Tepat tanggal 1 April 2015 adalah tanggal resmi kepindahanku ke rumah ini. Ini adalah rumah kontrakan, duh jadi malu. Sekitar 16 tahun yang lalu aku menempati perumahan ini masih di jalan yang sama tetapi rumah berbeda. Tetangga lama yang masih tinggal di perumahan ini tak sampai sepuluh orang.
Dengan perabotan dan barang yang banyak tentu dibutuhkan waktu lumayan lama untuk mengepak dan menatanya di rumah ini. Maka dari itu sekitar dua minggu sebelumnya aku sudah disibukkan dengan kegiatan ini. Tanggal 2 April pun aku masih sibuk menata rumah ini, isinya maksudnya. Di hari itu akupun harus ke gereja karena hari itu adalah peringatan Kamis Putih (Perjamuan terakhir Tuhan Yesus bersama murid2nya). Kupikir misa dimulai pukul 17.30 tapi ternyata setelah buka buku panduan, misa dimulai pukul 17.00, jadilah aku dan Dinda ikut misa kedua pukul 20.00.
Sepulang dari gereja disambut dengan gerimis tipis. Tak apalah. Namun semakin lama hujan semakin deras. Sekitar 300 meter dari rumah aku terjatuh di lubang jalan dan pingsan. Aku bermaksud cepat sampai ke rumah karena hujan semakin deras, namun ternyata aku lebih cepat sampai ke rumah sakit. Kecelakaan ini terjadi setelah lewat pukul 22.00. Beruntung tidak ada kendaraan besar semacam truk yang lewat dengan kencang. Aku sadar setelah berada di ruang rawat inap, setelah sehari sebelumnya berada di ICU. Aku dirawat di RS dr Oen Solo Baru, rumah sakit langgananku bila sakit. Dulu pun aku melahirkan di rumah sakit ini. Rumah sakit ini sangat recommended menurutku karena mereka sangat professional dan tidak ada perlakuan terhadap pasien yang banyak dikeluhkan di luaran.
Aku sangat mengerti bahwa Dinda anakku semata wayang sangat disibukkan karena sakitku. Dia sibuk mengurus ke Jasa Raharja bersama tetangga2ku. Karena ini adalah kecelakaan tunggal makanya asuransi dari Jasa Raharja harus dibatalkan sehingga BPJSlah yang diberlakukan. Untunglah aku rajin membayar iuran BPJS tiap bulannya untuk kami berdua. Aku dirawat inap selama 6 hari yang seharusnya membayar Rp. 4.500.000,- tetapi kami hanya disuruh membayar CT scan saja yang kurang dari Rp. 900.000,-
Luka yang kualami terutama di bagian wajah sebelah kanan yang memar dalam. Setelah di CT scan ternyata ada tulang yang retak sedikit. Kata dokter bagian bedah yang menanganiku, memar akan menghilang dengan sendirinya dalam tiga minggu. Beruntung aku meskipun ditangani dokter ahli bedah tetapi aku tidak dibedah. Sekarang memarnya tinggal sedikit yang mengelilingi tulang yang kemungkinan retak saja.
Banyak kejadian yang akan aku ceritakan kemudian tentang ketabahan dan kesibukan Dinda, tentang keadaan kucing2ku waktu aku tinggal di RS, tentang tanggapan keluarga mantan, tentang mantanku yang menengokku atau tidak, siapa sebenarnya yang membawaku ke RS dengan mobilnya, dsb.
0 comments:
Post a Comment