Ini bukan tentang puisi. Bagaimana pun harus kuhadapi semua kenyataan yang ada, sepahit apapun. Meski rasa pahit cukup sering kukecap, namun rasa pahit yang ini sangat pahit terasa. Deraian air mata tertumpah sudah. Kesedihan dan kegalauan coba kuhempas sejauh mungkin. Yang tersisa memanglah kenyataan pahit ini, kecewa berat.
Tak baik bila terlalu lama larut dalam kesedihan, maka aku harus menghalau galau ini. Aku harus mencari kegiatan yang dapat mengalihkan pikiranku meski sejenak.Aku ingat masih ada beberapa potong kain yang bisa aku jadikan pakaian. Selendang, bagian dari set kain India akan aku buat blus kelelawar, sementara kain tenun ikat pemberiannya akan aku buat sebuah rok panjang dan sebuah sackdress.
Blus kelelawar warna oranye selesai sudah aku jahit. Esoknya aku pakai ke gereja. Temanku bilang blusku bagus sekali warnanya. Dia kagum waktu aku bilang blus itu aku jahit sendiri dan blus itu sebenarnya adalah sebuah selendang. Aku kreatif, katanya.
Kain tenunnya aku potongi untuk dijadikan rok panjang yang dipadukan atasannya dengan kain polos, entah kebaya atau baju kurung. Setelan seperti ini bisa dipakai saat menghadiri acara formal.
Sisa kain tenunnya akan aku jadikan sackdress dengan memadukannya dengan kain tenun polos, sisa dari Batik Keris. Sebetulnya masih ada sebuah selendang padunan dari kain tenun tersebut, namun aku membiarkan saja selendangnya untuk difungsikan tetap sebagai selendang.
Barangkali kain tenun ini dibuat secara ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) jadi mudah terurai benangnya. Aku menyiasatinya dengan mengobras sisi kainnya secepat mungkin. Kain tenun ini berwarna hijau, sebuah warna yang mulanya tak aku suka. Makanya begitu lamanya kain tenun ini teronggok di lemari. Namun ternyata warna kulitku cocok juga bila mengenakan baju berwarna hijau. Dan, aku mulai jatuih cinta dengan warna hijau. Apalagi shio-ku adalah naga kayu yang memang cocok dengan warna hijau. Semoga saja warna hijau membawa hoki.
Kalo membuat pakaian paling males sebenarnya kalo harus buat pola, karena ada hitung-hitungannya. Cukup rumit. Tapi ya harus dikerjakan mau tak mau karena pola adalah hal terpenting dalam membuat pakaian. Kalo ukuran badan berubah-ubah maka pola pun ikut berubag-ubah.
Masih banyak kain yang bisa dimanfaatkan menjadi pakaian. Aku mengambil dua potong kain lagi, kain sisa produksi dulu. Keduanya aku buat dua buah rok : pendek dan panjang.
Rok panjang yang terbuat dari kain jarit batik ini bisa dipadukan dengan kebaya untuk acara resmi.
Untuk kebaya atau blusnya biar kapana-kapan aku mencari kainnya dulu di toko kain. Aku akan mencoba membuatnya sendiri. Kesulitan yang kualami adalah bila harus membuat pola lengan, itu saja.
Siapa tahu dari hobi yang aku kerjakan secara iseng guna menghalau galau ini bisa menghasilkan sesuatu yang berharga ekonomis. Semoga. Amin.