Dulu sekali seorang temanku pernah menasehatiku agar tidak keseringan memposting status yang galau, karena katanya hanya akan ditertawakan orang saja. Beberapa hari yang lalu aku membaca satu status teman yang isinya senada seperti itu. Lagi-lagi memakai istilah "ditertawakan". Sebetulnya aku sangat tidak mengerti mengapa ditertawakan? Kegalauan atau kesedihan orang ditertawakan? Kukira sangat sangat sangat tidak manusiawi. Apakah bangsa Indonesia yang mempunyai dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran yang begitu luhur, ternyata tidak mempunyai kepekaan rasa, sehingga menutup mata, hati dan pikiran terhadap permasalahan sesamanya?
Semula aku mengira facebook bisa untuk sharing dan berharap akan mendapatkan solusi, tapi ternyata aku keliru besar. Facebook cenderung hanya untuk bersenang-senang.
Lebih sering dibicarakan masalah-masalah aktual, misalnya masalah politik. Pada usia muda cenderung ke masalah cinta, namun pada usia tertentu lebih sering membicarakan tentang keluarga, karier, kegiatan keseharian, dakwah/kotbah, pandangan hidup, doa, curhatan, puisi, dsb.
Ya macam-macamlah yang ingin diungkapkan orang. Sebetulnya terserah sajalah. Kalo kita suka ya dibaca kalo kagak suka ya sudah. Sebenarnya itu juga hak setiap facebooker.
Tapi sebetulnya yang bikin aku tidak suka adalah bila sudah memberi komentar atas status orang atau kirim ucapan ulang tahun atau ucapan apa, tapi tidak dibalas atau ditanggapi. Apa sih beratnya? Kalo tidak punya waktu untuk memberi komentar balik ya cukuplah dengan memberi like saja. Pada pemberitahuan lewat seluler di saat ada yang memberikan komentar atas status kita, maka di bagian bawah ada pesan: : Balas dengan komentar atau "like".Mungkin inilah peraturan sopan santun di facebook. Tapi kan orang Indonesia mempunyai aturan sopan santun sendiri. Eh!. Orang memberi ucapan atau komentar itu adalah wujud adanya perhatian, jadi mengapa tidak berusaha menghargai perhatian orang atau orang-orang itu? Yah, semua kembali pada sifat masing-masing facebooker. Arogan atau tidak, itu saja.
Sekarang kembali pada pembicaraan di awal tadi mengenai facebooker yang tidak suka terhadap kegalauan orang. Kalo dipikir-pikir, dunia facebooker dan dunia nyata adalah sama. Di mana ada teman yang sedang kesulitan, maka teman-teman menjadi menjauh. Begitu juga sebaliknya bila ada teman yang "kejatuhan durian runtuh", maka banyak teman yang mendekat. Apakah itu manusiawi? Menurutku tidak sama sekali. Itu adalah bentuk keegoisan diri atau bentuk lain dari hedonisme.
Memang sebaiknya buat status yang bisa memberi semangat, menginspirasi secara positif dan yang bersifat ringan-ringan saja. Menurutku bila ingin mmembuat status yang galau, sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terasa galaunya tetapi misi sudah dilaksanakan.Tak perlu membohongi diri sendiri dengan membuat status palsu. Bila status apa adanya tak layak, ya sudah sementara keluar dulu dari orbit facebook.
Namun semua kembali pada facebooker masing-masing.
Facebook adalah fenomena yang dahsyat, yang bisa mempertemukan antar teman yang telah lama hilang hubungan dan bisa memperkenalkan kita dengan teman-teman baru yang berasal dari manapun juga. Di facebook juga bisa ditemukan cinta, jodoh, rekanan bisnis, pembeli, dsb. Fungsi-fungsi positif dari facebook inilah yang selayaknya kita manfaatkan.
Sekian dulu ya, salam facebooker.
Semula aku mengira facebook bisa untuk sharing dan berharap akan mendapatkan solusi, tapi ternyata aku keliru besar. Facebook cenderung hanya untuk bersenang-senang.
Lebih sering dibicarakan masalah-masalah aktual, misalnya masalah politik. Pada usia muda cenderung ke masalah cinta, namun pada usia tertentu lebih sering membicarakan tentang keluarga, karier, kegiatan keseharian, dakwah/kotbah, pandangan hidup, doa, curhatan, puisi, dsb.
Ya macam-macamlah yang ingin diungkapkan orang. Sebetulnya terserah sajalah. Kalo kita suka ya dibaca kalo kagak suka ya sudah. Sebenarnya itu juga hak setiap facebooker.
Tapi sebetulnya yang bikin aku tidak suka adalah bila sudah memberi komentar atas status orang atau kirim ucapan ulang tahun atau ucapan apa, tapi tidak dibalas atau ditanggapi. Apa sih beratnya? Kalo tidak punya waktu untuk memberi komentar balik ya cukuplah dengan memberi like saja. Pada pemberitahuan lewat seluler di saat ada yang memberikan komentar atas status kita, maka di bagian bawah ada pesan: : Balas dengan komentar atau "like".Mungkin inilah peraturan sopan santun di facebook. Tapi kan orang Indonesia mempunyai aturan sopan santun sendiri. Eh!. Orang memberi ucapan atau komentar itu adalah wujud adanya perhatian, jadi mengapa tidak berusaha menghargai perhatian orang atau orang-orang itu? Yah, semua kembali pada sifat masing-masing facebooker. Arogan atau tidak, itu saja.
Sekarang kembali pada pembicaraan di awal tadi mengenai facebooker yang tidak suka terhadap kegalauan orang. Kalo dipikir-pikir, dunia facebooker dan dunia nyata adalah sama. Di mana ada teman yang sedang kesulitan, maka teman-teman menjadi menjauh. Begitu juga sebaliknya bila ada teman yang "kejatuhan durian runtuh", maka banyak teman yang mendekat. Apakah itu manusiawi? Menurutku tidak sama sekali. Itu adalah bentuk keegoisan diri atau bentuk lain dari hedonisme.
Memang sebaiknya buat status yang bisa memberi semangat, menginspirasi secara positif dan yang bersifat ringan-ringan saja. Menurutku bila ingin mmembuat status yang galau, sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terasa galaunya tetapi misi sudah dilaksanakan.Tak perlu membohongi diri sendiri dengan membuat status palsu. Bila status apa adanya tak layak, ya sudah sementara keluar dulu dari orbit facebook.
Namun semua kembali pada facebooker masing-masing.
Facebook adalah fenomena yang dahsyat, yang bisa mempertemukan antar teman yang telah lama hilang hubungan dan bisa memperkenalkan kita dengan teman-teman baru yang berasal dari manapun juga. Di facebook juga bisa ditemukan cinta, jodoh, rekanan bisnis, pembeli, dsb. Fungsi-fungsi positif dari facebook inilah yang selayaknya kita manfaatkan.
Sekian dulu ya, salam facebooker.