Friday, January 24, 2014

Sabtu Merindu

gambar diambil dari sini



 Ini adalah hari Sabtu, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu. Tak ada yang kutunggu datang di hari Sabtu ini, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu. Juga tak ada yang akan kutemui di hari Sabtu ini, sama seperti Sabtu-Sabtu yang lalu.

Sabtu siang ini mendung menggantung di langit, hitam kelabu. Ini pertanda akan turun hujan, entah siang ini, sore atau malam nanti. Bila hari Sabtu hujan, aku hanya bisa membayangkan pasangan kekasih yang saling berdekapan mengusir rasa dingin atau suami istri dan anak-anak bercengkerama dengan riangnya melepas rindu lama tak bertemu. Dan aku? Di manakah posisiku sekarang? Sebagai kekasih bukan, sebagai istripun bukan, lalu sebagai apa? Ada rasa kosong menyergapku, menari-nari di lorong-lorong gelap perasaanku. 

Ketukan palu dengan sukses memutuskan tali perkawinan antara aku dan dia. Kini, aku dan dia bukanlah apa-apa. Dia hanyalah orang lain, yang kebetulan adalah ayah dari anakku. Tak banyak kenangan indahku bersamanya. Hari Sabtu demi hari Sabtu kulalui sepi tanpanya yang bekerja di luar kota bahkan luar pulau. Dan, kini tak kuharapkan lagi dia ada bersamaku di hari Sabtu. Semua sudah berlalu mengikuti jalannya takdir. Telah kulupakan segala kenangan bersamanya. Itu harus dan harus.

Di hari Sabtu ini, dalam kesendirian aku merindukan seorang kekasih. Benar-benar Sabtu merindu ini menyiksaku.
Di manakah engkau, wahai kekasih? Aku telah menunggumu sekian lama, bahkan puluhan tahun. 
Tidakkah engkau mendengar jeritan batinku memanggilmu? Atau kau tulikan telingamu? 

Wahai kekasih, di manakah engkau berada sekarang?
Kekasih, apakah engkau benar-benar ada? Nyata?
Kucari-cari gambaran tentang engkau, seperti apakah rupamu?
Apakah engkau ada di antara teman-teman facebookku?
Atau engkau ada di twoo, lovetime, twitter, topface, dan lainnya?
Atau engkau sebenarnya suka mengikuti blogku tanpa kusadari?
Aku tak melihatmu berada di mana pun itu. Aku tak mengerti.

Katakan, wahai kekasih, di manakah engkau bersembunyi?
Segera keluarlah dari persembunyianmu
Aku sudah tak tahan ingin melihat raut mukamu.
Datanglah di hari Sabtu besok
Aku akan menyambutmu dengan segala suka cita

Related Posts:

  • Tentang Sebuah Pengakuan Talk show televisi kemarin tentang seorang bocah SMP yang bunuh diri dengan gantung diri di dalam lemari. Barusan aku baca di facebook tentang seorang artis Korea Selatan yang bunuh diri dengan memotong tangannya sendiri… Read More
  • 1Day1Dream: Ingin Mewujudkan Semua Resolusiku di Tahun Ini (10) Gambar diambil dari sini. Aku menetapkan enam resolusi untuk dicapai di tahun 2015 ini.  Keenam resolusi tersebut adalah : Rajin mengikuti program menulis bersama untuk buku antologi.  Menulis buku non fiksi… Read More
  • 1Day1Dream: "Dee" Dewi Lestari (12) "Dee" Dewi Lestari Penulis kedua yang aku kagumi adalah "Dee" Dewi Lestari. Dia adalah seorang penyanyi yang mulai dikenal ketika tergabung dalam grup vokal "Rida Sita Dewi". Lulusan Universitas Parahyangan jurusan Hubung… Read More
  • Buku Ketrampilanku Segera Terbit dan Laris Manis Sandaran Kepala untuk di mobil Pagi tadi aku membuka blogku dan mataku tertumbuk pada sebuah komentar yang tertulis paling atas bunyinya begini: “Apa saya bisa pesan secepatnya?”. Langsung aku buka postingan dimana terdap… Read More
  • 1Day1Dream: Jokowi (13) Jokowi Orang ketiga yang kukagumi adalah presiden kita, Jokowi. Orang sederhana yang di masa kecilnya pernah tinggal di sebuah bantaran kali di Solo, Jawa Tengah. Siapa sangka sekarang menjadi orang pertama di negeri ini. … Read More

6 comments:

Abdul Cholik said...

Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Sabtu Merindu di BlogCamp
Salam hangat dari surabaya

puteriamirillis said...

Dalem banget mbak,peluuuk...

edi said...

Semoga dipertemukan dengan yang dirindukan!

Unknown said...

Makasih pakdhe dibolehkan ikutan GA-nya.

Unknown said...

Dalem banget sedalem dasar lautan mbak Puteri

Unknown said...

Amin .... pak Achmad, makasih