Smart dalam bahasa Indonesia berarti pintar atau cerdas. Lalu apakah pintar sama artinya dengan cerdas? Ternyata ada yang membedakan arti keduanya.
Pintar
Pintar diartikan sebagai orang yang pandai dalam bidang
akademis, misalnya pandai menghafal, berhitung, membaca, dan sebagainya. Pintar
cenderung mengarah pada kemampuan menggunakan otak. Orang pintar sangat teratur dan disiplin dalam
menjalankan segala sesuatu dalam hidupnya. Bisa juga dikatakan orang pintar
lebih banyak menggunakan otak kirinya yang serba teratur.
Cerdas
Sementara cerdas, selain menggunakan otak juga melibatkan
hati atau perasaan, insting, naluri dan nalar. Agak berbeda dengan orang pintar,
orang cerdas tidak begitu teratur dan tidak begitu disiplin dalam hidupnya.
Namun demikian orang cerdas dapat mengerjakan sesuatu yang diperintahkan
kepadanya. Orang cerdas mampu
menerjemahkan semua yang diperintahkan kepadanya dan mampu menyelesaikannya
dengan baik, meskipun orang cerdas suka bermalas-malasan dan bersantai. Secara
emosionalpun orang cerdas lebih unggul dibanding orang pintar. Orang cerdas
lebih banyak menggunakan otak kanannya.
Perempuan Sebaiknya Pintar Atau Cerdas?
Sekarang mari kita hubungkan kehidupan seorang perempuan
dengan kata “smart” tersebut. Adalah
akan lebih baik bila perempuan lebih memiliki kecerdasan daripada kepintaran.
Menurutku pintar lebih bersifat kaku dan
tidak fleksibel dibanding cerdas, karena orang pintar memiliki kepatuhan yang
sangat terhadap ilmu yang sudah didapatnya. Mereka pantang melanggar
petuah-petuah atau ilmu yang pernah diperolehnya.
Sebagai contoh, misalnya seorang ibu pintar dalam
memperlakukan anaknya saat demam tinggi.
Dia tentu ingat nasehat dokter yang mengatakan antara lain bahwa kalau
seorang anak sedang demam tinggi maka cukup pakaikan baju yang ringan dan tutup
dengan sehelai kain atau selimut. Jangan
memakaikan baju yang tebal-tebal karena hal itu dapat menyebabkan panas tubuh
tidak dapat keluar dan malah menyebabkan suhu tubuh semakin naik.
Sementara bagi ibu yang cerdas bisa berbeda tindakannya. Boleh dikatakan bahwa ibu yang cerdas akan sedikit tak peduli pada nasehat dokter yang penting adalah anaknya cepat turun suhu badannya. Dia bisa saja memperlakukan anaknya yang sedang demam tinggi dengan cara yang bertentangan dengan yang dilakukan oleh ibu pintar. Ibu cerdas malah akan membalut tubuh anaknya yang sedang demam tinggi tersebut dengan baju yang tebal dan ditambah selimut yang tebal pula. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan keringat si anak dari tubuh dan menghilangkan demam tersebut.
Boleh dibuktikan bahwa tindakan ibu cerdas tersebut lebih berhasil dibandingkan dengan tindakan ibu pintar. Sedikit melanggar nasehat dokter yang semestinya dipercaya dalam hal pengobatan, tetapi hasilnya malah lebih maksimal. Ini sekedar contoh saja.
Sementara bagi ibu yang cerdas bisa berbeda tindakannya. Boleh dikatakan bahwa ibu yang cerdas akan sedikit tak peduli pada nasehat dokter yang penting adalah anaknya cepat turun suhu badannya. Dia bisa saja memperlakukan anaknya yang sedang demam tinggi dengan cara yang bertentangan dengan yang dilakukan oleh ibu pintar. Ibu cerdas malah akan membalut tubuh anaknya yang sedang demam tinggi tersebut dengan baju yang tebal dan ditambah selimut yang tebal pula. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan keringat si anak dari tubuh dan menghilangkan demam tersebut.
Boleh dibuktikan bahwa tindakan ibu cerdas tersebut lebih berhasil dibandingkan dengan tindakan ibu pintar. Sedikit melanggar nasehat dokter yang semestinya dipercaya dalam hal pengobatan, tetapi hasilnya malah lebih maksimal. Ini sekedar contoh saja.
Contoh lain, dalam hal wawancara kerja antara yang pintar
dan yang cerdas. Kenyataan membuktikan
bahwa sekedar merasa pintar saja tak cukup untuk berhasil melewati tahap
wawancara.
Jawaban :”Saya biasa-biasa saja dan tak banyak yang bisa diceritakan tentang diri saya” ketika diminta untuk menceritakan tentang dirinya, menunjukkan adanya rasa rendah diri dan tak percaya diri. Perusahaan masa kini tidak membutuhkan karyawan seperti itu.
Pada saat wawancara biasanya mereka ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai dirinya sendiri. Beberapa poin tentang kemahiran, kesukaan dan keinginan menyangkut masa depan yang disampaikan secara cerdas, optimis dan singkat sangatlah penting.
Jawaban :”Saya biasa-biasa saja dan tak banyak yang bisa diceritakan tentang diri saya” ketika diminta untuk menceritakan tentang dirinya, menunjukkan adanya rasa rendah diri dan tak percaya diri. Perusahaan masa kini tidak membutuhkan karyawan seperti itu.
Pada saat wawancara biasanya mereka ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai dirinya sendiri. Beberapa poin tentang kemahiran, kesukaan dan keinginan menyangkut masa depan yang disampaikan secara cerdas, optimis dan singkat sangatlah penting.
Jelas sudah bahwa orang cerdas tidak selalu berpijak pada
jalur-jalur yang telah ditentukan, agak melenceng dari jalur pun bisa dilakukan
asal masih di koridor yang pantas.
smart Woman = Perempuan Yang Cerdas = Perempuan smart
Perempuan smart adalah perempuan yang dapat menempatkan
dirinya sesuai peran yang disandangnya.
Ada beberapa kategori perempuan smart sesuai perannya,
sebagai berikut:
- Sebagai pekerja, bisa menjadi karyawan yang berkualitas atau pemimpin yang memadai dan bertanggungjawab atas semua yang dibebankan kepadanya;
- Sebagai seorang ibu, bisa mendidik dan menjadi teladan sekaligus teman bagi anak-anaknya;
- Sebagai istri, bisa mendukung, menolong dan memotivasi suaminya;
- Sebagai perempuan lajang, mengerti apa yang menjadi passionnya, serta bisa menentukan arah hidupnya.
Menurut Jami Lydia Rahardjo, penulis Buku Smart Woman:” Smart woman harus bisa menampilkan kecantikan dari dalam, yang akan terpancar
apabila perempuan memiliki hati yang penuh syukur, hati yang penuh
kedamaian, dan hati yang iklas memberi.
Tidak memikirkan apa yang tidak kita punya tapi memikirkan apa yang telah kita
miliki dan yang bisa kita bagi pada yang lain”.
Apa Yang Membuatku Smart?
Aku akan menjadi smart bila aku bisa menjalani berbagai
cobaan hidupku dengan sabar, berusaha dan berdoa hingga kuperoleh semua yang aku
cita-citakan. Sebagai orang tua tunggal, aku dituntut lebih, baik dalam
mendidik anak maupun mencari penghasilan.
Smart barangkali masih belum pantas kusandang saat ini
karena bangkrutnya usahaku dan perceraianku. Namun semua ini harus bisa aku
terima dengan lapang dada. Barangkali semua ini memang takdir yang mesti kujalani.
Aku percaya bahwa ada rencana-rencana
Tuhan yang indah untukku.
Terpenting adalah tetap fokus membangun usaha dan mendidik
anak. Mendidik anak bagi orangtua tunggal lebih sulit apalagi tanpa adanya
komunikasi dan dukungan langsung dari mantan suami. Aku akan merasa smart bila
aku dapat mengantar anakku satu-satunya menjadi jaksa seperti yang
dicita-citakannya. Di samping hal tersebut, aku juga harus fokus membangun
usahaku kembali dan rajin belajar menulis. Aku akan merasa smart bila aku
dapat memenangkan berbagai lomba menulis, dapat menerbitkan berbagai buku
seperti yang kuimpikan dan membangkitkan kembali usahaku dengan wajah yang baru.
Demikianlah pengertian smart bagiku dan hal-hal yang dapat membuatku merasa smart.