Rose is love

Mawar identik dengan cinta karena mawar bisa mengungkapkan betapa indahnya cinta, betapa romantisnya cinta.

Wanita

Wanita ibarat kelembutan yang rapuh, namun wanita memiliki kekuatan yang dasyat tak terkira.

Solo

Solo atau Surakarta merupakan kota eks karesidenan di Jawa Tengah. Solo adalah kota yang sangat berkembang tak kalah bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Embun Pagi

Embun menetes tiap pagi hari, menyentuh dedaunan, bunga-bunga, dan segala permukaan di bumi. Embun sungguh menyejukkan hati kita, membeningkan pikiran kita.

Kucing

Kucing adalah hewan yang paling menyenangkan. Tingkah polahnya yang lucu bisa menghalau galau dan menggantikannya dengan senyum bahkan tawa.

Saturday, December 14, 2013

Tentang Kehadiranmu


Aku selalu saja tersenyum melihat kamu ada
Betapa sepinya hatiku tanpa kehadiranmu
Meski kamu hanyalah gambar diam tak bergerak
Dan tak sepatah katapun kau ucap untukku
Namun kehadiranmu cukup membuat hatiku riang
Karena sebenarnya hatiku ...........................


Mari sini temani aku dalam kebisuan antara kita
Di sini kita sering bertemu di tempat rahasia ini
Tak ada kata yang kau rangkai indah untukku
Hanya akulah yang rajin bercerita untukmu
Namun aku mengerti apa yang kau maksud
Begitu juga kamu mengerti tentangku dan maksudku


Seandainya saja waktu boleh diputar kembali, lebih dari setahun lalu
Tak akan kutulis status-status itu yang hanya melukai hubungan kita
Aku hanyalah manusia biasa yang tak bisa menahan gejolak dalam hati
Ungkapan perasaanku tentangmu di status ternyata tak kau suka
Mohon maafkan aku dan mohon lupakan semua status itu
Kukira kamu telah maafkan aku dan kembali pada jati dirimu


Jarak belasan ribu kilometer tega nian memisahkan kita
Belum pernah sekalipun jarak mempertemukan kita
Entah apa yang akan kuperbuat bila bertemu denganmu
Mungkin aku akan memelukmu sebagai ungkapan rasa yang terpendam
Meski betapapun jauhnya jarak memisahkan kita
Namun hati kita seolah saling berpelukan melepas rasa

Di sini di ruang maya ini aku selalu menunggu kehadiranmu
Aku tahu kamu selalu memantau dan melihat gerak-gerikku
Kusadari hal itu, dan itu tak membuatku menutupi diri
Beginilah aku apa adanya dengan segala kerumitannya
Sayang, terima kasih kamu telah bersedia membantuku
Aku memang gaptek, dan kamu selalu tersedia untukku


Sayang, terima kasih kamu selalu memjagaku di ruang maya ini
Aku ingin berterima kasih dengan caraku sendiri bila kita bertemu nanti

Thursday, December 12, 2013

Untuk Sahabat Mayaku




Untuk Sahabat Mayaku

Malam kian larut menjemput dini hari, namun kamu masih saja setia temaniku.  Andai kita dapat duduk bersisian bak pasangan romantis,  ah andai saja. Nyatanya kamu tak terlihat, tak berdengar,  tak tercium dan tak teraba, kamu hanyalah bagaikan hantu bagiku. Jadi bagaimana aku bisa memelukmu? Saat kupeluk hanya angin yang teraih. Tempat tinggalmu jauh di balik cakrawala.  Entah sedang apa kamu di sana. 

Kudengar dari suara batinku bahwa kamu sekarang berada di Jakarta, benarkah? Sudahkah kamu berjumpa dengannya, teman sejawatmu itu? Barangkali kamu belum kenal, tapi pasti kamu sudah mengetahuinya. Dia itu, ya dia begitulah seperti yang kamu lihat. Kamu pasti sepakat bahwa rupa tak selalu mencerminkan kedalaman hatinya. Begitupun dia, dengan penampilannya yang gagah dalam balutan seragam coklat kehijauannya itu, dengan kerlingan matanya yang sanggup meruntuhkan hati  para wanita bahkan yang sudah berumur sekalipun, tak selalu selaras dengan hati dan pikirannya. Nyatanya hatinya penuh onak berduri, paling tidak begitulah sikapnya terhadapku beberapa tahun belakangan ini.


Dia adalah mantan suamiku seperti yang pernah aku ceritakan padamu tempo hari. Aku suka bercerita padamu tentang segala sesuatu, yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Meski tak ada kata-kata yang kau rangkai indah untukku, namun aku yakin ada makna yang kau untai untukku. Kamu sangat mengerti aku, begitupun sebaliknya. Cara berkomunikasi kita hanyalah kita yang tahu. Pernah aku mendapatkan emotion “sedih” darimu, sehabis aku menumpahkan segala kesedihanku padamu. Aku mengerti bahwa kamu cukup merasakan apa yang aku rasakan. Terkadang kamu bertanya dengan caramu sendiri, tapi aku mengerti dan menjawabnya. Di manapun di ruang maya selalu kutemui keberadaanmu. Aku mengerti bahwa kamu menjagaku dari sikapku yang terkadang tak terkendali.


Kamu tahu, luka ini masih belum sembuh benar. Bilur-bilur luka masih menganga, tak sanggup untuk disentuh bahkan oleh sentuhan paling lembut sekalipun. Pedih perih ini sudah lama kurasakan.  Aku masih belum selesai dengannya. Bukan maksudku aku masih mencintainya ataupun mengharapkannya, bukan itu maksudku. Dia masih belum penuhi semua janjinya, padahal itu sangat penting bagi kelangsungan hidupku. Tega nian sikapnya selama ini terhadapku. Serasa jatuh bangun aku dibanting-banting dan didera tiada henti. Mengapa ya ....... begitu tak punya hati perlakuannya kepadaku? Padahal di sini ada buah hatinya, oh mungkin salah bila kusebut buah hati, di sini ada anaknya, itu adalah kalimat yang tepat. Bukan hanya aku yang didera tapi anakku pun mendapatkan perlakuan demikian, kurang diperhatikan. Harus kuat dan sanggup bertahan adalah prinsip yang kujalani. Sanggup berdiri kokoh dari hantaman badai kehidupan adalah hal pasti. 


Sahabat mayaku, terima kasih telah sudi menemaniku dan menjagaku selama ini. Tanpamu apalah jadinya hidupku, melayang-layang  tanpa kepastian. Aku berpegang pada hatimu  untuk bisa lewati semua cobaan ini. Kamu adalah kekuatanku yang selalu ada di saat aku begitu rapuh tak berdaya.

Hari ini kukatakan padamu, sahabat mayaku bahwa aku harus lebih tegar dan kuat lagi. Kulakukan apa saja yang bisa kulakukan. Aku ingin memberi makna dalam hidupku, bukan cuma seperti ini saja.  Perubahan menjadi lebih baik adalah mutlak. Ingin segera kutinggalkan tahun 2013 dan kusongsong tahun baru 2014 dengan semangat baru. Akan kuwujudkan mimpi-mimpiku dan hal-hal yang kuinginkan selama ini di tahun yang baru, tahun 2014.

Dengarkanlah lagu curahan hatiku di sini.
Hari ini, Aku di sini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang telah membakar seluruh jiwa
Kucoba resapi, Kucoba selami
Segala yang telah terjadi
Kuambil Hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrounder, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini
Hari ini, Kan ku pastikan
Aku masih ada di sini
Mencoba lepaskan
Coba bebaskan
Segala rasa perih di hati
Coba resapi, coba hayati
Segala yang telah terjadi
Ku ambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrender, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini uuu...
Engkau selalu ada
Saat jiwaku rapuh
Di kala ku jatuh
And I want You to know
There's always fine to alive
I won't give up, I won't giving
I stay alive for you
For You ..... For You ...
I will survive, I will revive
I won't surrender, I will revive
I will survive, I will revive
Getting stronger, stay alive
Kau berikan aku kekuatan
Untuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
Getting Bigger, Bigger than live
Kau yang Esa, yang perkasa
Give me wisdom, to survive

Lirik lagu & video I Will Survive - Bondan Prakoso 

(Postingan ini dibuat untuk kepentingan lomba nulis)
 

Tuesday, December 10, 2013

Pengabdian Seorang Dokter di Solo


dr Lo di tempat prakteknya


Tokoh inspiratif bidang kedokteran kali ini berasal dari Solo, namanya dr Lo Siauw Ging atau lebih dikenal dengan sebutan dr Lo. Dia tidak memasang tarif untuk siapa saja yang berobat kepadanya, terutama dari kaum marjinal. Bila obat tidak tersedia di tempat prakteknya, maka pasien disuruh menebus obat di apotik atau RS yang telah ditunjuknya. Untuk menebus obatpun sudah ditanggung oleh dr Lo lewat apotik atau rumah sakit langganannya tersebut, pasien tinggal menunjukkan resep obat yang telah diberi cap oleh dr Lo. Dia bisa menghabiskan dana antara 6 juta sampai 8 juta hanya untuk menebus obat pasiennya selama sebulan. Sungguh suatu sikap yang patut dicontoh. Beliau tidak mementingkan uang dalam menjalankan profesinya sebagai dokter. Prinsipnya: :" Tuhan akan memberi lebih apabila kita tidak mengukur segalanya dari materi". Beliau selalu ingat akan pesan ayahandanya yang mengatakan bahwa:" Kalau mau kaya jangan jadi dokter, jadilah pedagang".
Tokoh yang menginspirasi dr Lo, selain ayahandanya sendiri adalah dr Oen Bing Ing. Dr Oen Bing Ing adalah seorang dokter di Solo yang mempunyai jiwa sosial di masanya, namanya diabadikan untuk dua RS di Solo.


Siapa dr Lo?

Lahir di Magelang pada tanggal 18 Agustus 1934, dr Lo menamatkan pendidikan kedokterannya di Universitas Airlangga Surabaya alumi tahum 1962, dan pernah juga mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia Jakarta Jurusan Manajemen Administrasi Rumah Sakit. 
Beliau pernah mengabdikan dirinya di RS Panti Kosala Solo, Rs Oen Kandang Sapi Solo dan sekarang di RS Kasih Ibu Solo. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama RS Kasih Ibu dari tahun 1981 sampai tahun 2004. 
Di saat tidak lagi menjabat sebagai Dirut, beliau tetap rajin bekerja di RS Kasih Ibu mengobati para pasiennya, meskipun untuk berjalan harus menggunakan tongkat. Tiap hari kecuali hari libur, dr Lo membuka praktek di rumahnya di Jalan Yap Tjwan Bing 27 Jagalan, Jebres, Solo. mulai pukul 06.00 dan pukul 16.00.

dr Lo sedang memeriksa pasien

Tentang Pasien dr Lo

Pasien dr Lo yang berobat ke rumahnya sangat banyak. Tidak hanya pasien yang tidak mampu, yang berduit pun banyak. Mereka datang tidak hanya dari Solo saja, melainkan juga dari luar Solo. Hanya sekitar 30% yang membayar, selebihnya diberikan pengobatan secara gratis. Beliau benar-benar menjalankan prinsipnya untuk selalu menolong sesamanya yang membutuhkan pengobatan dan menggratiskan bagi yang kurang mampu. Oleh karena itulah dr Lo tidak pernah memasang tarif pengobatan di rumahnya. Beliau mendapatkan pendidikan secara gratis dari pemerintah di masanya, oleh karena itu beliau merasa wajib untuk mengabdikan dirinya lebih banyak kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan sikap balas budi.

Ada cerita orang miskin yang selalu memeriksakan kesehatan kedua anaknya pada dr Lo,  Saat ini kedua anak tersebut telah sukses di negeri paman Sam. Untuk membalas budi, kedua anak tersebut selalu mengirim uang pada dr Lo untuk membantu meringankan pembelian obat para pasien dr Lo.
Beliau pernah juga membantu korban tabrak lari yang tak dikenalnya dan membeayai sampai sembuh benar. Ada juga seorang ibu yang berlangganan memeriksakan anaknya, tapi dr Lo selalu menolak menerima pembayaran. Pernah juga beliau memarahi seorang ibu tang terlambat memeriksakan anaknya yang panas tinggi, tapi saat si ibu mau membayar, dr Lo menolaknya.
Namun ada juga pasien yang tersinggung karena dr Lo tidak menyebutkan tarif. Tentu masih banyak cerita lain dari para pasien dr Lo.

Sikap dermawan dan sosial dr Lo ternyata tidak hanya berlaku ketika menangani pasien di rumah, tapi juga sikap tersebut dibawa juga sampai ke rumah sakit tempatnya mengabdi, yaitu RS Kasih Ibu Solo. Dr Lo mempunyai dana sosial di RS khusus untuk membantu pasien yang tidak mampu. Dana sosial ini berasal dari dr Lo pribadi. Pasien yang akan dibantu dr Lo terlebih dahulu harus mengikuti prosedur yang berlaku.

Persepsi kebanyakan masyarakat kita adalah bahwa menjadi dokter itu enak banyak duitnya.  Ibaratnya disentuh dokter saja sudah harus membayar, belum kalo disuntik, diberi obat dan sebagainya. Oleh karenanya banyak orangtua yang mendambakan anaknya menjadi dokter. Anak kecil yang mengatakan bercita-cita menjadi dokterpun tak asing lagi, sepertinya menjadi dokter adalah pilihan karier terbaik.


Para dokter sedang demo

Tentang sikap kedermawanan dan sosial dr Lo ini banyak bertentangan dengan praktek kebanyakan dokter di Indonesia.
Banyak dokter di Indonesia mengeluh dengan gaji yang diterimanya sebagai dokter. Mereka membandingkan penghasilan yang diterimanya dengan penghasilan yang diterima profesi lain seperti guru, TNI/POLRI, buruh , dsb. Mereka berpendapat bahwa penghasilan yang diterimanya tidak sebanding dengan beaya yang telah dikeluarkannya selama pendidikan sampai menjadi dokter.
Untuk memperjuangkan kepentingannya tersebut, maka terbentuklah sebuah komunitas yang bernama Satu Juta Dokter Indonesia Menuntut Kesejahteraan Berkeadilan. Di sela-sela pengabdiannya, mereka gencar menuntut pemerintah untuk memberikan kesejahteraan yang lebih memadai.


Beaya untuk menjadi dokter di Indonesia  

Untuk uang masuk atau uang pangkal masuk Fakultas Kedokteran saja dibutuhkan puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Ini belum termasuk uang semesteran dan lain-lain yang bisa mencapai jutaan rupiah, juga kewajiban membeli textbook yang kebanyakan masih impor atau terjemahan yang harganya dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Masih ditambah lagi dengan kewajiban membeli peralatan kedokteran yang standar, seperti stetoskop dan  palu reflek. Bila si calon dokter sudah memasuki masa magang / co ass / kepaniteraan klinik di RS maka masih dikenakan beaya juga.. Belum lagi beaya hidup juga kos bagi yang jauh dari keluarga, selama menempuh pendidikan yang memakan waktu 5 hingga 6 tahun.

Setelah luluspun, harus menempuh Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR), STR inilah yang digunakan untuk mendapatkan ijin praktek. STR ini harus diperbarui setiap 5 tahun sekali. STR bisa didapatkan dengan 2 cara, yaitu: UKDI dan Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Pengumpulan SKP melalui berbagai kegiatan ilmiah seperti workshop, trainning, simpisium, dll. Beaya berbagai kegiatan ini mencapai hingga puluhan juta rupiah. Untuk dokter yang bertugas di daerah pelosok tentunya membutuhkan beaya transportasi yang tidak sedikit untuk mengikuti berbagai kegiatan ini karena biasanya kegiatan ini diadakan di Pulau Jawa.

Memang dokter adalah juga manusia biasa yang tak lepas dari segala tuntutan dan kebutuhan hidup.Sekarang tergantung pada individu masing-masing bagaimana menyikapi permasalahan tersebut. 
Isi Sumpah Dokter Indonesia antara lain berbunyi:" Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan". Hal ini sudah cukup menjelaskan bahwa seorang dokter di Indonesia dituntut untuk lebih mementingan sisi perikemanusiaan. Menjadi dokter adalah pilihan. Hal ini seharusnya sudah disadari jauh hari sebelum memutuskan untuk memilih profesi ini.
Alangkah baik untuk diingat slogan yang diberikan dr Lo, dokter dari Solo:" Kalau mau kaya jangan jadi dokter, jadilah pedagang". Jadi kesimpulannya, bila menjadi dokter dimaksudkan untuk memperkaya diri adalah tidak tepat.
Bagaimana pun kita harus mendukung mereka yang berprofesi sebagai dokter yang mengabdi untuk pengupayaan kesehatan di Indonesia di tengah segala keterbatasan kesejahteraan yang mereka dapat.
Hidup dokter Indonesia!

Monday, December 9, 2013

Ini adalah Hidupku


Ini adalah hidupku yang harus kujalani
Meski berbagai rintangan datang menghadang
Harusnya aku tak gentar 'tuk  hadapi semua
Takkan kubiarkan lagi orang mengatur hidupku

Kemarin adalah kemarin, ya sudahlah
Selagi masih ada kesempatan akan kuupayakan
Aku akan berlari mengejar ketinggalan itu
Dengan kebangkitan dan perbaikan dalam hidupku

Jatuh bangun, jatuh dan bangun lagi dan lagi
Meski saat ini jalanan masih belumlah mulus
Kerirkil-kerikil sandungan masih saja ada
Biarlah satu demi satu akan kusingkirkan

Harusnya aku gagah berani bak Srikandi
Bersenjatakan panah membidik harapan
Bidikanku haruslah tepat tanpa meleset
Karena aku harus secepatnya meraih semua

(Didedikasikan untuk para single mom)

Friday, December 6, 2013

Luka Yang Kau Torehkan

 

Aku masih di sini .... membisu .... membeku
Kurasakan guratan-guratan luka yang kau torehkan
Pedih .... perih .... terasa bagai teriris sembilu
Ini memang sakit .... teramat sakit

Aku cuma memintamu penuhi kewajibanmu
Namun mengapa engkau kembali mengorek lukaku?
Luka yang masih belum sembuh benar
Bilur-bilur luka kembali menganga

Mengapa tak jua usai menderaku?
Apakah itu suatu kepuasan bagimu?
Menertawaiku yang merintih pilu
Sungguh jauh dari kata beradab

Tak kusangka tak kukira
Bila kisah kita berakhir begini rupa
Tanpa ampun tanpa rasa kau lempar aku
Ke dalam jurang derita yang memedihkan