Seperti kita ketahui bersama bahwa emas itu berharga mahal. Semakin murni emas itu maka harganya pun semakin mahal. Untuk menjadikannya sebagai emas yang murni maka emas tersebut harus dipanaskan. Dipanaskan agar emas terlepas dari partikel-partikel yang bukan emas.
Begitu juga wanita perlu ditempa dengan berbagai keadaan agar bisa menjadikannya sebagai wanita berstandar emas. Ditempa memang sakit sebagaimana emas yang dipanaskan. Bertahan dengan berbagai cobaan, tempaan dan perjuangan harus dilalui untuk meningkatkan standar hidup wanita.
Seperti halnya Ratu Ester sebagai tokoh wanita yang dikenal di Alkitab (Kristen Protestan). Dari seorang anak yatim piatu kemudian menjelma menjadi seorang ratu yang disegani.
Rabu, 28-10-2014 aku kembali menghadiri ibadah untuk kaum wanita di GBI Keluarga Allah Solo. Di sana diceritakan tentang Ratu Ester ini, dan menghimbau agar semua wanita yang hadir menjadikan dirinya sebagai wanita yang berstandar emas.
Ratu Ester, seorang yatim piatu yang diangkat anak oleh pamannya, Mordekai. Mereka hidup sebagai orang buangan di ibukota Persia. Ester merasa rendah dan tak berarti karena sering dilecehkan dan direndahkan.
Ahasweos, raja yang berkuasa waktu itu mengadakan pesta besar, sementara istrinya Ratu Wasti juga mengadakan pestanya sendiri. Karena raja merasa tidak diperhatikan istrinya, maka Ahasweos memecat Wasti dari kedudukannya sebagai ratu.
Sejak saat itu Ahasweos mencari pengganti istrinya. Banyak gadis yang diboyong ke Istana Syusyi, istana Raja Ahasweos untuk diperkenalkan pada raja agar raja bisa memilih salah satunya untuk menjadi ratu yang baru. Ester yang cantik pun ikut serta. Tentang Ester dikatakan bahwa
“ Ia memperoleh perkenan di setiap mata orang yang melihatnya”.
Ester tahu bahwa kerendahan hati dan hikmat jauh lebih penting dari penampilan fisik.
Alkitab mengatakan bahwa “ Raja mengasihi Ester lebih daripada semua wanitaa lain, sehingga dia memperoleh lebih banyak perkenan dan kebaikan hati yang penuh kasih di hadapannya daripada semua perawan lain”. Lalu raja menaruh mahkota kerajaan di kepalanya dan menjadikannya ratu atau istrinya.
Mordekai sebagai seorang Yahudi tidak bisa membungkuk hormat pada Haman si perdana menteri yang keturunan Bangsa Amalek yang dikutuk Allah. Mengetahui hal itu Haman marah besar dan ingin menghabisi Mordekai. Sementara Ester pun masih menyembunyikan bsebagai orang Yahudi, musuk Ahasweos.
Haman kemudian berupaya meyakinkan raja denagn menjelek-jelekkan Bangsa Yahudi. Ahasweos memberi Haman cincin cap raja untuk mengesahkan perintah apapun yang diperlukan. Segera para utusan mengumumkan vonis kematian bagi orang Yahudi ke segala penjuru.
Mordekai mengirim pesan kepada Ratu Ester, memintanya untuk memohon belas kasihan raja demi membela bangsanya sendiri. Ester menjadi khawatir sekaligus takut akan sikap raja.
Ester meminta Mordekai untuk mengajak bangsanya untuk berdoa dan berpuasa 3 hari. Sesudah itu Ester memberanikan diri menghadap raja. Ester mempertaruhkan nyawanya demi melindungi umat Allah. Raja berkenan menerima Ester dan mendengar kata-katanya. Ester menjadi teladan iman yang bagus bagi semua hamba Allah sepanjang masa. Ester menjadi ratu yang dikasihi Tuhan, bangsa, keluarga dan suaminya. Ester dianugerahi dengan anugerah yang melimpah.
Cerita di atas menyadarkan kita bahwa apapun latar belakangnya, setiap wanita bisa menjadi wanita yang memiliki standar emas. Wanita haruslah bisa bertanggungjawab,bisa dipercaya, bicara jujur dan berbelas kasih. Ester teruss-menerus meningkatkan mentalitas, karakter dan budi pekertinya menjadi berstandar emas. Ester memperbesar visinya sampai menjadi berstandar emas. Semua perlu perjuangan. Ester juga meningkatkan kecantikan dan penampilannya seerta kehidupan rahaninya sehingga berstandar emas.
Istri pendeta menghimbau jemaat agar tidak menjadi wanita yang biasa-biasa saja yang hanya berdiam diri dan tanpa usaha apapun.
"Memiliki standar emas akan membuat kita mengalami anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Seperti emas yang murni yang sangat berharga dan mahal harganya, demikian juga wanita yang berstandar emas sangat berharga di mata Tuhan".
Aku menghadiri ibadah tersebut karena diajak teman. Dan, temanku ini ingin aku mengajak kakaknya juga. Sebenarnya selain karena ilmunya, aku datang ke ibadah tersebut karena setiap kali datang pasti ada souvenirnya he he he. Tapi eh tapi kalau aku dikiranya jiwa baru ya .......bukan tuh.