Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Saturday, March 22, 2014

Perjalanan Hati

perjalanan hati

Tiba-tiba tabir-tabir pikiranku tertutup 
Senyap dingin malam adalah sahabat 
Tak ada senyum yang terukir di bibir 
Degub itu menghentak-hentak di dada 
Ingin berontak namun tak bisa meronta 
Hasratku terjerat dalam sanubari pilu 

Ini adalah satu babak dari perjalanan hati 
Tak hendak aku berharap dan meminta 
Biar kuikuti aliran sungai kehidupan
Barangkali kali ini aku terantuk batu 
Aku hanya sakit tapi tak terjungkal 
Kembali kuat adalah harapku kini

Kecewa tak harus surutkan langkah 
Ini hanya satu rintangan untuk maju 
Berteman sendiri memanglah sulit 
Ingin kupeluk erat diriku yang sedih 
Bangkit dan bangkitlah aku segera 
Tujuan masih jauh di ujung sana

Friday, March 21, 2014

CARA ATASI STRESS

cara atasi stress

Hidup tak bisa terlepas dari yang namanya kegagalan dan kekecewaan. Hampir setiap saat dapat kita temui kenyataan pahit tersebut. Banyak hal yang dapat menyebabkannya. Terkadang hal tersebut terjadi bahkan bukan karena kesalahan kita. Semua terjadi begitu saja tanpa bisa kita kendalikan. Bila sudah demikian, maka perasaan stress atau galau menghinggapi kita.

Bila stress atau galau terlalu lama bercokol di pikiran atau hati kita, maka akan merusak sistem kerja keseharian. Maksudnya adalah semangat kerja menjadi berkurang, menjadi bersedih hati, bahkan yang paling fatal adalah tidak adanya semangat hidup lagi. Wah, kacau ya?

Bisa jadi saat kita stress, orang yang membuat kita stress tak pernah berpikir sedikit pun tentang kita, tak pedulikan kita. Siapa yang rugi kalau sudah begini? Tentu kitalah yang rugi sendiri.

Untuk itu, kita perlu bangkit dan tinggalkan segala yang membuat kita stress atau galau. Beberapa

cara atasi stress :

1. Pergi keluar dari rutinitas. Bila stress melanda, biasanya membutuhkan ruang yang baru agar pikiran menjadi fresh. Untuk itu cobalah berjalan keluar rumah atau tempat kerja. Pergilah ke taman, taman kota, mall, nonton bioskop, pasar, dsb;


2. Hubungi teman-teman lama. Dengan menghubungi mereka, siapa tahu stress bisa diurai, maksudnya bisa terpecahkan masalahnya;

3. Kunjungi teman atau famili. Dengan mendatangi mereka, maka akan lebih puas menceritakan hal ihkwal kegelisahan kita. Selain itu tentu juga untuk menjalin tali silaturahmi;

4. Ikuti acara-acara yang tak biasanya. Sekarang sedang masa kampanye calon legsilatif, bila ada yang mengajak kampanye apa salahnya untuk ikut serta. Bisa juga memasuki suatu perkumpulan yang sama dengan minat kita;

5. Berdoa, ikuti pengajian, ikuti kegiatan lingkungan atau kelompok sel. Bergabunglah dengan perkumpulan pengajian untuk yang muslim, kegiatan lingkungan untuk yang Katolik, kelompok sel untuk yang Kristen, dsb;

6. Lakukan hal-hal yang menjadi hobi, misalnya membaca, menjahit, nonton. Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita, maka sekarang luangkanlah waktu utnuk menekuni apa yang menjadi hobi kita, misalnya menjahit, olah raga, memancing, dsb;

7. Tekuni apa yang menjadi keinginan selama ini. Barangkali kita memiliki suatu obsesi atau keinginan yang belum terwujud, maka ada baiknya kita memulai hal tersebut. Obsesi ini misalnya ingin menjadi penulis terkenal, ingin membentuk tubuh yang bagus dengan berolahraga, ingin menciptakan resep masakan yang spektakuler, dsb;

8. Kunjungi psikolog atau psikiater. Bila stress yang kita alami sudah tergolong berat, sebaiknya kita mengunjungi psikolog atau psikiater. Jangan sampai terlambat untuk menangani kasus-kasus stress semacam ini.

Inilah beberapa solusi yang dapat kita pilih sebagai

cara atasi stress

Tentu, jenis solusi disesuaikan dengan kepribadian kita dan kadar stress masing=masing.

Wednesday, March 19, 2014

MENJADI TUMBAL DEMI HARTA, TAHTA DAN WANITA


Sangat miris bila mendengar ada  penguasa, pejabat, pengusaha atau orang yang terkenal sampai tega mengorbankan anak istrinya demi meraih ambisinya terhadap harta, tahta dan wanita.

Kemarin-kemarin ini aku begitu dikejutkan oleh sebuah status di facebook yang menautkannya dengan sebuah berita heboh, menurutku. Ternyata aku baru tahu, dan berita ini sepertinya disumbat agar tak merajalela. Maklumlah ini menyangkut nama baik penguasa negara.

Dikatakan bahwa SBY, presiden kita itu telah mengabaikan istri dan kedua anaknya demi untuk menikah dengan anak seorang jendral. Bahkan sampai tega tak mengakui darah dagingnya ketika anak sulungnya menikah di kediamannya, Cikeas. SBY hanya mengakui anaknya tersebut sebagai keponakannya. 

SBY menikah di saat sebelum memasuki gerbang pendidikan kemiliterannya yang mensyaratkan belum menikah. Tentu saja dengan kepalsuan dia berhasil memasuki gerbang itu. Dan, dia sekarang menjadi presiden kita. Sungguh menyesal aku dulu memilihnya saat Pilpres. Kalo tahu masa lalunya seperti itu yang mengabaikan anak dan istrinya tentu tak sudi aku memilihnya.

SBY meminta pengertian dan keihklasan dari istrinya untuk menyembunyikan status pernikahannya agar diterima di Akabri. SBY pun diterima untuk menempuh pendidikan di Akabri.

Kecerdasannya, ketampanannya dan pandainya mengambil hati telah memukau sang Gubernur Akabri, Letjen TNI Sarwo Edi Wibowo, alm. Tak jarang SBY dan kawan-kawan bertandang ke rumah sang jendral untuk melapor. Suatu saat SBY terpikat dengan putri sang jendral, Kristiani. Mereka berpacaran dengan direstui sang jendral. Sumber berita ini dari sini.

Bila sudah demikian, maka lupalah SBY dengan istri dan kedua anaknya. Mereka menikah di tahun 1976 dengan status SBY sebagai bujangan. Keluarga kecilnya dianggapnya tak pernah ada, tunjangan anak-anak pun terlupakan. Boleh dikatakan bahwa SBY telah menjadikan istri dan kedua anaknya sebagai tumbal demi meraih

harta, tahta dan wanita.



Sesungguhnya siapakah yang lebih berjasa dan menjadi wanita hebat di belakang kesuksesan SBY? Menurutku adalah Ida, istri pertama SBY yang telah rela berkorban jiwa raga dan tentu saja juga harta demi "kemajuan" SBY. Namun apakah SBY mengerti atas segala pengorbanan tersebut? Kukira tidak, ceritanya begitu.

Lain SBY lain lagi dengan Farhat Abbas. Serupa tapi tak sama. Yang satu presiden yang satu lagi pengacara, tapi sama-sama terkenal. Yang dibicarakan kali ini adalah tentang pernikahan mereka dan pandangan dari sudut tanggungjawabnya.

Ternyata sebelum menikah dengan Nia Daniati, Farhat Abbas telah memiliki seorang anak laki-laki dari istri pertamanya, Rita Tresnawati yang dinikahi secara siri. Namun kasihan bagi anak yang sekarang berusia 12 tahun ini, karena Farhat hanya mengakui anaknya tersebut sebagai anak yang lahir di luar nikah. 

Selain itu ternyata ada anak lain lagi yang lahir dari istrinya bernama Lala Melanie Sukmawati, yang dinikahi siri pada tahun 2004. Kali ini adalah seorang anak perempuan. 
Nampaknya Farhat suka sekali nikah siri. Ani Muryadi adalah juga salah satunya. Kalo yang lain-lain belum diketahui beritanya.

Berbicara mengenai tanggungjawab Farhat Abbas terhadap para istri dan anak-anak yang dilahirkannya, nampak sekali ke-compang-campingan-nya. Entah apa yang dipikirkan dan lebih dipentingkan oleh Farhat. Bukankah keluarga itu nomor satu yang patut diperjuangkan kebutuhannya? Farhat Abbas nampak sangat santai seperti tak ada beban. Barangkali yang dipikirkan adalah para istrilah yang seharusnya mencari nafkah sendiri. Apakah dengan cara seperti ini Farhat mencapai ketenaran, harta dan wanita?

Sekarang bila berbicara tentang mantanku sendiri. Nampaknya serupa tapi tak sama dengan kedua orang di atas. Namun jelas ada unsur-unsur kesamaannya. Seperti misalnya dia bisa masuk ke instansi tersebut dengan status sebenarnya yang sudah menikah, mengabaikan istri dan anak, aku mendengar pengakuan langsung dari dua wanita yang mengaku sebagai istrinya, wajahnya yang kata kakaknya seperti Farhat Abbas (dari angle tertentu memang persis sama), dsb.

Tahun ini dia memulai kuliah S3-nya karena mendapatkan bea siswa. Ditunjang dengan ketampanannya, kecerdasannya, kepemimpinannya dan pandainya mengambil hati atasan, bisa dipastikan dia akan menjadi pejabat suatu saat kelak. Tetapi akan ingatkah dia dengan mantan istrinya ini dan anak semata wayangnya? Akan mengertikah dia dengan segala pengorbananku dulu sewaktu dia belum bekerja dan sampai kini? Mengertikah dia dengan waktu, tenaga, pikiran, harta, dsb yang telah kukorbankan untuknya?

Mengapa untuk mencapai semua itu harus ada yang dikorbankan? Akankah selalu istri dan anak yang ditumbalkan demi meraih

harta, tahta dan wanita?

Bisakah kau rasakan betapa pedihnya hati mantan istri dan anak (tak ada mantan anak) bila menyaksikan mantan suaminya atau ayahnya  mencapai kesuksesan dan kebahagiaan tapi tak merasakan dampaknya?

Tuesday, March 18, 2014

Bertanyalah Pada Hatimu Sebelum Ambil Keputusan

"Bertanyalah pada hatimu, jangan biarkan orang lain yang ambil keputusan"
 

bertanyalah pada hatimu sebelum ambil keputusan


Dalam menghadapi masalah, pertama yang harus dilakukan adalah bertanya pada hati kita. Hati memiliki kepekaan yang lebih dalam memandang suatu masalah. Jangan sampai terpengaruh oleh pendapat bahkan paksaan orang lain. Apalagi bila orang lain mempunyai maksud-maksud jahat pada kita, kitalah yang akan menyesal jadinya.

Penyesalan seperti ini sering aku alami. Karena lebih percaya pada orang lain daripada diriku sendiri, maka aku sendirilah yang merasakan akibat buruknya. Sungguh sangat parah. 

Misalnya tentang perceraianku. Pernah aku berencana sewa pengacara saja dengan bayar 5 juta di depan, tetapi kemudian aku berpikir untuk setujui saja kesanggupan mantan tentang finansial. Toh nanti bisa negosiasi saat mediasi dengan hakim, pikirku. Namun tiba-tiba dapat bbm dari seorang teman lama yang menjadi pengacara. Dia menawarkan bantuan membuat surat-suratnya. Ya, aku terima saja bantuannya, karena tidak enak untuk menolak. Tidak enakan hati adalah sifatku.

Kupikir aku akan terbantu oleh temanku ini, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Dia tidak fokus secara praktis menghadapi sidang, tetapi lebih pada urusan surat-menyurat alias teoritis. 
Surat-menyurat, jumlah hakim, lapor ke polisi, minta surat dari psikiater, dan mengirim surat ke Kajagung adalah nasehatnya. Belum lagi aku disuruh membatalkan Surat Perjanjian antara aku dan mantanku, katanya biar nanti aku bisa dapat lebih besar dari jumlah itu.

Aku ini mau cerai, jadi sedang bermasalah secara psikologis. Dengan demikian, aku tak bisa berpikir secara jernih. Yang seharusnya pengacara berada di depan mewakili penggugat, tetapi ini malah berada di belakangku.
Perlu diketahui bahwa dia bekerja di Jakarta, sekota dengan mantanku.

Terus terang aku kebingungan karena tak mendapat penjelasan pasti. Dulu sewaktu kuliah, tak pernah aku menghadiri sidang cerai karena itu merupakan sidang tertutup. Jadi jelas tak ada gambaran tentang bagaimana pembicaraan di dalam sidang cerai. Aku percaya pada pengacara yang juga teman lama ini karena dia pernah bekerja di Pengacara Elsa Syarif yang sekarang mendirikan kantor kepengacaraan sendiri. Namun sayangnya, apa yang mesti aku ungkapkan di sidang tak dijelaskannya. Ditambah lagi aku harus membatalkan surat perjanjian, semakin bingunglah aku. 

Orang-orang sekelilingku pun mendesak agar aku harus mendapatkan rumah, yang penting itu rumah. Semakin kacaulah pikiranku. Terlalu banyak berpikir tentang pendapat orang lain. Harusnya aku mengerti bagaimana pelitnya mantanku, jadi yang aku butuhkan adalah putusan yang kuat.

Pada akhirnya aku harus menelan ludah pahit. Putusan hakim hanya sepertiga dari janjinya. Tetapi setelah putusan, mantanku janji akan memenuhi janjinya yang sampai detik ini belum dipenuhi. Yang aku dapatkan baru 54 juta setelah 9 bulan sejak putusan, itupun dicicil sepuluh sepuluh. Putusan hakim cuma 50 juta dan nafkah anak 600 ribu perminggu. Sungguh hakim tidak mempertimbangkan sedikitpun alasan-alasan dan bukti-bukti yang aku berikan.

Sidang berlangsung selama berbulan-bulan tetapi putusan sangat jauh dari harap. Waktu, tenaga dan pikiran terbuang percuma. Kalo begini, cukup mediasi saja yang difokuskan, jadi tidak bertele-tele seperti ini. Aku memang tak ajukan banding, karena aku menghargai mantanku yang akan penuhi semua janjinya.

Percaya pada hati kita dan pada diri sendiri adalah hal sangat penting. Jangan sampai justru mengikuti pendapat orang lain dan membiarkan orang lainlah yang ambil keputusan. Jika yang terjadi bukan seperti harapan kita, maka kitalah yang merasakan dan menjalaninya, bukan orang (orang-orang) lain itu. Jadi bertanyalah pada hatimu sebelum ambil keputusan.

KEKUATAN CINTA


KEKUATAN CINTA

Pernahkah kau rasakan perasaan yang berubah sekejap mata karena cinta? Ada perasaan senang dan sedih yang diakibatkan karenanya. Di dalam cinta pasti ada pengertian, namun sepeninggalnya yang tertinggal barangkali adalah kekejaman cinta. Kenapa aku menyebut kekejaman cinta? Tahukah? Ya, cinta berubah menjadi kejam bila tak ada lagi rasa toleransi pada yang lain. 
Pengertian dan toleransi seharusnya tetap diperlukan sepeninggal cinta. Perlu menjaga perasaan pada yang ditinggalkan. Mengertilah bahwa ditinggalkan cinta itu menyakitkan dan mengecewakan. Untuk itu diperlukan toleransi dan pemahaman. Sekedar "say hello" pun barangkali sudah cukup menentramkan jiwa yang ditinggalkan.

Cinta adalah laksana kekuatan yang dapat menopang beban yang berat. Cinta menopang tubuh yang letih agar tegak menantang kehidupan. Bila cinta pergi, maka dapat dibayangkan dimana tubuh menjadi lunglai dan beban hidup bertambah berat. 

Cinta adalah sebuah rasa yang aneh, rasa yang tak terlihat, tak teraba, dan tak tercium,  tapi terasakan di hati. Setiap gerak-gerik cinta dapat terpantau dari hati yang cukup peka.

Maka bila cinta itu datang, yang dirasakan adalah seolah menyambut terbitnya mentari pagi dari ufuk timur. Segalanya terasa ringan dan mudah. Semangat hidup melambung, semua pekerjaan selesai dengan mudah.

Sementara perginya cinta dirasakan sebagai dunia luruh bersama hujan dan badai yang menerpa. Semangat hidup menurun, lunglai tak berdaya. Jadi, adakah yang bisa "hidup" tanpa cinta?

Cinta itu memang absurd. Terkadang cinta itu tak masuk akal, tetapi begitulah adanya. 
Harus diakui bahwa kekuatan cinta itu memang ada.
Keberadaan cinta sangat penting bagi kita manusia biasa.