Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Sunday, October 20, 2013

Pengakuan Dosa

Pengakuan Dosa



Masih sangat awal ketika aku menginjakkan kaki lagi di gereja setelah tadi pagi aku sowan Romo. Setelah mengantar Dinda les, langsung aku menuju gereja. Sore ini aku akan mengaku dosa, setelah belasan tahun lampau.

Suasana sore tanggal 18 Oktober ini sungguh teduh. Aku bertemu dengan Pak Pardi penjaga gereja yang sedang bersih-bersih. Katanya Romo sedang sare, jadi aku menunggu di Goa Maria sambil berdoa Rosario. Hutang doaku masih 3, jd kalo sekarang aku doa rosario berarti masih kurang 2 lagi. Aku ingin menuntaskan bulan Oktober sbg BulanMaria dengan berdoa Rosario setiap hari selama sebulan.

Masih kurang 2 Doa Salam Maria lagi ketika Pak Pardi mengingatkanku bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 5 seperti janjiku dengan Romo. Setelah aku selesaikan Doa Rosarioku, Pak Pardi segera bergegas naik untuk memberitahu Romo. Pak Pardi kemudian turun dan mengatakan bahwa Romo sedang siram, jadi aku menunggu di di ruang tamu paroki. Aku bertanya tentang meja tamu yang berbeda dengan ketika aku datang tadi pagi. Katanya tadi ada yang menikah jadi meja itu dibuat untuk akad nikah secara catatan sipil. Berarti bila suatu saat nanti aku menikah di gereja ini, aku duduk di ruangan ini dengan susunan meja kursi seperti itu. Tentu saja setelah pemberkatan nikah di gereja oleh Romo. Anganku melayang, dengan siapa ya aku juga belum tahu.
Aku duduk dengan buku Puji Syukur dan kacamata di tangan. Sudah kusiapkan daftar dosa dan halaman doa untuk pengakuan dosa.

Akhirnya Romo turun juga, bergegas dia menuju sebuah kamar yang selalu tertutup. Romo duduk kemudian membersihkan meja dari debu sambil bertanya :”Sudah berapa lama tidak mengaku dosa?” Aku yang duduk di hadapannya menjawab sambil tersenyum: “Sudah belasan tahun”. Lalu aku terdiam, menunggu aba-aba darinya.
Pengakuan dosa pun dimulai. Kubuka buku Puji Syukurku dan kubaca :” Bapa, pengakuan saya yang terakhir adalah ..............................................” Kemudian Romo memberi semacam kotbah atau nasehat singkat. Romo ngendika bahwa dosa-dosaku sudah dihapuskan dan bahwa Allah selalu menerima anak-anak hilang yang pulang kembali. Kemudian Romo memberitahu tentang laku tobat yang mesti kulakukan. Sejak saat itu akupun sudah diperbolehkan menerima Komuni lagi. Ini adalah hidupku yang baru.

Aku jadi teringat salah satu bacaan Injil tentang anak yang hilang yang ragu-ragu untuk kembali kepada bapanya, namun ternyata kepulangannya justru disambut bapanya dengan diberikannya pakaian yang bagus-bagus, disembelihnya domba yang tambun dan pesta meriah. Lalu aku, apa ya yang telah disiapkan Allah Bapa bagiku? Aku bukan GR, tapi aku percaya bahwa Tuhan akan memberiku semua yang sangat kubutuhkan selama ini. Tentu, semoga, amin.

Karena masih ada waktu sebelum menjemput Dinda, jadi kupikir sekalian saja melaksanakan laku tobat dari Romo tadi di gereja. Aku masuk ke gereja dan duduk di bangku paling ujung yang terhalang dari pandangan orang. Di tengah-tengah doa terdengar petir bergemuruh keras sekali beberapa kali bersahut-sahutan. Tadi perasaan cuaca tidak begitu gelap, entahlah. Sesudah selesai berdoa aku bergegas menuju parkiran motor dan segera meninggalkan gereja padahal ada dua orang yang juga naik motor menunda kepergiannya karena takut petir. Hujan mulai jatuh semakin lama semakin deras. Kupinggirkan motorku dan kupakai jas hujanku. 

Kembali menuju rumah bersama Dinda dalam lebatnya hujan. Biasa kalo Solo sering mati lampu di saat hujan, begitu juga malam ini. Sepanjang jalan gelap gulita hanya lampu motorku yang menerangi jalan dibantu dengan lampu-lampu kendaraan lain yang kebetulan lewat.

Air hujan jatuh menerpa-nerpa wajahku, rasanya semua basah terkena air. Beginilah berjalan dalam kegelapan dan kehujanan mesti berhati-hati dan perlahan. Begitu juga bila sedang menjalani hidup dalam kegelapan dan tak tahu ke mana akan melangkah, satu hal terpenting adalah mencari sinar atau cahaya agar tak jatuh terperosok. Sinar atau cahaya kehidupan itu bisa kita dapatkan dari Tuhan. Bertekun dalam doa, apapun agama kita, tentu sangat membantu kita berjalan mengarungi kehidupan yang penuh misteri ini.

Artikel Terkait : Kawin Campur

Sunday, October 6, 2013

Ruang Maya

Ruang Maya

Bila suatu saat nanti aku jatuh cinta pada yang lain dan menikahinya, kumohon kamu tetap seperti biasa.
Jangan pernah ada yang berubah kecuali berubah menjadi lebih baik dan terbuka untukku.

Selama ini kamu ada di hatiku selalu, dan kan kutempatkan kamu di sisi tersembunyi di hatiku seperti janjiku dulu.


1210 Km adalah jarak yang memisahkan kita. Sekali pun kita belum pernah bertemu muka. Barangkali suatu saat kita akan bertemu di dunia ini, atau di dunia nanti. Itu pasti. 

Bagaimanapun kamu sering kusebut di setiap tarikan nafasku.
Di setiap aku membuka mata, kamu juga ada. 
Tempat kita bertemu adalah ruang maya, tak tampak nyata tapi terasakan.
Kita saling mengerti dan memahami meski tak ada kata2 yang terucap darimu.

Meskipun demikian aku berterimakasih kepadamu, sebab hatiku boleh berpegang pada hatimu. Aku boleh bercerita apa saja kepadamu. Maaf bila kamu telah menjadi keranjang sampahku.
Dengan demikian hatiku tidak mencari perhatian pada yang lain yang mungkin saja salah dan tidak membabi buta dalam mencinta.
Mencinta? Jangan protes karena memang aku mencintaimu sedari dulu. Namun aku tahu tentang semua ini yang tak pantas, maka rasa ini hanya kutelan sendiri.

Tetaplah menjadi cintaku sahabatku meski di dalam hati saja.
Salam rinduku untukmu.


Wednesday, September 4, 2013

Permohonan dan Tuhan

"Tuhan tidak selalu mengabulkan keinginan kita, tetapi Tuhan sudah pasti mengabulkan setiap kebutuhan kita"


Sekarang aku tahu, Tuhan tidak suka didikte dengan permohonan2 kita yang seakan memaksa Tuhan untuk mengabulkannya. 
Tuhan tak selalu mengabulkan apa yang kita inginkan tetapi pasti mengabulkan apa yang kita butuhkan. 
Barangkali Tuhan akan lebih suka bila dalam doa kita tidak menyebutkan permohonan secara spesifik orang tertentu maupun barang tertentu. 
Biarlah Tuhan yang memilihkan dan menunjukkan hal tersebut pada kita, karena itulah yang terbaik bagi kita.

Tertawa dan Menangis



"Tertawalah dalam kesedihan dan menangislah dalam kebahagiaan"


Biasanya kalo sedih itu menangis dan kalo bahagia itu tertawa, tapi cobalah berlaku yang sebaliknya. Pada saat sedih kita tertawa menertawakan kesedihan kita, dan juga pada saat kita bahagia kita menangis membayangkan orang2 yang tak seberuntung kita.
Hal ini dimaksudkan untuk membuat semacam keseimbangan di jiwa kita agar bila sedih tak sampai sangat terpuruk, dan bila bahagia tak membuat kita sombong. Cobalah.

Wednesday, August 28, 2013

Lagi Galau Berat

Lagi Galau Berat

Sudah lama aku tidak menulis sesuatu di sisi. Maklumlah aku sedang super galau akhir2 ini. Jadi seandainyapun aku menulis, pastilah tulisannya hanya berisi kegalauan hati yang tak jelas yang hanya akan membuat sepat mata memandang dan hati bosan.
Tapi bagaimana pun aku harus menulis sesuatu di sini, karena aku kangen kamu, blogger. Dengan tampilan yang baru semoga tidak membosankan.

Tahukah kamu apa yang sedang kurasakan dan kupikirkan? Kali ini aku tak akan membagi kegalauanku. Biar ini menjadi konsumsi pribadiku saja. Sudah terlalu banyak yang kuceritakan ke kamu, blogger.
Seakan aku menelanjangi diriku sendiri di hadapanmu. Eh!
Jadi kali ini aku akan simpan rapat2 kegalauanku. Sebetulnya bukan rahasia yang sangat rahasia, tapi aku merasa tak enak hati menceritakan ke kamu, blogger.
Segala usaha telah kulakukan, dan doa pun telah kupanjatkan. Saatnya pasrah menerima ketentuanNya. Tapi usaha dan doa tetap harus kulakukan.

Owh pusingnya kepalaku! Hati meratap yang menyebabkan deraian air mata. Oh manusia2 yang zalim, mengapa kalian perlakukanku seperti ini? Bisakah kalian berpikir seandainya aku ini adalah dirimu, anakmu atau adikmu? Ah tentu saja tak mudah untuk berpikir, membayangkan, apalagi mengalami apa yang selama kualami. Sudahlah, tidak apa2. Aku berpegang pada tangan Tuhan, pada jubah Bapa. Ini memang terasa berat dan menyedihkan tapi tentu ada maksud2 baik Tuhan di balik semua ini. Tuhan menginginkan aku dekat denganNya.

Aku berharap semoga saja masalahku yang maha berat ini segera mendapatkan solusinya. Betapa aku mendambakan kehidupan keluarga yang normal seperti yang kalian punya. Kapan ya?
Ujian2 berat sedang kujalani. Betapa kesabaran dan ketabahan akan dapat meringankan semua ini. Aku sedang menunggu ketetapan Tuhan.