Sendirian di rumah bangun agak siang. Solat Ied berkumandang, aku buru-buru mandi. Laptop lebih menarik bagiku daripada berdandan. Eh ada tetangga yang mengetuk pintu yang belum aku buka. Tetanggaku mengantar seperangkat menu lebaran lengkap berupa 3 buah lontong besar, opor ayam, pindang telur dan sambal goreng. Di rumah ini cuma ada aku doang tapi makanan yang dikirim banyak banget. Syukurlah, aku juga belum memasak jadi tak ada apapun yang bisa kumakan pagi ini.
Kemarin juga ada yang ngantar ketupat dan opor ayam ke rumah. Nanti sore aku disuruh makan lagi di sana. Tentu saja menunya sama, yaitu opor ayam. Terus terang opor ayam bukanlah makanan favoritku. Tapi mau bagaimana lagi sebab opor ayam adalah makanan tradisi saat lebaran. Di mana-mana hampir dipastikan dijumpai opor ayam lengkap dengan saudara-saudaranya. Ini khususnya di Pulau Jawa ya. Kalau di luar Jawa aku tak begitu mengerti.
Lebaran ternyata milik semua kalangan dan semua agama. Liburan bersama tentu saja juga dimanfaatkan oleh yang non muslim. Yang non muslim juga biasa memasak hidangan lebaran seperti yang muslim. Kemarin yang ngantar makanan adalah orang Kristen. Dia memasak hidangan lebaran karena banyak familinya yang muslim yang biasa datang berlebaran pada ibunya. Mau gak mau dia menyediakan juga hal itu kan?
Lebaran juga bermakna bahwa kita harus saling memaafkan. Rencananya aku berkunjung ke Semarang, tapi rencana gagal karena "temanku" tidak jadi datang kali ini. Ya udahlah gpp. Tadi aku toh udah nelpon kerabat (keluarga mantanku) di Semarang. Bermaaf-maafan sudah tentu. Semoga dengan bermaaf-maafan seperti itu dosa kita dihapuskan.
Bagaimana pun manusia tak bisa lepas dari salah dan dosa terhadap satu sama lain. Bisa saja orang merasa tak pernah bersalah. Mungkin saja begitu, tetapi kesalahan yang dibuat secara tak sengaja adalah juga salah namanya. Janganlah menjadi orang yang sombong yang merasa bersih dari segala salah dan dosa. Lebih baik kita merendahkan hati kita untuk meminta maaf dari yang lain.
Dari kotbah yang sering aku dengarkan dikatakan bahwa lebaran bermakna kemenangan bagi yang telah menjalankan puasa sebulan penuh. Dikatakan juga bahwa mereka akan kembali fitri seperti bayi yang baru lahir, suci lagi.
Semoga saja setelah berpuasa sebulan menjadikan terbiasa untuk menahan hawa nafsu, makan tidak berlebihan dan berempati pada yang membutuhkan pertolongan kita. Dan, tentu saja juga semakin menjadikan hubungan kita semua menjadi lebih baik. Semoga.