Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Friday, April 25, 2014

Yang Terlewat

Tang Terlewat

Sudah lebih dari sepuluh hari aku tidak bisa membuat postingan di blog ini. Paling tidak ada dua hal yang terlewat. Satu hal tentang meninggalnya Pak Sauman, pemilik rumah ini yang tinggalnya hanya berbatasan tembok denganku, dan hal lainnya adalah tentang perkembangan cintaku. 

Biasanya aku membuat postingan malam-malam, bahkan sampai lewat tengah malam aku masih saja asyik dengan laptopku. Namun beberapa malam aku tak berani sendirian di kamar ini apalagi begadang sambil nulis. Tetapi setelah aku mengunjungi makamnya Minggu kemarin, rasanya jadi ringan dan terbebas dari rasa takut. 

Bagaimana pun aku sangat baik terhadap almarhum, jadi tentu beliau tak akan tega menggangguku. Bahkan semasa hidupnya beliau pernah mengatakan beberapa kali:
"Panjenengan kok kados malaikat"
 ("Kamu kok seperti malaikat") 
Barangkali karena aku selalu sigap dengan bantuanku, tetapi semua yang kulakukan kuanggap sebagai suatu hal biasa saja. Apa salahnya membantu bila hal itu bisa dilakukan?

Dulu beliau sangat ingin bertemu dengan mantanku atau pacarku, yang sampai meninggalnya tidak sempat kesampaian. Aku sudah mengganggap almarhum sebagai keluargaku sendiri, begitupun beliau. Oleh karena itu hubungan pun terjalin dengan baik.

Pernah ada yang mendekatiku, namun beliau tidak setuju karena beberapa alasan yang masuk akal. Beliau kemudian menasehatiku tentang masalah pasangan ini. Dan, aku akui wawasannya cukup luas. Bahkan beliau akan mencarikan pasangan untukku, karena kemudian meninggal tentu saja maksudnya tak kesampaian.

Aku doakan semoga Pak Sauman diberi tempat yang layak di sisi-Nya, diberi kebahagiaan dan diampuni segala dosa dan kesalahan selama hidup di dunia ini. Amin.

Karena sewaktu hidupnya beliau mempunyai seorang asisten rumah tangga, maka dengan meninggalnya beliau aku sangat berkewajiban untuk membantunya. Kadang dia datang siang hari, bila aku belum memasak maka aku minta dia yang memasak. Aku bolehkan dia makan sesukanya, bahkan bila dia tak melakukan pekerjaan apapun. Biarlah dia makan hasil masakanku.

Sore dia datang lagi ke rumah sekedar nonton tv sampai malam hari dan juga makan bila dia belum makan. Aku sungguh tak keberatan membantunya. Dia telah berumur lebih dari lima puluh tahun tapi belum juga menikah. Dalam membantu aku tak ada pamrih apapun.


Sunday, April 13, 2014

Ceritanya Menjadi Saksi

Ceritanya Menjadi Saksi

Bermula dari seorang tetangga jauh yang memintaku atau tepatnya menawariku menjadi saksi dari sebuah parpol besar. Tawaran itu langsung saja aku ambil. Mengapa tidak? Aku anggap ini sebagai kerja sosial dan mencari pengalaman baru. 

Aku tinggal di tempat ini baru sekitar tiga setengah bulan. Namun demikian aku berusaha menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh. Ajang menjadi saksi aku gunakan untuk lebih mengenal mereka. Tentu belum banyak tetangga yang tahu tentang keberadaanku di sini. 

Beberapa orang mengira aku adalah anak atau famili dari yang punya rumah kontrakan ini atau famili dari tetangga jauh yang sekarang sudah seperti saudara. Aku tak ada hubungan persaudaraan dengan mereka, tetapi aku menganggap mereka sebagai familiku. 

Caleg di mana aku menjadi saksi ini kebetulan adalah tiga orang dari satu keluarga besar di lingkungan keraton. Mereka mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPR RI, DPRD Tingkat I dan DRPD Tingkat II. Mereka adalah seorang ayah berdarah biru yang mempunyai wibawa khas pejabat di jaman Orde Baru, anaknya dan adiknya. Nepotisme? Kukira bukan nepotisme karena baik anak maupun adiknya sama-sama berjuang secara pribadi untuk bisa mendapatkan “kursi”. 

Dua kali pertemuan antara mereka bertiga dengan kami warga sekitar tempat tinggalnya telah berlangsung dengan baik. Berbagai hadiah yang disediakan adalah pemikat bagi kami. Kuakui mereka berbicara bahasa Jawa dengan sangat santun, tepatnya mereka menggunakan bahasa Jawa krama inggil kepada kami, kawula alit. Tidak semestinya seperti itu, tapi mungkin ini adalah salah satu cara untuk memikat kami agar mendukung mereka. 

Tepat pada hari pencoblosan, tanggal 9 April 2014 pukul 6.30 aku sampai di TPS dekat rumah, di rumah mantan RT. Ketika aku melongok ke dalam, dia bilang :”Belum buka”, aku hanya tersenyum. Padahal sebenarnya malamnya aku meyerahkan Surat Tugas ke TPS 11 ini tapi dia tidak ada. Jadi dia tidak tahu kalau aku menjadi saksi, maklumlah aku terhitung warga baru di sini. Saksi-saksi pun belum banyak yang datang. 

Acara dimulai pada pukul 07.30 diawali dengan pengambilan sumpah untuk para KPPS yang berjumlah 7 orang. Pengambilan sumpah disaksikan oleh para saksi yang berjumlah 8 orang , petugas keamanan dan beberapa orang yang akan memberikan suaranya. Orang-orang mulai berdatangan, duduk rapi di kursi-kursi yang berderet di halaman rumah. Sebuah tenda pun dipasang. Ini mirip dengan perhelatan, tetapi ini bernama pesta demokrasi. Satu persatu pemilih dipanggil memasuki bilik pemungutan suara untuk mencoblos gambar partai atau orang yang dipilihnya. 

Jumlah pemilih sesuai yang tercantum di DPT ada 248 orang, tetapi yang hadir memberikan suaranya hanya sebanyak 176 orang. Berarti yang tidak memberikan suaranya, memberikan suaranya di tempat lain atau yang golput sebanyak 72 orang. Di TPS 11 ini orang yang memberikan suaranya total berjumlah 179 orang terdiri dari 92 laki-laki dan 87 perempuan. Sementara yang 3 orang lagi menggunakan KTP untuk mendaftarkan diri, termasuk aku yang belum terdaftar di DPT setempat. Dari 179 suara tersebut, kemudian diketahui bahwa 16 suara dinyatakan tidak sah. Proses pemungutan suara berjalan sangat lancar. Seorang anggota KPPS sibuk dengan candaannya kepada para pemilih yang akan atau sedang memberikan suaranya, sehingga menimbulkan suasana ceria dan menghilangkan kantuk kami. 

Tepat pukul 13.00 kami beristirahat setengah jam. Kami harus kembali stand by pukul 13.30 untuk melakukan penghitungan suara. Penghitungan suara pun berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Para saksi dinilai kooperatif dan baik-baik. Kami segera mengetahui partai apa yang unggul dan caleg mana yang banyak mendapatkan suara. 

Proses penghitungan suara kira-kira berakhir pada pukul 21.00. Di TPS 11 ini, PDIP menduduki peringkat pertama disusul dengan Golkar di urutan kedua. Nampak sekali ada fanatisme terhadap partai tertentu. Dan, dengan adanya perbedaan perolehan suara pada caleg antara DPR RI, DPRD I dan DPRD II, maka terlihat bahwa orang sekarang cenderung memilih orang ketimbang memilih partai, kecuali adanya fanatisme yang mencolok pada partai tertentu. 

Tepat pukul 22.15 berakhir sudah semua proses. Proses terakhir adalah penandatanganan Formulir Model C, C1 dan Lampiran Formulir C1. Kemudian laporan penghitungan suara beserta berkas tersebut aku serahkan kepada orang yang memberikan tugas /mandat sebagai saksi yang telah duduk menunggu di luar ruangan. 

Keesokan harinya baru aku ketahui bahwa ada dua TPS di sekitar sini yang proses penghitungan suaranya diulang lagi, hingga mereka harus pulang pada pukul 03.00 dini hari. Ini adalah pengalamanku menjadi saksi di TPS pada PEMILU CALEG 2014. 

Catatan : 
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara 
DPT : Daftar Pemilih Tetap 
TPS : Tempat Pemungutan Suara 


Saturday, April 12, 2014

Nyanyian Rindu

Nyanyian Rindu

Jika kau katakan rindu, aku pun juga sama merasakan 
Setiap tanda kehadiranmu membuatku terhenyak 
Meski kehadiran itu hanya berupa bayang-bayang 
Akan selalu kusambut dengan segenap senyuman 

Barangkali ada rencana Tuhan yang tersembunyi 
Nyatanya Tuhan telah perpendek jarak antara kita 
Kini kita telah berada di sini di pulau yang sama 
Jarak kita pun hanya lima ratus enam puluh kilometer 

Kita telah sepakat untuk bertemu suatu saat nanti 
Pada waktu yang nyaman tanpa menyisakan beban 
Terasa begitu lamanya waktu berputar dalam penantian 
Segala gejolak dalam diri kita tak tertahankan lagi 

Kubayangkan binar-binar dalam matamu saat kita bertemu 
Kemudian kedua tanganmu terbuka untuk memelukku 
Ingin kutumpahkan semua yang membuncah dalam dada 
Selama ini aku merindumu seperti kamu merinduku 

Puisi Terkait :

Thursday, April 10, 2014

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak

Jaman telah berganti. Kini banyak anak atau remaja yang mulai dikenalkan pada dunia entrepreneurship. Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah pilihan profesi yang menjanjikan. Mengenalkan kewirausahaan sejak dini, sejak usia sekolah dasar sangat berarti sebagai fondasi jiwa kewirausahaannya kelak.

Seperti halnya anakku yang sekarang belum genap 15 tahun, sudah dapat menghasilkan uang lewat dunia maya. Dia tidak memilih menggunakan laptop yang sudah ada untuk menjalankan bisnisnya, melainkan dengan menggunakan smartphone. Tepatnya, dia memanfaatkan sebuah jejaring sosial yang bernama instagram.

Semula dia menggunakan smartphone jenis android, namun karena aku melihat peluang besar dari usahanya, maka aku beranikan membelikannya sebuah smartphone berbasis android juga tapi yang lumayan canggih. Tentu saja instagram tidak tersedia di laptop, maka sangat perlu adanya smartphone yang canggih untuk memudahkannya ber-usaha.

Instagram merupakan layanan aplikasi  berbagi foto, dapat mengambil foto, mengedit foto sekaligus membagikan foto ke situs-situs jejaring sosial maupun ke instagram sendiri. 
Aplikasi instagram bisa diunduh dan dijalankan pada Iphone, Ipad dan Android . Dan, tahukah bahwa di instagram bisa melakukan jual beli semacam toko online?

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak
Toko online anakku di instagram

Pertama kali yang dijual anakku adalah topi beanie, kemudian beranjak ke pewarna rambut instan tak permanen.
Dia juga ingin mengembangkan sayapnya dengan memproduksi sendiri barang-barang yang unik. Tentang barang yang akan diproduksi masih dipertimbangkan dan dipending dulu sementara waktu.
Menjelang dan selama UAS dan UN, toko onlinenya ditutup sementara untuk berkonsentrasi ke pelajaran dan ujian.

Bakat entrepreneur-nya sudah terlihat sejak sekolah dasar. Bila jalan-jalan ke supermarket atau mall, maka dia minta dibelikan beberapa barang pernak-pernik. Ternyata pernak-pernik itu di sekolah dijualnya ke teman-temannya dengan harga yang sampai tiga kali lipat. Wow! Aku sendiri sampai heran dengan harga mahal yang ditawarkan ke teman-temannya. Akan tetapi teman-temannya yang mayoritas anak-anak Tionghoa tak keberatan membeli barang dari anakku. Maklumlah dulu dia bersekolah di SD swasta yang cukup terkenal sejak lama.

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak
Acer Liquid Z5

Bicara tentang instagram, maka aku terkesan dengan sebuah smartphone keluaran terbaru, yaitu Acer Liquid Z5. Smartphone ini dilengkapi kamera 5 megapixel auto focus dengan sensor BSI dan lensa f/2.4 yang dapat menghasilkan foto yang lebih baik di kondisi cahaya kurang ideal, karena BSI sensitif terhadap cahaya.
Kamera di smartphone ini dapat mengambil foto sebanyak 40 secara beruntun. Juga terdapat fitur Smile Shot yang dapat menjepret secara otomatis saat obyek yang difoto tersenyum.
Tentu saja fitur kamera yang canggih ini sangat bermanfaat bagi pengguna instagram, apalagi bila memiliki toko online. Foto-foto yang ditampilkan secara bagus dan sempurna akan menarik minat para konsumen.

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak
Acer Liquid Z5

Sudah barang tentu aku mengijinkan anakku berjualan secara online namun tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang siswa. Pelajaran sekolah tetap yang nomor satu. Syukurlah bahwa dia termasuk 5 besar terbaik di kelasnya.

Anak jaman sekarang dituntut untuk menjadi cerdas, dalam arti dapat menguasai semua mata pelajaran dan mendapatkan nilai baik saat ulangan atau ujian. Namun ternyata kecerdasan tak terbatas hanya itu, ada beberapa macam kecerdasan anak.

Dari sebuah blog yang aku baca, ada beberapa kecerdasan anak :
  1. Kecerdasan linguistik, kemampuan berbahasa;
  2. Kecerdasan logika matematika, kemampuan memecahkan masalah secara logis dan matematis;
  3. Kecerdasan intrapersonal, kemampuan mengenal emosi diri dan orang lain;
  4. Kecerdasan interpersonal, kemampuan berhubungan dengan orang lain;
  5. Kecerdasan musikal, kemampuan mendengarkan musik dan memainkan alat musik;
  6. Kecerdasan visual dan spasial, kemampuan membaca arah dengan baik dan menikmati permainan puzzle, lebih suka menjelaskan pikirannya dengan menggunakan gambar;
  7. Kecerdasan kinestetik jasmani, kemampuan menggunakan tubuhnya dengan trampil, tangkas dan keseimbangan gerak;
  8. Kecerdasan naturalis, kemampuan memelihara hewan atau tanaman, dapat membaca cuaca dan peduli terhadap lingkungan.
Menurutku ada satu kecerdasan yang terlupa, yaitu kecerdasan di  bidang entrepreneurship.

Mengenalkan Entrepreneurship Pada Anak
Acer Iconia W4

Untuk mendukung agar anak memperoleh prestasi maksimal di sekolah, ada smartphone yang menyediakan aplikasi anak cerdas, yaitu Tablet keluaran Acer .Aplikasi ini disediakan oleh Acer Smartphone berbasis android. Fitur-fitur aplikasi tersebut, meliputi : 
  • Fitur Latihan Yuk, berisi soal-soal sesuai dengan kurikulum di sekolah nasional;
  • Fitur Mari Bermain, berisi permainan, edukasi dan e-book untuk anak;
  • Fitur Zona Anak, berisi aplikasi anak cerdas yang disesuaikan dengan usianya;
  • Fitur Ijin Unduh, orangtua dapat mengijinkannya mengunduhnya;
  • Fitur Aplikasi, orangtua dapat memilihkan aplikasi-aplikasi yang sesuai untuk anak;
  • Fitur Laporan Penggunaan, berfungsi untuk memantau aktifitas keseharian anak bersama tabletnya.

Jadi kesimpulannya : memberikan smartphone canggih kepada anak, siapa takut? Toh hal ini bertujuan yang sangat positif. Bila sesekali digunakan untuk main game, ya sah-sah saja.  

Postingan blog ini diikutsertakan dalam lomba blog aplikasi Anak Cerdas kerja sama Kumpulan Emak Blogger dan Acer Indonesia



Monday, April 7, 2014

SIKAP TERHADAP KRITIKAN

Sikap Terhadap Kritikan


Mengritik tak sama dengan menuduh
Mengritik tak sama dengan membenci
Mengritik adalah demi kebaikan
Berharap yang dikritik bisa berubah 

Kurasa selama ini aku menerima dengan lapang dada setiap kritikan jenis apapun. Biasanya aku akan berdiam diri dulu memeriksa ke dalam hati, benarkah seperti yang orang katakan kepadaku? Jadi aku tak pernah langsung “mencak-mencak” tak karuan, apalagi sampai membenci orang tersebut. 

Bagiku, kritikan jenis apapun baik yang membangun maupun yang menjatuhkan aku anggap sebagai petunjuk untuk memperbaiki diri. Kritikan yang membangun tentu dimaksudkan agar aku menjadi lebih baik. Sementara kritikan yang menjatuhkan aku anggap bahwa orang tersebut merasa iri dengan apa yang aku dapat. Selalu berpikir positif adalah kuncinya. 

Akan tetapi ada orang yang sama sekali tidak bisa menerima kritikan. Kritikan baginya adalah sama dengan memusuhinya atau membencinya. Kemudian yang dilakukan adalah pembelaan diri baik terhadap dirinya sendiri maupun pembelaan terhadap kelompok, teman atau keluarganya. Dia tetap merasa diri yang paling benar. Dia merasa orang lain yang mengritiknya adalah juga telah menuduhnya.  Itu salah besar.

Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berbuat salah, baik yang disengaja maupun yang tak disengaja. Maka dari itu, berterima-kasihlah apabila ada orang yang memperingatkan. Itu merupakan bentuk lain dari perhatian. Rasakanlah kebenaran kata-kata itu. Bila itu memang benar, maka segera perbaiki diri, misalnya dengan mengikuti petunjuk dari orang itu. 

Bila ada orang yang dikritik sampai berulang kali, ini menandakan bahwa orang tersebut perlu mawas diri. Bila merasa tidak bersalah, cobalah bertanya pada pihak lain yang netral, misalnya teman. Mintalah teman untuk mengoreksi dirinya, benarkah apa yang dikritikkan tersebut. Terima kritikan dengan lapang dada.

Aku tak habis pikir dengan orang-orang yang tak bisa berubah, meskipun sudah diperingatkan oleh orang lain. Tetap tak mau menyadari diri adalah tindakan bebal. Kita tak bisa melihat diri kita sendiri, tapi orang lainlah yang bisa melihatnya. Ibaratnya kritikan orang lain yang terlahir dari pandangan orang lain itu anggaplah sebagai cermin diri. Berterima-kasihlah pada orang yang memberikan kritikan yang bersifat membangun. 

Artikel Terkait :