Mengritik tak sama dengan menuduh
Mengritik tak sama dengan membenci
Mengritik adalah demi kebaikan
Berharap yang dikritik bisa berubah
Bagiku, kritikan jenis apapun baik yang membangun maupun yang menjatuhkan aku anggap sebagai petunjuk untuk memperbaiki diri. Kritikan yang membangun tentu dimaksudkan agar aku menjadi lebih baik. Sementara kritikan yang menjatuhkan aku anggap bahwa orang tersebut merasa iri dengan apa yang aku dapat. Selalu berpikir positif adalah kuncinya.
Akan tetapi ada orang yang sama sekali tidak bisa menerima kritikan. Kritikan baginya adalah sama dengan memusuhinya atau membencinya. Kemudian yang dilakukan adalah pembelaan diri baik terhadap dirinya sendiri maupun pembelaan terhadap kelompok, teman atau keluarganya. Dia tetap merasa diri yang paling benar. Dia merasa orang lain yang mengritiknya adalah juga telah menuduhnya. Itu salah besar.
Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berbuat salah, baik yang disengaja maupun yang tak disengaja. Maka dari itu, berterima-kasihlah apabila ada orang yang memperingatkan. Itu merupakan bentuk lain dari perhatian. Rasakanlah kebenaran kata-kata itu. Bila itu memang benar, maka segera perbaiki diri, misalnya dengan mengikuti petunjuk dari orang itu.
Bila ada orang yang dikritik sampai berulang kali, ini menandakan bahwa orang tersebut perlu mawas diri. Bila merasa tidak bersalah, cobalah bertanya pada pihak lain yang netral, misalnya teman. Mintalah teman untuk mengoreksi dirinya, benarkah apa yang dikritikkan tersebut. Terima kritikan dengan lapang dada.
Aku tak habis pikir dengan orang-orang yang tak bisa berubah, meskipun sudah diperingatkan oleh orang lain. Tetap tak mau menyadari diri adalah tindakan bebal. Kita tak bisa melihat diri kita sendiri, tapi orang lainlah yang bisa melihatnya. Ibaratnya kritikan orang lain yang terlahir dari pandangan orang lain itu anggaplah sebagai cermin diri. Berterima-kasihlah pada orang yang memberikan kritikan yang bersifat membangun.
Artikel Terkait :
0 comments:
Post a Comment