Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Tuesday, September 23, 2014

Move On (lagi)



Move On (lagi)

Di saat kata sayang dan kangen tak lagi terucap dari orang yang disayang, di saat perhatian dan sapaan tak lagi kuterima dari si dia, maka di saat itulah aku harus move on. Bersabar tak lagi berguna.

Untuk move on pun harus menemukan cara. Bukan caraku untuk langsung berpindah ke lain hati, mencari hati yang lain untuk disayangi. Tak semudah itu, bagiku. Jadi harus kutemukan cara lain untuk move on.

Aku mengalihkan konsentrasiku. Lebih tepat bila kukatakan bahwa aku melebihkan porsiku untuk menyayangi sesuatu yang menjadi obyek kesayanganku, yang baru. Sesuatu itu jelas bukanlah sejenis makhluk hidup apalagi sesama manusia. Aku sedang bergelut dengan sesuatu, menekuni sesuatu.

Mencoba menulis buku adalah aktifitasku belakangan ini. Menulis buku adalah keinginanku yang harus bisa kuwujudkan di tahun ini, bukuku harus bisa diterbitkan di tahun ini, seperti janjiku di akhir tahun dulu.

Dua buku yang sedang kukerjakan adalah buku ketrampilan dan buku kumpulan puisi. Selain itu ada juga buku yang ditulis bareng-bareng. Tetapi yang lebih menyita perhatian dan waktuku adalah penulisan naskah untuk buku ketrampilan.

Di buku ketrampilan ini aku harus bisa menyajikan paling tidak tiga puluh tutorial pembuatan aksesori yang meliputi kalung, gelang, bros, anting, giwang, dan cincin. Hampir semua jenis aksesori adalah hasil kreasiku sendiri, ada yang pure kreasiku, namun ada pula yang aku modifikasi dari aksesori yang sudah ada.

Menciptakan kreasi aksesori sendiri memerlukan kreatifitas dan pemikiran yang matang agar hasil jadinya memuaskan. Untuk itu terkadang aku harus try and error dalam pembuatannya, terkadang juga aku harus membuang kreasi yang tidak bagus. Jelas ini memerlukan banyak waktu dan perhatian (konsentrasi). Aku manfaatkan bahan-bahan aksesori yang masih ada, ditambah beberapa perlengkapan lain yang dibutuhkan.

Tahap demi tahap pembuatan aku foto agar pembaca mudah mengikuti tutorialku. Yang menjadi kendala adalah seringkali flash disk dan card reader-ku terkena virus. Kalo sudah begitu maka aku harus memanggil temanku yang ahli komputer. Aku harus menunggu kesempatannya karena kesibukannya bekerja.

Semoga saja kesibukanku ini dapat me-move on-kan aku.

Wednesday, September 17, 2014

Akhir

Akhir

Kini kuakhiri rangkaian puisi cintaku untukmu 
Biarkan aku bertapa di sunyinya senja ini 
Berkalang kabut di tepian harapan 
Asaku tak lagi menderu seperti ombak yang saling berkejaran 
Kutaruh asaku di sini di pembaringan abadi 
Dan kupendam seribu asaku padamu di kedalaman bumi 
Biarlah luka ini sembuh entah kapan 
Semilir angin yang menerpa akan sembuhkan lukaku 
Takkan kunanti siapa pun singgah di hatiku 
Biar saja sepi oleh penunggu yang binasa

Tuesday, September 16, 2014

Terluka Lagi


Mengapa kamu katakan hal itu bila hanya untuk mengecewakanku? Ibarat kamu telah menerbangkanku ke awan kemudian membiarkanku jatuh mencium bumi. Tak sedikit pun kamu berusaha menangkap tubuhku. Seharusnya kamu tahu bahwa hal ini menyebabkan hatiku terluka parah. Bilur-bilur luka kembali menganga. Sungguh kamu telah berbuat tega padaku. Mengapa kamu lakukan hal ini? 

Kamu katakan ingin menikahiku, hanya bercanda ya? Padahal kamu tahu bahwa hatiku tidak sedang bercanda. Hal itu sudah melambungkan anganku akan sebuah keluarga yang bahagia dan normal. Aku teramat sangat kecewa akan banyolanmu yang tak lucu, yang kamu katakan dengan kesungguhan. 

Jarak kita hanyalah 571 KM, jadi sangat mengherankan kalau kamu belum juga mengunjungiku dengan jarak yang sedekat itu. Katanya jarak bukanlah penghalang. Kamu bisa menempuhnya hanya sekitar satu jam terbang. Lagi pula kamu sudah dua kali berjanji akan mengunjungiku. Dan, kedua janjimu itu kamu ingkari sendiri. 

Kini, aku benar-benar tak lagi mengharapkanmu datang, terlebih menikahiku. Teganya kamu memberiku harapan palsu. Hidupku sedang merana, jadi sekecil apapun harapan tentu bisa mencerahkanku. Namun apabila harapan tinggal harapan, maka timbullah kekecewaan yang dalam. 

Aku mencoba mengerti tentang kamu, tentang perbedaan agama, tentang perbedaan suku, tentang perbedaan usia, dan tentang perbedaan yang lainnya. Yang tak aku mengerti adalah janji-janji palsumu. Bila ku ingatkan hanya kata maaf yang terucap, itupun sekedar permintaan maaf basa-basi. Tak sungguh-sungguh minta maaf. Satu kata lagi yang sering kamu katakan adalah agar aku bersabar. Sabar bisa saja menunggu tapi usia tak bisa menunggu. 

Balasan sms yang pendek-pendek darimu mengindikasikan adanya kebosanan dan rasa ilfil. Balasan sms yang sekedarnya lebih bagus daripada tidak membalas sms sama sekali, dan lebih bagus daripada sms yang gagal terkirim. 

Sekarang kukatakan bahwa aku belum pernah bahagia dalam cinta. Ini untuk kesekian kalinya aku terjerembab dalam kubangan cinta. .

Akulah Mawar Itu

Akulah Mawar Itu

Aku tak mengerti mengapa selalu ada rasa ini untukmu 
Sebuah rasa yang menghentak-hentak dalam hatiku 
Berteriak dan menghiba ingin segera bertemu kamu 
Padahal sekali pun belum pernah kita bertemu 

Oh bagaimana seandainya Tuhan penuhi doaku? 
Doa dari seorang pencinta sejati untuk dirimu satu 
Oh bagaimana ya rupa wajahmu dan perawakanmu? 
Aku adalah pencintamu yang menjaga kesetiaanku selalu 

Seandainya kita dapat bersua muka alangkah senangnya aku 
Bercanda,memandangmu dan memelukmu adalah keinginanku 
Tapi aku takkan merepotkanmu dengan segala permintaanku 
Juga tak perlu kau bawakan aku sebuket mawar biru 

Meski mawar adalah bunga kesayanganku 
Tak perlu kau repotkan dirimu untuk itu 
Sekali lagi, tak perlu kau bawakan mawar setangkai pun 
Sebab, akulah mawar itu

Friday, September 12, 2014

Jangan Risaukan Aku ... Bapak, Ibu, Nenek

Jangan Risaukan Aku .... Bapak, Ibu, Nenek

Tadi malam aku baru berangkat tidur pukul 02.00 dini hari. Aku langsung tertidur pulas dan bermimpi. Dalam mimpiku, ketika aku mau masuk ke kamar ada tiga orang yang berdiri kaku, yaitu bapak, ibu dan nenek. Aku sadar bahwa mereka bertiga telah dipanggil Tuhan belasan bahkan puluhan tahun lampau. Aku buru-buru dengan sekuat tenaga membuka mataku. Ketika kulihat jam dinding menunjukkan pukul 02.30, artinya aku baru tertidur setengah jam lalu. Aku sudah lupa dan tepatnya berusaha melupakan cerita dalam mimpiku semalam. Aku takut, itu jelas. Kemudian aku melanjutkan tidurku kembali, kali ini aku menghadap yang berlawanan dengan hadap tidurku semula. Jam 05.00 pagi harus bangun lagi, dan aku tak terlambat bangun. Ada alarm yang mengingatkan.

Tadi siang aku sudah tidur siang dua jam, tapi kepenatan pikiranku memaksaku untuk tidur lagi setelah terdengar acara Rising Star di RCTI. Dan, lagi-lagi aku bermimpi didatangi bapak. Ceritanya di rumah di sebuah kamar terlihat ada seseorang sedang tidur tapi kakinya diikat kain putih, kain kafan mungkin. Wajahnya menghadap ke kiri. Aku kira itu adalah teman wanitaku, tapi ternyata itu adalah bapak. Buru-buru aku ke rumah teman di depan rumah yang kebetulan sedang berkumpul beberapa temanku. Aku meminta mereka datang ke rumah karena aku takut sendirian. Mereka termasuk seorang teman spesial yang sedang mendiamkanku ikut datang ke rumah. Kami langsung masuk ke kamar, ternyata bapak sedang berada di bawah di samping tempat tidur. Dengan tertatih-tatih bapak menaiki tempat tidur dan tidur menelungkup seperti tadi di sampingku. Bapak sangat senang melihatku. Mungkin bapak kangen aku (itu jelas) atau ingin membantuku. Teman-temanku pun sangat ramah menyambut bapak seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya. Aku pegang jemari bapak yang ternyata sangat dingin sedingin es. Bau melati seolah menyergap hidungku ketika aku terbangun. Jam dinding menunjukkan pukul 22.05.

Biasanya mimpiku tak seperti ini. Hanya dulu sewaktu aku habis memperbaiki makam bapak dan nenek, kemudian aku bermimpi tentang bapak dan nenek yang sedang berjalan-jalan di sebuah taman. Mungkin mereka ingin mengucap terima kasih. Apa karena postinganku yang ini yang menyebabkan mereka merasa?

Bapak, ibu dan nenek, aku tidak apa-apa kok, aku baik-baik saja. Kalian tak perlu merisaukanku lagi. Tenang-tenanglah kalian di sana. Maafkan aku yang telah memposting cerita tentang kalian. Aku hanya ingin curhat saja di blog, bukan maksudku ingin menjelek-jelekkan kalian. 
Memang keadaanku sekarang sudah bercerai, didiamkan orang spesial dan sedang terpuruk. Bapak, ibu dan nenek tak perlu memikirkanku seperti ini, cukup doakan aku saja. Aku pasti akan melewati semua ujian ini dengan baik. Aku berjanji akan berusaha semaksimal mungkin agar hidupku sejahtera dan bahagia. Maafkan aku yang belum berhasil menjadi orang yang bisa dibanggakan.

Terima kasih untuk bapak, ibu dan nenek. 
Sungkem dan peluk dariku.