Friday, April 25, 2014

Yang Terlewat

Tang Terlewat

Sudah lebih dari sepuluh hari aku tidak bisa membuat postingan di blog ini. Paling tidak ada dua hal yang terlewat. Satu hal tentang meninggalnya Pak Sauman, pemilik rumah ini yang tinggalnya hanya berbatasan tembok denganku, dan hal lainnya adalah tentang perkembangan cintaku. 

Biasanya aku membuat postingan malam-malam, bahkan sampai lewat tengah malam aku masih saja asyik dengan laptopku. Namun beberapa malam aku tak berani sendirian di kamar ini apalagi begadang sambil nulis. Tetapi setelah aku mengunjungi makamnya Minggu kemarin, rasanya jadi ringan dan terbebas dari rasa takut. 

Bagaimana pun aku sangat baik terhadap almarhum, jadi tentu beliau tak akan tega menggangguku. Bahkan semasa hidupnya beliau pernah mengatakan beberapa kali:
"Panjenengan kok kados malaikat"
 ("Kamu kok seperti malaikat") 
Barangkali karena aku selalu sigap dengan bantuanku, tetapi semua yang kulakukan kuanggap sebagai suatu hal biasa saja. Apa salahnya membantu bila hal itu bisa dilakukan?

Dulu beliau sangat ingin bertemu dengan mantanku atau pacarku, yang sampai meninggalnya tidak sempat kesampaian. Aku sudah mengganggap almarhum sebagai keluargaku sendiri, begitupun beliau. Oleh karena itu hubungan pun terjalin dengan baik.

Pernah ada yang mendekatiku, namun beliau tidak setuju karena beberapa alasan yang masuk akal. Beliau kemudian menasehatiku tentang masalah pasangan ini. Dan, aku akui wawasannya cukup luas. Bahkan beliau akan mencarikan pasangan untukku, karena kemudian meninggal tentu saja maksudnya tak kesampaian.

Aku doakan semoga Pak Sauman diberi tempat yang layak di sisi-Nya, diberi kebahagiaan dan diampuni segala dosa dan kesalahan selama hidup di dunia ini. Amin.

Karena sewaktu hidupnya beliau mempunyai seorang asisten rumah tangga, maka dengan meninggalnya beliau aku sangat berkewajiban untuk membantunya. Kadang dia datang siang hari, bila aku belum memasak maka aku minta dia yang memasak. Aku bolehkan dia makan sesukanya, bahkan bila dia tak melakukan pekerjaan apapun. Biarlah dia makan hasil masakanku.

Sore dia datang lagi ke rumah sekedar nonton tv sampai malam hari dan juga makan bila dia belum makan. Aku sungguh tak keberatan membantunya. Dia telah berumur lebih dari lima puluh tahun tapi belum juga menikah. Dalam membantu aku tak ada pamrih apapun.


0 comments: