Saturday, March 15, 2014

Untukmu, my EX

Untukmu, my EX

Mantan ....... haruskah kita memusuhi mantan kita? Bagaimana bila mantan selalu saja membuat jarak dan memusuhi kita? Bukankah berbaikan adalah cara yang elegan untuk melanjutkan hidup, apalagi bila karena perpisahan ada anak yang menjadi korban?

Memang kamu sekarang adalah mantanku. Terus terang kukatakan bahwa sekarang tak terbersit sedikitpun untuk kembali memilikimu. Tak ada pemikiran seperti itu, percayalah. Lagi pula dahulu pun aku tak sepenuhnya memilikimu. 

Barangkali keluargamu lebih berhak daripada aku. Sepertinya begitu. Diakui atau tidak, itulah yang terjadi tanpa mereka merasa dan sadari. 
Waktu kepulanganmu yang hanya sekali atau dua kali setahun, tetapi waktumu tersita lebih banyak untuk mereka. Lihatlah bahwa kamu harus mengantar mereka pergi ke rumah nenekmu di Madiun beberapa hari,  mengantar keponakan-keponakanmu jalan-jalan ke mall atau nonton bioskop. Memang di saat pergi dengan keponakan-keponakan itu juga ada aku, tetapi sepertinya tak ada ruang untuk kita bertiga sebagai sebuah keluarga kecil yang "bahagia". 

Bukankah kita juga butuh berkumpul bertiga, apalagi keluarga ini sedang ada masalah, waktu itu. Terus terang aku tak bisa protes tentang apapun, takut menimbulkan masalah dengan keluargamu. Mengalah dan selalu mengalah, itulah yang kulakukan. Dan, kamu sendiri seolah tak lagi memandang kami, istri dan anakmu sebagai suatu hal yang bersifat prioritas. Kamu perlakukan anakmu dan keponakanmu sama. Tak ada istimewanya Dinda di matamu, bukanlah itu darah dagingmu satu-satunya? Ataukah ada yang lain lagi?

Protes pada mereka adalah salah. Pernah aku protes tentang kepergianmu ke Madiun, jadi mereka pergi tanpa kamu. Tetapi setelah itu aku disalahkan oleh salah satu keluargamu. Aku merasa tak berhak apapun atas dirimu. Barangkali karena aku "berbeda". Tak terkatakan tapi terasakan.

Sudahlah, itu semua sudah berlalu. Satu hal yang kuharap darimu selalu, tetap ingat pada Dinda, anak kita, tetap peduli pada kesejahteraannya dan segera penuhi semua janjimu padaku yang belum selesai.


Related Posts:

  • Menangis Tertahan di Gereja Aku telah melewatkan malam Natal karena menunggu seseorang yang berjanji datang sore harinya namun hingga larut malam pun tak datang. Esoknya aku juga tak ke gereja karena misanya untuk anak-anak. Hari Minggunya aku ke ge… Read More
  • Malam Tahun Baruku Hari ini adalah hari terakhir tahun 2014, besok adalah hari pertama tahun 2015. Itu berarti malam ini adalah malam tahun baru. Seperti malam-malam tahun baru di tahun-tahun lalu, selalu saja aku lewatkan dalam sepi hanya… Read More
  • Semangat Baru di Tahun Baru Kemarin2 aku sangat berharap bisa menikmati malam tahun baru yang beda yang ceria penuh kegembiraan, namun nyatanya masih saja sama seperti tahun2 yang lalu. Penginnya memulai hari pertama di tahun yang baru penuh keceri… Read More
  • Vakum Menulis Sudah hampir tiga minggu aku tidak nulis di blog sejak naskahku yang pertama ditolak penerbit untuk yang kedua kalinya. Ada rasa kecewa yang mendalam karena aku sudah mengeluarkan waktu, pikiran, tenaga dan beaya untuk me… Read More
  • Resolusiku di Tahun 2015 Gambar dari sini Dua hari lagi kita memasuki tahun baru 2015. Rasanya cepat sekali tahun 2014 berlalu, tak terasa. Belum banyak yang aku capai di tahun 2014. Di tahun 2013 aku memposting resolusiku untuk tahun 2014, … Read More

0 comments: