Monday, October 27, 2014

Jupe Oh Jupe

Jupe Oh Jupe

Bagi aku yang sering nonton berita selebriti, cukup prihatin dengan nasib Jupe yang baneol itu. Betapa tidak, di umurnya sekarang yang sudah menginjak tiga puluh empat tahun masih belum menikah dan belum punya anak. 

Jupe pernah dekat dengan seorang pemain sepak bola dari luar yang nampaknya mereka saling mencintai. Namun rencana pernikahan menjadi terkendala karena ibunya Jupe tidak merestui hubungan tersebut. Alasan yang dikemukan ibunya adalah karena calon menantunya seorang pemain sepak bola seperti mantan suaminya. Mengapa dia menyamaratakan bahwa semua pemain sepak bola pasti tidak bisa membahagiakan istrinya? Apakah nasib ibunya akan menurun juga pada anaknya? Kalau yang dikemukakan adalah masalah beda agama barangkali saja masih bisa diterima. 

Baru saja aku nonton beritanya bahwa Jupe menderita kanker serviks stadium 2A. Dengan penyakit yang dideritanya tersebut, maka Jupe akan sangat kesulitan untuk hamil dan melahirkan. Oleh karenanya dia akan meminjam rahim adiknya untuk mengandung benihnya yang telah dibuahi oleh pria yang entah siapa. Untuk menikah dengan pria pendonor sprema tersebut, kukira tidak akan terjadi. Sepelik itukah masalahnya? Lalu bagaimana dengan hukum yang berlaku di Indonesia bagi si anak tersebut? Dan, bagaimana pula tanggapan dari ahli agama Islam? Bukankah di agama Islam tidak diperbolehkan adanya penanaman embrio yang bukan hasil dari pasangan suami istri apalagi dengan meminjam rahim orang lain, meski itu adalah adiknya sendiri? 

Aku sebagai penonton ulah para selebriti menilai adanya ke-tidak harmonis-an hubungan antara anak dan ibu. Aku sangat bingung ketika ibunya Jupe dengan keras kepala menolak pernikahan Jupe dengan Gaston, padahal segalanya telah disiapkan. Dan aku yakin Jupe dan Gaston saling mencintai, waktu itu. Kini segalanya telah berubah. Jupe dan Gaston telah berpisah, meski Gaston masih di hati Jupe. Itu hasil pengamatanku. 

Terus terang aku merasa kasihan pada Jupe. Keberadaan anak bagi siapa pun sangat berarti, apalagi bila anak itu dilahirkan dari rahimnya sendiri. Terutama bagi wanita yang telah berumur lebih dari 30 tahun, maka kehadiran anak menjadi begitu penting. Mengapa ibunya Jupe tak berpikir ke arah tersebut? Kebingunganku yang kedua pada ibunya Jupe adalah mengapa dia menolak pernikahan anaknya, sementara dia membiarkan saja pergaulan mereka. Bukankah membiarkan mereka menikah itu lebih baik? Penyakit kanker serviks biasanya akibat dari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti atau karena pasangannyalah yang suka berganti-ganti pasangan. Itu yang aku tahu, maaf kalo aku salah.

Menurut pengamatanku, Jupe sangat menyayangi ibunya. Barangkali karena ibunya menjadi single parent setelah bercerai dengan ayah Jupe yang pemain sepak bola itu, maka Jupe mengikuti saja keinginan ibunya. Semua dilakukan Jupe tentu sebagai bentuk bakti anak terhadap orangtuanya. Di sinilah terletak adanya buah simalakama, sebuah dilema yang nyaris tak terpecahkan. Bila sudah demikian, mau apa lagi? Nasi sudah menjadi bubur. 

Setiap orang menanggung akibat dari pilihan yang telah diputuskannya. Tetapi bagaimana bila orangtualah yang selalu memaksakan kehendaknya sendiri tanpa memperhatikan apakah si anak akan berbahagia atau tidak? Tak semua orangtua memikirkan kebahagiaan anaknya, terkadang kebahagiaannya sendirilah yang lebih penting. ITU!

0 comments: