Pukul 11.00 Dinda sudah bersiap menuju rumah si perias pengantin yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari rumah. Seorang laki-laki dengan gaya yang feminim dan istrinya menyambut kedatangan kami. Dengan cekatan Mas Dedi mulai merias wajah Dinda, kemudian menyanggul rambut Dinda. Rambut tidak memakai sanggul tiruan, namun hanya rambut asli saja yang dibentuk seperti sanggul dan diberi hiasan rambut berbentuk bunga-bunga di bawahnya. Kuakui hasil karya Mas Dedi sangat bagus, sanggulnya bagus, riasan wajahnya pun nampak alami dengan warna riasan yang soft.
Dinda dan papanya |
Pukul 12.00 selesai sudah Dinda dirias dan didandani dengan kain Jogjanan yang dominan warna putih dan kebaya berwarna biru pastel. Kalung dan giwang pun dipakai untuk melengkapi penampilannya. Kami pulang ke rumah dulu sekalian Dinda belajar berjalan dengan mengenakan pakaian adat karena nanti ada acara lomba keluwesan yang harus diikuti semua siswa-siswi.
Papanya Dinda akhirnya bersedia pulang juga menemani anaknya menerima pengumuman kelulusan. Baru saja kami sampai rumah, ketika papanya datang. Lama juga tak bertemu dengannya, kucium tangannya. Tapi percayalah perasaanku biasa saja. Kemudian Dinda dan papanya menyempatkan diri untuk foto-foto dulu sebelum berangkat ke sekolah. Acara dimulai pukul 13.00, jadi masih ada waktu.
Setelah mengantar Dinda ke sekolah, kami mencari tempat makan dulu. Aku merasa perjalanan agak memutar, kemungkinan dia sudah lupa dengan jalanan di Kota Solo, kotanya kuliah dulu. Kami menghabiskan waktu di rumah makan. Ketika waktu menunjukkan pukul 16.30 kami menuju ke sekolah Dinda di SMPN 27 Solo. Acara pengumuman kelulusan dimulai pukul 16.00. Orangtualah yang menerima hasil UN.
Suasana sekolah berbeda kali ini. Warna-warni pakaian adat Jawa (terutama) yang dikenakan siswa-siswi kelas IX memberi nuansa tersendiri. Suara musik masih terdengar ketika kami memasuki kelas yang terletak di lantai tiga. Baru ada seorang ibu yang datang, maklumlah waktu belum menunjukkan pukul 16.00.
Keharusan mengenakan pakaian adat ini adalah ketentuan dari Dinas Pendidikan Kota Solo. Dinas mengharuskan semua siswa mengenakan pakaian adat saat mengambil hasil kelulusan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah para siswa berkonvoi dengan kendaraan, mencegah euforia berlebihan, sekaligus untuk memupuk rasa kecintaan terhadap pakaian adat pada generasi muda.
Bersama wali kelas |
Baru ada 4 orangtua yang hadir dan waktu pun belum menunjukkan pukul 16.00, tapi wali kelas sudah masuk kelas dan memulai acara. Diumumkan bahwa di kelas ini ada yang mendapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Aku merasa pasti bahwa Dinda lah yang dimaksud. Begitu suamiku, eh maaf mantanku maju dan duduk di depan guru wali kelas, diberitahu bahwa Dinda mendapatkan nilai tertinggi (10) di mata pelajaran Bahasa Inggris. Wow! Aku senang banget. Dan, kata gurunya, Dinda akan mendapatkan hadiah dari sekolah.
Bersama Kepala Sekolah |