Memang aku bukanlah siapa-siapa yang bisa dibanggakan
Kalau suatu saat dulu hati kita pernah saling terpaut, itu bukan salah kita
Aku adalah aku yang apa adanya, bukan yang penuh artificial warna-warni
Bukankah kamu suka yang serba artificial, kecantikan palsu yang membanggakanmu?
Barangkali kamu takkan pernah melihat pada dalamnya hati, karena pesonanya lebih dari cukup bagimu
Kemasan dan merk selalu kamu agung-agungkan lebih dari segalanya
Penampakan yang serba artificial bisa terkikis oleh lajunya jaman, namun hati tidak
Hati adalah bagian dari jiwa yang akan hidup selamanya
Hati bisa menghangatkan dan membuatmu nyaman, tapi itu tidak kamu hiraukan
Pikiranmu saat bersamaku selalu saja melayang pada yang jauh, yang belum pasti
Kamu selalu saja mencari dan mencari yang kau sangka berlian, padahal tidak
Sementara berlian sesungguhnya yang terbalut lumpur telah kamu sia-siakan
Inilah cerminan manusia yang tergila-gila pada majunya jaman, oleh gemerlapnya kota
Tak tahukah bahwa semua itu bisa membuatmu terjerembab dan terjatuh pada lubang yang dalam?
Di televisi terlihat Potret menyanyikan lagu Mak Comblang
Bukankah lirik lagu ini adalah cerita saat kamu mengenalku? Itu katamu sendiri lho.
0 comments:
Post a Comment