Tuesday, September 23, 2014

Move On (lagi)



Move On (lagi)

Di saat kata sayang dan kangen tak lagi terucap dari orang yang disayang, di saat perhatian dan sapaan tak lagi kuterima dari si dia, maka di saat itulah aku harus move on. Bersabar tak lagi berguna.

Untuk move on pun harus menemukan cara. Bukan caraku untuk langsung berpindah ke lain hati, mencari hati yang lain untuk disayangi. Tak semudah itu, bagiku. Jadi harus kutemukan cara lain untuk move on.

Aku mengalihkan konsentrasiku. Lebih tepat bila kukatakan bahwa aku melebihkan porsiku untuk menyayangi sesuatu yang menjadi obyek kesayanganku, yang baru. Sesuatu itu jelas bukanlah sejenis makhluk hidup apalagi sesama manusia. Aku sedang bergelut dengan sesuatu, menekuni sesuatu.

Mencoba menulis buku adalah aktifitasku belakangan ini. Menulis buku adalah keinginanku yang harus bisa kuwujudkan di tahun ini, bukuku harus bisa diterbitkan di tahun ini, seperti janjiku di akhir tahun dulu.

Dua buku yang sedang kukerjakan adalah buku ketrampilan dan buku kumpulan puisi. Selain itu ada juga buku yang ditulis bareng-bareng. Tetapi yang lebih menyita perhatian dan waktuku adalah penulisan naskah untuk buku ketrampilan.

Di buku ketrampilan ini aku harus bisa menyajikan paling tidak tiga puluh tutorial pembuatan aksesori yang meliputi kalung, gelang, bros, anting, giwang, dan cincin. Hampir semua jenis aksesori adalah hasil kreasiku sendiri, ada yang pure kreasiku, namun ada pula yang aku modifikasi dari aksesori yang sudah ada.

Menciptakan kreasi aksesori sendiri memerlukan kreatifitas dan pemikiran yang matang agar hasil jadinya memuaskan. Untuk itu terkadang aku harus try and error dalam pembuatannya, terkadang juga aku harus membuang kreasi yang tidak bagus. Jelas ini memerlukan banyak waktu dan perhatian (konsentrasi). Aku manfaatkan bahan-bahan aksesori yang masih ada, ditambah beberapa perlengkapan lain yang dibutuhkan.

Tahap demi tahap pembuatan aku foto agar pembaca mudah mengikuti tutorialku. Yang menjadi kendala adalah seringkali flash disk dan card reader-ku terkena virus. Kalo sudah begitu maka aku harus memanggil temanku yang ahli komputer. Aku harus menunggu kesempatannya karena kesibukannya bekerja.

Semoga saja kesibukanku ini dapat me-move on-kan aku.

Related Posts:

  • Untukmu, my EX Mantan ....... haruskah kita memusuhi mantan kita? Bagaimana bila mantan selalu saja membuat jarak dan memusuhi kita? Bukankah berbaikan adalah cara yang elegan untuk melanjutkan hidup, apalagi bila karena perpisahan ada a… Read More
  • Ingin aku ke Jakarta menemuimu   Suatu pagi aku mendapatkan pesan singkat dari nomor tak kukenal berbunyi :"Kapan kamu ke Jakarta?" Langsung aku balas :"Kok aku? Aku males ke Jakarta".  Itu pesan singkat dari siapa, aku pun tak tahu pasti.&… Read More
  • Rencana Rahasia "Ini buat tempat paspor", kata Dinda anakku sambil memegang sebuah dompet persegi panjang yang memang cukup untuk tempat paspor. "Hah?!" aku terkejut. "Nanti aku oleh-oleh" sahut Dinda. Pembicaraan ini berlangsung di T… Read More
  • Maafkan Aku, Kucing-kucingku Posisi tidur Jelita   Bayi Jelita Dengan sangat terpaksa aku meninggalkan kalian di sana. Sesungguhnya aku tak tega, tapi apa dayaku? Rumah yang kutempati sekarang tak memungkinkan membawa kalian berlima ikut ser… Read More
  • TAK PEDULI Terus terang aku mulai merasa aneh dengan diriku ini. Mengapa diriku lebih suka memikirkan orang lain. Mengapa hatiku cepat jatuh kasihan dan berkewajiban membantu orang lain? Bukankah mereka adalah benar-benar adalah oran… Read More

0 comments: