Malam Minggu, 27 Desember 2014 pukul 19.00 Pasar Klewer terbakar hebat. Api pertama kali terlihat di lantai II pasar kemudian semakin membesar dan merembet ke hampir seluruh bangunan pasar.Pedagang yang kiosnya belum terbakar sibuk mengamankan barang dagangannya keluar pasar. Hujan yang turun tidak berpengaruh meredakan amukan si jago merah. Sementara sebelum hujan turun, angin bertiup cukup kencang justru semakin mengobarkan amukan api.
Puncak amukan api di Pasar Klewer |
Sampai pagi harinya api masih belum bisa dipadamkan padahal sudah sekitar 30 mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan. HPPK (himpunan pedagang pasar klewer) mengungkapkan bahwa kebakaran bukan disebabkan oleh adanya korsleting listrik, karena sejak empat tahun lalu pihak HPPK sudah mengkondisikan kelistrikan dengan sistem baru. Maksud dari sistem baru adalah bahwa aliran listrik otomatis akan padam bila tidak ada aktifitas di pasar. Rel listrik pun bisa dikontrol dengan handle. Jadi pihak HPPS menyatakan bahwa kebakaran bukan karena adanya korsleiting listrik.
Keadaan Pasar Klewer Minggu, 28 Desember 2014 pkl 16.00 |
Dari kebakaran hebat ini selain berakibat musnahnya barang dagangan yang bernilai trilunan rupaih juga ada seorang korban meninggal, yaitu seorang pedagang pemilik kios yang jatuh pingsan saat memindahkan barang dagangannya. Korban meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit karena penyakit jantung. Diduga korban shock dengan adanya kebakaran tersebut.
Tentang Pasar Klewer belum pernah aku perkenalkan di blog ini, rencana sih sudah ada tapi sayang sekali dengan adanya kejadian ini. Namun demikian aku akan menceritakan tentang Pasar Klewer ini.
Disebut Pasar Klewer karena pada waktu itu orang-orang membawa dagangannya yang berupa kain batik dengan cara menaruhnya di bahu sehingga kain tersebut seperti terjatuh atau disebut “kleweran. Dari kata kleweran tersebut jadilah nama Pasar Klewer.
Gambar diambil dari sini |
Pasar Klewer.
Pasar Klewer terletak di Solo atau Surakarta, Jawa Tengah. Pasar ini bersebelahan dengan Keraton Surakarta Hadiningrat. Di pasar ini lebih banyak dijumpai kain batik dan pakaian batik karena memang pasar ini terkenal sebagai pasar batik terbesar di Indonesia. Pasar tempat kulakan kain batik serta produk tekstil lainnya ini sangat terkenal dan beromzet milyaran rupiah setiap harinya. Di sini dapat dijumpai kain batik dari yang murah sampai kain batik tulis yang mahal. Berbeda dengan jika membeli di PGS (Pusat Grosir Solo) maupun di BTC (Beteng Trade Center) yang berharga pas, maka di Pasar Klewer pembeli bisa menawar untuk mendapatkan harga yang jauh lebih murah. Tentu saja tergantung dari kepandaian menawar barang. Selain kain batik dan pakaian batik, juga tersedia pakaian non batik, kaos, jin, peralatan jahit, kain non batik, handicraft, sanggul, pakaian pengantin, makanan, oleh-oleh, emas, perbankan, buah-buahan, dan lain sebagainya.
Sudah sejak lama pasar ini akan direnovasi, namun para pedagang pemilik kios keberatan dengan harga kios baru nantinya. Aku sendiri pernah menanyakan tentang hal ini dengan pemilik kios di lantai II yang adalah langganan aku membeli kain belacu. Hal inilah yang menyebabkan pasar tidak juga direnovasi padahal keadaan sangat kurang memadai karena gang-gang pasar yang terlalu sempit sehingga pembeli maupun pengunjung harus menepikan tubuhnya bila berpapasan dengan kuli dan gerobaknya yang membawa barang dagangan. Tempat parkir pun selalu penuh apalagi bila menjelang hari raya, parkir sangat sulit. Parkir motor terletak di sebelah belakang, kanan dan kiri dari pasar, sementara parkir mobil terletak di tempat parkir tersendiri yang agak jauh dari pasar. Mau tidak mau pasar harus segera direnovasi karena sudah tidak nyaman lagi, terutama bagi pengunjung.