12.000,-, tiga pasang kaos kaki seharga Rp. 10.000,- dan sepasang kaos kaki muslim Rp. 7.000,-

Surga Belanja di Solo : Beteng Trade Center (BTC)
Belanjaan Dinda
Beteng Trade Center adalah salah satu pusat perdagangan yang direkomendasikan. Kalau membeli barang di sini harap menawar ya biar dapat harga yang lebih oke lagi.

Tuesday, June 17, 2014

Hebohnya Pengumuman Kelulusan



Hebohnya Pengumuman Kelulusan

Pukul 11.00 Dinda sudah bersiap menuju rumah si perias pengantin yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari rumah. Seorang laki-laki dengan gaya yang feminim dan istrinya menyambut kedatangan kami. Dengan cekatan Mas Dedi mulai merias wajah Dinda, kemudian menyanggul rambut Dinda. Rambut tidak memakai sanggul tiruan, namun hanya rambut asli saja yang dibentuk seperti sanggul dan diberi hiasan rambut berbentuk bunga-bunga di bawahnya. Kuakui hasil karya Mas Dedi sangat bagus, sanggulnya bagus, riasan wajahnya pun nampak alami dengan warna riasan yang soft.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan
Dinda dan papanya

Pukul 12.00 selesai sudah Dinda dirias dan didandani dengan kain Jogjanan yang dominan warna putih dan kebaya berwarna biru pastel. Kalung dan giwang pun dipakai untuk melengkapi penampilannya. Kami pulang ke rumah dulu sekalian Dinda belajar berjalan dengan mengenakan pakaian adat karena nanti ada acara lomba keluwesan yang harus diikuti semua siswa-siswi.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan

Papanya Dinda akhirnya bersedia pulang juga menemani anaknya menerima pengumuman kelulusan. Baru saja kami sampai rumah, ketika papanya datang. Lama juga tak bertemu dengannya, kucium tangannya. Tapi percayalah perasaanku biasa saja. Kemudian Dinda dan papanya menyempatkan diri untuk foto-foto dulu sebelum berangkat ke sekolah. Acara dimulai pukul 13.00, jadi masih ada waktu.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan

Setelah mengantar Dinda ke sekolah, kami mencari tempat makan dulu. Aku merasa perjalanan agak memutar, kemungkinan dia sudah lupa dengan jalanan di Kota Solo, kotanya kuliah dulu. Kami menghabiskan waktu di rumah makan. Ketika waktu menunjukkan pukul 16.30 kami menuju ke sekolah Dinda di SMPN 27 Solo. Acara pengumuman kelulusan dimulai pukul 16.00. Orangtualah yang menerima hasil UN.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan

Suasana sekolah berbeda kali ini. Warna-warni pakaian adat Jawa (terutama) yang dikenakan siswa-siswi kelas IX memberi nuansa tersendiri. Suara musik masih terdengar ketika kami memasuki kelas yang terletak di lantai tiga. Baru ada seorang ibu yang datang, maklumlah waktu belum menunjukkan pukul 16.00.
 
Hebohnya Pengumuman Kelulusan

Keharusan mengenakan pakaian adat ini adalah ketentuan dari Dinas Pendidikan Kota Solo. Dinas mengharuskan semua siswa mengenakan pakaian adat saat mengambil hasil kelulusan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah para siswa berkonvoi dengan kendaraan, mencegah euforia berlebihan, sekaligus untuk memupuk rasa kecintaan terhadap pakaian adat pada generasi muda.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan
Bersama wali kelas

Baru ada 4 orangtua yang hadir dan waktu pun belum menunjukkan pukul 16.00, tapi wali kelas sudah masuk kelas dan memulai acara. Diumumkan bahwa di kelas ini ada yang mendapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Aku merasa pasti bahwa Dinda lah yang dimaksud. Begitu suamiku, eh maaf mantanku maju dan duduk di depan guru wali kelas, diberitahu bahwa Dinda mendapatkan nilai tertinggi (10) di mata pelajaran Bahasa Inggris. Wow! Aku senang banget. Dan, kata gurunya, Dinda akan mendapatkan hadiah dari sekolah.

Hebohnya Pengumuman Kelulusan
Bersama Kepala Sekolah
Sesampai di bawah kami menyalami Dinda. Seolah ini membuktikan bahwa aku bisa mendidik anak meski dalam keterbatasan materi dan kasih sayang. Dan, aku yakin hal ini bisa membuka mata hatinya untuk kami. Bagaimana pun anak adalah investasi untuk masa depan. Bagaimana pun orangtua akan teringat pada anak kandungnya.

Friday, June 13, 2014

Kegelisahanku

Kegelisahanku

Rasanya senang bila ada grup yang mau menampung penulis atau calon penulis yang ingin berkontribusi di buku yang akan diterbitkan. Tentu saja ini merupakan buku karya bersama belasan atau bahkan puluhan penulis. Profit atau royalti istilahnya tak menjadi masalah, bahkan bila tidak mendapatkan royalti sekalipun. Aku anggap ini sebagai ajang pembelajaran di bidang kepenulisan buku.

Oleh karena itulah aku menggabungkan diriku ke grup tersebut, dan diterima. Namun kemudian timbul masalah ketika sepertinya diharuskan mengisi biodata penulis atau profil penulis. Waduh!!!
Aku keberatan tentu saja, karena tak ada apa-apa yang bisa aku tuliskan tentang diriku yang pantas dijual. 

Lihatlah tampang-tampang meyakinkan itu dan bacalah biodata mereka yang hebat-hebat itu. Ohh! Tak ada apa-apanya aku ini dibandingkan dengan mereka. Apa yang bisa aku banggakan dari diriku yang gagal ini? Seketika itu juga aku malu. Seketika timbul kegelisahan dalam diriku yang amat sangat. Nantilah kalau aku sudah berhasil menerbitkan beberapa buku, baru aku akan bergabung lagi dengan mereka. Setidaknya aku sudah memiliki buku-buku karya sendiri yang bisa aku banggakan.

Aku merasa bahwa aku sangat tak pantas berada di komunitas seperti itu. Tampang ceria mereka, pekerjaan keren mereka, ditambah dengan buku-buku karya mereka yang telah diterbitkan ............ ahh kepalaku jadi pusing. Kegelisahan menderaku. Aku bukan bagian dari mereka. Apa yang bisa kuperbuat? Masih ketinggalan jauh dari mereka. Aku malu, sangat malu telah memberanikan diri ikut bergabung dengan mereka.

Baiknya aku ngacir saja dari grup itu. Aku merasa belum pantas.

Friday, June 6, 2014

Lima Puluh Ribu Rupiah


Lima Puluh Ribu Rupiah


Aku memasukkan contoh-contoh dress batik yang telah aku selesaikan semalam. Ada tujuh potong dress batik yang aku buat dengan desainku sendiri. Kalau sebelumnya aku memproduksi beragam sarung bantal dan segala perlengkapan interior berbahan kain jarit batik, sekarang aku beralih ke pakaian batik. Tentunya inovasi diperlukan dalam setiap usaha. 

Kubuka dompetku ada selembar uang lima puluh ribuan yang nangkring sendirian dan hanya diteman beberapa uang recehan. Telah kuputuskan untuk berangkat ke Yogya menawarkannya ke Mirota Batik, hari ini juga. Biarlah aku tak akan mengambil uang lewat ATM, biar kumaksimalkan saja uang yang ada sebaik-baiknya. 

Selasa pagi kupacu mio kesayanganku menuju Kota Yogyakarta, sendirian. Sebelumnya aku mampir ke pom bensin mengisi penuh mioku dengan bensin lima belas ribu rupiah. Dari Solo ke Yogya bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih satu setengah jam. Karena aku merasa sudah tua jadi aku agak santai saja. Dulu, begitu ada motor yang mendahului, langsung aku kejar dan gantian akulah yang mendahului, apalagi kalau yang mendahului itu perempuan, Ada rasa puas begitu bisa gantian mendahului motor-motor yang mendahuluiku. Kini, tidak lagi seperti itu. 

Pukul setengah sebelas aku sampai di Yogya, langsung aku menuju Mirota Batik yang berada di Jalan Malioboro. Aku berada di lantai tiga dengan membawa contoh-contoh dress batik. Setelah mengambil nomor antrian aku duduk di bangku yang telah disediakan. Setelah duduk barulah aku menyadari bahwa tak terlihat Bu Theresia, tetapi sudah berganti dengan seorang pria yang belakangan kuketahui bernama Pak Heru. 

Ketika tiba nomorku yang dipanggil, aku buru-buru ke meja Pak Heru. Kukatakan maksud kedatanganku untuk menunjukkan contoh-contoh dress batik sambil memperlihatkannya padanya. Rupanya Pak Heru setuju untuk menerima titipan barang dariku. Tentu saja dia setuju karena model dress-nya tidak pasaran, bahannya dari kain jarit batik asli dan harganya pun lebih murah. Tujuh puluh potong, dengan masing-masing sepuluh potong permodelnya dipesannya dariku. Sistimnya memang titip jual tapi tak apalah. Aku sangat optimis karena Mirota Batik selalu mbludak pembeli maupun pengunjungnya. 

Perut terasa lapar, maklumlah hari sudah beranjak siang. Aku makan di warung makan yang terletak di trotoar dekat Mirota Batik. Menuku siang ini adalah seporsi nasi soto, tahu bacem, segelas teh hangat dan seplastik krupuk karak. Setelah aku membayar sebelas ribu rupiah, aku melanjutkan perjalanan pulang ke Solo. 

Aku tidak membeli oleh-oleh karena misiku adalah mencukup-cukupkan uang lima puluh ribu rupiah saja. Sebelum pulang aku mampir ke pom bensin untuk mengisi tanki mioku, cukup dengan lima belas ribu saja. 

Meskipun ini Mio keluaran pertama tahun 2004, tetapi masih sangat lincah dan handal, bahkan bisa dibawa keluar kota. Aku pernah diantar dengan mio kesayanganku ini ke Semarang, ke Yogya bahkan ke Magelang lewat jalur Selo Boyolali. Bayangkan jalur Selo ini merupakan lereng Gunung Merapi yang jalannya mendaki menurun dengan belokannya yang tajam-tajam, itu berhasil dilewati mioku. Berarti sudah sepuluh tahun mio warna kuning ini setia mengantar aku. Penginnya sih memensiunkan mioku, tapi apa daya uang untuk membeli mio baru belum ada. Ya tidak apa-apa, toh mioku ini masih sangat layak dikendarai. Berandai-andai bagaimana ya rasanya bila mengendarai dan sekaligus memiliki  Yamaha Mio Fino FI?
Kalau Mio keluaran 2004 saja sangat irit pemakaian bensinnya, tentu Mio Fino FI keluaran terbaru ini lebih irit lagi.

Di jalan aku menghitung berapa uang yang telah aku keluarkan tadi. Setelah kuhitung-hitung masih ada sisa Rp. 7.000,-, dengan perincian membeli bensin 2 x Rp. 15.000,- = Rp 30.000,-; makan Rp. 11.000,-; parkir Rp. 2.000,- kalau ditotal semuanya Rp. 43.000,- Sisa uang Rp. 7.000,- ini aku gunakan untuk mengisi 1 liter bensin lagi dengan bensin eceran di pinggir jalan. 

Aku sampai rumah dengan selamat diantar mio kesayanganku. Misi ke Yogya dengan hanya membawa uang lima puluh ribu rupiah pun aku selesaikan dengan baik. Misi menawarkan produk baru ke Mirota Batik pun berhasil diterima dengan baik. 

Lima Puluh Ribu Rupiah

Kita intip yok serunya jalan-jalan dengan Mio Fino di Jakarta di sini.

Thursday, June 5, 2014

Tak Perlu Kau Ingkari



Tak perlu lagi kau ingkari rasa itu
Ketika rasa sayang membuncah tak terbendung
Ketika rasa kangen menjadi sangat kangen
Bukankah rasa adalah pemberian Sang Kuasa?

Nikmati saja bila rasa itu begitu menggoda
Hubungi aku ketika kangen menjadi sangat kangen
Temui aku ketika kau tak lagi bisa ingkari rasa itu
Peluk aku ketika rasa sayang semakin menjadi

Bukankah perasaan kita sama?
Bukankah katamu kau tak meragukanku lagi?
Lalu mengapa seolah ada kebimbangan?
Aku menunggumu dengan  rasa kangen dan sayang