Galau adalah sebuah perasaan yang sangat tidak nyaman, siapa pun tak mau dihampiri oleh sang galau. Namun bila galau menghampiri, entah karena dikecewakan, patah hati, kenyataan tak sesuai dengan harapan , dan sebagainya, maka berdiam diri saja sangat tidak dianjurkan. Maaf ini menurutku, karena bila hanya berdiam diri saja maka rasa galau akan dirasakan semakin mendalam.
Memang sangat disarankan ( baca: saranku) untuk menumpahkan kegalauan tersebut, misalnya dengan menangis, berteriak maupun dengan menuliskan kegalauan tersebut, dan sebagainya. Tentu saja sebatas yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Menangislah bila perlu karena dengan menangis beban kegalauan akan berkurang. Paling tidak seperti itu.
Berdoa adalah hal terpenting untuk menghalau rasa galau itu. Menyerahkan segala persoalan dan beban hidup pada Tuhan, sudah sepantasnya. Berbicara langsung dengan Tuhan dalam bentuk doa cukup meringankan beban.
Melupakan penyebab galau dan hal yang berhubungan dengan kegalauan tersebut memang tidak secara instan begitu saja, namun butuh waktu. Harap maklum.
Jadi cobalah menghalau (menghilangkan) galau dengan :
- bertemu atau menghubungi orang lain;
- menikmati udara di luar rumah;
- mencari aktifitas di rumah, misalnya membersihkan rumah, menata rumah, berkebun, dsb;
- melakukan yang menjadi hobinya, misalnya menjahit, memancing;
- dan sebagainya.
Hal penting lain yang disarankan adalah:
- Bila itu menyangkut patah hati, cinta yang bertepuk sebelah tangan, maka pantas untuk dipertimbangkan lagi pilihan tersebut, lupakan saja bila memang tak bersambut;
- Bila gagal dalam usaha, periksa kembali mulai dari rencana usaha sampai dengan kegagalannya, tentu ada hal yang diusahakan secara kurang maksimal;
- Bila gagal dalam pilihan legislatif, mungkin kurang sosialisasi, kurang bermasyarakat, dsb;
- Dan sebagainya.
0 comments:
Post a Comment