Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Monday, April 7, 2014

Kosong Dan Kering

Kosong dan Kering

Aku tahu hatiku kosong dan kering meranggas 
Bagai tanah yang ditimbuni oleh dedaunan yang jatuh 
Nelangsa tanpa siraman air yang menyejukkan jiwa 
Dalam pandangan mataku semua menjadi keruh 

Aku tak lagi berani berharap, malu berharap 
Apalah arti diriku ini, sekali lagi aku malu 
Bila ini adalah cinta, biar kusimpan sendiri saja 
Kurasakan sia-sia bila aku merindukannya 

Aku tahu, aku tahu dan aku tahu 
Ada sesuatu yang disembunyikan di balik pohon 
Meskipun tak dikatakan namun aku menciumnya 
Gerak-gerik gelisah itu adalah pertanda 

Sirnakanlah segala rasa ini 
Rasa yang telah bertahun-tahun kusimpan 
Bila ini salah, mengapa terjadi padaku lagi? 
Dia, dia dan hanya dia 

Mengapa? 


Artikel Terkait :

Tuntutan Pada Wanita Masa Kini

Tuntutan Pada Wanita Masa Kini

Sebentar lagi kita, khususnya para wanita memperingati Hari Kartini. Memang sudah sepantasnya kita berterimakasih pada Ibu Kartini yang telah memperjuangkan nasib para wanita di jamannya. Apa yang dicita-citakannya tercapai sudah. Semakin hari semakin banyak kiprah perempuan di segala bdang. Perbedaan gender tak menjadi masalah. Wanita dan pria saling bahu-membahu membangun negeri tercinta, Indonesia. 

Jelas bahwa nasib para wanita di Indonesia lebih baik secara persamaan gender bila dibandingkan nasib para wanita di negara-negara lain. Kesempatan menempuh pendidikan tinggi dan menempati kedudukan tinggi baik di lembaga pemerintah maupun swasta terbuka lebar bagi para wanita Indonesia. Tentunya dengan adanya persamaan gender ini mendorong para wanita untuk berkiprah di dunia kerja, khususnya di luar rumah. Dunia kerja menuntut profesionalitas dari para wanita yang memilih jalan ini. 

Aku akan mengulas sebuah artikel tentang nasehat untuk para wanita karier seperti yang diulas di sebuah blog wanita
Seorang career motivator, Penelope Trunk berbagi nasehat sebagai berikut : 
Carilah perusahaan-perusahaan yang baik untuk wanita yang bekerja di sana
Ini hanya sekedar saran yang tidak harus dilakukan dalam hidup Anda. Karena wanita sering mengeluh tentang perusahaan tempat mereka bekerja karena perusahaan tersebut tidak cocok bagi wanita. Melihat dari manajemen senior pada perusahaan tersebut yang hampir semuanya adalah lelaki, dan melihat bahwa tujuan utama perusahaan adalah setiap karyawannya harus sangat fokus pada pekerjaan. Perusahaan mengharuskan mereka untuk selalu serius, jelas ini sangat tidak menarik bagi kebanyakan wanita. Sekali lagi, ini hanya sekedar saran. Anda boleh melakukan atau tidak .
Wanita sudah seharusnya memilih perusahaan yang baik untuk dirinya. Namun terkadang wanita tak bisa memilih perusahaan karena persaingan yang begitu ketat.
Berhentilah menulis hal yang tak penting
Seperti yang Anda tahu, pasti seorang wanita lebih bersemangat bekerja jika ada pria yang dikagumi di tempat kerjanya. Tapi, jangan hanya mengagumi dan menuangkan apa yang Anda rasakan pada sebuah note! Ada beberapa buku yang ditulis oleh wanita, di situ mereka menghabiskan beberapa tahun untuk meneliti dan melaporkan bahwa mereka hanya mengagumi apa yang dilakukan pria yang dikaguminya di tempat kerja, padahal sebenarnya itu adalah pekerjaan biasa yang para wanita pun dapat melakukannya. Lakukan cara yang lebih baik, tinggalkan note Anda, bekerjalah dengan semaksimal mungkin. Atau, jika Anda tetap ingin menulis tentang pria dan mendapat royalti dari buku Anda, bercita-citalah menjadi Mary Gaitskil, seorang penulis, atau penulis wanita lainnya yang sekarang sangat banyak untuk bisa dijadikan contoh.
Menulis bagi sebagian wanita adalah hal penting untuk mengeluarkan isi hatinya yang mungkin saja tak bisa diceritakan secara verbal. Menjadi penulis buku sambil bekerja sebagai wanita karier, mengapa tidak? Itu adalah nilai tambah, bukan?
Pandailah memilih suami 
Menikah dengan seorang suami yang terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah sementara sang istri sibuk bekerja mungkin dapat menimbulkan pemikiran yang negatif. Ada dua kemungkinan yang membuat suami lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Pertama, memang pria tersebut adalah seorang pengangguran. Kedua, pria tersebut memang mempunyai jadwal kerja yang fleksibel. Kalau pilihan jatuh pada yang kedua, ini sangat tidak masalah. Tetapi apa yang terjadi jika pilihan pertama adalah pilihannya? Berdasarkan pengalaman Penelope dan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, berapa pun banyaknya penghasilan wanita, kebanyakan wanita masih tetap mencari pria yang berpenghasilan lebih darinya. Benar atau tidaknya hasil penelitian ini, merupakan hal yang masih diperdebatkan.
Memang sulit bila mendapatkan suami yang pengangguran. Biasanya wanita menginginkan penghasilan suaminya lebih tinggi dari penghasilannya. Akan tetapi bukankah sebuah rumah tangga itu dibangun oleh mereka berdua, yang sudah seharusnya saling menanggung beban?
Berhentilah bergabung dengan grup yang semua anggotanya adalah wanita 
Wanita jarang terhubung dengan dunia luar, sedangkan para lelaki mempunyai koneksi yang lebih banyak karena sesuai kodrat mereka yang harus banyak bekerja demi anak-anak mereka. Dan kembali berdasar pada pengalaman Penelope, koneksi yang baik sangat menunjang karir Anda. Jadi, mengapa Anda terus terpaku pada grup jejaring sosial yang hanya beranggotakan wanita? Ada banyak cara untuk terhubung dengan dunia luar, bergabunglah dengan grup yang anggotanya juga terdiri dari para pria. Terlebih, dalam karir, wanita tidak terlalu mendukung satu sama lain. Mereka cenderung memikirkan perkembangan karirnya sendiri. Setiap orang sangat kompetitif, tetapi masalah lebih sering timbul antara dua wanita daripada antara dua pria atau antara seorang pria dan seorang wanita. Yang jelas jujurlah pada diri Anda, apakah Anda ingin mempunyai suami seorang tuna karya? Penelope mengatakan bahwa penelitian terdahulu membuktikan bahwa dengan pergerakan wanita, wanita akan saling mendukung satu sama lain. Tetapi ini tidak benar. Penelitian Anne Manci di University of Wiscosin-Whitewater membuktikan sampai sekarang pun wanita masih ingin selalu menggeser posisi wanita yang lebih baik darinya dan menjadi yang terbaik.
Diakui atau tidak memang benar yang dikatakan Penelope bahwa "masalah lebih sering timbul antara dua wanita daripada antara dua pria atau antara seorang pria dan seorang wanita". Sesama wanita diliputi oleh persaingan.
Menangislah!
Wanita lebih sering menangis daripada pria. Jadi, jangan membuat wanita seakan-akan mereka adalah pria yang tidak pernah menangis! Seseorang yang berhasil dalam karirnya adalah mereka yang selalu menjadi diri sendiri. Menurut pengalamannya, Penelope selalu menangis pada setiap jenjang karirnya. Dia menangis terutama dalam masa PMS (Pra Menstruasi Syndrome). Seperti yang kita tahu, dalam masa-masa PMS, wanita akan menjadi lebih sensitif, sehingga kecenderungan wanita untuk menangis lebih besar dalam masa ini. Para pria yang sangat mengerti wanita akan baik-baik saja ketika melihat seorang wanita menangis. Tetapi, beberapa pria yang tidak terbiasa dengan tangisan wanita perlu mendapat shock therapy supaya terbiasa dengan hal itu. Di sisi lain, Anda sebagai seorang wanita, pasti akan merasa lebih baik dengan menangis di tempat kerja. Jangan malu untuk menangis, menangis membuat Anda lebih lega, setelah lega, pasti Anda dapat mengerjakan pekerjaan Anda dengan lebih baik. Asal jangan jadi cengeng ya! 
Wanita lebih menggunakan perasaan dibanding pria yang lebih menggunakan logika. Ada saatnya wanita menjadi sensitif terhadap apapun. Menangis bagi wanita adalah untuk mengurangi beban pikiran atau perasaannya. Dan, para pria diharapkan mengerti akan hal ini. 

Ini adalah ulasan dari sebuah artikel di sebuah blog wanita tentang kewanitaan sehubungan dengan arti wanita yang semakin penting di negeri ini. Ini mencerminkan bahwa pemilik blog memiliki semangat Kartini.
 

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Ada Kartini Di Dadamu 

Artikel Terkait :


Wednesday, April 2, 2014

Harusnya Seorang Ayah

Harusnya Seorang Ayah

Ada seorang kakek yang sedang sakit tinggal sendirian di rumah sebelah. Hampir tiap saat dia mengerang kesakitan. Sering aku membantunya dengan memberi minuman panas, makanan atau memanggilkan orang yang bisa membantunya sekedar berdiri atau duduk. Pernah semalaman aku tak tidur karena sangat terganggu dengan erangannya. Dan, tentu saja aku membantu sebisaku.

Dia sehari-harinya dibantu seorang wanita tengah baya yang galaknya minta ampun. Barangkali dia begitu karena belum menikah juga di umurnya yang sudah lewat lima puluh tahun. Atau barangkali juga karena sifatnya yang galak dan cerewet itulah maka dia belum menikah juga. 

Wanita ini, nemanya mbak Sri Rejeki atau sebut saja mbak Jeki, tinggal tepat di belakang rumah si kakek. Jadi tidak mengherankan apabila kakek sering teriak-teriak memanggil mbak Jeki ini. Meskipun tinggalnya di belakang rumah, namun untuk mencapai rumah kakek harus berjalan memutar dulu karena sudah ada tembok yang menghalangi. 

Sebetulnya kakek punya dua anak wanita dari dua istri yang sudah bercerai dengannya. Anak bungsunya sesekali menengoknya, itupun kalau ada yang sms memintanya datang. Sementara anak sukungnya sama sekali sudah tidak menggubrisnya. Putus hubungan antara anak dan ayah, itulah tepatnya. Mengapa bisa demikian? Aku tak tahu persis bagaimana ceritanya. 

Dari ketidakpedulian anak-anaknya terhadap ayahnya yang sedang sakit membuatku berpikir: pasti ada sesuatu alasan di balik semua itu. Ternyata itu benar adanya.

Anak bungsunya pernah bercerita kepadaku bahwa sejak kecil ayahnya tak pernah tidur di rumah, mungkin maksudnya jarang tidur di rumah. Dan tentu saja sangat tidak memperhatikannya. Orangtuanya bercerai sejak dia masih SD. Sejak itupun ayahnya tak pernah membeayai pendidikannya. Hanya ibunyalah satu-satunya yang mengurusnya. Banyak hal yang diceritakannya, seperti misalnya dia pernah diludahi oleh kakak tiri satu-satunya. Semua itu membuatku maklum, apalagi bila tetangga juga lebih membela anak bungsu ini. Akupun ikut memaklumi keadaan ini.

Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa anak adalah titipan Tuhan. Sudah seharusnya seorang ayah  menjaga dan memperhatikan semua kebutuhannya akan materi, kehadiran dan kasih sayang. Jangan pernah lupakan kebutuhan anak. Ingat bahwa kita sebagai orangtua tak selamanya gagah. Suatu saat, di hari tua nanti pasti kita butuh perhatian dan kehadiran dari anak-anak kita. Maka dari itu jangan sekali-sekali abaikan anak-anak kita. Jangan tinggalkan anak-anak hanya demi kesenangan bersama teman-teman apalagi bersenang-senang bersama para wanita yang tak semestinya. Bagaimanapun hukum karma masih berlaku dan akan tetap berlaku.

Artikel Terkait :

Sehat Ala Boyke 


Monday, March 31, 2014

Hi Nyah! Hati-hati Dengan Kontenmu!

Hai Nyah! Hati-hati Dengan Kontenmu!


Hi Nyah! 

Belum banyak yang aku ketahui dari blogmu. Ini karena sedang ada gangguan dengan loading yang terlalu lama. Namun demikian aku sudah menangkap maksud dan tujuanmu. Oke, jadilah aku ikutan GA-mu Nyonya Besar. 
Tak banyak yang aku ketahui tentang seluk beluk ngeblog, seperti tampilan blog, widget, SEO atau yang lainnya. Aku hanya akan mengulik sedikit tentang kontennya aja, itupun juga bukan tentang bagaimana menulis yang bagus. Soal itu pun aku tak begitu paham. Jelas bahwa aku tak hendak mengajari atau menggurui dan memberi contoh tentang konten yang bagus. 


Hi Nyah! 

Dengan mempunyai blog pribadi, terkadang kita tergoda untuk menuliskan segala yang dirasakan dan segala kejadian yang kita alami. Itu sah-sah saja. Namun tahukah bahwa ada orang-orang yang mungkin saja tidak terima dengan apa yang kita tulis. Pernahkah kita meminta ijin dulu pada mereka yang terlibat dalam tulisan kita? Meskipun itu adalah teman dekat, bahkan saudara sekalipun? Apalagi bila menyangkut hal-hal yang sensitif. 


Hi Nyah! 

Tahukah bahwa saat ini aku sedang menghadapi ancaman akan dilaporkan ke polisi gara-gara konten tulisanku yang menyinggung perasaan satu keluarga? Sebetulnya aku tak hendak berbuat demikian. Semua yang aku tuliskan adalah kebenaran semata, tak ada yang ditambah-tambahi. 

Aku menuliskan tentang beberapa dari mereka karena terdorong keluar dari perasaan terdalamku yang sudah tidak kuat lagi menanggung semua ini. Ini aku yang merasakan, bukan mereka. Bila tidak aku tuliskan, barangkali aku sudah gila. Menulis bagiku adalah juga sebagai terapi bagi jiwaku agar tak terlalu larut dengan masalah. 

Bila dipikir lebih lanjut, semua ini menyangkut masalah sudut pandang terhadap suatu masalah. Dan tentu saja tentang pemahaman dan pengertian terhadap masalah tersebut. Bukankah tak semua orang bisa mengerti orang lain? Atau tak mau mengerti? Tepatnya seperti itu. Keberpihakan yang terkadang salah tempat. Sungguh ironis bila kejujuran dan kebenaran digugat. 

Pengaruh gaya hidup perkotaan membuat sebagian orang menjadi egois. Egois mementingkan diri, kelompok atau keluarga sendiri, tak mau merugi secara materi dan tak mau tahu tentang nasib orang lain yang sebenarnya masih menjadi tanggungjawab dari seorang keluarganya. 

Aku tak hendak berbicara tentang apa yang menjadi masalahku, cukup aku saja yang tahu. Yang jelas kita mesti berhati-hati menulis bila itu ada sangkut pautnya dengan pihak lain. Barangkali meminta ijin terlebih dahulu ada baiknya. Namun ide bisa saja menjadi batal dituliskan karena masalah perijinan yang lama. 


Hi Nyah! 

Itu saja yang ingin kuungkapkan tentang menuliskan konten blog. Ke-hati-hati-an adalah hal mutlak. 


 "Postingan ini diikutkan dalam Nyonya Besar Give Away"



Thursday, March 27, 2014

Jodoh Bertingkat-tingkat


Jodoh Bertingkat-tingkat


"Jadi adik iparku aja gimana, mau?" itu kata Ndari tetanggaku di saat aku bertandang ke rumahnya. Heri suaminya menimpali: 
"He'e" sambil senyum-senyum melirik istrinya. 
Aku mengenal Ndari sewaktu ada pertemuan di perkumpulan RW, sementara Heri sering aku lihat karena sering main ke rumah Pak Saman si pemilik rumah ini. Meskipun begitu aku baru berbicara dengan Heri sehari sebelumnya, karena dia mengajakku untuk mendatangi sebuah acara.

Nampaknya mereka tidak main-main.  Ditambah lagi Jeki, asisten Pak Saman yang ikut-ikutan berkomentar dan berpromosi: 
"Dia kaya lho mbak rumah warisannya udah ditawar 1,5 M dibagi lima orang. Mau aja mbak. Dia duda, anak-anaknya di Jakarta tapi dia kerja di sini". Aku cuma cengengesan. Emang kekayaan bisa membuatku jatuh cinta?

Aku baru mau menjemput Dinda dari tempat les, ketika kulihat Heri duduk-duduk ngobrol dengan Pak Saman di depan rumah. Aku ketawa aja melihatnya. 
"Mau ke mana?" tanya Heri
"Mau yang-yangan ha ha ha .... ya Pak Saman?" aku menggodanya. 
Heri langsung mendekatiku sepertinya mau bicara rahasia, aku mengelak:
" Emoh moh!" 
Aku tahu apa yang mau dibicarakannya, pastilah mau mengajakku kenalan dengan Rudi, adiknya.
Sepulang dari menjemput Dinda, kudapati kali ini Ndari, istri Heri yang sedang duduk-duduk ngobrol dengan Pak Saman di ruang tamu rumahnya.
Jeki menyusulku masuk rumah :
"Mbak ke rumah Ndari sebentar yok, ada yang penting pokoknya penting"
"Gaklah mbak, mau apa?
Belum lagi Jeki menjawab, Ndari sudah ada di ambang pintu:
" Ayolah mbak ke rumahku sebentar aja" sambil matanya berkedip-kedip. 
Melihat kesungguhan mereka bertiga, hatiku luluh juga. Okelah, toh hanya berkenalan. Apa salahnya? Meski sebenarnya hatiku tak terima dan tak bisa menerima. Aku belum melihatnya yang katanya ganteng itu, aku baru mendengar tentang pekerjaannya dan gajinya. Itu sudah cukup bagi hatiku untuk menolak. Tapi demi menghormati mereka, aku jalan juga ke rumah Ndari-Heri.

Aku memasuki sebuah rumah kuno berbentuk limasan yang kelihatannya sudah direnovasi pada bagian atapnya dan bagian lainnya. Rumah ini sangat besar dan mobil bisa masuk, pantaslah bila harganya mencapai 1,5 M.

Aku benar-benar dikenalkan dengan Rudi, adik mereka. Bagiku tak ada yang istimewa. Mereka berpromosi tentang Rudi, padahal orangnya ada di sebelahku, bukan persis di sebelahku lho. Jeki terang-terangan bilang:
"Mbak minta nomor HP-nya. Yang satu duda yang satu janda kan cocok. Udah mau aja mbak".
"Dari biasa kan bisa menjadi cinta", Heri menimpali.
"Ini orangnya rajin bekerja dan mau disuruh apa aja", Ndari menambahi.
Wah wah yang menilai itu kan hatiku, apalagi ketika Rudi bilang:
"Aku itu mencari wanita yang bisa ngertiin aku, tidak yang neko-neko, yang bisa terima apa adanya", rasanya nilainya semakin jatuh saja di mata hatiku.

Akhirnya kami berempat pergi ke wedangan terdekat di pinggir jalan besar dengan berjalan kaki. Mereka membiarkan kami duduk di tikar berdua, sementara mereka duduk di bangku panjang depan hik. Nampaknya Rudi benar-benar tertarik padaku. Hal ini terlihat ketika dia mencondongkan badannya ke dekat badanku, berbicara dekat sekali dengan telingaku.

Dia mulai bercerita tentang perkawinannya yang kandas, tentang anak-anaknya dan tentang pekerjaannya. Dia sekarang pegang bus Nusa, bus yang sering ditumpangi Dinda sepulang sekolah. Sekarang Dinda jarang naik bus karena akulah yang mengantar dan menjemputnya, baik ke sekolah maupun ke tempat lesnya.

Dia mengharapkan wanita yang akan menjadi istrinya kelak bisa mengatur ekonomi keluarga, tidak meminta yang muluk-muluk, yang terpenting adalah bisa "nrimo". Aku tak menanggapi perkataannya, aku hanya diam dan berpikir:
"Selama ini aku sudah sangat nrimo diperlakukan sembarangan oleh mantanku dulu dan sampai kini. Lantas bila aku masih disuruh nrimo lagi bagi pasangan berikutnya, sampai kapan aku prihatin? Aku butuh mengubah nasibku, bukan seperti ini yang sabar dan nrimo terus".
Tapi tentu saja aku tak mengatakannya secara terus terang. Dari semula, dari sebelum aku melihatnya langsung, aku sudah tidak tertarik. 

Dia juga sempat bertanya tentang pekerjaanku, justru itulah kalimat awal yang keluar dari mulutnya ketika pertama kali bertemu di rumahnya. Tentu saja setelah saling menyebutkan nama masing-masing. Mendengarnya aku "agak berpikir". Nyatanya tadi dia juga mengusulkan agar aku buka warung atau menjahit saja.
"Hmm ...", aku pikir betapa sederhananya cara berpikirnya.
"Tidak bisa menjahit?" tanyanya.
"Dulu aku punya beberapa penjahit tapi usahanya sekarang udah bangkrut", aku buru-buru menjelaskan.

Kenyataan ini membuatku agak shock. Mukaku seperti ditampar agar aku serius dalam mencapai keinginanku, meningkatkan kualitas diriku.
Aku ingat kata-kata Pak Mario Teguh : 
"Jodoh itu banyak dan bertingkat-tingkat. Maksudnya adalah wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan wanita dengan kelas yang lebih tinggi akan mendapatkan laki-laki dengan kelas yang lebih tinggi pula. Sekarang pertanyaannya adalah di mana Anda tumbuh dan di mana Anda akan berhenti tumbuh?? Apakah Anda puas dengan kondisi sekarang atau Anda masih ingin meningkatkan diri??                   
Karena jodoh itu bertingkat-tingkat dan banyak, tentu saja yang seharusnya kita lakukan adalah meningkatkan kualitas diri. Jadi bukan menuntut orang di kelas bawah dimarahi karena dia tidak bisa di kelas tinggi tetapi kita harus meningkatkan diri untuk bisa menjadi kelas yang lebih tinggi dengan menganggunkan diri sendiri. Jika kita bisa analogikan, seorang ratu tidak mungkin akan dinikahkan dengan seorang yang pemalas, penunda, dan juga sombong karena kelasnya sudah berbeda.
   Jodoh itu bukan satu tapi banyak hanya saja yang boleh dipilih hanya satu tidak boleh diambil semuanya akan tetapi ambillah sesuai dengan impian Anda. Jika Anda ingin memiliki jodoh yang mulia, yang harus kita lakukan tentu saja memuliakan diri kita dahulu agar bisa terlihat pantas dihadapannya".

Aku harus lebih serius dan fokus lagi dalam mewujudkan segala keinginanku. Sebagai ibu rumah tangga, maka waktu terasa kurang. Bayangkan aku harus bangun pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk Dinda, mengantar jemput ke dan dari sekolah dan tempat les, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, ngeblog, ngurusi kedua toko online-ku, dsb. 

Sehat Ala Boyke