Makanan penurun tekanan darah tinggi |
Kemarin pagi aku memanggil seorang mantri kesehatan yang kebetulan habis memeriksa seorang tetangga langganannya.Aku butuh cek tekanan darah tinggiku karena beberapa hari ini kepala pusing banget. Benar juga dugaanku tensiku 180/90 cukup tinggi. Aku membayar dua puluh ribu untuk periksa tensi dan dua macam obat penurun tekanan darah tinggi dan penghilang sakit di tengkuk. Tengkukku tidak seberapa sakit, tapi obat tetap aku minum. Obat-obat tersebut diminum bila perlu saja.
Temenku bertanya tentang kemunginan aku banyak makan daging kambing, ya kujawab tidak karena yang aku terima kemarin hanya daging sapi. Ya mungkin stop dulu makan yang serba daging merah. Kopi pun sudah aku stop. Dan garam, aku sudah membiasakan mengurangi garam sejak kecil karena kedua ortuku juga hipertensi.
Aku mesti banyak istirahat dan tidak banyak mikir yang berat-berat. Aku berpura-pura berpikir bahwa aku bahagia, namun kenyataan kan tidak seperti itu. Bahwa aku kecewa dengan hidupku, iya memang aku kecewa. Kalo dibilang aku harus bisa terima semua kenyataan hidup, wah sedih banget.
Hidupku sampai saat ini sudah porak poranda, ini semua karena banyaknya campur tangan orang lain dalam hidupku terutama mantan suamiku. Dan kini dia … ya begitulah. Sepertinya dia cuma ngatur keuanganku aja tapi tak bertanggungjawab dengan keputusannya yang tak sesuai dengan kemauanku saat itu.
Sakit darah tinggi selalu dikaitkan bahwa penderitanya suka marah-marah. Itu tak berlaku bagiku. Aku orang yang sangat sabar, bahkan saat dijahati sekalipun. Aku percaya bahwa semua kelakuan manusia baik maupun buruk terhadap sesamanya akan dibalas oleh Tuhan, Aku ingat akan teman-temanku yang berbuat jahat terhadapku nyatanya memperoleh balasan, misalnya dipecat, dicerai, bahkan meninggal. Orang yang dulu pernah menjadi PRTku yang kelihatannya baik di luarnya ternyata suka memfitnah aku di luaran, suka meminjam uang dari teman-temanku tanpa dikembalikan, suka mengambil barang di rumah yang sepertinya remeh tapi masih aku butuhkan, dsb. Ternyata belakangan aku ketahui bahwa dia telah meninggal karena tabrakan motor. Tak ada yang mengabariku saat itu karena memang nomor HPku telah ganti sementara chip nomor lama terbuang sehingga terputus hubungan. Aku mengetahuinya lewat teman FBku.
Sementara kesengsaraanku ini lebih karena aku teledor, terlalu percaya pada orang lain dan kurang menghargai tentang kepemilikan. Rasanya aku tak pernah memusuhi atau membenci orang lain. Aku hanya tidak suka dengan kelakuannya tetapi bukan pada orangnya.
Rasanya aku memang butuh refreshing , pikiranku sudah penat dengan segala beban.
0 comments:
Post a Comment