Duduk meremang sendiri di sudut ruangan
Aku matikan dian lampu dengan serta merta
Agar dapat kupandangi wajahmu dengan jelas
Melalui mata hatiku yang tak berbohong
Aku menyibak rambut yang menutupi telingaku
Kusorongkan telingaku kutajamkan pendengaranku
Agar dapat kudengar dengan jelas suaramu
Ritme suara bagai alunan musik yang melenakanku
Katakanlah apa lagi yang dapat kulakukan kini?
Hanyalah membayangkan wajahmu dan suaramu
Meresapi engkau sampai ke tulang-tulang sumsumku
Namun, bukankah engkau memang ada di sini?
Di sini engkau berada di dalam relung hatiku
Jangan tanyakan lagi mengapa, akupun tak tahu
Bukankah aku pun tak dapat memilih? Dan, kamu?
Barangkali pertanyaan ini juga engkau pertanyakan