Aku mengenalnya lewat media social yang masih favorit di Indonesia ini, yaitu facebook. Itu lebih dari tiga tahun yang lalu. Tak usahlah lagi aku menceritakan tentang awal aku mengenalnya karena telah berulang kali aku menuliskannya di sini, di blogku ini.
Singkat cerita sudah setahun lebih aku jadian dengannya, tentu saja jadian di udara. Kami belum pernah bertemu sejauh ini. Dulu dia memang tinggal dan kerja di Jakarta, selingkungan kantor dengan mantanku. Kemudian dia pindah ke Surabaya sementara mantanku pindah ke Ciamis.
Dia dan mantanku pernah selingkungan kantor bahkan mungkin juga satu gedung, bahkan mungkin juga satu ruang, siapa tahu.Dengan demikian tentu saja mereka saling mengenal. Dia jelas mengenal mantan suamiku, mungkin juga mengenal istrinya yang sekarang. Ah!
Pernah suatu kali aku menceritakan kedekatanku dengannya ke mantanku. Mantan cuma mengomentari bahwa aku sedang bermimpi. “Ngimpiiiiiiii”, begitulah katanya. Aku ingin sekali membuktikan bahwa perkataannya itu tidaklah benar. Ingin sekali aku dan dia pergi ke Semarang dimana dia masih berada di sana, di tempat ibunya. Ingin sekali aku melihat reaksi wajahnya yang melongo.
Ah hal itu belum kesampaian juga. Dia masih juga belum mengunjungiku. Tiga kesempatan dia lewatkan begitu saja, liburan lebaran tahun lalu, liburan Natal dan yang sekarang. Ada apa? Ada apa gerangan?
Berbagai tanya dan bayangan berseliweran di benakku. Aku mencoba berpikir positif selama ini, tapi … tapi … Semakin lama aku semakin merasa hanya di-PHP saja. Aku yang sudah berumur ini masih bisa di-PHP, oh tega nian sikapnya. Sebenarnya salahku juga mengapa percaya begitu saja padanya.
Dia tak bisa dipercaya, cukup banyak hal yang membuktikan hal tersebut. Gak bisa datang atau ingkar janji tapi tak sepatah katapun yang terucap lewat SMS atau BBM sekalipun. BBM cuma centang dan telpon tak aktif.
Lalu kenapa dia pernah bertanya tentang niatnya untuk menikah di gereja Katholik? Bila tidak denganku lalu siapa yang dimaksud? Pertanyaan ini juga masih di bulan ini kok. Oh PHP kok keterlaluan banget kayak gini. Terus kenapa dia tak juga datang mengunjungiku?
Tuhan, aku pasrahkan semua masalah ini kepadaMu.